Anda di halaman 1dari 16

IV.

KALOR DAN
HUKUM I
TERMODINAMIKA
OLEH
PATRICIA SILANGEN
4.1 Pengertian Kerja dan Kalor

 Kerja:  berhubungan dengan gaya dan pergeseran sistem


 Kalor:  perubahan suhu sistem

Sesuatu yang dipindahkan dari suatu sistem yang


bertemperatur tinggi ke sistem yang bertemperatur lebih
rendah.
 Dinding diaterm  bidang batas yang memungkinkan untuk
sebagai penghatar kalor
 Dinding adiabat  suatu dinding/bidag batas yang tidak
memungkinkan adanya proses perpindahan kalor (sebagai
dinding penyebab).
4.2 Pengertian Energi Dalam

 Pemahaman tentang energi dalam dihubungkan dengan


pengertian mengenai kerja adiabat yaitu suatu proses kerja
suatu sistem yang selama proses tidak terjadi aliran kalor ke
dalam suatu sistem.
P

V
 Misalnya:

sistem piston yang berisi renida mengalami proses pemuaian


secara adiabat sehingga kerja yang dihasilkan betul-betul
hanya berasal dari proses total pemuiaian tersebut.
 Sistem keberadaan akhir (lintas sembarang) akan
menghasilkan suatu fungsi yang tetap sebagai fungsi tenaga
internal (u). Ditulis:
Wi  f (adiabat) = uf – ui

 Pernyataan tersebut akan mendasari hukum pertama yaitu:


“Jika suatu sistem diubah dari keadaan awal ke keadaan akhir
secara adiabat, maka karja yang dilakukan akan sama untuk
semua lintasan adiabat yang menghubungkan kedua keadaan
ini.

 Arti fisis dari (uf – ui)  didefenisikan sebagai perubahan


enegri dalam (u).
 Dari persamaan di atas terdapat suatu arti bahwa ada semacam
kandungan tentang kekekalan energi sehingga terdapat adanya
fungsi energi.
 Atau dengan kata lain tenaga dalam (internal energi) dapat
dinyatakan suatu fungsi koordinat termodinamik yang
banyaknya sama dengan yang diperlukan untuk menjelaskan
keadaan suatu sistem.
 Energi dalam sistem adalah jumlah energi yang
dimiliki partikel-partikel sistem. Kalau εi adalah
energi yang dimiliki partikel sistem maka energi
dalam seluruh sistem adalah

N
U  
i 1
i
 Misal: Keadaan sistem ditentukan oleh koordinat P, V, θ
sehingga terdapat dua koordinat bebas di antara tiga koordinat
tersebut. Sehingga energi internal dapat dibayangkan sebagai
fungsi dari dua koordinat termodinamik yang mana saja.

u = (V,θ)   U   U 
dU    d    dV
  V  V 
u = (θ,P) 
 U   U 
dU    d    dP
  V  P 

u = (P,V) 
 U   U 
dU    dP    dV
 P V  V 
4.3 Perumusan Hukum Pertama Termodinamik

 Bila suatu sistem yang lingkungannya bertemperatur berbeda dan kerja bisa
dilakukan padanya, mengalami suatu proses maka energi yang dipindahkan
dengan cara non mekanis yang sama dengan perbedaan antara perubahan energi
dalam dan kerja yang dilakukan disebut kalor. Jika perbedaan dilambangkan
dengan Q maka:
Q = (uf – ui) – Wi-f
Atau: (uf – ui) = Q + Wif
Dengan:
Q = kalor yang mengalir
Q = positif  kalor masuk ke dalam sistem
Q = negatif  kalor keluar dari sistem
 Persamaan ini dikenal dengan sebagai perumusan Hukum Pertama
Termodinamika
 Dari persamaan Hukum pertama tersebut terlihat jelas
bahwa kalor merupakan suatu energi; Hal ini
diperkuat oleh perscobaan Joule (1840 – 1849) yang
memberikan nilai kesetaraan antara kalor dan energi.
a = Q/W = 4,186
Yang berarti: 1 kalori = 4,186 joule.
 Perubahan infinitisimal hukum I Termodinamika
ditulis:
dU = dQ + dW
 Perubahan eksponensial hukum I ditulis:
dQ = dU – dW
dU = dQ + dW
 Pada proses kuasi-statis sistem hidrostatik; dapat dituliskan
hukum pertamanya:
dU = dQ – PdV
 dengan:

u merupakan fungsi dari dua antara tiga koordinat


termodinamik
P merupakan fungsi V dan θ
Dengan menggantikan nilai kerja pada suatu sistem maka
dapat dituliskan bentuk Hukum I termodinamika dari
berbagai sistem.
SISTEM HUKUM PERTAMA FUNGSI DARI DUA
ANTARA
Hidrostatik dU = dQ - PdV P, V, T
Kawat teregang dU = dQ + FdL F, L, T
Selaput permukaan dU = dQ + sdA S, A, T
Sel listrik dU = dQ +  dZ , Z, T
Lempengan dielektrik dU = dQ + E d E, , T
Batang paramagnetik dU = dQ + μoH dM H, M, T
4.4. Kapasitas Kalor
 Apabilasuatu sistem menyerap kalor dan
karenanya mengalami kenaikan suhu, dikatakan
bahwa sistem tersebut memiliki kapasitas kalor
(C)

C = dQ/dθ
 Untuksuatu sistem hidrostatik seperti gas, dikenal
2 macam kapasitas kalor yakni
1. Kapasitas kalorpada volume tetap(Cv)
 Q
Cv   
  V

2. Kapasitas kalor pada tekanan tetap (Cp)

 Q 
CP   
   P

Anda mungkin juga menyukai