Anda di halaman 1dari 16

SEDIMENTASI

Sedimentasi adalah pemisahan solid dari liquid menggunakan


pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan suspended solid.
Sehingga menghasilkan air yang lebih jernih dan konsentrasi lumpur
yang lebih kental melalui pengendapan secara gravitasi.
Secara keseluruhan, fungsi unit sedimentasi dalam instalasi pengolahan
adalah:
a.    Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian
unit penyaring selanjutnya.
b.    Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan.

Pada pengolahan air minum, terapan sedimentasi ditujukan untuk:


a.    Pengendapan air permukaan untuk penyisihan partikel diskret khususnya
pada pengolahan dengan filter pasir cepat.
b.    Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum disaring
dengan filter pasir cepat.
c.    Pengendapan lumpur hasil pembubuhan soda-kapur pada proses penurunan
kesadahan.
d.   Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan dengan oksidasi.
Proses sedimentasi didasarkan pada pengendapan partikel secara
gravitasi sehingga harus diketahui kecepatan pengendapan masing-
masing partikel yang disisihkan. Kecepatan pengendapan flok bervariasi
tergantung pada beberapa parameter yaitu :
1. Tipe koagulan yang digunakan
2. Kondisi pengadukan selama proses flokulasi
3. Materikoloid yang terkandung di dalam air baku.
Sedimentasi adalah salah satu unit proses yang paling umum digunakan
dalam proses pengolahan air. Partikel akan mengendap dalam salah
satu dari 4 cara, bergantung pada konsentrasi dari suspensi tersebut
dan sifat-sifat flokulasi dari partikel. 4 cara pengendapan tersebut
adalah :
• Pengendapan Tipe 1, untuk menghilangkan partikel diskret
• Pengendapan Tipe 2, untuk menghilangkan partikel non diskret
• Pengendapan Tipe 3, disebut juga Zone Settling
• Pengendapan Tipe 4, disebut juga Compression
Tangki sedimentasi yang ideal terdiri dari :
• Zona inlet, dimana air didistribusikan sepanjang bagian yang
menyilang.
• Zona pengendapan, dimana partikel tersuspensi diendapkan dan air
berada dalam keadaan diam.
• Zona lumpur, dimana partikel yang mengendap dikumpulkan.
• Zona outlet, adalah bagian untuk menyalurkan air yang sudah tidak
mengandung partikel yang dapat diendapkan keluar dari tangki.
Aliran pada tangki sedimentasi dapat horizontal maupun vertikal.
Bentuk tangki dapat berupa lingkaran, persegi panjang, ataupun
segiempat sama sisi. Kedalaman tangki berkisar antara 2 sampai 5
meter. Rata-rata dibuat tangki dengan kedalaman 3 meter. Tangki
persegi panjang dapat berukuran panjang hingga 30 meter dan lebar 10
meter. Ukuran dari scrappers mekanik juga mempengaruhi ukuran bak.
Kemiringan dasar tangki berkisar antara 2 sampai 6 persen.
• Lumpur yang terkumpul pada dasar tangki dikeluarkan dengan membilasnya ke dalam
suatu wadah atau mengumpulkannya ke dalam hopper dan kemudian mengambilnya
secara gravitasi atau menggunakan pompa. Lumpur juga dapat dikeluarkan dibawah
tekanan hidrostatik air pada tangki sedimentasi.
• Untuk memperbaiki kinerja dari bak sedimentasi dapat digunakan tube
settler ataupun plate settler. Tube settler tersedia dalam 2 konfigurasi dasar, yaitu
horizontal tubes dan steeply inclined. Horizontal tubes dioperasikan dalam
sambungan dengan unit filtrasi yang mengikuti unit sedimentasi. Tube-tube tersebut
akan terisi zat padat dan dibersihkan dengan backwash dari filter. Horizontal tubes
settlers digunakan pada instalasi dengan kapasitas kecil (3,785 m3/hari). Steeply
inclined tube settlersmembersihkan lumpur secara kontinu melalui pola aliran yang
dibuat. Karena kedalaman yang dangkal dari steeply inclined tube settlers dan
pembersihan lumpur yang kontinu, ukuran instalasi menjadi tidak terbatas.
Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan
bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat.
Bentuk bak sedimentasi:
1. Segi empat (rectangular)
    

Bentuk bak ini umumnya digunakan pada instalasi pengolahan air


dengan kapasitas besar. Bak berbentuk segi empat umumnya
mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter,
dan kedalaman lebih dari 1,8 meter. Pada bak ini, air mengalir
horizontal dari inlet menuju outlet, sementara partikel mengendap ke
bawah 
2.    Lingkaran (circular)
Bentuk bak ini umumnya digunakan pada instalasi pengolahan air dengan kapasitas
yang lebih kecil. Bak berbentuk lingkaran umumnya berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter
dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter (Anonim, 2007). Aliran air dapat secara horizontal ke
arah radial dan umumnya menuju ke tepi lingkaran atau dengan aliran arah vertikal.

Pada kapasitas yang sama, pada kolam pengendapan berbentuk lingkaran ini
kemungkinan terjadinya aliran pendek (short-circuiting) lebih besar daripada kolam
pengendapan berbentuk segi empat, terutama apabila ambang peluapan tidak level
sehingga aliran air menuju ke satu sisi tertentu saja. Bentuk ini secara hidraulika kurang
baik karena tampang alirannya tidak seragam, sehingga kecepatan alirannya tidak konstan.
Karena itu timbul kesulitan dalam pengontrolan kecepatan aliran dan semakin besar
dimensi bangunan pengontrolan kecepatan menjadi lebih sulit lagi.

Anda mungkin juga menyukai