Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

T
DENGAN MORBILI(CAMPAK)
OLEH :
KELOMPOK 7

1. A.A Sayu Risma Kusuma Dewi P07120218 012

2. Ni Komang Yuni Andriani P07120218 022


3. Kadek Linda Veniawati P07120218 024
Pengertian

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus
umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3
stadium yang masing-masing mempunyai ciri khusus: (1) stadium masa tunas berlangsung
kira-kira 10-12 hari. (2) stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat
dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan peradangan
mukosa konjungtiva, dan (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang
telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu
badan yang meningkat, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas
etiologi

Virus morbili yang berasal dari secret saluran pernafasan, darah, dan urine dari orang yang
terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang
terinfeksi. Masa inkubasi selama 10-20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah
hari pertama hingga hari ke 4 setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium
kataral).

Penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus genus Morbilivirus, family
Paramyxoviridae. Virus ini dari family yang sama dengan virus parainfluenza, virus
human metapneumovirus, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus).
GEJALA KLINIS

Penyakit campak terdiri dari 3 stadium:

Stadium kataral (prodromal)


Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam, malaise, batuk,
fotofobia, konjungtivitis, dan koriza.

Stadium erupsi
Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya timbul adalah koriza dan batuk-
batuk bertambah. Timbul eksantema di palatum durum dan palatum mole.

Stadium konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-
kelamaan akan menghilang sendiri.
PATOGENESIS

Hari Patogenesis

0 Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada permukaan konjungtiva.
  Infeksi terjadi di sel epitel dan virus bermultiplikasi.

1-2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional

2-3 Viremia primer

3-5 Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas, virus melekat pertama kali, juga di
sistem retikuloendotelial regional dan kemudian menyebar

5-7 Viremia sekunder

7-11 Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas

11-14 Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit, dan organ-organ tubuh lain

15-17 Viremia berkurang dan menghilang


KOMPLIKASI

Pada penyakit morbili terdapat resistensi umum yang menurun sehingga data terjadi
energi (uji berkulin yang semula positif berubah menjadi negative). Keadaan ini
menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti otitis media akut, ensefalitis,
bronkopneumonia
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Serologi. Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi
hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak langsung.
2. Patologi anatomi.
3. Darah tepi . Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi
bakteri.
4. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.
5. Pemeriksaan untuk komplikasi
ASUHAN
KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Identitas
a. Identitas Klien
 Nama Klien : An. T
 Umur : 5 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pendidikan :-
 Agama : hindu
 Suku : bali
 Bahasa sehari-hari : Indonesia, bali
 Gol. Darah :O
 Alamat : jagaraga, sawan
Identitas penanggung jawab
 Nama Klien : Tn.B
 Umur : 34 Tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Pendidikan : sma
 Agama : hindu
 Suku : bali
 Hub dengan klien : Ayah klien
 Pekerjaan : Buruh
 Alamat : jagaraga, sawan

Tanggal masuk RS : 19 September 2020 pukul 13.00 WIB


Diagnosa medis : Morbili
II. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan gatal dan timbul bintik-bintik merah (rash) pada bagian hampir seluruh
tubuh.
2. Riwayat kesehatan saat ini

Alasan masuk rumah sakit: keluarga an. T mengatakan sudah 2 hari lalu anak mengalami
demam,batuk, flu, timbul bintik-bintik merah pada bagian hampir seluruh tubuh dan gatal, sehingga
anak dirujuk ke RSUD Buleleng pada tanggal 19 September 2020 pukul 13.00 WIB, dan dirawat inap
di ruang sakura. Saat di kaji Suhu: 39◦C, N:80x/menit, RR: 20x/ menit
 
Faktor pencetus: keluarga kurang memperhatikan kesehatan an.T Timbulnya keluhan :
bertahap
 

Faktor yang memperberat: -


 

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keberhasilannya:

Keluarga mengatakan sudah membawa an. T kepelayanan kesehatan terdekat.


 
3. Riwayat kesehatan lalu

a. Penyakit yang pernah dialami

Keluarga mengatakan an.T pernah sakit Demam,flu,batuk

b. Riwayat kelahiran
An. T dilahirkan di Bidan dengan proses melahirkan secara spontan.
Dengan BB : 3,4 gr. TB: 50 cm LK: 35 cm, Lingkar Lengan Atas: 12 cm,
Lingkar Dada: 31 cm.

 
 
c. Kecelakaan
Keluarga mengatakan an. T tidak pernah mengalami kecelakaan

d. Keluarga mengatakan an. T sebelumnya tidak pernah di rawat di rumah sakit

e. Keluarga mengatakan an.T tidak alergi makanan atau obat-obatan

f. Faktor lingkungan:

Keluarga mengatakan lingkungan bersih, keluarga selalu membersihkan halaman rumah.

4. Riwayat kesehatan keluarga

a. Kebiasaan hidup tidak sehat: -

b. Penyakit menular: keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC,

Hepatitis dll

c. Penyakit menurun: keluarga mengatakan tidak ada riwayat penyakit menurun seperti
hipertensi, DM dll
6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 25 kg BB selama sakit : 20 kg LILA :13.5 cm
b. Perkembangan
• Sensorik: anak bisa melihat, bisa mendengar
• Motorik: an. T bisa menggerakkan tangan, namun lemah.
• Komunikasi/berbahasa: anak dapat menyampaikan sesuatu yang ia inginkan
dengan lemas.
• Emosi-sosial: anak tampak cemas, takut, gelisah
• Kemandirian: anak hanya bisa berbaring ditempat tidur
III. Riwayat Pola Fungsional

1. Pola managemen dan persepsi kesehatan

• Keluarga mengatakan apabila ada keluarga yang sakit maka keluarga langsung membawa kepelayanan

kesehatan

• Keluarga mengatakan sehat itu sangat penting, apabila mengalami sakit, maka aktivitas akan sangat

terganggu

2. Pola nutrisi/metabolik

• Sebelum sakit : keluarga mengatakan anak makan 3 x sehari dengan porsi sayur, tempe, tahu,

telur dll dan tidak ada gangguan pada pola nutrisi/metabolik


• Selama sakit: nafsu makan anak menurun, makan hanya ¼ porsi
3. Pola eliminasi
• Sebelum sakit : keluarga mengatakan tidak ada gangguan pada pola eliminasi pada anak.T
• Selama sakit :

- Warna urine : kuning

- Bau: Khas

4. Pola istirahat tidur

• Sebelum sakit : keluarga mengatakan anak tidur 8 jam sehari dan tidak ada mengalami

gangguan

• Selama sakit : anak kadang-kadang terbangun pada malam hari karena sesak akibat gatal-gatal

pada seluruh tubuh


5. Pola aktivitas latihan

• Sebelum sakit : keluarga mengatakan anak selalu bermain dengan teman sebayanya

• Selama sakit: anak T hanya bisa berbaring ditempat tidur

6. Pola persepsi kognitif


a. Kemampuan melihat, mendengar, merasakan baik
b. Tingkat kesadaran lemah

7. Pola hubunga peran

c. Anak tampak gelisah, tidak rileks

d. Keluarga selalu menjaga klien diruangan


8. Pola seksual-reproduksi
 Klien masih balita, sehingga pola seksual belum berjalan sebagaimana
mestinya. Reproduksi juga belum berjalan sebagaimana mestinya.

9. Pola koping-toleransi stress


Anak tampak cemas, tidak rileks, eksperesi wajah gelisah

10. Pola nilai kepercayaan

Keluarga selalu mengajarkan anak nilai-nilai agama hindu pada anak, ibu

selalu menganjurkan anak untuk selau berdoa dan sembahyang


IV. PEMERIKSAAN FISIK
 

Keadaan umum : Compos Mentis


Tinggi badan : 80 cm

BB : 20 kg

TTV:

Nadi : 80 x/menit

Suhu: 39o C

RR: 20 x/menit
a. Sistem penginderaan
1. Pemeriksaan mata
 Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan : Tidak terkaji
 Lapang pandang : Tidak terkaji
 Gerakan mata : tidak ada kelainan pada gerakan bola mata

