Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DOSEN PEMBIMBING :

ETI SULIWATY

DISUSUN:

Neng Ayu Yuliandri KHGC19072

2B - S1 Keperawatan

STIKES KARSA HUSADA GARUT

2020/2021
A. Konsep Dasar Sectio caesarea Indikasi Letak Lintang
1. Definisi Penyakit
Letak lintang adalah sumbu memajang janin menyilang sumbu
memanjang ibu secara tegak lurus mendekati 90°.Jika sudut yang dibentuk
kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, terdiri dari deviated head
presentation (letak belakang mengolak) dandeviated breech presentation(letak
bokong mengolak). Presentasi paling rendah adalah bahu (Rukiyah, 2010).
Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu
memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90° (Mochtar, 2011).
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang kira-kira tegak lurus
dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Bila sumbu memanjang itu membentuk
sudut lancip, disebut letak lintang oblik yang biasanya sementara karena
kemudian akan berubah menjadi psisi longitudinal pada persalinan (Sukarni,
2013).
2. Patofisiologi
Menurut Mochtar 2011 Penyebab letak lintang sering merupakan
kombinasi dari berbagai faktor, sering pula penyebabnya tetap merupakan suatu
misteri. Faktor-faktor tersebut adalah : Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul
sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor-tumor pelvis, Janin
sudah bergerak pada hidroaminon, multiparitas, anak kecil, atau sudah
matiGameli (kehamilan ganda)Kelainan uterus, sepertiarkuatus,bikornus, atau
septum, Lumbar skoliosis, Monster, Pelvic kidney dan kandung kemih serta
rectum yang penuh.
Menurut oxorn, 2003 malpresentasi letak lintang dibedakan menjadi :
Bayi dapat benar-benar melintang terhadap perut ibu, atau miring dengan kepala
atau bokong ada di fosca ilaica, umumnya lebih tinggi dari kepala. Penunjuknya
adalah scapula (Sc) tempat kepala menentukan posisinya yaitu kanan atau kiri,
sedangkan punggung menunjukan kedudukan anterior dan posterior.JadiLscp
berarti letak lintang, kepala disebelah kiri ibu dan punggung janin
dibelakang.Bagian yang benar benar ada diatas PAPmungkin bahu, punggung,
perut, dada atau sisi badan janin.Klasifikasi letak lintang Menurut Mochtar,
2011letak kepala terbagi atas :LLi I: Kepala di kiri, LLi II: Kepala di
kananMenurut posisi punggung terbagi atas:Dorso anterior (di depan), Dorso
posterior (di belakang), Dorso superior (di atas), Dorso inferior (di bawah).
Menurut chamberlain, 1994 akibat yang paling serius dari letak
abnormal adalah rupture uterus dengan kematian ibu dan anak. Selaput ketuban
mengalami rupture segera setelah awal kontraksi karena seluruh kekuatan
kontraksi ditransmisikan secara langsung pada cairan didepanya. Cairan amnion
seluruhnya keluar dengan cepat sehingga dapat terjadi prolaps tali pusat. Uterus
membalut sekeliling janin yang meninggal karena penurunan suplai oksigen
akibat kompresi placenta atau akibat prolapsetali pusat. Segmen bawah uterus
semakin tipis sesuai dengan kontraksi segmen atas dan beretraksi secara
berlebihan dalam usaha untuk mengeluarkan janin.Segmen bawah uterus yang
tipis akhirnya robek, baik secara spontan atau setelah dilakukanya usaha
manipulasi intra-uterus.Jika arteri uterina utama atau pembuluh darah besar
lainya robek, pasien dapat mengalami perdarahan yang dengan cepat
mematikan.
Pada pasien yang beruntung letak yang abnormal dapat mengalami
koreksi dengan sendirinya dan akan terjadi persalinan tanpa komplikasi. Hal ini
tidak boleh di andalkan harus dengan tindakan pencegahan dan koreksi.
Letak lintang pada janin dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan
antara lain dengan Pemeriksaan Abdominal didapatkan Terlihat abdomen tidak
simetris, Sumbu memanjang janin melintang terhadap perut ibu, Fundus uteri
lebih rendah dari yang diharapkan sesuai dengan umur kehamilan. Dikatakan
uterus jongkok.Batas atasnya dekat pusat dan lebih lebar dari biasa, Di kutub
atas dan bawah uterus tidak teraba kepala maupun bokong, Kepala dapat diraba
di salah satu sisi ibu, Bokong teraba disisi lain, pada pemeriksaan denyut
jantung janin terdengar jelas dibawah pusat dan tidak mempunyai arti diagnostik
dalam penentuan letak.Sedangkan pada pemeriksaan vaginal adalah hasil
negative, tidak teraba kepala maupun dibokong.Bagian terendah janin tinggi
diatas PAP.Kadang-kadang dapat diraba bahu, tangan, iga atau punggung
anak.Oleh karena bagian terendah tidak dengan baik menutup panggul, mungkin
ketuban menonjol kedalam vagina.Pada Pemeriksaan sinar-x berguna untuk
memastikan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelainan janin atau
panggul ibu (Oxorn, 2003).
Menurut Cunningham, 2013 teknik letak lintang adalah pemutaran janin
ke arah depan (foward roll) biasanya dicoba lebih dahulu. Masing-masing
tangan mencekap satu kutub janin, bokong dielevasi dari pelvis ibu dan
dipindahkan lateral. Kemudian bokong dibimbing secara perlahan menuju
fundus, sedangkan kepala diarahkan ke pelvis. Bila pemutaran ke arah depan
tidak berhasil, maka dicoba untuk melakukan pemutaran ke arah belakang
(backward flip). Percobaan versi dihentikan jika pasien sangat tidak nyaman,
denyut jantung janin abnormal persisten, atau setelah beberapa kali percobaan
tidak berhasil. Pemeriksaan CTG nonstres test diulang setelah versi hingga
diperoleh hasil yang normal. Versi sefalik eksternal harus dilakukan di tempat
yang mempunyai akses cepat pada fasilitas lengkap untuk melakukan pelahiran
Caesar darurat (American college of obstetricians and gynecologists,
2000).Pemeriksaan sonografi dilakukan untuk memastikan bukan presentasi
vertex dan volume cairan amnion cukup, untuk menyingkirkan kelainan janin
jika belum dilakukan pemeriksaan sebelumnya, dan untuk mengidentifikasi
lokasi plasenta.Pemantauan eksternal dilakukan untuk menilai reaktivitas denyut
jantung janin, imunoglobin anti-D diberikan bila terdapat indikasi.
Menurut oxorn, 2003 mekanisme persalinan pada malposisi letak lintang
antara lain : letak lintang yang menetap tidak akan dapat lahir spontan dan bila
tidak dilakukan koreksi akan terjadi kemacetan. Bahu mendesak kedalam
panggul, kepala dan bokong tetap diatas PAP, leher teregang, dan persalinan
tidak maju.Letak lintang tidak boleh dibiarkan saja. Penanganan letak lintang
sebelum dalam persalinan yaitu : dilakukan pemeriksaan abdominal, pelvic, dan
radiologik dengan teliti untuk mengesampingkan kelainan-kelainan janin dan
panggul, Harus diusahakan versi luar menjadi letak bokong atau lebih baik
kepala, mungkin ini harus dikerjakan berulang-ulang oleh karena ada
kecenderungan letak lintang kembali lagi sedangkan sectio caesareaelektif
merupakan indikasi apabila ada keadaan-keadaan yang tidak memungkinkan
persalinan pervaginam dengan selamat. Ini meliputi komplikasi-komplikasi
seperti placenta previa atau disporposi kepala panggul.Kadang-kadang ditunggu
mulainya persalinan oleh karena ada kemungkinan malposisi atau terkoreksi
sendiri.Penanganan pada awal persalinan harus diusahakan versi luar dan kalau
berhasil presentasi yang baru dipertahankan dengan bebat perut yang kencang
sampai bagian terendah tersebut terfiksasikan dalam panggul. Penanganan pada
persalinan aktif : letak lintang yang menetap adalah dengan sectio caesarea
maupun versi ekstraksi, sebelum keputusan diambil lebih dahulu
dipertimbangkan lima hal : Causa letak lintang, paritas pasien, pembukaan
cervix, keadaan ketuban, keadaan janin. Dilakukan sectio caesarea pada
keadaan-keadaan berikut : bila ada keadaan yang tidak memungkinkan
persalinan per vaginam dengan selamat, pada semua primigravida, pada
multipara dengan riwayat obstetri jelek seperti persalinan yang sukar, trauma
pada bayi, atau lahir mati. Pada multipara dengan cervix yang tebal dan masih
tertutup serta pada pasien dengan riwayat sterilitas.
3. Data Fokus Pengkajian (wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik)
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur,jenis kelamin,status perkawinan,pekerjaan, pendidikan,
agama, suku, bangsa, alamat, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Keadaan yang dirasakan klien
3. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan klien pada keadaan sekarang : PQRST

4. Riwayat kesehatan dahulu


Penyakit yang pernah diderita klien
5. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang diderita oleh keluarga
6. Data kehamilan dan persalinan
A. Riwayat Genekologi
1. Riwayat Menstruasi
HPHT ( Hukum nagle, siklus 28 hari : +7 -3 +1 ), siklus dan lama
haid
2. Riwayat perkawinan
Usia pernikahan, lama perkawinan, status perkawinan
3. Riwayat ANC
Tempat ANC dan kunjungan ANC, temp
4. Riwayat kontrasepsi
Jenis kontrasepsi yangdigunakan, waktu dan lama penggunaan, jenis
kontrasepsi yang akan dilaksanakan, jumlah anak yang direncanaka.
B. Riwayat Obstetri
1. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
2. Riwayat kehamilan sekarang
Klien merasa hamil, keluhan waktu hamil, gerakan anak pertama,
imunisasi, penambahan BB selama hamil, pemeriksaan
kehamilan, tempan periksaan dan hasil pemeriksaan
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Penampilan umum, tingkat kesadaran ( compos mentis GCS : E : M: V
TTV (T,N,R,R,S)
b. Kepala
Bentuk kepala, distribusi, rambut rontok atau tidak, ada ketombe atau
kutu tidak, terdapat lesi atau tidak, ada nyeri atau tidak, terdapat
benjolan atau tidak.
c. Wajah
Bentuk wajah, ada gangguan atau tidak pada wajah, terdapat lesi atau
tidak, terdapat tekanan nyeri atau tidak, terdapat benjolan atau tidak.
d. Leher
Bentuk leher, terdapat lesi atau tidak, terdapat pembesarab tonsil atau
tidak, terdapat pembesaran kelenjar thyroid atau tidak, terdapat nyeri
tekan atau tidak, terdapat benjolan atau tidak.
e. Mata
Bentuk mata, konjungtiva, sclera, pupil, penglihatan baik atau tidak,
terdapat nyeri tekan atau tidak.
f. Hidung
Bentuk hidung, terdapat lesi atau tidak, terdapat serumen atau tidak,
terdapat nyeri tekan atau tidak, terdapat benjolan atau tidak, fungsi
telinga.
g. Telinga
Bentuk telinga, terdapat serumen atau tidak, terdapat nyeri tekan atau
tidak, terdapat benjolan atu tidak, Fungsi telinga.
h. Mulut
Bentuk, mukosa bibir lemba/ tidak, terdapat sekret atau tidak,
terdapat caries gigi atau tidak, terdapat pendarahan pada gigi atau
tidak.
i. Dada
Bentuk, gerakan nafas, terdapat lesi atau tidak, terdapat benjolan atau
tidak, payudara tersanya nyeri saat ditekan atau tidak, asi sudah
keluar atau tidak,
j. Abdomen
Bentuk, terdapat luka jahitan atau tidak, terdapat nyeri tekan atau
tidak, tegang kontrasi uterus.
k. Genetalia
Keadaan genetalia, pendarahan, warna darah.
l. Ekstremitas
1) Ektremitas Atas
Bentuk tangan, terdapat lesi atau tidak, terdapat bengkak atau
tidak, terdapat nyeri tekan atau tidak, kekuatan otot tangan.
2) Ektrermitas bawah
Bentuk kaki, terdapat lesi atau tidak, terdapat bengkak atau
tidak,terdapat nyeri tekan atau tidak, refleks.
8. Diagnosa keperawatan /
1) Gangguan tidak menyesui tidak efektif
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post sectio
caesar
9. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan tidak menyusui efektif
Intervensi:
1) Lakukan Observasi keluarnya asi
2) Ajarkan pasien menyusui bayinya dengan benar
3) Anjurkan pasien makan-makanan yang bergizi
4) Berikan tindakan breast care
2. Gangguan rasa myaman nyeri berhubungan dengan luka post sectio
caesar
Intervensi:
1) Lakukan obserpasi TTV
2) Lakukan penanganan nyeri
3) Kolaborasi pemberian analgetik

Anda mungkin juga menyukai