Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Ibu

Nifas Dengan Masalah


Depresi Post Partum
 

OLEH:
1. SELVIANA KALIMATUS SA’DIYAH (201804051)
2. MUHAMMAD FARID ALFARIZI (201804070)
3. FARDHATUL JANNAH (201804086)
D3 KEPERAWATAN 2B
Defenisi

 Kartono (2002) menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai
dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktifitas fisik maupun
mental dan kesulitan dalam berpikir. Gangguan depresi disertai kecemasan, kegelisahan dan
keresahan, perasaan bersalahan, perasaan menrunnya martabat diri atau kecendrungan bunuh diri.

 Trisna (Hadi 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaa sedih atau sendu yang
biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung
sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan apapun untuk
mengubahnya dan merasa bahwa respon apapun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil
yang muncul.
 Sloane dan Bennedict (2002), depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan,
mungkin seorang ibu baru akan merasa benar benar tidak berdaya dan merasa serba kurang
mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan keluarganya, tidak bisa melakukan
apapun untuk menghilangkan perasaan itu.
 Monks dkk (2001),
Gangguan mood selama periode postpartum
merupakan salah satu gangguan yang paling sering
terjadi pada wanita baik primipara maupun
multiparaMenurut DSM-IV, gangguan pascasalin
diklasifukasikan dalam 3 tahap, yaitu

1. Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja.
Gejalanya berupa perasaan sedih, uring0uringan, dan khawatir tanpa alasan yang jelas.
Tahapan baby blues ini hanya berlangsung beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat
pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
2. Depresi postpartum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang memebdekannya
adalah ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai
setahun setelah melahirkan.
3. Psychosis postpartum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat megalami halusinasi, memiliki keinginan
untuk bunuh diri. Tidak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara
keseluruhan.
ETIOLOGI

Disebabkan karena perubahan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi postpartum adalah prolaktin, sterois, dan
progesteron. Ada 4 penyebab depresi postpartum :

1.Faktor konstitusional

Gangguan postpartum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah
ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan yang lalu dan terjadi pada wanita primipara. Wanita primipara lebih banyak yang mengalami
baby blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada pada proses adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi
lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

2.Faktor fisik

Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik
dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drasti setelah melahirkan dan periode laten
selam dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Kadang progesteron naik dan estrogen menurun secara cepat setelah melahirkan
merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.

3.Faktor psikologis

Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada
penyesuaian psikologis individu. Klaus dan Kennel mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk
memulai hubungan baik antara ibu dan anak.

4.Faktor sosial dan karakteristik ibu

Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu-ibu, selain kurangnya dukungan
dalam perkawinan.
PATOFISIOLOGIS
Depresi postpartum dipengarhi oleh beberapa faktor :

 Biologis

Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.

 Faktor umur

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseornaf perempuan untuk melahirkan pada usia 20-30 tahun, dan hal ini mendukung masalah
periode optimal bagi perawatan bayi oleh seseorang ibu. Faktor usia yang perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali diakitkan dengan
kesiapan mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu.

 Faktor pengalaman

Penelitian mengatakan bahwa depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada wanita primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan
dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru baginya dan dapat menimbulkan stress.

 Faktor pendidikan

Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntuan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau
melakukan aktifitasnya diluar rumah dengan peran merak sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-anak mereka.

 Faktor selama proses persalinan

Hal ini mencakup lamanya proses persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan
pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkin perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi
postpartum.

 Faktor dukungan sosial

Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang
Pathway

Post partum

Faktor psikologis
Perubahan biologis Faktor sosek rendah
dan karakteristik ibu

Perubahan hormmonal Penerimaan Penambahan keluarga baru


Perubahan terlalu cepat kurang
emosi

Kebutuhan
Kesedihan Penurunan respon Depresi mental bertambah
mendalam stimulus
Faktor keluarga
Ansietas
Koping keluarga
Penurunan nafsu inefektif
Stress
kelahiran makan

Koping Defisit nitrisi


individu tidak
efektif
Tanda dan gejala

 Gejala yang menonjol dalam depresi postpartum adalah trias depresi yaitu :
1. Berkurangnya energi
2. Penurunan efek
3. Hilang minat (anhedonia)

 Gejala depresi postpartum yang dialami 60 % wanita mempunyai karakteristik dan spesifik
antara lain :
1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi
2. Kelelahan dan perubahan mood
3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
5. Tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayinya dan dirinya sendiri
Pemeriksaan diagnostik depresi
postpartum

Tidak ada yang pasti untuk meyakinkan diagnosis depresi postpartum,


hanya dibuat berdasarkan penilaian secara klinik.
Prognosis depresi postpartum
Identifikasi dan intervensi secara dini prognosanya pada wanita yang
megalami depresi postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah
dilaporkan tertangani dengan baik jika efek depresi postpartum ini
diketahui sejak awal. Pencegahan yang paling utama adalah informasi
tentang faktor resiko terjadinya depresi postpartum di masyarakat sebagai
nilai penying untuk mencegah terjadinya depresi ini. Skrining awal
terjadinya depresi postpartum ini dapat diketahui saat ibu membawa
bayinya pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi
sehingga pencengah terjadinya depresi postpartum dan depresi secara
umum dapat dilihat.
KOMPLIKASI

 Gangguan jiwa dapat meliputi :


1. Waham
2. Halusinai
3. Kerusakan psikoafektif
4. Resiko bunuh diri
5. Resiko mencederai diri
6. Resiko mencederai anak
Penatalaksanaan

1. Dapat riwayat kesehatan selama periode antepartum untuk mengidentifikasi


resiko potensial depresi postpartum
2. Atur konseling selama periode anterpartum pada klien yang beresiko
3. Bantu klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode
antepartumjika dia dinyatakan beresiko terhadap depresi postpartum
4. Dapatkan riwayat kesehatan postpartum yang akurat termasuk demografi,
informasi mengenai dukungan dan bantuan dirumah
5. Tawarkan dukungan, dorongan, dan bantuan kepada klien untuk memahami
bahwa perasaan deprsi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal
6. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hri dia
harus berkonsultasi
7. Atur konseling selanjutnya jika klien memperlihatkan depresi belanjut
Ada dua macam perawatan depresi :

 Terapi bicara
Adalah sesi bicara dengan terpai, psikologis atau pekerja sosial
untuk mengubah apa yang dipikirkan, rasa dan lakukan oleh
penderita akibat menderita depresi.
 Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum
mengkonsumsi obat anti depresi, sebaiknya didiskusikan benar
obat mana yang yang tepat dan aman bagi bayi untuk dikonsumsi
untuk ibu hamil dan menyusui.
PENCEGAHAN

 Untuk mecegah terjadinya depresi postpartum sebagai anggota


keluarga harus memberikan dukungan emosional kepada ibu
dan jangan mengabaikan ibu apabila terlihat sedih, dan sarankan
pada ibu untuk :
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksibel
5. Bergabung dengan orang-orang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter
Cara-cara untuk menghindari dan mengurangi stress :

1. Batasi pengunjung jika kehadiran mereka ternyata mengganggu istirahat anda


2. Untuk sementara waktu hindari konsumsi coklat dan gula dalam jumlah yang
berlebihan karena dapat memicu depresi
3. Perbanyak mendengar musik favori anda agar anda merasa lebih rileks,
disarankan musik-musik yang menyenangkan.
4. Lakukan olahraga atau latihan ringan, cara ini selain ampuh dalam mengurangi
depresi, tapi juga dapat membantu mengembalikan bentuk tubuh
5. Sesekali berpergianlah agar anda tidka merasa bosan karena berada dirumah
6. Dukungan dari suami dan keluarga lainnya sangat berpengaruh pada keadaan
psikis ibu.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
 
 Pengkajian

Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh perawat perinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons perilaku yang
diharapkan dari gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan pada karakteristik wanita dan keadaannya yang spesifik. Suami atau pasangan wanita tersebut juga
dapat mengalami gangguan emosional akibat perilaku wanita tersebut.

