Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 3

TUMOR MAMMAE

Tumor mamamae adalah pertumbuhan sel -sel yang


abnormal yang mengganggu pertumbuhan jaringan
tubuh terutama pada sel epitel di
mammae (Sylvia,2004)

Tumor mammae adalah adanya ketidak seimbangan


yang dapat terjadi pada suatu sel atau jaringan di
dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan
tidak bisa dikontrol (Dr.Iskandar, 2007)
Etiologi tumor mamae

Menurut Dr.Iskandar (2007)  ada  beberapa  faktor  resiko  yang  telah  teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin: wanita  lebih  beresiko  menderita  tumor  payudara  dibandingkan  dengan  pria.
2. Riwayat keluarga: Wanita  yang  memiliki  keluarga  tingkat  satu  penderita  tumor  payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
4. Faktor usia
5. Riwayat reproduksi :melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6. Faktor hormonal: Kadar  hormon  yang  tinggi  selama  masa  reproduktif,  terutama  jika  tidak
diselingi  oleh  perubahan  hormon  akibat  kehamilan,  dapat  meningkatkan resiko terjadinya
tumor payudara.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsioral: Pemakaian  kontrasepsi  oral  dapat  meningkatkan  resiko  tumor 
payudara. Penggunaan  pada  usia  kurang  dari  20  tahun  beresiko  lebih  tinggi dibandingkan
dengan penggunaan pada usia lebih tua.
10. Makanan yang berkarsinogen
Penatalaksanaan tumor mamae

1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang
terserang kanker payudara. Tindakan pembedahan kanker payudara dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu:
a. Masektomiradikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara
b. Masektomi total (masetomi), yaituoperasipengangkatanseluruhpayudarasaja, tetapi bukan
kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomiradikal, yaitu operasi pengangkatans eluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulangs elangka dan tulangiga, serta benjolan disekitar ketiak.

2. Radioterapi
3. Kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Tumor mamae
Mioma Uteri

Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus


dan jaringan ikat yang menumpangnya sehingga dapat
disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam
kepustakaan  dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma,
atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding
atau di dalam rahim.(Lina Mardiana, 2007)
Etiologi mioma
hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan
bahwa mioma uteri terjadi terjadi tergantung pada
sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
hormon estrogen. Namun demikian, beberapa
faktor yang dapat menjadi faktor pendukung
terjadinya mioma adalah wanita usia 35-45 tahun,
hamil pada usia muda, genetik, zat-zat karsinogenik,
sedangkan yang menjadi pencetus dari terjadinya
mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
Patofisiologi mioma
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih
banyakdibanding miometrium normal. Teori “Cell Nest”
atau teori “Genitoblat” membuktikan dengan pemberian
estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos
dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudo
kapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara,
faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada
mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif karena
berkurangnya aliran darah ke mioma uteri. Menurut
letaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum,
intramuskular dan subserosum.
Pemeriksaan Penunjang mioma
Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan pada kasus Mioma Uteri
adalah :
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit turun/meningkat, Eritrosit
turun.
2. USG (Ultrasonografi) : terlihat massa pada daerah uterus.
3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan
operasi.
6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan
operasi.
7. Ultrasonografi : Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam
menetapkan adanya Mioma Uteri.
8. Histeroskopi : Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya Mioma Uteri submukosa, jika
tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
9. MRI (Magnetic Resonance Imaging) : MRI sangat akurat dalam menggambarkan
jumlah,ukuran dan lokasi mioma, tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak
sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal.
LIPOMA
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara
lambat di antara kulit dan lapisan otot. Jika ditekan
dengan jari secara perlahan, lipoma terasa
lunak dan mudah untuk digoyangkan. Lipoma juga
tidak menyebabkan rasa sakit saat ditekan.
Lipoma lebih sering dialami oleh orang yang
berusia 40-60 tahun atau paruh baya, dan lebih
banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Sebagian pasien bisa memiliki lebih dari satu
lipoma di tubuhnya.
TANDA DAN GEJALA LIPOMA
Berikut adalah tanda dan gejala lipoma yang perlu diwaspadai:
1. Munculnya benjolan berdiameter 1-3 sentimeter. Benjolan ini
bisa muncul lebih dari satu, namun tidak menyebabkan
peradangan pada kulit. Itu kenapa warna benjolan cenderung
sama dengan warna kulit di sekitarnya.
2. Lipoma umumnya tidak terasa sakit saat ditekan, namun bisa
bergerak atau bergeser jika disentuh karena bentuknya yang
lunak seperti karet.
3. Semakin tumbuh besar, lipoma akan mengandung banyak
pembuluh darah atau menekan saraf di sekitarnya. Kondisi ini
dapat menyebabkan rasa nyeri. Kabar baiknya, lipoma
cenderung tumbuh dengan sangat lambat (tumor jinak) dan
jarang berkembang menjadi ganas (kanker).
PENYEBAB  LIPOMA

Sampai saat ini, penyebab lipoma belum diketahui secara pasti.


Namun, para ahli menduga jika penyaki ini disebabkan oleh
beberapa faktor risiko. Antara lain:
1. Faktor genetik (keturunan).
2. Faktor usia, khususnya pada orang yang berusia 40-60 tahun.
3. Kondisi khusus tertentu. Misalnya, orang dengan sindrom
Cowden, sindrom Gardner, atau adiposis dolorosa.
JENIS JENIS LIPOMA
Meski semua lipoma terbuat dari lemak, terdapat berbagai subtipe
jika pengamatan dilakukan dengan mikroskop. Beberapa jenis lipoma
tersebut, antara lain:
1. Conventional lipoma (umum, lemak putih dewasa).
2. Hibernoma (lemak coklat bukan lemak putih biasa).
3. Fibrolipoma (lemak plus jaringan fibrosa).
4. Angiolipoma (lemak ditambah sejumlah besar pembuluh darah).
5. Myelolipoma (lemak plus jaringan yang membuat sel darah).
6. Spindle cell lipoma (lemak dengan sel-sel yang terlihat seperti
batang).
7. Pleomorphic lipoma (lemak dengan sel dari semua bentuk dan
ukuran yang berbeda).
8. Atypical lipoma (lemak lebih dalam dengan jumlah sel yang lebih
besar).
PENANGANAN LIPOMA
Pada umumnya suatu lipoma tidak memerlukan penanganan khusus.
Namun, apabila mengganggu estetika dan menimbulkan nyeri, biasanya
dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan pengangkatan. Adapun
beberapa langkah untuk mewaspadai benjolan:
• Seringlah memantau apkaha ada benjolan yang muncul di tubuh Anda. Meski
benjolan tidak berbahaya, namun kondisi ini bisa menjadi lebih serius dan harus
mendapatkan penanganan dengan segera.
• Hubungi dokter saat benjolan menunjukkan warna kemerahan dan muncul
bengkak yang disertai rasa hangat.
• Konsultasi rutin dengan dokter untuk memantau perkembangan gejala.
Dengarkan setiap anjuran dokter dan jangan melakukan tindakan sendiri dalam
mengatasi benjolan.
• Selain tindakan diatas, penanganan medis juga biasa direkomendasikan dokter
untuk kasus-kasus yang berat, antara lain dengan tindakan pengangkatan
jaringan lemak secara pembedahan (eksisi) dan sedot lemak (Liposuction).
Lipoma
Kanker
Kanker merupakan penyebab utama kematian kedua
diantara wanita Amerika, dengan kanker paru-paru
menempati urutan sebagai penyebab utama
mortalitas terkait kanker pada wanita, diikuti oleh
kanker paudara dan kolokteral. Penghentian merokok
adalah satu-satunya langkah paling penting untuk
mengurangi kanker paru-paru yang oleh karena itu
tidak dipertimbangkan sebagai kanker terkait nutrisi.
Tetapi, riset telah mengimplikasikan diet sebagai
etiologic kanker payudara dan kolorektal.
Tanda dan gejala kanker payudara

• Sedikit keras dan hanya terdapat 1 benjolan saja atu tidak ada
benjolan di payudara lain.
• Kulit payudara tempak pucat, disertai keluarnya cairan pada putting.
• Terdapat rasa nyeri pada benjolan
• Munculnya kerutan di payudara, yang biasnya hanya terjadi pada
wanita usia lanjut yakni kasar dan menggelembir.
• Pembengkakan diketiak, tulang selangka atau payudara.
• Permukaan payudara tidak merata.
• Perubahan bentuk putting.
• Keluarnya cairan dengan bercak darah.
• Kulit payudara seperti pecah-pecah.
Penyebab kanker payudara

Penyebab persis dari kanker payudara masih


belum jelas hingga saat ini. Kanker payudara
biasanya berkembang pada sel saluran susu atau
sel lobular. Kemungkinan penyebab lainnya bisa
mencakup keluarga dan genetic, penggunaan
kontrasepsi atau terapi penggatian hormone
wanita, radiasi (sinar X) ke payudara, makanan
yang kaya kandungan lemak, merokok, minum-
minuman beralkohol, atau kurang nya olahraga
Factor resiko kanker payudara

• Usia pertama haid.


• Usia pertama memiliki kehamilan a-term
• Pemakaian obat-obatan dan estrogen dosis
tinggi.
• Obesitas
• Riwayat tumor jinaknpayudara tertentu.
• Riwayat keluarga
Resiko juga meningkatk pada beberapa
keadaan lain seperti :
• Menopause lembat
• Pengaruh radiasi
• Obesitas
• Aktifitas fisik rendah
• Didiga pada misalnya penggunaan estrogen untuk
kontrasepsi.
• Adanya anggota keluarga yang menderita kanker juga
meningktkan resiko terkena kanker payudara, terutama
pada wanita dengan keluarga terdekat yang menderita
kanker pada usia sebelum menopause.
Penanganan/pengobatan kanker payudara

1. Operasi bedah
• Terapi konservasi payudara
• Mestektomi (pengangkatan seluruh payudara)
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Pengobatan hormonal
5. Terapi yang ditargetkan
Kanker
POLIP
• Polip Serviks
Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga
multipel, berwarna merah terang, rapuh, dan
strukturnya menyerupai spons. Kebanyakan
polip ditemukan berupa penjuluran berwarna
merah terang yang terjepit atau keluar dari
ostium serviks
Jenis Polip Serviks
1. Polip serviks terdiri dari dua macam,
yaitu:
a. Polip ektoserviks yaitu polip serviks
dapat tumbuh dari lapisan permukaan
luar serviks. Sering diderita oleh wanita
yang telah memasuki periode paska-
menopause, meskipun dapat pula
diderita oleh wanita usia produktif.
Prevalensi kasus polip serviks berkisar
antara 2 hingga 5% wanita.
b. Polip endoserviks pertumbuhannya berasal
dari bagian dalam serviks. Biasanya Pada wanita
premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah
memiliki setidaknya satu anak. Pembagian ini
bukan ukuran absolut untuk menetapkan letak
polip secara pasti.
Etiologi dan Faktor Risiko Polip Serviks

Etiologi dari polip serviks belum


diketahui dengan pasti, namun sering
dihubungkan dengan peradang kronsik,
hiperplasia akibat respon terhadap
hormon estrogen, dan pelebaran
pembuluh darah serviks. Pertumbuhan
polip merupakan implikasi dari
degenerasi hiperplastik fokal di daerah
serviks yang merupakan reaksi sekunder
dari inflamasi serviks.
Gejala polip
Gejala dari polip serviks biasanya :
• Intermenstrual bleeding
• Postcoital bleeding
• Leukorea.
• Hipermenorrhea
• Dan terasa tidak nyeri.
Pasien juga dapat memiliki riwayat :
• Leukorea.
• perdarahan di luar siklus menstruasi.
• Perdarahan setelah koitus.
• Perdarahan setelah menopause.
• Perdarahan intermenstrual.
• Paska-koitus dengan hipermenorea
Papiloma Intraductal
Papilloma intraductal adalah tumor jinak
yang ditemukan di dalam saluran payudara.
Proliferasi abnormal sel epitel duktus
menyebabkan pertumbuhan. Papilloma
intraductal soliter biasanya ditemukan
terpusat posterior ke puting yang
mempengaruhi saluran sentral. Beberapa
papilloma intraductal terletak di bagian
perifer, ditemukan di setiap kuadran
payudara yang memengaruhi saluran perifer.
Tanda dan Gejala
Beberapa karakteristik benjolan yang dapat muncul,
antara lain:
• Benjolan bisa muncul tunggal atau banyak, di satu
atau kedua payudara.
• Ukuran benjolan bisa kurang atau lebih dari 5 cm,
namun dapat tumbuh membesar.
• Benjolan bisa teraba lunak, kenyal, atau padat.
• Bentuk benjolan bisa bulat atau lonjong, dan dapat
digerakkan.
• Benjolan membesar sebelum menstruasi, dan
kembali ke ukuran semula setelah menstruasi selesai.
Selain itu, gejala lain yang bisa muncul adalah:

• Payudara teraba keras.


• Perubahan bentuk pada kedua payudara.
• Payudara membengkak.
• Puting terasa gatal atau sensitif.
• Payudara terasa keras dan hangat bila
disentuh.
• Demam.
• Lemas.
• Puting mengeluarkan cairan yang dapat
terlihat bening atau keruh.
PENYEBAB
Saat polip atau tumor tunggal tumbuh
pada saluran susu besar, biasanya akan
tumbuh di dekat puting. Tumor berupa
benjolan kecil ini disebut papiloma
intraduktal soliter dan dapat
menyebabkan keluarnya cairan dari
puting atau perdarahan. Belum diketahui
apa yang menyebabkan tumor jinak ini.
Tumor yang tumbuh pada saluran susu
yang lebih jauh dari puting biasanya
memunculkan sekumpulan tumor kecil.
PENANGANAN
• Eksisi bedah.
• Pengangkatan tumor secara lengkap.
• USG payudara.
Polip serviks
KISTA
Umumnya, adanya kista tidak disadari oleh penderitanya
dan menghilang sebelum wanita mengetahui adanya kista
tersebut. Meski demikian, beberapa wanita mengeluhkan
adanya nyeri didaerah perut atau perut bagian bawah.
Rasa nyeri dapat timbul jika kista mengalami ruptur atau
pecah, akibat membesarnya kista dan peregangan jaringan
disekitarnya, perdarahan di dalam kista, atau karena
terpuntirnya kista yang mengganggu pembuluh darah
disekitarnya. Kista yang berukuran besar dapat
menimbulkan Penekanan atau pergeseran organ di
sekitarnya.
Gejala
• cepat kenyang
• Kembung
• Sering merasa ingin buang air besar
• Kesulitan BAB
• Nyeri saat berhubungan seksual.
Karena tidak sering timbul gejala penyakit kista,
kista umumnya baru diketahui saat  pasien
menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG),
atau pemeriksaan di daerah perut bagian
bawah. Pada wanita berusia kurang dari 40 taun,
kista biasanya berupa kista folikuler atau kista
korpus luteum yang tidak berbahaya. Kista jenis
ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya
dalam beberapa bulan.
Pemeriksaan lanjutan juga diperlukan untuk kista yang
berbentuk padat. Pemeriksaan yang dilakukan biasanya
adalah pemeriksaan darah untuk mencari suatu protein
bernama CA-125. Kadar zat ini dapat meningkat jika kista
diduga ganas, meski pemeriksaan ini tidak selalu akurat dan
spesifik untuk keganasan.
Kista yang berbentuk tumor dapat dikeluarkan melalui
tindakan pembedahan terutama jika menimbulkan nyeri
berat, tidak menghilang atau ada kecurigaan keganasan.
Setelah dikeluarkan, jaringan kista diperiksa menggunakan
mikroskop untuk menentukan jenis.

Anda mungkin juga menyukai