Anda di halaman 1dari 10

BRONKOPNEUMONIA

Dean Grestama
G1A218057

Pembimbing :
dr. Ratna Sugiati
PUSKESMAS OLAK KEMANG
Masalah Kesehatan
• Pneumonia adalah peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
• Disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh
hal lain (aspirasi, radiasi,dll).
• Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya.
• Pneumonia  penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak <5 tahun.
• Menurut Survei Kesehatan Nasional (SKN) 2001 27,6% kematian bayi dan 22,8%
kematian balita di Indonesia disebabkan penyakit system respiratori terutama
Pneumonia
• NTT(4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%)
Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%)
berdasarkan RISKESDAS 2013  5 provinsi insiden dan prevalensi pneumonia
tertinggi untuk semua umur di Indonesia
Hasil Anamnesis (Subjective)

Sebagian kecil gejala berat,


Sebagian besar gambaran
mengancam kehidupan, dan
klinis pneumonia pada anak
mungkin terdapat komplikasi
berkisar antara ringan-sedang
sehingga memerlukan
 berobat jalan
perawatan rumah sakit

Beberapa factor yang mempengaruhi


gambaran klinis pneumonia pada anak:

1. Imaturitas anatomic dan imunologik


2. Mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang
kadang tidak khas pada bayi
3. Etiologi noninfeksi yang relative lebih sering
4. Faktor pathogenesis
5. Kelompok usia pada anak  factor penting
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunja
ng Sederhana (Objective)
Gambaran klinis pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi,
secara umum sebagai berikut :
• Gejala infeksi umum  demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan gastrointestinal (mual, muntah, diare), kadang gejala
infeksi ekstrapulmoner
• Gejala gangguan respiratori  batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis

Pada PF dapat ditemukan :


• Pekak perkusi, suara napas
melemah, dan ronkhi. Pemeriksaan Penunjang
• Pada neonates dan bayi kecil • Pewarnaan gram
gejala dan tanda lebih • Pemeriksaan leukosit
beragam dan tidak selalu jelas • X-foto toraks
terlihat • Kultur sputum & Kultur darah
• Perkusi dan auskultasi paru (bila fasilitas tersedia
umumnya tidak ditemukan
kelainan
Penegakan Diagnosis (Assesment)
• Diagnosis etiologik  pemeriksaan mikrobiologis dan/atau serologis sebagai dasar
terapi yang optimal (penemuan bakteri penyebab tidak selalu mudah karena
memerlukan lab penunjang yang memadai)
• Diagnosis pada anak berdasarkan klinis keterlibatan sistes respiratori serta gambar
an radiologis
• Prediktor paling kuat adanya pneumonia : demam, sianosis, dan lebih dari satu
gejala respiratori (takipnea, batuk, napas cuping hidung, retraksi, ronkhi, dan suara
napas melemah
• Gejala klinis sederaha (WHO) : napas cepat, sesak napas, dan berbagai tanda b
ahaya agar anak dirujuk ke palayanan kesehatan  untuk pelayanan kesehatan ti
ngkat pertama
• Tanda bahaya anak usia 2 bulan-5tahun : tidak dapat minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor, dan gizi buruk;
• Tanda bahaya usia <2 bulan : stridor, mengi, dan demam/badan terasa dingin
Klasifikasi berdasarkan pedoman WHO:

Bayi dan anak (2 bulan-5 tahun)


a) Pneumonis Berat Bayi berusia < 2 bulan :
• Sesak napas a) Pneumonia
• Harus dirawat dan diberikan • Napas cepat (>60x/menit) atau
antibiotik sesak napas)
b) Pneumonia • Harus dirawat dan diberikan
• tidak ada sesak napas antibiotik
• Ada napas cepat dengan laju b) Bukan pneumonia
napas : >50x/menit  usia 2 bulan- • Tidak ada napas cepat atau sesak
1 tahun ; >40x/menit  usia 1-5 napas
tahun • Tidak perlu dirawat  pengobatan
• Tidak perlu dirawat, diberikan ab simptomatik
oral
c) Bukan pneumonia
• Tidak ada napas cepat
• Tidak ada sesak napas
• Tidak perlu dirawat dan tidak perlu
antibotik  pengobatan
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
• Sebagian besar tidak perlu dirawat inap
• Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat-ringannya penyakit(Toksis, distres
s pernapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar lain, komplikasi,
dan usia)
• Neonatus dan bayi kecil dengan kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat
Rawat Jalan
Rawat Inap
• Pneumonia ringan rawat jalan 
• Antibiotik lini pertama golongan
antibiotic lini pertama secara
betalaktam atau kloramfenikol
oral(amoksisilin atau
• Jika tidak responsive dapat diganti
kotrimoksazol
dengan ab lain : gentamisin,
• Dosis amoksisilin : 25mg/kgBB
amikasin, atau sefalosporin  sesuai
• Dosis kotrimoksazol : 4mg/kgBB
etiologi yang ditemukan
• Segera rujuk jika tidak tersedia.
antibiotik yang sesuai
Efektifitas yang mencapai 90%
Supportif :
• Pemberian cairan IV, terapo oksigen,
• Untuk nyeri dan
demamanalgetik/antipiretik
• Penyakit penyerta harus
ditanggulangi dengan adekuat

Pencegahan
• Pemberian imunisasi vitamin A
• Menghindari faktor paparan asap rokok dan polusi udara
• Membiasakan cuci tangan
• Isolasi penderita
• Menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat keramaian umum
• Pemberian ASI
• Menghindarkan bayi/anak kecil darikontak dengan penderita ISPA komplikasi E
mpiema torakis, Perikarditis purulenta, Pneumotoraks, Infeksi ekstrapulmoner
(meningitis purulenta)
Prognosis
Kriteria Rujukan
Prognosis tergantung pada
1. Pneumonia Berat
beratnya penyakit dan ketepatan
2. Pneumonia rawat inap
penanganan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai