Anda di halaman 1dari 26

Page 1

Perlunya Etika Profesional


Pada umumnya masyarakat menempatkan
kepercayaan yang cukup besar terhadap jasa yang
telah diberikan oleh kelompok profesional.

Page 2
Kode Etik Akuntan Indonesia
.
(1) Prinsip Etika
(2) Aturan Etika dan
(3) Interpretasi Aturan Etika.

Prinsip etika berlaku umum bagi semua profesi akuntan dan merupakan rerangka
dasar bagi aturan Etika.

Prinsip etika disahkan oleh Konggres sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat
Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan.

Interpertasi Aturan Etika merupakan interpertasi yang dikeluarkan oleh Badan


yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari
anggota, dan pihak pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
penerapan Aturan Etika.

Page 3
Prinsip Etika
1) Tanggung jawab profesi
2) Kepentingan umum
3) Integritas
4) Obyektivitas
5) kompetensi dan ke-hatihatian
6) Kerahasiaan
7) Perilaku profesional
8) Standar tehnis
Page 4
Prinsip Pertama – Tanggung Jawab Profesi

“Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai


profesional,setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya”

Page 5
Prinsip Kedua – Kepentingan Publik

“ Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak


dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas atas
profesionalisme”

Page 6
Prinsip Ketiga – Integritas

“ Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik


,setiap amggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin”

Page 7
Prinsip Keempat – Objektivitas

“ Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas


dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya”

Page 8
Prinsip Kelima – Kompetensi dan Kehati
hatian Profesional

“Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya


dengan kehati-hatian,kompetensi dan ketekunan,serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik,
legistasi dan teknik yang paling mutakhir.”

Page 9
Prinsip Keenam – Kerahasiaan
“Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.

Page 10
Prinsip Ketujuh – Perilaku Profesional

“Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan


reputasi profesi yang baik dan menjauhi tidakan yang
dapat mendeskreditkan profesi”

Page 11
Prinsip Kedelapan – Standar Teknis

“ Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya


sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati
,anggotan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Page 12
ATURAN ETIKA
PROFESI

Page 13
Klasifikasi Ancaman

• Ancaman Kepentingan Pribadi


• Ancaman Telaah Pribadi
• Ancaman Advokasi
• Ancaman Kedekatan
• Ancaman Intimidasi

Page 14
Ancaman Kepentingan Pribadi
ex: Hubungan bisnis yang erat dengan
suatu klien.
Ancaman Telaah Pribadi
ex: Keterlibatan Praktisi dalam
penyusunan data yang digunakan untuk
menghasilkan catatan yang akan menjadi
hal pokok (subject matter) dari perikatan.

Page 15
Ancaman Advokasi
ex:Mempromosikan saham suatu entitas yang
efeknya tercatat di bursa (“Emiten”) yang
merupakan klien audit laporan keuangan.
Ancaman Kedekatan
Ex:Anggota tim perikatan merupakan anggota
keluarga langsung atau anggota keluarga
dekat dari direktur atau pejabat klien

Page 16
Ancaman Intimidasi
Ex: Ancaman melalui penekanan atas
pengurangan lingkup pekerjaan dengan
tujuan untuk mengurangi jumlah imbalan
jasa profesional.

Page 17
Pencegahan

(a)Pencegahan yang dibuat oleh profesi,


perundang-undangan,atau peraturan;
dan
(b) Pencegahan dalam lingkungan kerja
1. tingkat institusi dalam lingkungan kerja
2. tingkat perikatan dalam lingkungan kerja
3. sistem dan prosedur yang diterapkan oleh
klien

Page 18
Penerimaan Klien
• mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman
terhadapkepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi yang diakibatkan oleh
diterimanya klien tersebut.
• Pencegahan yang tepat mencakup antara lain:
(a) Memperoleh pemahaman tentang klien, pemilik, manajer,serta
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan kegiatan bisnis
perusahaan,
(b) Memastikan adanya komitmen dari klien untuk
meningkatkanpraktik tata kelola perusahaan atau pengendalian
internalnya.

Page 19
BENTURAN KEPENTINGAN

• Pengevaluasian dilakukan sebelum


menerima atau meneruskan hubungan
dengan klien atau perikatan, dan
mencakup pertimbangan mengenai ada
tidaknya kepentingan bisnis atau
hubungan dengan klien atau pihak ketiga,
yang dapat menimbulkan ancaman

Page 20
Pendapat Kedua

• Praktisi diminta untuk memberikan


pendapat kedua(second opinions)
mengenai penerapan akuntansi,
auditing,pelaporan, atau standar/prinsip
lain untuk keadaan atau transaksi tertentu
oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak
selain klien.

Page 21
Fee Profesional
A. Besaran fee ?
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : resiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut ,struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara
menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

B.Fee Kontinjen ?
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada
temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan
atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika
ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal
perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaiaan hukum
atau temuan badan pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen
apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

Page 22
KOMISI DAN FEE REFERAL
A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang
atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau diterima
dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari
klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi
independensi.

B. Fee Referal (Rujukan)


Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan
/diterima kepada /dari sesama penyedia jasa profesional
akuntan publik. Fee referal (rujukan) hanya
diperkenankan bagi sesama profesi.
Page 23
Iklan,Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik
diperkenankan mencari klien melalui pemasangan
iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan
pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan
citra profesi.

Page 24
Bentuk Organisasi dan KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan


publik dalam bentuk organisasi yang diijinkan
oleh peraturan perundang undangan yang
berlaku dan/atau yang tidak menyesatkan
dan merendahkan citra profesi.

Page 25
TUGAS YANG HARUS DIKERJAKAN:

AUDITING (PENGAUDITAN) BUKU I , HARYONO YUSUP ,SOAL


NOMER : 3-26;3-27;3-28;3-29;3-30

Page 26

Anda mungkin juga menyukai