Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

PASIEN
“ DISPEPSIA “

Arsyiawati, S.Ked.
BAB I
PENDAHULUAN
 Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu
tertentu dapat dialami oleh seseorang.

 Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan


bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami hal ini
dalam beberapa hari.

 Dari data di Negara barat di dapatkan prevalensinya berkisar


7-41% tapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis.
Belum ada data epidemiologi di Indonesia.
Tujuan

Umum Khusus

 Melakukan pendekatan  Mengetahui karakteristik (fungsi


kedokteran keluarga keluarga, bentuk keluarga, dan
siklus keluarga) keluarga pasien
terhadap pasien Dispepsia Dispepsia.
dan keluarganya di  Mengetahui faktor risiko yang
Kecamatan Poasia Kota mempengaruhi timbulnya masalah
Kendari tanggal 30 Mei kesehatan pada pasien Dispepsia
2015 dan keluarganya.
 Mendapatkan pemecahan masalah
kesehatan pasien Dispepsia dan
keluarganya
Manfaat
 Bagi Penulis
Menambah pengetahuan penulis tentang kedokteran keluarga, serta
penatalaksanaan Dispepsia dengan pendekatan kedokteran keluarga.

 Bagi Tenaga Kesehatan


Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap memberikan
penatalaksanaan kepada pasien Dispepsia dilakukan secara Holistik dan
komprehensif serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses
penyembuhan.

 Bagi Pasien dan Keluarga


Memberikan informasi kepada pasien dan keluargamya bahwa keluarga
juga memiliki peranan yang cukup penting dalam kesembuhan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
 Dispepsia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys-
(buruk) dan –peptein (pencernaan).
 Kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari
nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual,
muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh,
sendawa, regurgitas asam lambung, dan rasa panas
yang menjalar ke dada.
Klasifikasi
Ada kelainan organik sbg
penyebabnya mis. Tukak
lambung,radang pankreas,
Org
Org
radang empedu dll
anik
anik

Fungs
Fungs
ional
ional

Bila tidak jelas


penyebabnya
Gejala dispepsia fungsional (menurut kriteria Roma)
:

a. Gejala menetap selama 3 bulan dalam 1 tahun


terakhir.
b. Nyeri epigastrium yang menetap atau sering kambuh
(recurrent).
c. Tidak ada kelainan organik yang jelas (termasuk
endoskopi)
d. Tidak ada tanda-tanda IBS (Irritable Bowel
Syndrome)
- symptom tidak hilang dengan defekasi
- tidak ada perubahan frekuensi dan konsistensi tinja
Faktor Risiko
 Individu dengan karakteristik berikut ini lebih berisiko
mengalami dispepsia:
 konsumsi kafein berlebihan,

 minum minuman beralkohol,

 merokok,

 konsumsi steroid dan OAINS,

 serta berdomisili di daerah dengan prevalensi H. pylori

tinggi.
 Genetik

 stress
Patofisiologi
 Patofisiologi dispepsia masih belum sepenuhnya
jelas faktor-faktor yang dicurigai memiliki peranan
bermakna, seperti :
1. Abnormalitas fungsi motorik lambung, khususnya
keterlambatan pengosongan lambung,
hipomotilitas antrum.
2. Infeksi Helicobacter pylori
3. Faktor-faktor psikososial, khususnya terkait
dengan gangguan cemas dan depresi.
Pemeriksaan
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik :
Untuk mengidentifikasi kelainan intra abdomen atau intra lumen
yang padat (misalnya tumor), pembesaran organ, atau nyeri tekan
yang sesuai dengan adanya rangsang peritoneal/peritonitis.
Pemeriksaan Penunjang :
 Laboratorium

 USG

 Radiologi

 Endoskopi
Terapi
Non Medikamentosa : Medikamentosa :
 Modifikasi gaya hidup  Obat golongan penekan asam

(Dianjurkan makan dalam lambung:


porsi yang lebih kecil tetapi (Antasida, H2blocker, dan
lebih sering) Proton Pump Inhibitor)
 Menghindari stress
 Obat golongan sitoprotektif :
 Stop merokok & alkohol
Sukralfat, Rebamipid
 Stop kafein
 Antibiotika :
 Menghindari makanan dan Infeksi Helicobacter pylori
minuman soda (Amoksisilin,Claritromisin,
 Menghindari makan tinggi dan Metronidazol)
lemak
BAB III
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
 Tanggal kunjungan rumah : 30 Mei 2015
 Tempat : Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia.

Identitas Pasien
 Nama: Ny. Asni Reli

 Umur : 31 Tahun
 Jenis kelamin : Perempuan

 Alamat : Kelurahan Rahandouna, Kecamatan Poasia.

 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


 Suku : Tolaki

 Agama : Islam
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal 1
rumah

Hubung
Nama Umu
N an Pendidikan/ Keadaan
anggot r
o. keluarg pekerjaan fisik
a L/P
a
Tn. L/34
1. Jabal Tahu KK D3/PNS Sehat
Nur n
P/54
Ny. Dyspepsi
2. Tahu Istri SMA/ IRT
Asni a
n
L/8
An.
3. Tahu Anak SD Sehat
ANAMNESIS
 Keluhan utama: Nyeri ulu hati
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan riwayat berobat ke puskesmas poasia pada bulan Mei
dengan keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan seperti rasa panas dan menjalar ke dada. Nyeri
dirasakan menetap dan kadang berulang. Nyeri dirasakan memberat bila
terlambat makan dan makan makanan pedas. Selain itu pasien juga
merasakan mual tapi tidak muntah. Setelah makan, perut terasa kembung,
penuh dan merasa cepat kenyang. Pasien juga mengeluh lemas dan nafsu
makan menurun sejak sakit. Pasien memiliki kebiasaan makan tidak
teratur. Beberapa hari sebelum ke Puskesmas Poasia, os mengatakan 3 hari
terakhir terlambat makan. Tidak ada riwayat penggunaan obat anti nyeri.
BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien memiliki riwayat pekerjaan
sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien berobat ke puskesmas diberi obat
penekan asam lambung yaitu antasida. Pasien di anjurkan untuk makan
teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering,
 Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit dispepsia sejak usia remaja.
 Riwayat Penyakit Keluarga
- Ibu mengalami dispepsia
- Anak-anak pasien semua sehat dan mereka sangat
perhatian terhadap kesehatan pasien.
Pemeriksaan Fisik (30 Mei 2015)
 Keadaan umum : sakit sedang, composmentis

Tanda Vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg

 Frekwensi nadi : 80 x/mnt

 Frekwensi nafas : 20 x/mnt

 Suhu : 36,5oC
Status Interna
 Kepala : Normochepal, rambut warna hitam, tidak mudah
rontok
 Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokhor
 Telinga : Normotia, otalgia (-), otorhea (-/-), serumen (-/-),
membran timpani intak
 Hidung : Mukosa hidung merah muda, deviasi septum (-),
rinore (-), epistaksis (-)
 Mulut : Bibir kering, lidah kotor (-), stomatitis (-)
 Tenggorok : T1T1 , hiperemis (-)
 Leher : pembesara KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax Cor
 Inspeksi : ictus cordis tidak
 Inspeksi : Normochest,
tampak
pergerakan dinding dada
 Palpasi : ictus cordis teraba di
simetris ki = ka, retraksi
ICS V midclavicula sinistra
sela iga (-)
 Perkusi : batas atas di ICS III
 Palpasi : Nyeri tekan (-),
linea parasternalis dextra, batas
vokal fremitus ki = ka kanan di ICS IV linea
 Perkusi : sonor (+) pada parasternalis dextra, batas kiri
di ICS V linea parasternalis
kedua lapangan paru
sinistra.
 Auskultasi : vesikuler (+/+)
 Auskultasi : BJ I/II reguler,
, BT : (-/-) bising (-)
Abdomen  Genito Urinaria :
 Inspeksi : datar, ikut tidak diperiksa
gerak napas (-)
 Palpasi : Nyeri tekan
 Ekstremitas : Edema
epigastrium (+), massa (-/-), Akral dingin (-),
tumor (-), pembesaran
sianosis (-) Cap refill :
hepar dan lien (-),
2 detik
 Perkusi : timpani (+)

 Auskultasi : bising usus

(+), 10 x/ menit
4. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Pemeriksaan laboratorium, USG dan Endoskopi
5. Alasan diperlukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium untuk mengidentifikasi adanya faktor
infeksi
USG untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa esofagus, lambung
atau usus
halus dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari
lapisan lambung.
6. Hasil laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan Lab. USG dan Endoskopi
7. Diagnosis kerja
Dispepsia
8. Diagnosis Banding
GERD
9 Penyelesaian masalah yang dihadapi pasien
Penyelesaian masalah pada pasien ini adalah mengikuti anjuran
dokter untuk makan teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil
tetapi lebih sering, menghindari makanan pedas, asam, bersoda dan
menghindari minuman bersoda, berkafein dan beralkohol, serta
menghindari stres
10 Pasien ini perlu dirujuk
Pasien ini perlu dirujuk apabila telah terdapat komplikasi
11 Penjelasan yang diberi pada pasien dan keluarganya tentang
penyakit yang di derita
Menjelaskan tentang apa itu penyakit Dispepsia.
Menjelaskan bahwa dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom
yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual,
muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitas
asam lambung, dan rasa panas yang menjalar di dada
Terlambat makan, makan makanan pedas, dan stress merupakan
penyebab timbulnya dispepsia pada pasien ini.
12 Penjelasan yang disampaikan tentang peranan pasien dan
keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit yang
diderita
Menjelaskan bahwa kesembuhan tergantung dari keinginan pasien
untuk sembuh dan dukungan dari keluarga.
Menjelaskan bahwa keluarga harus berperan aktif dalam proses
kesembuhan pasien, misalnya dengan selalu memperhatikan waktu
makan, konsumsi makanan dan minuman pasien.
Menganjurkan kepada keluarga pasien agar menghindarkan
pasien dari faktor pencetus lainnya yang dapat menimbulkan
keluhan dispepsia misalnya konsumsi obat anti nyeri dan stress.
Menganjurkan kepada pasien dan keluarga pasien agar segera
membawa pasien ke dokter bila keluhan dispepsia timbul.
13 Penyuluhan yang dilakukan pada pasien dan
keluarganya.
Penyuluhan yang dilakukan pada pasien dan keluarga:
Menjelaskan bahwa salah satu penyebab dispepsia adalah
terlambat makan.
Menjelaskan tentang gejala-gejala dispepsia
Penjelasan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari keluhan dispepsia.
Menjelaskan tentang apa itu penyakit dispepsia, faktor
risiko, dan cara pencegahannya
Menjelaskan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kondisi pasien
14. Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya
( pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan
tertier)
1.Pencegahan primer
Memberikan penyuluhan tentang penyakit Dispepsia
Menyarankan pasien untuk menghindari faktor-faktor risiko
Dispepsia.
2.Pencegahan sekunder
Melakukan pemeriksaaan kesehatan pada keluarga yang memiliki
gejala dan segera diberi pengobatan kepada anggota keluarga
menderita keluhan yang sama serta anjurkan berpola hidup yang
bersih dan sehat.
3.Pencegahan tersier
-Disability limitation: pola hidup (pola makan ) harus baik, di
anjurkan makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering.
-Rehabilitation: jika sudah timbul komplikasi dari penyakit pasien
dianjurkan untuk segera ditangani di rumah sakit sehingga komplikasi
yang dialami dapat dicegah perburukannya atau bahkan diminimalisir.
Kegiatan yang Dilakukan Saat Kunjungan
Rumah
1. Perjalanan penyakit saat ini :
Pasien dengan riwayat berobat ke puskesmas poasia pada bulan mei dengan
keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti rasa panas dan menjalar ke dada. Nyeri dirasakan menetap dan
kadang berulang. Nyeri dirasakan memberat bila terlambat makan dan makan
makanan pedas. Selain itu pasien juga merasakan mual tapi tidak muntah.
Setelah makan, perut terasa kembung, penuh dan merasa cepat kenyang. Pasien
juga mengeluh lemas dan nafsu makan menurun sejak sakit. Pasien memiliki
kebiasaan makan tidak teratur. Beberapa hari sebelum ke Puskesmas Poasia, os
mengatakan 3 hari terakhir terlambat makan. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pasien memiliki riwayat pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien berobat
ke puskesmas diberi obat penekan asam lambung yaitu antasida. Pasien di
anjurkan untuk makan teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih
sering, menghindari makanan pedas, asam, bersoda dan menghindari minuman
bersoda, berkafein dan beralkohol, serta menghindari stres.
2 Riwayat penyakit keluarga :
Ibu menderita dispepsia
Anak-anak pasien semua sehat dan mereka sangat perhatian
terhadap kesehatan pasien.

3 Riwayat penyakit dahulu


Riwayat dispepsia sejak usia remaja
Diagnosis Holistik
1. Aspek personal
Pasien berobat dengan harapan bisa sembuh dari penyakitnya. Pasien berharap keluhan ini
tidak memperberat dan menganggu pekerjaan pasien.
2. Aspek risiko internal
Faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien saat ini yaitu: terlambat makan dan
makan makanan pedas.
3. Aspek psikososial keluarga
a. Hubungan penderita dengan anggota keluarga lainnya baik. Suami sangat perhatian
kepada pasien dan merawat pasien dengan baik
b. Pasien mempunyai dua orang anak yang masih kecil.
c. Hubungan pasien dengan tetangga juga baik.
d. Hubungan dengan tetangga atau orang sekitar juga baik
e. Faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan pasien : tidak ada Keluarga yang
mengingatkan pasien untuk rutin kontrol ke pusat pelayanan kesehatan.
Diagnosis Sosial, Ekonomi, Pencarian
Pelayanan Kesehatan Dan Perilaku
1. Sosial a. Hubungan keluarga dengan tetangga atau orang sekitar
baik, saling membantu jika ada kesulitan
b. Tidak ada masalah baik di rumah, maupun dengan
tetangganya
2. Ekonomi a. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
b. Sehari-hari biaya kehidupan keluarga pasien berasal dari
gaji suami.
3. Penggunaan pelayanan a. Jika salah satu keluarga pasien sakit maka pasien lebih
kesehatan sering ke puskesmas dari pada rumah sakit.
. b. Kurangnya pengetahuan tentang Dispepsia.
c. Kesadaran pasien untuk mengikuti saran yang diberikan
oleh petugas kesehatan
4. Perilaku yang tidak a. Kebiasaan pasien yang terlambat makan.
menunjang kesehatan. b. Perilaku kebiasaan makan makanan pedas
Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan
Lingkungan Kehidupan Keluarga

Faktor Keterangan Kesimpulan tentang


faktor pelayanan
kesehatan
Sarana pelayanan Puskesmas dan Rumah Memuaskan
kesehatan yang digunakan sakit
oleh keluarga
Cara mencapai sarana Berjalan kaki, Kendaraan Menggunakan kendaraan
pelayanan kesehatan tsb roda dua, roda empat roda dua

Tarif pelayanan kesehatan (sangat mahal,mahal, Terjangkau karena


yang dirasakan terjangkau, murah, gratis) menggunakan BPJS
Kesehatan
Lingkungan Tempat Tinggal
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan tentang faktor
lingkungan tempat tinggal
Luas rumah : 14m x 7m
Bertingkat / tidak Tidak bertingkat
Jumlah penghuni rumah : 4 orang
Kondisi halaman : bersih
Lantai rumah dari : Lantai semen
Dinding rumah dari : Batu merah dan batu bata
Kondisi dalam rumah : Bersih
Kepemilikan rumah : Milik sendiri
(milik sendiri, kontrak, menumpang.)
Daerah perumahan : Padat
(kumuh, padat, berjauhan, bersih, mewah,)
Intervensi Pada Keluarga

Hari / Intervensi yang dilakukan dan rencana tindak lanjut.


Tanggal
Sabtu, 30 Edukasi pasien tentang Dispepsia, Pengenalan
mei 2015 tentang etiologi, gejala klinis, patofisiologi dan
manajemen penatalaksanaan dan pencegahan.
Metode edukasi yang diberikan berupa penyuluhan
dan diskusi dengan pasien.
Analisa kasus dengan menggunakan
pendekatan kedokteran keluarga
 Dari hasil kunjungan rumah tanggal 30 mei 2015 didapatkan
pasien perempuan 31 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri pada daerah epigastrium. Dari hasil pengamatan
terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab
pasien menderita keluhan nyeri pada epigastrium yaitu
terlambat makan dan faktor makanan. Perubahan pola makan
yang tidak teratur dan konsumsi makanan pedas pada saat
lambung kosong akan mengakibatkan erosi pada lambung
akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi
demikian dapat mengakibatkan peningkatan HCL yang akan
merangsang terjadinya kondisi asam lambung, sehingga
rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah
sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun minuman.
 Obat yang diberikan yaitu antasida. Golongan obat ini mudah
didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam
lambung. Antasid biasanya mengandungi Na bikarbonat,
Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid
jangan terus- menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk
mengurangi rasa nyeri.
 Edukasi pada pasien dan keluarga yaitu di anjurkan untuk
makan teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih
sering, menghindari makanan pedas, asam dan menghindari
minuman bersoda, berkafein dan beralkohol, serta
menghindari stres.
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
 Dari hasil kunjungan rumah tanggal 30 Mei 2015 diperoleh informasi pasien

perempuan 31 tahun di diagnosa menderita Dispepsia.


 Dari hasil kunjungan rumah maka didapatkan masalah yang terjadi pada keluarga

yaitu: pengetahuan pasien yang masih kurang tentang penyakit Dispepsia, terlambat
makan dan makan makanan pedas yang menjadi faktor risiko penyakit tersebut.
 Telah dilakukan upaya preventif dan promotif terhadap pasien dan keluarganya dalam

upaya pengobatan dan memantau kondisi pasien berupa melakukan penyuluhan


tatalaksana Dispepsia dengan minum obat dan di anjurkan untuk makan teratur,
makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering, menghindari makanan pedas,
asam dan menghindari minuman bersoda, berkafein dan beralkohol, serta menghindari
stres.
 Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk kesehatan pasien di usia

tuanya.
 Semua fungsi keluarga terlaksana dengan baik
Saran
 Saran kepada Mahasiswa
 Lebih memahami dan aktif dalam menganalisa permasalahan kesehatan baik pada
keluarga maupun lingkungannya.
 Lebih sering berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam keluarga untuk
menindak lanjuti suatu penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut.
 Saran kepada Puskesmas
 Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan
masyarakat.
 Saran kepada Keluarga
 Diharapkan agar keluarga pasien menjaga pola makan dan melakukan pengobatan
ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila sakit.
 Saran kepada Penderita
 Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya.

Daerah Perumahan Pasien
RUMAH PASIEN

Anda mungkin juga menyukai