Pengkajian pada pasien depresi post partum menurut Bobak ( 2004 ) dapat dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru. Pengkajiannya meliputi ;

1. Identitas klien.

Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain-lain

2. Keluhan Utama

Mudah marah, cemas, melukai diri

3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu makan, sedih – murung, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa
terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri
 Riwayat Kesehatan Dahulu

Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta kesehatan pasien
 Riwayat kesehatan keluarga

Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien


 Riwayat kesehatan keluarga

Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien


4. Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses kelahiran itu sendiri dan melihat
kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri (Konrad, 1987). Selama hamil, ibu dan
pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup
kelahiran pervagina dan beberapa intervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda
dari yang diharapkan (misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar), orang tua bisa merasa kecewa karena
tidak bisa mencapai yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang dirasakan orang tua tentang pengalaman
melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk menjadi orang tua.
5. Citra Diri Ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citra tubuh, dan seksualitas ibu. Bagaimana perasaan ibu baru
tentang diri dan tubuhnya selama masa nifas dapat mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam menjadi orang tua.
Konsep diri dan citra tubuh ibu juga dapat mempengaruhi seksualitasnya. Perasaan-perasaan yang berkaitan
dengan penyesuaian perilaku seksual setelah melahirkan seringkali menimbulkan kekhawatiran pada orang tua
baru. Ibu yang baru melahirkan bisa merasa enggan untuk memulai hubungan seksual karena takut merasa nyeri
atau takut bahwa hubungan seksual akan mengganggu penyembuhan jaringan perineum
6.Interaksi Orang Tua-Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh meliputi evaluasi interaksi orang tua dengan bayi baru. Respon orang
tua terhadap kelahiran anak meliputi perilaku adaptif dan perilaku maladatif. Baik ibu maupun ayah menunjukkan kedua
jenis perilaku maupun saat ini kebanyakan riset hanya berfokus pada ibu. Banyak orang tua baru mengalami kesulitan
untuk menjadi orang tua sampai akhirnya keterampilan mereka membaik. Kualitas keibuan atau kebapaan pada perilaku
orang tua membantu perawatan dan perlindungan anak. Tanda-tanda yang menunjukkan ada atau tidaknya kualitas ini,
terlihat segera setelah ibu melahirkan, saat orang tua bereaksi terhadap bayi baru lahir dan melanjutkan proses untuk
menegakkan hubungan mereka.
7. Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan
keterbatasan kemampuan mereka, respon social yang tidak matur, dan ketidakberdayaannya. Orang tua menunjukkan
perilaku yang adaptif ketika mereka merasakan suka cita karena kehadiran bayinya dan karena tugas-tugas yang
diselesaikan untuk dan bersama anaknya, saat mereka memahami yang dikatakan bayinya melalui ekspresi emosi yang
diperlihatkan bayi dan yang kemudian menenangkan bayinya, dan ketika mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat
merasa tingkat kelelahan bayi. Perilaku maladaptif terlihat ketika respon orang tua tidak sesuai dengan kebutuhan bayinya.
Mereka tidak dapat merasakan kesenangan dari kontak fisik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini cenderung akan dapat
diperlakukan kasar. Orang tua tidak merasa tertarik untuk melihat anaknya. Tugas merawat anak seperti memandikan atau
mengganti pakaian, dipandang sebagai sesuatu yang menyebalkan. Orang tua tidak mampu membedakan cara berespon
terhadap tanda yang disampaikan oleh bayi, seperti rasa lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk
dipeluk dan melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka untuk menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan
gembira.
8. Struktur dan Fungsi Keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum blues ialah melihat
komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita terhadap perannya sebagai ibu
sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan
anak-anak lain. Perawat dapat membantu meringankan tugas ibu baru yang akan pulang
dengan mengkaji kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan membantu
ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari rumah sakit
9. Perubahan Mood.
Kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah y marah,
kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai
diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam kehendak, tidak mempunyai harapan untuk
masa depan, tidak mau berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit
untuk mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori kain yang
baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan bersalah pada diri ibu walau jarang
ditemui ibu yang benar–benar memusuhi bayinya.
Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/istirahat

Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu

2. Sirkulasi

Biasanya nadi meningkat,tekanan darah meningkat

3. Eliminasi

Biasanya klien sering BAK,kadang terjadi diare

4. Makanan/cairan

Biasanya terjadi anoreksia,mual atau muntah,haus,membran mukosa kering

5. Neurosensori

Biasanya klien mengeluh sakit kepala

6. Pernapasan

Biasanya pernapasan cepat dan dangkal

7. Nyeri dan ketidaknyamanan

Terjadi nyeri/ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan kepala

8. Integritas ego

Klien ansietas,gelisah

9. Seksualitas

Seksualitas terganggu dan penurunan libido

10. TTV

Nadi meningkat,pernapasan meningkat, tekanan darah meningkat


 Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d gangguan persepsi makan, gangguan kebiasaan makan
2. Koping tidak efektif b.d ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi
masalah, ketidakadekuatan sistem pendukung, ketidakadekuatan strategi koping,
ketidakcukupan persiapan untuk meghadapi stressor
3. Koping keluarga tidak efektif b.d perubahan peran keluarga, kurangnya saling
mendukung
4. Ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Defisit nutrisi NOC : NIC :
Definisi:  Nutrisional Nutrition Management
Asupan nutrisi tidak status : food  Kaji adnya alergi
cukup untuk and fluid intake makanan
memenuhi kebutuhan  Nutritional  Kolaborasi
metabolik. status : nutrient dengan ahli gizi
intake untuk menentukan
Ditandai dengan :  Weight control jumlah kalori dan
 Menghindari Kriteria Hasil : nutrisi yang di
makanan  Adanya butuhkan pasien
 Berat badan peningkatan  Anjurkan pasien
20% atau di berat badan untuk
bawah berat sesuai dengan meningkatkan
badan ideal tujuan. intake
 Kurang minat  Berat badan  Anjurkan pasien
pada makanan ideal sesuai untuk
 Membran dengan tinggi meningkatkan
mukosa pucat badan. protein dan
 Mampu vitamin C
mengidentifika  Berikan substansi
si kebutuhan gula
nutrisi  Yakinkan diet
 Tidak ada yang di makan
tanda tanda mengandung
malnutrisi tinggi serat untuk
 Menunjukan menegah
peningkatan konstipasi
fungsi
 Berikan makanan
pengecapan yang terpilih(
dari menelan sudah di knsulkan
 Tidak terjadi
ahli gizi)
penurunan
 Ajarkan pasien
berat badan
membuat catatan
yang berarti
makanan harian
 Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan
psien untuk
mendapatkan
nutrisi yang di
butuhkan
Nutrition Monitoring
 Monitor adanya
2. Ketidakefektifan NOC : NIC
koping  Decision Decision Making
Definisi : making  Mennginformasik
Ketidakmampuan  Role inhasment an pasien
untuk membentuk  Sosial support alternatif atau
penilaian valid Kriteria Hasil : solusi lain
tentang stressor,  Mengidentifika penanganan
ketidakadekuatan si pola koping  Memfasilitasi
pilihan respon yang di yang efektif pasien untuk
lakukan dan/atau  Mengungkapka membuat
ketidakmampuan n secra verbal keputusan
untuk menggunakan tentang koping  Bantu pasien
sumber daya yang yang efektif mengidentifikasi
tersedia.  Mengatakan keuntungan,
penurunan kerugian, dari
Ditandai dengan : stress keadaan
 Perubahan  Klien Role Inhancement
dalam mengatakan  Bantu pasien
komunikasi telah menerima untuk identifikasi
yang biasa tentang bermacam macam
 Penurunan keadaannya nilai kehidupan
penggunaan  Mampu  Bantu pasien
dukungan mengidenifikas identifikasi
sosial i strategi strategi positif
 Perilaku tentang koping untuk mengatur
destruktif pola nilai yang
terhadap orang dimiliki
lain Koping Enhancement
 Perilaku  Bantu pasien
destruktif untuk
terhadap diri mengidentifikasi
sendiri gambaran
 Letih, angka perubahan peran
penyakit yang yang realistis
tinggi  Gunakan
 Ketidakmamp pendekatan
uan tenang dan
memperhatika meyakinkan
n informasi  Hindari
 Ketidkmampu pengambilan
an memenuhi keputusan pada
kebutuhan saat pasien berada
dasar dalam stress berat
 Ketidakmamp  Berikan informasi
uan memenuhi aktual yang
harapan peran terkait dengan
 Pemecahan diagnosis, terapi
masalah yang dan prognosis
3. Koping keluarga NOC NIC
Definisi : Perilaku  Family Coping, Coping Enhanchement
terdekat (anggota Disable  Bantu
keluarga atau orang  Parenting, ketuargadalamme
penting Iainnya) yang Impaired ngenaimasalah
membatasi kapasitas Therapeutic (misalnyapenatala
kemampuannya dan Regimen ksanaankonflikke
kemampuan klien Management, kerasan,
untuk secara efektif Ineffective kekerasanseksual)
menangani tugas  Violence:  Dorongpartisipasi
penting mengenai Other Directed, keluargadalamse
adaptasi keduanya Risk for muapertemuankel
terhadap masalah KriteriaHasil : ompok
kesehatan  Hubunganpem  Dorongkeluargau
beriAsuhanPasi ntukmemperlihatk
Ditandai dengan : en : ankekhawatiranda
 Pengabaian interaksidanhu nuntukmembantu
 Agresi bungan yang merencanakanper
 Agitasi positifantarape awatanpascahospi
 Menjamin mberidanpeneri talisasi
rutinitas biasa maasuhan  Bantu
tanpa  Performa memotivasikeluar
menghormati PemberiAsuha gauntukberubah
kebutuhan nPerawatanLan  Membantupasienb
klien gsung : eradaptasidengan
 Perungkatan Penyediaanpera persepsistresor,
ketergantunga watankesehatan perubahan,
n klien danperawatan atauancaman yang
 Depresi personal yang menggangupemen
 Membelot tepatkepadaang uhantuntutandanp
 Tidak gotakeluargaol eranhidup
menghormati ehpemberipera  Dukunganemosi :
kebutuhan watankeluarga memberikanpenen
klien  Performa angan,
 Perilaku pemberiAsuhan penerimaan,
keluarga yang PerawatanTida dandorongansela
mengganggu kLangsung : maperiode stress
kesejahteraan pengaturandan  Memfasilitasiparti
pengawasanper sipasikeluargadala
 Permusuhan
awatan yang mperawatanemosi
 Gangguan
sesuaibagiangg danfisikpasien
individualisasi
otakeluargaole  Dukungankeluarg
 Gangguan hpemberiperaw
membangun a:
atankeluarga meningkatkannila
kembali
 Kesejahteraanp i, minat,
kehidupan
emberiasuhan: dantujuankeluarga
yang
derajatpersepsi  PanduanSistemKe
bermakana
positifmengena sehatan :
untuk diri
i status memfasilitasiIoka
sendiri
kesehatandank
4 Ansietas NOC : NIC :
. Definisi :  Anxiety Anxiety Reduction
Perasaan gelisah control (penurunankecemasan)
yang tak jelas dari  Coping - Gunakan pendekatan yang
ketidaknyamanan  Impulse menenangkan
atau ketakutan control - Nyatakan dengan jelas
yang disertai Kriteria Hasil : harapan terhadap pelaku
respon autonom  Klien pasien
(sumner tidak mampu - Jelaskan semua prosedur dan
spesifik atau tidak mengidentifi apa yang dirasakan selama
diketahui oleh kasi dan prosedur
individu); mengungkap - Pahamiprespektifpasienterhda
perasaan kan gejala psituasistres
keprihatinan cemas - Temani pasien untuk
disebabkan dari  Mengidentifi memberikan keamanan dan
antisipasi terhadap kasi, mengurangi takut
bahaya. Sinyal ini mengungkap - Berikan informasi faktual
merupakan kan dan mengenai diagnosis, tindakan
peringatan adanya menunjukkan prognosis
ancaman yang tehnik untuk - Dorong keluarga untuk
akan datang dan mengontol menemani anak
memungkinkan cemas - Lakukan back / neck rub
individu untuk  Vital sign - Dengarkan dengan penuh
mengambil dalam batas perhatian
langkah untuk normal - Identifikasi tingkat kecemasan
menyetujui  Postur tubuh, - Bantu pasien mengenal situasi
terhadap tindakan ekspresi yang menimbulkan kecemasan
Ditandai dengan wajah, - Dorong pasien untuk
 Gelisah bahasa tubuh mengungkapkan perasaan,
 Insomnia dan tingkat ketakutan, persepsi
 Resah aktivitas - Instruksikan pasien
 Ketakutan menunjukkan menggunakan teknik relaksasi
 Sedih berkurangny - Barikan obat untuk
 Fokus a kecemasan mengurangi kecemasan
pada diri
 Kekhawati
ran
 Cemas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai