Anda di halaman 1dari 25

Hipoglikemia

By
AFIF IBNU ROSYID
NPM 18.156.01.11.005
Definisi
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa
darah < 60 mg/dL, atau kadar glukosa darah < 80
mg/dL dengan gejala klinis. Kasus hipoglikemia paling
banyak dijumpai pada penderita diabetes
Etiologi
Sindroma hipoglikemia yang diinduksi obat adalah tersering
dijumpai disebabkan oleh kelebihan insulin dan pemakaian
OHO, terutama glibenklamid. Dosis insulin yang tidak
bijaksana pada diabetisi, sama seperti penggunaan insulin
tanpa setahu dokter, terutama oleh personal medik, bisa
mengindus hipoglikemia berat. Keadaan diatas, serangan
berulang-ulang bisa mengakibatkan kerusakan otak
permanen. Indikasi yang baik pemberian insulin eksogen
ada lah deteksi antibodi insulin dalam plasma. Obat
hipoglikemik oral (OHO) bisa menjadi penyebab
hipoglikemia berat dan berkepanjangan, terutama pasien
dewasa yang sakit atau berpuasa namun terus minum obat.
Klasifikasi
Hipoglikemia tidak selalu menunjukkan gejala yang
sama untuk setiap orang. Berdasarkan beratnya gejala,
hipoglikemia dapat dibedakan menjadi5:
Hipoglikemia ringan (gejala ringan atau tidak ada
gejala)
Hipoglikemia sedang (terdapat gejala tetapi dapat
diatasi oleh pasien sendiri)
Hipoglikemia berat (gejala yang timbul sangat berat
sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk
mengatasinya)
Patofisiologi
Menurunnya konsentrasi glukosa darah secara fisiologis
akan diikuti oleh penurunan sekresi insulin endogen yang
diikuti oleh pelepasan hormon-hormon counterregulatory,
seperti glukagon dan epinefrin. Kadar insulin yang rendah
juga mengurangi pemakaian glukosa oleh jaringan perifer
sehingga memicu lipolisis dan proteolisis, pelepasan
prekursor glukoneogenesis, dan penyediaan sumber energi
alternatif. Hormon lain seperti glukagon, epinefrin, growth
hormone (GH), dan kortisol memainkan peran yang kecil
dalam pengaturan glukosa dalam kondisi fisiologis.
Namun, hormon ini berperan penting dalam kondisi
hipoglikemia
Manifestasi Klinis
Secara umum, manifestasi hipoglikemia berhubungan
dengan penurunan kadar glukosa darah. Hypoglycemic
unawareness atau ketidaksadaran hipoglikemik paling
sering terjadi pada pasien dengan insulinoma. Kondisi
tersebut beradaptasi terhadap hipoglikemia kronik dengan
meningkatkan efisiensi transportasi glukosa lewat sawar
darah otak, yang menutupi kesadaran bahwa gula darah
tubuh menuju kadar sangat rendah. Respon hormonal
counterregulatory juga gejala neurogenik seperti tremot,
keringat, palpitasi maka tidak terlihat pada hipoglikemia.
Jika warning signs ini tidak diperhatikan dengan jelas,
pasien dapat jatuh pada kondisi koma hipoglikemia berat.
Diagnosis
Diagnosis hipoglikemia dilakukan berdasarkan trias
Whipple yaitu
Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
Kadar glukosa plasma rendah
Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma
meningkat
Asuhan Keperawatan pada Hipoglikemia
Kasus Pemicu
 
Tn.T datang ke RSUD Bekasi dengan keluhan tubuhnya lemas nyaris
pingsan, haus, sering BAK , sering merasa lapar , berat badan turun 4
kg dalam satu bulan ini dan BB klien sekarang 68 kg. Klien
mengatakan mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan
atau kaki, serta merasa nyeri saat beraktivitas dan terasa senat senut
pada kepala bagian tengah. Keluarga mengatakan bahwa Tn.T
memiliki riwayat penyakit DM 4 tahun yang lalu. Akral klien dingin,
klien tampak pucat, mukosa klien tampak kering, dan klien tampak
tremor. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV : TD : 140/80 mmHg, N
: 102x/menit, RR : 20x/menit, S : 35°. Hasil pemeriksaan Gula darah
41mg/dl. Diagnosa medis klien : Hipoglikemia
1. Pengkajian
Nama : Tn.T
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Alamat : Bekasi
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Data fokus
Data Subjektif Hasil pemeriksaan GDS : 41 mg/dl
Klien mengatakan tubuhnya lemas
TTV :
Klien mengatakan merasa letih
Klien merasa tidak enak badan TD : 140/80 mmHg
Klien mengatakan pusing N   :  102x/menit
Klien mengatakan nyeri kepala
RR : 20x/menit
P: Saat beraktivitas
Q: Terasa senat senut S    : 35°S
R: Nyeri di Kepala bagian tengah (ubun-ubun) Akral dingin
S :
Klien tampak pucat
T : <20 menit 
Klien mengatakan sering merasa lapar Klien terbaring lemas
Klien mengatakan BB turun 4 kg dalam satu Mukosa klien kering
bulan ini
Klien mengatakan mudah lelah
Klien tampak tremor
Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada BB klien sekarang : 68 kg
jari-jari tangan atau kaki
BB sebelum : 72 kg
Klien mengatakan memiliki riwayat DM 4 tahun
lalu Diagnosa medis : Hipoglikemia
Analisa Data
DATA SUBJEKTIF:
Klien mengatakan sering merasa lapar
Klien mengatakan BB turun 4 kg dalam satu bulan ini
 
