OLEH
NAMA : RASIDIN
NPP : 29.1616
KELAS : B2
PENGANTAR
Beberapa saat setelah pemerintah mengumumkan kebijakan tentang kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak ( BBM) , Harian Kompas tanggal 14 maret 2005,
halaman 15 menurunkan berita tentang kesimpulan sebuah penelitian bahwa:
”Kompensasi BBM tidak kurangi rakyat miskin”. Berdasarkan studi yang
dilakukan Tim Indonesia Bangkit dengan model keseimbangan umum
( Computable general equilibrium/CGE) dengan metode recursive dynamic,
penyaluran dana kompensasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak tidak
akan mengurangi jumlah penduduk miskin. Tim berkesimpulan bahwa pemerintah
hendaknya tidak hanya mengacu pada satu hasil penelitian lembaga tertentu dalam
menaikkan harga BBM, malainkan harus mempertimbangkan juga pendapat
lembaga lain. DPR hendaknya menolak rencana APBN-P yang akan diajukan
pemerintah karena perubahan subsidi BBM. Hingga harga BBM bisa kembali ke
harga semula.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama pada kasus yang berbeda, harian Kompas
Tanggal 16 Maret 2005, halaman 17 memberitakan bahwa:” DPRD bentuk Tim
Kaji ulang RSUD jadi PT”. Baru berusia tujuh bulan,tiga peraturan daerah
mengenai swastanisasi rumah sakit umum daerah (di Jakarta) akan dikaji lagi.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) DJI Jakarta memutuskan membentuk
tim kecil untuk meninjau kembali produk DPRD periode 1999-2004. Padahal
sebagian anggotanya masih duduk di kursi DPRD saat ini.
Pemerintah DKI Jakarta dan pihak rumah sakit dinilai tidak melakukan sosialisasi,
produk perda ini juga dinilai dibuat secara mendadak di akhir masa tugas anggota
DPRD lama.
Ketiga perda yang akan dikaji ulang adalah Perda Nomor13,14, dan 15, masing-
masing memuat tentang swastanisasi RSUD Cengkareng - Jakarta Barat, RSUD
Haji Pondok Gede , dan RSUD Pasar Rebo – Jakarta Timur.
Ketua Komisi E ( Bidang Kesejahteraan Rakyat) Dani Anwar mengatakan,
pimpinan DPRD periode 2005 –2009 telah memutuskan akan membentuk tim
kecil untuk mengkaji kembali ketiga perda tersebut. Dani juga termasuk salah satu
anggota panitia perumus penyusunan perda tersebut.
Hal yang sama dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang tengah
mempersiapkan proses perubahan status kelembagaan 13 rumah sakit dari bentuk
perusahaan jawatan ke bentuk badan layanan umum. Sementara dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Hasbullah Tabrany,
mengatakan untuk meningkatkan profesionalisme di RSUD, tidak perlu
mengubah bentuk RSUD menjadi PT. Tanpa harus mengubah bentuk, Pemprov
DKI Jakarta cukup memberikan keleluasaan kepada RSUD untuk mengelola
keuangannya sendiri agar RSUD tersebut bisa menjadi professional, namun
pengelolaan keuangan itu harus diawasi dengan ketat.
Analisis kebijakan publik mempunyai peran yang sangat penting untuk membantu
seorang pembuat kebijakan dengan memberikan informasi yang diperoleh melalui
penelitian dan analisis, memisahkan dan mengklarifikasi persoalan mengungkap
ketidakcocokan tujuan dan upayanya, memberikan alternatif-alternatif baru dan
mengusulkan cara-cara menterjemahkan ide-ide kedalam kebijakan-kebijakan
yang mudah diwujudkan dan direalisasikan. Kontribusi utamanya untuk
memberikan masukan-masukan terutama dengan memperhitungkan keutamaan
dan kepekaan parameternya.
Kebijakan publik adalah arah tindakan yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan ( Dye, 1975). Area studi meliputi segala tindakan
yang dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai pengaruh terhadap kepentingan
masyarakat secara luas, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Secara garis besar kebijakan publik mencakup tahap-
tahap perumusan masalah kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi
kebijakan.
Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan publik:
(1) Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi
informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis
kebijakan disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk
dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan
secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai
landasan atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.
(2) Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan
transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis
berdasarkan kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni
analis yang berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah
dan analis yang berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis
retrospektif ini terdapat kelebihan dan kelemahan
(3) Analisis Kebijakan Yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang
mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada
penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan
diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para
analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan perspektif, tetapi
juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan
mentransformasikan informasi setiap saat.
c. Dampak
Alternatif-alternatif sebagai suatu cara memecahkan masalah mempunyai
implikasi serangkaian konsekuensi tertentu. Dampak ini berhubungan dengan
alternatif , beberapa diantaranya bersifat positif terhadap pencapaian tujuan, yang
lain dapat bersifat negatif misalnya tingginya biaya, dan merupakan hal-hal yang
ingin dihindari atau diminimalisir oleh pembuat keputusan.
d. Kriteria
Kriteria adalah suatu standar untuk menyusun alternatif-alternatif sesuai prioritas
yang paling diinginkan. Kriteria merupakan cara menghubungkan tujuan-tujuan,
alternatif-alternatif dan dampak-dampak.
e. Model
Model-model kebijakan (yang digunakan untuk meramalkan dampak suatu pilihan
atau alternatif) biasanya merupakan struktur matematis yang dibantu dengan
program komputer, dan banyak juga diantaranya menggunakan model mental
sederhana, digunakan sepanjang proses analisis untuk mendefinisikan lingkup
permasalahan, mengukur pencapaian suatu tujuan, menampilkan hasil dan
dimanapun analisis membuat sebuah keputusan.
APA MANFAAT ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK?
b. Penentuan Kriteria
Analisis memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternatif-
alternatif. Hal-hal yang sifatnya pragmatis memang diperlukan seperti ekonomi
(efisiensi, dsb) politik (konsensus antar stakeholders, dsb), administratif
( kemungkinan efektivitas, dsb) namun tidak kalah penting juga hal-hal yang
menyangkut nilai-nilai abstrak yang fundamental seperti etika dan falsafah
(equity, equality, dsb).
c. Penyusunan Model
Model adalah abstraksi dari dunia nyata, dapat pula didefinisikan sebagai
gambaran sederhana dari realitas permasalahan yang kompleks sifatnya. Model
dapat dituangkan dalam berbagai bentuk yang dapat digolongkan sebagai berikut:
Skematik model ( contoh: flow chart), fisikal model (contoh: miniatur), game
model (contoh: latihan pemadam kebakaran), simbolik model (contoh: rumus
matematik). Manfaat model dalam analisis kebijakan publik adalah
mempermudah deskripsi persoalan secara struktural, membantu dalam melakukan
prediksi akibat-akibat yang timbul dari ada atau tidaknya perubahan-perubahan
dalam faktor penyebab. Dengan demikian model merupakan alat bantu yang baik
dalam perumusandan penentuan solusi, atau dalam perumusan tujuan dan
pengembangan serta penentuan pilihan alternatif kebijakan.
d. Pengembangan Alternatif
Alternatif adalah sejumlah alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan untuk
mencapai, langsung ataupun tak langsung sejumlah tujuan yang telah ditentukan.
Alternatif-alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena
beberapa hal: (1) Berdasarkan pengamatan terhadap kebijakan yang telah ada. (2)
Dengan melakukan semacam analogi dari suatu kebijakan dalam sesuatu bidang
dan dicoba menerapkannya dalam bidang yang tengah dikaji, (3) merupakan hasil
pengkajian darin persoalan tertentu.
f. Rumuskan Rekomendasi
Penilaian atas alternatif-alternatif akan memberikan gambaran tentang sebuah
pilihan alternatif yang tepat untuk mencapai tujuan-kebijakan publik. Tugas analis
kebijakan publik pada langkah terakhir ini adalah merumuskan rekomendasi
mengenai alternatif yang diperhitungkan dapat mencapai tujuan secara optimum.
Rekomendasi dapat satu atau beberapa alternatif, dengan argumentasi yang
lengkap dari berbagai faktor penilaian tersebut. Dalam rekomendasi ini sebaiknya
dikemukakan strategi pelaksanaan dari alternatif kebijakan yang yang disodorkan
kepada pembuat kebijakan publik.
PENUTUP
Analisis kebijakan Publik akan sangat membantu menghindarkan suatu kebijakan
yang yang hanya memakai pertimbangan sempit semata atau pertimbangan
kekuasaan semata Dengan analisis kebijakan diharapkan dapat menghindari
kegagalan dalam implementasinya, karena analisis kebijakan memberikan
informasi dan argumen yang lebih komprehensif dan dapat diterima publik.
DAFTAR PUSTAKA
Quade, E.S. 1984. Analysis for Public Decisions. New York: The Rand
Corporation.
Patton, Carl V. And Sawicki, David S. 1986. Basic Method of Policy Analysis and
Planning. New Jersey : Prentice Hall.