Anda di halaman 1dari 28

MODUL II TRAUMA

(KESADARAN MENURUN)
KELOMPOK 2
1. NURUL FATIMAH HAMZAH
2. AMIRAH SILINO RACHMAT
3. ELMY NOVIA ABNI
4. HASRIAH
5. FITRI AINUN MALAHAYATI
6. RISKA ALVIONITA
7. NUR ANJELIA ARAS
8. FITRAH AMALIA
9. NURUL HUSNA ISMAIL
10. AWANDA DEVI NOVIANTI
11. NURUL ANNISA HASAN
12. NUR AISYAH
13. RIZKI SAFITRI
SKENARIO 2
Seorang laki-laki berusia 50 tahun dibawa ke unit gawat darurat RS
dengan kesadaran menurun sekitar 2 jam yang lalu. Riwayat hipertensi
berobat tidak teratur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital
tekanan darah 90/50 mmHg, denyut nadi radialis 92 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, suhu 37°C. Pasien mendengkur, tidak mampu
membuka mata dan ekstremitas hanya fleksi abnormal dengan rangsang
nyeri.
KATA ATAU KALIMAT KUNCI
1. Laki-laki 50 tahun
2. Kesadaran menurun sekitar 2 jam yang lalu
3. Riwayat hipertensi berobat tidak teratur.
4. PEMFIS:
 TTV : 90/50 mmHg,
 Nadi : 92 x/menit,
 RR : 26 x/menit,
 T : 37°C.
5. Pasien mendengkur, tidak mampu membuka mata dan ekstremitas
hanya fleksi abnormal dengan rangsang nyeri.
PERTANYAAN
1. Penilaian dan tindakan awal/primary survey pada scenario
2. Tindakan Secondary survey pada scenario
3. Differential diagnosis
4. Penyebab dari kesadaran menurun
5. Mekanisme kesadaran menurun berdasarkan scenario
6. Hubungan antar gejala pada scenario
7. Tindakan khusus pada pasien dengan penurunan kesadaran, baik
trauma maupun non trauma
8. Syarat-syarat rujukan pasien dan cara transportasi pada skenario
1. Penanganan awal
Berbicara jelas tidak ada gangguan airway.
Cek
Minta tolong Berbicara tidak jelas-/tidak sadargangguan
kesadaran
airway.

Nilai: Pernapasan cuping hidung, agitasi/kesadaran menurun,


Look hipoksia, pengembangan dada asimetris, pucat, sianosis,
retraksi penggunaan otot tambahan pernapasan,

 Obstruksi parsial :
A Nilai: Suara mendengkur (snoring), berkumur (gurgling),
AIR WAY Listen bersiul crowing, sound, stridor), suara parau
(hoarseness, dysphonia)sumbatan pada laring.
 Obstruksi total : Apnea

Nilai:
Feel Ada suara napas tapi cepat pikirkan Cricothyroidotomi
Gumpalan darah & muntahan
Tersedak :
Periksa jalan napas :  Sadar
Ada sumbatan dirongga  back blow (tepuk pada punggung)
mulut  Heimlich maneuver
 Tidak sadar
 Abdominal thrust (tekanan pada abdomen)
 Head Tilt-Chin Lift Maneuver
 Jaw Thrust Maneuver
 Finger sweep

 Pertahankan jalan napas dengan alat :


 Pipa Orofaring
Tidak ada sumbatan tapi
 Pipa Nasofaring
tidak membaik
 Pipa Endotracheal
 Cricothyroidotomi
Pernapasan yang disertai
B ventilasi pernapasan normal  Mouth to mouth
BREATHING sangat penting untuk Tanpa alat  Mouth to nose
mempertahankan hidup  Mouth to mask
korban

Dengan Alat

Setiap pasien gawat, kadar O2 yang diberikan harus lebih dari 40-50%
 Sungkup sederhana: fraksi oksigen 35-60%.Flow rate : 6-8 L/menit
 Sungkup reservoir rebreathing: fraksi oksigen: 35-80%. Flow rate6-10 L/menit
 Sungkup reservoir non-breathing: fraksi oksigen: 50-95%. Flow rate 8-12 L/meni
o Bag valve Mask:
a. Tanpa reservoir dengan oksigen.Fraksi oksigen : 40%.Flow rate: 8-10 L/menit
b. Dengan reservoir dan oksigen. Fraksi oksigen: 100%. Flow rate : 8-10 L/menit
TD : hipotensi
C Nadi : normal Syock
CIRCULATION Pernapasan : takipneu
Suhu : 37 derajat celcius

Obstruksi: Anafilaktik:
Hipovolemi:  Ada tanda-tanda tension  Edema hipofaring dan
 Dengan tanda-tanda pneumotoraks laring, hipersekresi
perdarahan massif (dyspnea+nyeri+tanda mucus, gejala kulit
 Kristaloid 1-2 L bolus syock)  Epinefrin 0,2-0,5 IM 3
 Torakostomi + chest tube dosis interval 1-5 menit
D AVPU/ GCS
DISABILITY

E Buka pakaian, tapi cegah


EXPOSURE hipotermia
Resusitasi
Larutan elektrolit isotonik misalnya ringer laktat atau normal saline digunakan
untuk resusitasi awal. Cairan jenis ini mengisi volume intravaskuler dalam
waktu yang singkat dan juga menstabilkan volume vaskuler dengan cara
menggantikan kehilangan cairan penyerta yang hilang ke dalam ruang
intertisial dan intraseluler. Alternatif cairan awal adalah dengan larutan garam
hipertonik.
Tahap awal bolus cairan hangat diberikan secepatnya dosis umumnya 1
hingga 2 liter untuk dewasa. Respon pasien pasien di observasi selama
beberapa cairan awal ini dan keputusan terapi dan diagnosis selanjutnya
didasarkan pada respon ini.
Primary Survey
2
Secondary Survey Reevaluation

Anamnesis: Pemeriksaan fisik:


• Kepala
• Alergy
• Leher
• Medication • Thoraks
• Past Medical History, Pregnancy • Abdomen
• Last Meal Eaten • Regio genital, perineum dan rectum
• Muskuloskeletal
• Events surrounding injury, environment
• Sistem saraf

Parahita PS, Kurniyanta P. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Cedera Fraktur Ekstrimitas. e-Jurnal
Med Udayana [Internet]. 2013;2(9):1–18 .
3. Differential Diagnosis
DD Definisi Etiologi Faktor Risiko Gejala Klinis

Stroke Stroke yang terjadi apabila lesi - Perdarahan intraserebral • Usia - Kesadaran menurun/tidak sadar
hemoragik vaskular intraserebral mengalami primer (hipertensif) • Hipertensi - Muntah proyektil
• Riwayat keluarga
ruptur sehingga terjadi - Ruptur malformasi arteri - Tanda-tanda peningkatan TIK
• DM
perdarahan ke dalam ruang dan vena • Penyakit jantung
- CT SCAN tanpa kontras 
subarachnoid atau langsung ke - Ruptur kantung • Merokok Hiperdens
dalam jaringan otak. aneurisma • Infeksi
- Penyakit inflamasi pada • Penyakit pembuluh darah perifer
arteri dan vena
Stroke non Stroke iskemik ialah stroke yang - Emboli Tidak dapat diubah : - Hemiparesis
hemoragik / disebabkan oleh sumbatan pada - Trombosis - Usia - Bicara pelo+hemiparesis+biasanya
iskemik pembuluh darah servikokranial - Jenis kelamin sadar
- Ras
atau hipoperfusi jaringan otak - Genetik - CT SCAN tanpa kontras  Hipodens
oleh berbagai faktor seperti Dapat diubah : (infark)
aterotrombosis, emboli, atau - Hipertensi
ketidakstabilan hemodinamik - Merokok
yang menimbulkan gejala - Diabetes
- Fibrilasi atrium
serebral fokal, terjadi mendadak, - Kelainan jantung
dan tidak menghilang dalam - Hiperlipidemia
waktu 24 jam atau lebih. - Nutrisi
- Obesitas

Syok Syok hipovolemik merupakan berkurangnya volume plasma perdarahan gastro intestinal, internal -Stage 1: kulit mulai pucat
keadaan berkurangnya perfusi di intravaskuler. Contohnya dan eksternal hemoragi, atau kondisi -Stage 2:pucat dingin, TD: <100 mmHg, nadi
Hipovolemik yang menurunkan volume sirkulasi >100X/menit, laju nafas <30x/menit, urine
organ dan oksigenasi jaringan terjadi pendarahan hebat , intravascular atau cairan tubuh lain, output 20-30 ml/jam
yang disebabkan gangguang diare, luka bakar, muntah, intestinal obstruction, peritonitis, -Stage 3:pucat dingin, TD: <70 mmHg, nadi
kehilangan cairan intravascular dan trauma trauma hebat acute pancreatitis, ascites, dehidrasi >120X/menit, laju nafas >30x/menit, urine
dari darah atau plasma atau pada organ tubuh atau dari excessive perspiration, diare berat output >20 ml/jam, cemas, agitasi.
cairan tubuh. fraktur . atau muntah, diabetes insipidus, -Stage 4:sangat pucat, berkeringat, dingin, TD:
  diuresis, atau intake cairan yang tidak <70 mmHg, nadi >130X/menit, laju nafas
adekuat. >30x/menit, urine output absent, lethargy,
coma
4

PENYEBAB
KESADARAN
MENURUN
INTRAKRANIAL :

Trauma susunan saraf pusat

Gangguan perdarahan darah otak

Infeksi susunan saraf pusat

Tumor, kejang, epilepsy

Penyakit degeneratif susunan saraf pusat

Kumar, P. & Clark, M., 2006, Clinical Medicine, 6th Ed., Elsevier Saunders,
Edinburgh London
EKSTRAKRANIAL

Vaskuler
Syok, payah jantung, hipertensi, hipotensi

Metabolik
Hipoglikemia, hiperglikemia, asidosis metabolik,
ketidakseimbangan elektrolit

Toksik
Overdosis obat, alcohol abuse, keracunan CO2, gas anastesi

Infeksi sistemik berat


Pneumonia, malaria

Kumar, P. & Clark, M., 2006, Clinical Medicine, 6th Ed., Elsevier Saunders,
Edinburgh London
5.Mekanisme kesadaran menurun

Penekanan pada Gangguan neuron


Hipertensi kronik medulla pengemban
oblongata kewaspadaan

Hipohialinosis
dan atau
Tekanan Penurunan
aneurisma
intrakranial kesadaran
pembuluh darah
otak

Ruptur pembuluh
darah otak Edem serebri

Farzaneh A.Sorond.Does hypertension affect cerebral blood-flow


autoregulation.J Neural Sci.2002.
6. HUBUNGAN GEJALA PADA
SKENARIO
Hipertensi lama dan Jantung bekerja lebih Hipotensi/Tekanan Darah ke otak
tidak berobat keras darah menurun berkurang

Kegagalan
autoregulasi
kesadaran menurun
Mendengkur, tidak
mampu membuka mata,
flexi abnormal dengan
rangsang nyeri
vasodilatasi

Referensi:
1. Kesehatan GD a N. Penyakit Kardiovaskular / PKV :
2009;12–5.
2. Darussalam M, Warseno A. Faktor yang
Berhubungan dengan Pasien Hipertensi Tidak
Hipotensi/Tekanan Terkontrol di Puskesmas. J Keperawatan Klin dan
Resistensi pada Komunitas. 2017;1(2):72–80.
darah menurun kesadaran menurun 3. Dimyanti kiki F. pengaruh Antara Aktivitas fisik,
sistemik menurun kebiasaan Merokok Dan Sikap Lansia Terhadap
Kejadian Osteosporosis. J Berk Epidemologi.
2017;5(1):95–106.
Hipertensi kronik Aneurisma pembuluh darah Ruptur pembuluh darah
Edem serebri
otak otak

Penekanan pada medulla Tekanan intrakranial


Penurunan kesadaran oblongata meningkat

Jatuhnya lidah kearah Gangguan


belakang yg Gangguan N.Cranialis
Mendengkur pergerakan lidah
menyebabkan Hypoglosus
penutupan sebagian
airway

Referensi : Farzaneh A, Sorond. Does hypertension affect cerebral blood-flow auto regulation?J Neural
Sci[internet]. 2002 [diakses tanggal 15 april 2016]; 1(1). Tersedi adari : http://www.jwatch.org/
7. Tindakan khusus pada pasien dengan
penurunan
kesadaran, baik trauma maupun non
trauma
1. Mempertahankan fungi vital dan mencukupi kebutuhan akan O2
cairan dan kalori
 Pelihara jalan napas
 Pemberian cairan dan kalori
- Jumlah maintenance kira kira 2000 ml/hari
- Bila koma lebih dari 2-3 hari, berikan makanan personde agar
intake dapat lebih banyak

Stewart RM. Advanced Trauma Life Support. 10th ed. American


College of surgeons; 2018
2. Pemeliharaan Kebersihan tubuh
- Mata : ditetesi borwater/larutan garam faal
- Mulut : Boraks-gliserin, alkohol tiap pagi
- Klisma : Larutan gliserin 2-3x sehari
- Mandi denton air dan sabun min 2x1
3. Mencegah infeksi sekunder dan dekubitus
- Untuk mengurangi kemungkinan pneumonia dan decubitus posisi
barbering harus diubah ubah tiap 2 jam
- Mengeluarkan secret denton ditepuk tepuk dada dan punggung tiap
pagi hari
Stewart RM. Advanced Trauma Life Support. 10th ed. American
College of surgeons; 2018
4. Pengobatan simtomatik
- Bila kejang atau gelisah berikan sedatif yang efek depresifnya minimal
(mis: diazepam)
- Untuk menurunkan tek intrakranial gunakan kortikosteroid dan
larutan hipertonik

Stewart RM. Advanced Trauma Life Support. 10th ed. American


College of surgeons; 2018
8.Syarat rujukan dan cara transportasi
Syarat-syarat melakukan rujukan pada penderita penurunan kesadaran

• Dokter lebih baik berbicara langsung dengan dokter yang akan dirujuk dan
menceritakan semua kejadian sebelum initial care dan terapi yang sudah diberikan
serta responnya
• Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi pasien
• Pengantar pasien harus diberitahukan tentang kondisi pasien
• Kondisi pasien harus stabil
• Bila pernafasan tidak adekuat lakukan ETT
• Bila trauma cervical lakukan collar neck
• Pemeriksaan penunjang harus dikerjakan tanpa memperlambat proses transfer pasien
• Luka/pendarahan harus dikontrol
• Penanganan dengan multiple trauma harus mengacu pada ABCD
Henry, Sharon; dkk.2008.Advanced Trauma life support
8thEdition.Chigago:American Collage of Surgeous Commite on Trauma.
Cara transportasi
Protokol rujukan
a) Dokter yang merujuk
Dokter yang merujuk harus berbicara dengan dokter penerima rujukan
dan memberikan informasi dibawah ini:
• Identitas pasien
• Anamnesis singkat kejadiannya, termasuk data prarumah sakit yang
penting
• Penemuan awal pada pemeriksaan pasien
• Respon terhadap terapi
Henry, Sharon; dkk.2008.Advanced Trauma life support
8thEdition.Chigago:American Collage of Surgeous Commite on Trauma.
b) Informasi untuk petugas yag akan mendampingi
Petugas pendamping harus paling sedikit diberitahukan :
• Pengelolaan jalan nafas pasien
• Cairan yang telah/akan diberikan
• Prosedur khusus yang mungkin akan diperlukan
• Revised trauma score, prosedur resusitasi dan perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi
selama dalam perjalanan

c) Dokumentasi
Dokumentasi mengenai permasalahan pasien, terapi yang telah diberikan, keadaan pasien saat
akan dirujuk.

d) Pengobatan sebelum merujuk


Pasien harus dilakukan resusitasi dalam usaha membuat pasien dalam keadaan sestabil mungkin:
ABCD
Henry, Sharon; dkk.2008.Advanced Trauma life support
8thEdition.Chigago:American Collage of Surgeous Commite on Trauma.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai