Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Epidemiologi Nyeri Kepala

Nyeri kepala merupakan suatu penyakit yang sangat umum terjadi di


Indonesia bahkan di dunia dengan presentasenya yang masih tinggi. Nyeri kepala
merupakan keluhan pasien yang paling umum pada layanan kesehatan primer di
seluruh dunia dengan prevalensi mencapai lebih dari 60% populasi dunia. sekitar
60% populasi dunia mengalami nyeri kepala setiap tahunnya dan lebih dari 90%
menyatakan pernah mengalami nyeri kepala. Menurut WHO (2012), sekitar 47%
populasi dewasa di dunia setidaknya pernah mengalami satu kali nyeri kepala dalam
satu tahun.1
Data WHO (2011), secara global sebanyak 50-75% orang dewasa usia 18 - 65
tahun di dunia mengalami sakit kepala. 10% dari jumlah tersebut mengalami
Cephalgia dan 1,7- 4% dari populasi orang dewasa menderita nyeri kepala selama 15
hari atau lebih setiap bulannya.1
Nyeri kepala dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu nyeri kepala primer dan
nyeri kepala sekunder. Sebanyak 90% dari keseluruhan keluhan nyeri kepala adalah
nyeri kepala primer dan 10% sisanya merupakan nyeri kepala sekunder.1
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada lima
rumah sakit besar di Indonesia (Medan, Bandung, Makassar, Jakarta dan Denpassar)
menunjukkan hasil bahwa prevalensi pasien cluster headache 0,5%, migrain dengan
aura 1,8%, migrain tanpa aura 10%, mixed headache 14%, chronic tension-type
headache 24%, episodic tension-type headache (TTH) 31%. Dari hasil penelitian itu,
nyeri kepala menduduki proporsi tempat teratas, sekitar 42% dari keseluruhan pasien
neurologi dan dapat disimpulkan bahwa tension-type headache merupakan keluhan
nyeri kepala terbanyak yang dialami oleh masyarakat.1,2
Berdasarkan jenis kelamin, Nyeri kepala primer berupa migren dan TTH merupakan
nyeri kepala yang frekuensinya tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. 1,5 kali
lipat lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Nyeri kepala primer
lainnya berdasarkan data epidemiologi lebih sering terjadi pada laki-laki, contohnya
nyeri kepala klaster, terutama usia remaja dan paruh baya. Seiring bertambahnya usia,
angka kejadian nyeri kepala klaster tidak berbeda secara signifikan antara laki-laki
maupun perempuan.3

Sumber :
1. Yastiti NKA. Cephalgia Dengan Nyeri Akut. Poltekkes Denpasar. 2020. 1-5p.
2. Oroh K, Pertiwi JM, Runtuwene T. Gambaran Penggunaan Ponsel Pintar
Sebagai Faktor Risiko Nyeri Kepala Primer Pada Mahasiswa Angkatan 2013
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. J. e-clinic.
2016;4(2):1-2p.
3. Restu S. Potential Gender Differences in Pathophysiology of Migraine and
Tension Type Headache. J. Human Care. 2020;5(2):539-44p.

Anda mungkin juga menyukai