Anda di halaman 1dari 15

ANALGESIK NARKOTIKA

Nama : Haeriah Ramadhani


Nim : 70100116067
DEFINISI

Obat analgetik narkotik merupakan kelompok obat


yang memiliki sifat opium / morfin. Analgetika narkotik
khusus digunakan untuk menghalau nyeri hebat seperti
pada farktur atau kanker.
Analgesik merupakan obat mengurangi rasa nyeri.
Nyeri yang bersifat akut juga dinamakan dengan
nosisepsi. Nyeri sendiri merupakan perasaan dan
pengalaman emosional yang berhubungan dengan
adanya kerusakan jaringan.
PATOFISIOLOGI NYERI

Jika ada rangsangan nyeri akan memacu pelepasan


mediator nyeri, yang kemudian merangsang reseptor
nyeri sel syaraf aferen untuk kemudian diubah menjadi
implus untuk ditransmisikan ke SSP melalui sumsum
tulang belakang menujuu ke otak sehingga menghasilkan
sensasi nyeri. Sistem “descendent control system”
berperan dalam mengontrol transmisi nyeri tersebut.
KLASIFIKASI OBAT
Obat golongan ini merupakan golongan narkotika
atau opium bereaksi seperti opioid endogen
mengaktivasi reseptor opioid dan SSP untuk menurunkan
sensasi nyeri.
Aksi obat diperantarai oleh reseptor mu (μ), delta
(), dan kappa (к).
Obat golongan narkotik dibagi menjadi 3 yaitu
agonis reseptor opioid, antagonis reseptor opioid, dan
campuran angonis dan antagonis reseptor opioid.
1. AGONIS RESEPTOR OPIOID
Mekanisme Indikasi umum

 Obat ini mengaktivasi  Analgesik


reseptor mu (μ) dengan  Edema paru akut
afinitas tinggi.
 Antitusif (morfin dan
 Metabolisme
umumnya di hati, reaksi derivat)
metabolisme berbeda tergant  Anti diare (preparat
ung tiap obat. sintetik)
 Ekskresi melalui ginjal.  Sedasi  (Medikasi
 Waktu paruh eliminasi preanestesi)
berbeda tergantung tiap obat
A. MORFIN
Indikasi Kontrainidikasi

 Diindikasikan untuk nyeriberat  Hipersensitivitas terhadap


 yang tak bisa dikurangi denga morfin.
n analgetika nonopioid atau ob
 Pasien dengan depresi
at analgetik opioid lain
yang lebih lemah efeknya. napas dan tidak tersedia
 Di ikat protein plasma 20-35% alat resusitasi.
 Waktu paro eliminasi 2,4 – 3,4  Asma akut atau berat.
jam
 Keadaan hiperkarbia.

 Dicurigai atau sudah pasti


mengalami ileus paralitik.
Efek samping Dosis

Pada Sistem  Diberikan secara per oral,


kardiovaskular injeksi IM, IV, SC, dan
 Bradikardia atau takikardia per rektal, durasinya rata-rata
4-6 jam
 Hipertensi atau hipotensi
 Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4
 Kolaps
jam 
 Vasodilatasi  i.m atau s.c : 10 mg/70 kg bb
B. KODEIN
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : untuk meredakan nyeri  Efek samping : rasa kantuk


ringan hingga sedang pada pasien berlebihan, sembelit, mual,
dewasa dan batuk kering disertai muntah, pusing, dan mulut
nyeri pada dewasa pada dosis kering. Pada tingkat yang lebih
terapeutik minimal yang aman. jarang, keluhan seperti, gatal,
 Kontraindikasi : codeine penurunan nafsu makan
mencakup penggunaan pada  Dosis : oral
anak-anak, pasca operasi
tonsilektomi dan adenoidektomi, analgesik 30mg, antibatuk 5-
riwayat depresi napas, asma 10mg .
bronkial berat, dan
hipersensitivitas terhadap codeine
C. FENTANIL
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : sebagai agen  Efek samping : Depresi


anestesi untuk pasien yang pernafasan, apnea, dan
bradikardi yang dapat berujung
akan menjalani operasi,
pada gagal napas, dan henti
serta untuk manajemen jantung
nyeri.   Dosis : 2,5 mg, 5 mg, 7,5 mg,
 Kontraindikasi : pasien 10 mg/cakram transdermal
yang tidak toleran terhadap
opioid serta pasien dengan
riwayat hipersensitivitas
terhadap fentanil
D. METADON
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : Meredakan rasa  Efek samping : mual, muntah,


sakit dan nyeri hebat, serta dan mengantuk, serta efek
mencegah gejala putus obat. samping fatal akibat overdosis
seperti syok, henti jantung, dan
 Kontraindikasi : pasien henti napas
menderita depresi  Dosis : analgesik i.m.: 2,5-
pernapasan akut atau asma 10mg; utk menekan sindrom o
bronkial akut. Peringatan bstinence : 15-40mg &
untuk menyesuaikan dosis sec bertahap dikurangi
pada penderita gangguan 
hati
2. ANTAGONIS RESEPTOR OPIOID
Mekanisme Contoh obat

 Efek mirip morfin (agonis)   Nalakson


dihasilkan   oleh interaksinya
 Naltrekson
dgn reseptor   opioid
 Efek antagonis dihasilkan oleh
kerja kompetitif antagonis
menggeser opioid lain dari
reseptornya.
A. NALAKSON
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : depresi sebagian atau  Efek samping : hipotensi,


menyeluruh yang reversibel hipertensi, takikardi ventrikular
yang disebabkan oleh opioid, dan fibrilasi, dispnea, udem
pulmoner.
over dosis opiod akut,
termasuk depresi pernafasan,  Dosis : dewasa dosis awal 0,4 mg-
yang diinduksi oleh opioid 2 mg diberikan secara intravena,
pada anak-anak dosis awal yang
alami maupun sintetik
lazim pada anak adalah 0,01
 Kontraindikasi : hipersensitif mg/kg bb yang diberikan secara
terhadap nalokson hidroklorida intravena
B. NALTREKSON
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : terapi tambahan untuk  Efek samping :mual, muntah,


mencegah kambuhan pada pasien nyeri abdomen, ansietas, rasa
ketergantungan opioid yang gugup, kesulitan tidur, sakit
sedang mengalami detoksifikasi kepala, energi yang berkurang,
(pasien yang tetap bebas opioid nyeri otot dan sendi
dalam waktu 7-10 hari)  Dosis :Awal, 25 mg kemudian 50
 Kontraindikasi : pasien yang mg; total dosis satu minggu dapat
masih mengalami ketergantungan dibagi dan diberikan dalam 3 hari
pada opioid; hepatitis akut atau untuk memperbaiki kepatuhan
gagal hati. (misal 100 mg pada hari Senin dan
Rabu, dan 150 mg pada hari
Jum'at). Anak tidak
direkomendasikan.
3. CAMPURAN AGONIS DAN ANTAGONIS
RESEPTOR OPIOID
Mekanisme Contoh obat

 Kedua obat antagonis  Pentazosin


pada reseptor mu (μ),  Siklazosin
namun agonis parsial
pada reseptor kappa (к)
dan delta ()
A. PENTAZOSIN
Indikasi & kontraindikasi Efek samping & dosis

 Indikasi : untuk meredakan nyeri  Efek samping : Pernapasan lemah


sedang hingga berat. Obat ini juga atau dangkal, detak jantung
digunakan sebagai bagian dari lambat, Kebingungan, halusinasi,
anestesi untuk operasi. pikiran atau perilaku yang tidak
 Kontraindikasi : penderita pasca biasa, Kelemahan yang parah atau
infark miokard karena obat ini pusing, Kejang.
meningkatkan tekanan darah aorta  Dosis : 30 mg dengan melalui
dan paru-paru; dan meningkatkan intramuskular, subkutan, atau
kerja jantung. intravena. Dosis ini dapat diulang
setiap 3 sampai 4 jam.

Anda mungkin juga menyukai