 Pemeriksaan fisik mata: mata tampak kemerahan


 Kelenjar lakrimal : konjungtiva tidak anemis
 Sklera ikterik
 Pupil: reaksi terhadap cahaya(miosis), simetris kanan dan kiri
2. Pemeriksaan hidung

 Infeksi hidung : simetris, bentuk bulat, tidak ada luka, tidak ada masa, tidak ada pembesaran polip, lubang

hidung kurang
 bersih, tidak ada cairan yang keluar dari hidung

 Palpasi: tidak ada perubahan anatomis dari bentuk hidung, tidak ada nyeri tekan
3. Pemeriksaan telinga
 Infeksi telinga luar: bentuk simetris kanan dan kiri

 Infeksi telinga dalam : kurang bersih, tidak ada lesi, massa, tidak ada serumen
 Palpasi daun telinga : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

4. Sistem pernafasan

 Pernafasan : frekuensi 20x/menit, normal tdak ada kelainan


5. Sistem pencernaan

a. BB sekarang : 20 kg
b. TB: 80 cm
c. LILA: 13.9cm
d. Bibir kering
e. Mulut terasa pahit
f. Adanya karies gigi pada anak
g. Bau mulut amoniak
h. Pemeriksaaan abdomen
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada luka Auskultasi : bising usus 12x/ menit Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Sistem reproduksi Pada perempuan
 Tidak ada kelainan pada testis
 kemerahan pada daerah testis
 Anak berumur 4 tahun dan belum masa puber
7. Sistem integumen-
- Bintik- bintik merah hampir seluruh tubuh
8. Sistem endokrin
 Leher simetris
 Tidak ada hiperpigmentasi pada kulit
 Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid

V. DATA PENUNJANG
Terapi :
Paracetamol 30mg (PO)
 
VI. ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah

1. DS : - Paramyxoviridae morbili virus Mengendap Gangguan integritas kulit


pada organ kulit Poliferasi sel endotel
DO :
kapiler dalam korium Eksudasi
Suhu: 39◦C, serum/eritrosit dalam epidermis Ruam

N:80x/menit, Gangguan Integritas Kulit

RR: 20x/ menit

An.T tampak lemah

An.T tampak gelisah

Tampak ruam merah di seluruh


tubuh

 
2. DS : - Defisit nutrisi
Reaksi Radang
DO :
 
Suhu: 39◦C,
Peningkatan Suhu Tubuh
N:80x/menit,
 
RR: 20x/ menit
Hipertemi
An.T tampak lemah
 
An.T tampak gelisah
Nafsu Makan menurun
BB sebelum sakit : 25 kg BB selama  
sakit : 18 kg LILA :13.5 cm Intake Nutrisi menurun

Anak tampak mua dan muntah  


Defisit nutrisi
 

   

 
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan hormonal ditandai dengan adanya

ruam diseluruh tubuh

2. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan di tandai dengan berat

badan menurun
VIII. RENCANA KEPERAWATAN
XI. IMPLEMENTASI
No Tgl/ jam Implementasi Respon
 

1 19 September 2020 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit Ds :


  15.30 wita Do :
  KuIit Pasien masih tampak gataI dan bintik –bintik
merah di seIuruh tubuh

2 15.40 Wita Identifikasi makanan yang disukai Ds :


Ibu pasien mengatakan anaknya masih merasakan
pahit pada mulutnya sewaktu makan
Do :
Pasien tampak menangis dan kurang nafsu makan
pada anak

1 15.50 Wita ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring Ds :


Ibu pasien mengatakan anaknya reweI karena
kuIitnya gataI
Do :Pasien tampak menangis
1 16.10 Wita anjurkan munum air sedikit demi sedikit namun Ds :
sering Ibu pasien mengatakan anaknya masih merasakan
pahit pada mulutnya

Do :Pasien tampak beum bisa minum

2 16.25 Wita monitor asupan makanan Ds :


Ibu pasien mengatakan anaknya beIum mau makan
Do :
Pasien tampak menagis

1 16.50 Wita anjurkan mandi dan menggunakan sabun Ds :


secukupnya Ibu pasien mengatakan anaknya sudah di Iap

Do :
KuIit pasien masih tampak bintik –bintik
kemerahan
X. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai