Anda di halaman 1dari 19

KOMPREHENSIF

ANDINI PRADITA
SANDY
A 241 17 084

PENDIDIKAN FISIKA
SIFAT-SIFAT GELOBANG

1. Dispersi (Dapat Berubah Bentuk)


2. Refraksi (Dapat Dibiaskan)
3. Refleksi (Dapat Dipantulkan)
4. Interferensi (Dapat Digabungkan)
5. Polarisasi (Dapat Diserap Arah Getarannya)
1. DISPERSI

DISPERSI adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-
warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri
atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya
putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya
ini memiliki panjang gelombang yang berbeda.

Menggapa Dispersi Dapat Terjadi ?

Ketika cahaya merambat dalam suatu medium, maka kecepatan rambat gelombang
umumnya bergantung pada frekuensinya. Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai
v ( kecepatan) yang berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki sudut bias
yang berbeda pula. Akibatnya, dalam medium kedua, berkas dengan frekuensi yang berbeda
bergerak dalam arah yang berbeda. Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai penguraian cahaya
putih dari spektrum - spektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda atau disebut dispersi.
.
• Seberkas sinar menuju prisma dengan sudut
datang i . Sinar tersebut kemudian
meninggalkan prisma dengan sudut keluar
r’. Besarnya sudut penyimpangan antara
sinar yang menuju prisma dengan sinar yang
meninggalkan prisma disebut sebagai sudut
(Gambar 1.1) deviasi. Besar sudut deviasi tergantung pada
besar kecilnya sudut datang.
• Sudut deviasi terkecil disebut deviasi
minimum. Sudut deviasi minimum terjadi
jika i=r´, r = i´ serta  i´+r=ß

(Gambar 1.2)
Besarnya sudut deviasi minimum pada prisma dirumuskan sebagai :
 δm = i + r’–β
 • Karena r’ = r maka

 Contoh soal :
• Seberkas cahaya putih menembus sebuah prisma tipis dengan sudut pembias 10°, jika
indeks bias untuk cahaya merah dan ungu masing-masing 1,49 dan 1,52, tentukanlah besar
sudut dispersinya
Diketahui: β= 10°
= 1,49
 = 1,52
Ditanyakan: φ = . . .?
 Jawab:
φ = () β
φ= (1,52 –1,49)10°
φ= (0,03)10°
φ = 0,3°
• Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari :

(Gambar 1.3)
2. REFRAKSI
Refraksi pembelokan arah perambatan gelombang pada bidang batas antara 2 medium
yang memiliki sifat yang berbeda dalam merambatkan gelombang.v
Keterangan :

sin i v1 1 n2
i = sudut datang

   r= sudut bias

sin r v2 2 n1 V= kecepatan
λ = panjang gelombang
n = indeks bias

Sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal mendekati garis normal ( r < i ).
Sebaliknya, sinar datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis
normal. Pada proses pembiasan berlaku Hukum SNELLIUS : sinar datang dari medium kurang
rapat (n1) menuju medium lebih rapat (n2) akan dibiaskan mendekati garis normal, begitu juga
sebaliknya sin i / sin r = n2 / n1 = v1 / v2 = kontanta
karena v = f . lamda dan f adalah konstan pada saat sinar melalui bidang batas n1 - n2 maka sin i /
sin r = lamda1 / lamda2.
Contoh soal :
• Berkas cahaya yang berasal dari air dipancarkan ke udara dengan sudut datang tertentu.
Tentukan :

a. Besar sudut kritis


b. Besar sudut bias jika sudut datang 30o
c. Besar sudut bias jika sudut datang 60o!
Jawab

a. Pada peristiwa pembiasan bisa dipastikan jika cahaya berasal dari medium renggang
masuk ke medium yang lebih padat maka akan terjadi pembiasan. Lain halnya apabila
berkas cahaya berasal dari medium rapat masuk menuju medium renggang akan terdapat
istilah sudut kritis yang merupakan sudut batas jika besar sudut datang cahaya berasal
dari medium rapat ke medium renggang sudut datangnya lebih kecil dari sudut kritis
maka akan terjadi peristiwa pembiasan sudut bias bisa ditentukan dengan hukum
Snellius, tetapi apabila sudut datang lebih besar dari sudut kritis akan terjadi peristiwa
pemantulan cahaya dari medium rapat akan memantul kembali ke medium rapat.
 • Rumus sudut kritis sin =

sin = =

= () = 48,
Besar sudut kritisnya 48,6o

b. Menentukan besar sudut bias jika sudut datang 30o


  =
 c. Mementikan besar sudut bias jika sudut datang
  = Sudut datang telah melebihi sudut kritis. Jika
sinar yang berasal dari air ke udara dengan sudut
  = datang peristiwa pembiasan tidak akan terjadi berkas
sinar dari air akan kembali dipantulkan ke air ketika
  = = mencapai bidang batas antara air dan udara.
  =() =

  Besar sudut bias adalah


3. REFLEKSI

Refleksi adalah peristiwa kembalinya (baik) seluruh atau sebagian dari suatu
berkas partikel atau gelombang bila berkas tersebut bertemu dengan bidang batas
antara dua medium.

Muka gelombang datang i r Muka gelombang pantul

Sinar datang N Sinar pantul


Contohnya peristiwa Refleksi Gelombang didalam kehidupan sehari-hari:
4. INTERFERENSI
Interferensi cahaya ini menjelaskan bahwa semisal ada sumber cahaya yang
melewati sebuah celah ganda yang berjarak, maka cahaya akan menimbulkan wilayah
gelap terap. Interferensi ini terjadi jika ada cahaya yang punya panjang gelombang dan
frekuensi yang sama..
  d
d = (m-

Keterangan :
- d adalah jarak antar celah pada celah ganda (m)
- m adalah orde (0,1,2,3,….)
- λ adalah panjang gelombang cahaya (m)
- y adalah jarak pita orde-m ke terang pusat (m)
- l adalah jarak celah ke layar (m)
Macam-macam interferensi yaitu :
- Interferensi Konstruktif (saling menguatkan)

- Interferensi Destruktif ( saling melemahkan)


Bila beda fasa dua gelombang disuatu terjadi karena perbedaan panjang lintasan yang
ditempuh oleh masing-masing gelombang, maka :

Agar interferensi konstruktif/destruktif dapat terjadi terus menerus diatu tempat,


maka sumber-sumber gelombangnya harus menghasilkan gelombang Koheren.
5. POLARISASI

Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang


acak menjadi satu arah getaran. Gelombang yang dapat mengalami polarisasi hanyalah
gelombang tranversal yang mempunyai arah getaran tegak lurus dengan arah
perambatannya.

Cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya dari banyak sumber, seperti


matahari, api, dan lampu pijar, terdiri atas berbagai gelombang pendek dengan
campuran polarisasi yang sama, hal ini disebut cahaya yang tidak terpolarisasi.
Cahaya terpolarisasi dapat diproduksi dengan melewatkan cahaya yang tidak
terpolarisasi melalui polarisator, yang memungkinkan gelombang hanya satu polarisasi
untuk melewatinya. Bahan optik yang paling umum (seperti kaca) bersifat isotropik
dan tidak mempengaruhi polarisasi cahaya yang melewatinya, namun, beberapa bahan
material yang menunjukkan birefringence, dikroisme, atau gerak optik yang dapat
mengubah polarisasi cahaya. Beberapa di antaranya digunakan untuk membuat filter
polarisasi.
Menurut ilmu mekanika kuantum, gelombang elektromagnetik juga dapat dilihat
sebagai aliran partikel yang disebut foton. Jika dilihat dengan cara ini, polarisasi
gelombang elektromagnetik ditentukan oleh sifat mekanis kuantum dari foton yang
disebut spin. Sebuah foton memiliki satu dari dua kemungkinan putaran, foton dapat
berputar dalam kaidah tangan kanan atau kiri mengenai arah rambatnya. Gelombang
elektromagnetik terpolarisasi melingkar terdiri atas foton dengan hanya satu jenis
putaran, baik tangan kanan atau kiri. Gelombang terpolarisasi linier terdiri atas foton
yang berada dalam superposisi keadaan terpolarisasi sirkuler kanan dan kiri, dengan
amplitudo dan fase yang sama disinkronkan untuk memberikan osilasi dalam pesawat.
Jenis-jenis Polarisasi ialah :
1. Polarisasi karena refleksi.
2. Polarisasi karena absorbsi selektif.
3. Polarisasi karena pembiasan ganda
 

Contoh soal :
- Suatu zat terletak didalam air dengan indeks bias n1=4/3. seberkas sinar mengenai
zat ini akan mengalami polarisasi jika sinar datang dengan sudut polarisasi θ1=
60o. Hitunglah berapa besar indeks bias zat n2 ?

Jawab :

= tan θ
= tan 60o
=
v

Anda mungkin juga menyukai