PASIEN
“ DISPEPSIA “
Arsyiawati, S.Ked.
BAB I
PENDAHULUAN
Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu
tertentu dapat dialami oleh seseorang.
Umum Khusus
Fungs
Fungs
ional
ional
merokok,
tinggi.
Genetik
stress
Patofisiologi
Patofisiologi dispepsia masih belum sepenuhnya
jelas faktor-faktor yang dicurigai memiliki peranan
bermakna, seperti :
1. Abnormalitas fungsi motorik lambung, khususnya
keterlambatan pengosongan lambung,
hipomotilitas antrum.
2. Infeksi Helicobacter pylori
3. Faktor-faktor psikososial, khususnya terkait
dengan gangguan cemas dan depresi.
Pemeriksaan
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik :
Untuk mengidentifikasi kelainan intra abdomen atau intra lumen
yang padat (misalnya tumor), pembesaran organ, atau nyeri tekan
yang sesuai dengan adanya rangsang peritoneal/peritonitis.
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
USG
Radiologi
Endoskopi
Terapi
Non Medikamentosa : Medikamentosa :
Modifikasi gaya hidup Obat golongan penekan asam
Identitas Pasien
Nama: Ny. Asni Reli
Umur : 31 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal 1
rumah
Hubung
Nama Umu
N an Pendidikan/ Keadaan
anggot r
o. keluarg pekerjaan fisik
a L/P
a
Tn. L/34
1. Jabal Tahu KK D3/PNS Sehat
Nur n
P/54
Ny. Dyspepsi
2. Tahu Istri SMA/ IRT
Asni a
n
L/8
An.
3. Tahu Anak SD Sehat
ANAMNESIS
Keluhan utama: Nyeri ulu hati
Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan riwayat berobat ke puskesmas poasia pada bulan Mei
dengan keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Nyeri dirasakan seperti rasa panas dan menjalar ke dada. Nyeri
dirasakan menetap dan kadang berulang. Nyeri dirasakan memberat bila
terlambat makan dan makan makanan pedas. Selain itu pasien juga
merasakan mual tapi tidak muntah. Setelah makan, perut terasa kembung,
penuh dan merasa cepat kenyang. Pasien juga mengeluh lemas dan nafsu
makan menurun sejak sakit. Pasien memiliki kebiasaan makan tidak
teratur. Beberapa hari sebelum ke Puskesmas Poasia, os mengatakan 3 hari
terakhir terlambat makan. Tidak ada riwayat penggunaan obat anti nyeri.
BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien memiliki riwayat pekerjaan
sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien berobat ke puskesmas diberi obat
penekan asam lambung yaitu antasida. Pasien di anjurkan untuk makan
teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering,
Riwayat Penyakit Terdahulu
Riwayat penyakit dispepsia sejak usia remaja.
Riwayat Penyakit Keluarga
- Ibu mengalami dispepsia
- Anak-anak pasien semua sehat dan mereka sangat
perhatian terhadap kesehatan pasien.
Pemeriksaan Fisik (30 Mei 2015)
Keadaan umum : sakit sedang, composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Status Interna
Kepala : Normochepal, rambut warna hitam, tidak mudah
rontok
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokhor
Telinga : Normotia, otalgia (-), otorhea (-/-), serumen (-/-),
membran timpani intak
Hidung : Mukosa hidung merah muda, deviasi septum (-),
rinore (-), epistaksis (-)
Mulut : Bibir kering, lidah kotor (-), stomatitis (-)
Tenggorok : T1T1 , hiperemis (-)
Leher : pembesara KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak
Inspeksi : Normochest,
tampak
pergerakan dinding dada
Palpasi : ictus cordis teraba di
simetris ki = ka, retraksi
ICS V midclavicula sinistra
sela iga (-)
Perkusi : batas atas di ICS III
Palpasi : Nyeri tekan (-),
linea parasternalis dextra, batas
vokal fremitus ki = ka kanan di ICS IV linea
Perkusi : sonor (+) pada parasternalis dextra, batas kiri
di ICS V linea parasternalis
kedua lapangan paru
sinistra.
Auskultasi : vesikuler (+/+)
Auskultasi : BJ I/II reguler,
, BT : (-/-) bising (-)
Abdomen Genito Urinaria :
Inspeksi : datar, ikut tidak diperiksa
gerak napas (-)
Palpasi : Nyeri tekan
Ekstremitas : Edema
epigastrium (+), massa (-/-), Akral dingin (-),
tumor (-), pembesaran
sianosis (-) Cap refill :
hepar dan lien (-),
2 detik
Perkusi : timpani (+)
(+), 10 x/ menit
4. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
Pemeriksaan laboratorium, USG dan Endoskopi
5. Alasan diperlukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium untuk mengidentifikasi adanya faktor
infeksi
USG untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa esofagus, lambung
atau usus
halus dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari
lapisan lambung.
6. Hasil laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan Lab. USG dan Endoskopi
7. Diagnosis kerja
Dispepsia
8. Diagnosis Banding
GERD
9 Penyelesaian masalah yang dihadapi pasien
Penyelesaian masalah pada pasien ini adalah mengikuti anjuran
dokter untuk makan teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil
tetapi lebih sering, menghindari makanan pedas, asam, bersoda dan
menghindari minuman bersoda, berkafein dan beralkohol, serta
menghindari stres
10 Pasien ini perlu dirujuk
Pasien ini perlu dirujuk apabila telah terdapat komplikasi
11 Penjelasan yang diberi pada pasien dan keluarganya tentang
penyakit yang di derita
Menjelaskan tentang apa itu penyakit Dispepsia.
Menjelaskan bahwa dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom
yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual,
muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, sendawa, regurgitas
asam lambung, dan rasa panas yang menjalar di dada
Terlambat makan, makan makanan pedas, dan stress merupakan
penyebab timbulnya dispepsia pada pasien ini.
12 Penjelasan yang disampaikan tentang peranan pasien dan
keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit yang
diderita
Menjelaskan bahwa kesembuhan tergantung dari keinginan pasien
untuk sembuh dan dukungan dari keluarga.
Menjelaskan bahwa keluarga harus berperan aktif dalam proses
kesembuhan pasien, misalnya dengan selalu memperhatikan waktu
makan, konsumsi makanan dan minuman pasien.
Menganjurkan kepada keluarga pasien agar menghindarkan
pasien dari faktor pencetus lainnya yang dapat menimbulkan
keluhan dispepsia misalnya konsumsi obat anti nyeri dan stress.
Menganjurkan kepada pasien dan keluarga pasien agar segera
membawa pasien ke dokter bila keluhan dispepsia timbul.
13 Penyuluhan yang dilakukan pada pasien dan
keluarganya.
Penyuluhan yang dilakukan pada pasien dan keluarga:
Menjelaskan bahwa salah satu penyebab dispepsia adalah
terlambat makan.
Menjelaskan tentang gejala-gejala dispepsia
Penjelasan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari keluhan dispepsia.
Menjelaskan tentang apa itu penyakit dispepsia, faktor
risiko, dan cara pencegahannya
Menjelaskan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki kondisi pasien
14. Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya
( pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan
tertier)
1.Pencegahan primer
Memberikan penyuluhan tentang penyakit Dispepsia
Menyarankan pasien untuk menghindari faktor-faktor risiko
Dispepsia.
2.Pencegahan sekunder
Melakukan pemeriksaaan kesehatan pada keluarga yang memiliki
gejala dan segera diberi pengobatan kepada anggota keluarga
menderita keluhan yang sama serta anjurkan berpola hidup yang
bersih dan sehat.
3.Pencegahan tersier
-Disability limitation: pola hidup (pola makan ) harus baik, di
anjurkan makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih sering.
-Rehabilitation: jika sudah timbul komplikasi dari penyakit pasien
dianjurkan untuk segera ditangani di rumah sakit sehingga komplikasi
yang dialami dapat dicegah perburukannya atau bahkan diminimalisir.
Kegiatan yang Dilakukan Saat Kunjungan
Rumah
1. Perjalanan penyakit saat ini :
Pasien dengan riwayat berobat ke puskesmas poasia pada bulan mei dengan
keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan seperti rasa panas dan menjalar ke dada. Nyeri dirasakan menetap dan
kadang berulang. Nyeri dirasakan memberat bila terlambat makan dan makan
makanan pedas. Selain itu pasien juga merasakan mual tapi tidak muntah.
Setelah makan, perut terasa kembung, penuh dan merasa cepat kenyang. Pasien
juga mengeluh lemas dan nafsu makan menurun sejak sakit. Pasien memiliki
kebiasaan makan tidak teratur. Beberapa hari sebelum ke Puskesmas Poasia, os
mengatakan 3 hari terakhir terlambat makan. BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Pasien memiliki riwayat pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien berobat
ke puskesmas diberi obat penekan asam lambung yaitu antasida. Pasien di
anjurkan untuk makan teratur, makan dalam porsi yang lebih kecil tetapi lebih
sering, menghindari makanan pedas, asam, bersoda dan menghindari minuman
bersoda, berkafein dan beralkohol, serta menghindari stres.
2 Riwayat penyakit keluarga :
Ibu menderita dispepsia
Anak-anak pasien semua sehat dan mereka sangat perhatian
terhadap kesehatan pasien.
yaitu: pengetahuan pasien yang masih kurang tentang penyakit Dispepsia, terlambat
makan dan makan makanan pedas yang menjadi faktor risiko penyakit tersebut.
Telah dilakukan upaya preventif dan promotif terhadap pasien dan keluarganya dalam
tuanya.
Semua fungsi keluarga terlaksana dengan baik
Saran
Saran kepada Mahasiswa
Lebih memahami dan aktif dalam menganalisa permasalahan kesehatan baik pada
keluarga maupun lingkungannya.
Lebih sering berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam keluarga untuk
menindak lanjuti suatu penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut.
Saran kepada Puskesmas
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan
masyarakat.
Saran kepada Keluarga
Diharapkan agar keluarga pasien menjaga pola makan dan melakukan pengobatan
ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila sakit.
Saran kepada Penderita
Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya.
Daerah Perumahan Pasien
RUMAH PASIEN