Revolusi industri yang kedua terjadi antara tahun 1870 dan 1914 dengan
memperkenalkan sistem yang sudah ada sebelumnya seperti listrik dan jalur
perakitan ke dalam industri.
Revolusi industri ketiga terjadi antara tahun 1950 dan 1970 dimana
terjadi perubahan dari sistem analog dan mekanis menjadi digital
sehingga sering disebut sebagai Revolusi Digital atau Era Informasi.
Implementasi Industry 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam
merombak aspek industri, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam
kehidupan manusia.
Salah satu rujukan awal soal revolusi industri 4.0, Dalam buku The Fourth
Industrial Revolution (2016) yang ditulis oleh Klaus Schwab, chairman World
Economic Forum, menyebutkan bahwa revolusi kali ini tak hanya mengubah
bagaimana bisnis dijalankan dan para pekerja berelasi, tapi juga bagaimana
orang menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, revolusi industri 4.0
diproyeksikan mempengaruhi perilaku personal secara mendalam.
1. PENGERTIAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan
teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini
merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data
dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem
cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi
awan dan komputasi kognitif.
2. HAMBATAN DAN STRATEGI PEMDA DALAM
MENGHADAPI INDUSTRI 4.0
• Ketimpangan Ekonomi: “Platform Effect”
Tantangan paling pelik dari Revolusi Industri 4.0 adalah melebarnya
ketimpangan ekonomi (income inequality) antara pemilik modal
(capital) baik fisik maupun intelektual, dengan penduduk yang
mengandalkan tenaga kerja murah (labor).