Anda di halaman 1dari 13

PERADANGAN AKUT

DAN KRONIK
Graciela Miracle Cinta Ananda
201983027
Skenario 2
Laki-laki 32 tahun datang dengan nyeri perut kanan bawah yang semakin memberat sejak 1 hari
sebelum masuk RS. Tiga hari sebelumnya pasien mengeluh nyeri ulu hati kemudian menjalar ke
daerah pusat dan perut kanan bawah kemudian timbul pula demam dan mual. Buang air kecil dan
buang air besar tidak ada keluhan. Pasien mempunyai riwayat nyeri perut kanan bawah sejak 2
tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak didaptkan kelainana, kecuali pemeriksaan abdomen
didapatkan defans muscular pada region abdomen kanan bawah. Dengan tanda psoas dan rovsing
yang positif. Pada pemeriksaan rectal touché tidak didaptkan kelainan kecuali nyeri tekan pada
arah jam 10-11 pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 15.700, hasil lab. Lainnya tidak
ada kelainan. Pasien tersebut ditegakan diagnose appendicitis kronis dan eksasebasi akut.
Dilakukan operasi appendiktomi dengan anestesi spinal. Dilakukan insisi grid iron melewati
McBurney. Appendiks tampak terletak retrosekal retroperitoneal, gangrenosa dengan jaringan
fibrin disekitarnya dan tampak perlekatan appendiks dengan usus disekitarnya.
Learning Objective
1. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai etiologi dan klasifikasi dari
appendicitis
2. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai patofisiologi dari appendicitis
3. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai patofisiologi mual dan demam
4. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai penegakan diagnosis
appendicitis
5. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai penatalaksanaan appendicitis
6. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai prognosis appendicitis
7. Mahasiswa/i mampu menjelaskan mengenai pencegahan dan edukasi bagi
pasien appendicitis
Etiologi appendicitis
Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Diantaranya
adalah obstruksi yang terjadi pada lumen appendix. Obstruksi ini
biasanya disebabkan karena adanya timbunan feses yang keras
(fecalith), hiperplasia jaringan limfoid, tumor appendix, struktur, benda
asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan
terjadinya sumbatan.
Klasifikasi appendicitis
Appendicitis akut
Appendicitis Akut gangrenosa

Appendicitis Infiltrat Appendicitis akut


sederhana

Klasifikasi
Appendicitis Abses
Appendicitis
Appendictis akut purulent

Appendicitis Peforasi

Appendicitis Kronis
Patofisiologi dari appendicitis
Patofisiologi mual
Patofisiologi demam
Penegakkan diagnosis
Nyeri atau
Sakit perut

Mual atau
Muntah
Anamnesis
Obstipasi

Demam
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan appendicitis
Untuk pasien yang dicurigai Appendicitis : Puasakan dan Berikan analgetik dan
antiemetik jika diperlukan untuk mengurangi gejala n Penelitian menunjukkan
bahwa pemberian analgetik tidak akan menyamarkan gejala saat pemeriksaan fisik. n
Pertimbangkan DD/ KET terutama pada wanita usia reproduksi. n Berikan antibiotika
IV pada pasien dengan gejala sepsis dan yang membutuhkan Laparotomy Perawatan
appendicitis tanpa operasi n Penelitian menunjukkan pemberian antibiotika
intravena dapat berguna untuk Appendicitis acuta bagi mereka yang sulit mendapat
intervensi operasi (misalnya untuk pekerja di laut lepas), atau bagi mereka yang
memilki resiko tinggi untuk dilakukan operasi Rujuk ke dokter spesialis bedah.
Antibiotika preoperative n Pemberian antibiotika preoperative efektif untuk
menurunkan terjadinya infeksi post opersi. n Diberikan antibiotika broadspectrum
dan juga untuk gram negative dan anaerob n Antibiotika preoperative diberikan
dengan order dari ahli bedah. n Antibiotik profilaksis harus diberikan sebelum
operasi dimulai. Biasanya digunakan antibiotik kombinasi, seperti Cefotaxime dan
Clindamycin, atau Cefepime dan Metronidazole. Kombinasi ini dipilih karena
frekuensi bakteri yang terlibat, termasuk Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa,
Enterococcus, Streptococcus viridans, Klebsiella, dan Bacteroides
Pencegahan edukasi bagi pasien

Makan makanan Mengomsumsi


yang berserat makanan probiotik

Mencukupi
asupan air putih

Anda mungkin juga menyukai