DATA OBJEKTIF :
Hasil pemeriksaan GDS : 41 mg/dl
BB klien sekarang : 68 kg
BB sebelum : 72 kg
PROBLEM
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ETIOLOGI
Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
DATA SUBJEKTIF:
Klien mengatakan pusing
Klien mengatakan nyeri kepala
P: Saat beraktivitas
Q: Terasa senat senut
R: Nyeri di Kepala
S : Skala 6
T : <20 menit 
DATA OBJEKTIF :
Klien tampak pucat
PROBLEM
Nyeri akut
ETIOLOGI
Agens cedera biologis
DATA SUBJEKTIF:
Klien mengatakan suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan
atau kaki
Klien mengatakan memiliki riwayat DM 4 tahun lalu
DATA OBJEKTIF:
TTV klien :
S :35°C
Akral klien dingin
Klien tampak tremor
PROBLEM
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
ETIOLOGI
Diabetes Militus
DATA SUBJEKTIF :
Klien mengatakan tubuhnya lemas
Klien mengatakan merasa letih
Klien merasa tidak enak badan
Klien mengatakan mudah lelah
DATA OBJEKTIF :
Klien terbaring lemas
PROBLEM
Keletihan
ETIOLOGI
Kelesuan fisiologis : Hipoglikemia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
Nyeri akut b.d agens cedera biologis
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Diabetes
militus
Keletihan b.d kelesuan fisiologis : hipoglikemia
Intervensi
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada klien dapat teratasi, dengan kriteria
hasil :
 BB klien normal kembali
 Hasil GDS normal : <200 mg/dl
 Klien tidak mengonsumsi obat anti diabetes dalam dosis berlebih

Intervensi
 Mandiri :
 Monitor asupan makanan kalori harian
 Monitor berat badan klien secara rutin
 Kaji GDS klien sebelum dan sesudah 1 jam pemberian makan
 Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan tim dokter dalam menentukan dosis obat antidiabetes pada klien
 Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan asupan kalori harian yang diperlukan untuk
mempertahankan berat badan yang sudah ditentukan
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan masalah nyeri akut pada klien dapat teratasi, dengan
kriteria hasil :
Klien tidak merasakan nyeri di kepala saat beraktivitas
Klien tidak merasa pusing
Klien tidak merasa sakit kepala
Skala nyeri klien 0
Intervensi
Mandiri :
1.      Kaji skala nyeri klien
2.      Berikan lingkungan yang tenang
Kolaborasi :
1.     Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat analgesic
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapakan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
klien dapat teratasi, dengan kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
Intervensi
Mandiri:
Kaji tingkat kesadaran klien (GCS)
Kaji TTV klien
Kaji kadar GDS sebelum dan 1 jam sesudah pemberian terapi
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat vitamin
neurotropik
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan masalah keletihan pada klien dapat teratasi, dengan
kriteri hasil :
      1.   Klien tidak merasa lemas
      2.   Klien tidak merasa letih
      3.   Klien merasa enak badan
Intervensi
Mandiri :
Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai
dengan konteks usia dan perkembangan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian asupan makanan
yang berenergi ti
Implementasi
Tindakan
Memonitor asupan makanan kalori harian
Memonitor berat badan klien secara rutin
Mengkaji GDS klien sebelum dan sesudah 1 jam
pemberian makan
Respon
Tindakan
Mengkaji skala nyeri klien
Memberikan lingkungan yang tenang
Mengatur posisi  tidur klien : fowler
Respon
Tindakan
Mengkaji tingkat kesadaran klien (GCS)
Mengkaji TTV klien
Mengkaji kadar GDS sebelum dan 1 jam sesudah
pemberian terapi
Respon
Tindakan
Mengkaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
kelelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan
Mengkaji TTV klien
Respon
Evaluasi
S
O
A
P
TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai