Anda di halaman 1dari 25

OSTEOPOROSIS

Nama kelompok:
Eviatul Naimah (201601003)
Eka novi pratiwi (201601004)
Mahnusa Ulfa (201601011)
Monica Agritasari (201601016)
Doby Oktovian A.W. (201601023)
Umi Kulsum (201601024)
Nanda fitria N. (201601025)
Raina Resty Nur R. (201601035)
Melisa otaviani. (201601006)
 
Definisi
Osteoporosis adalah penyakit yang mempunyai
sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah,
disertai mikroarsitektur tulang dan penurunan
kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan
kerapuhan tulang. Tulang secara progresif
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang menjadi
mudah patah dengan stress, yang pada tulang
normal tidak menimbulkan pengaruh.
Pengkajian

1. Identitas
2. Identitas penanggung jawab
3. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada area
punggung, nyeri abdomen akibat kifosis, susah
untuk bergerak, dan beberapa ada yang mengalami
gangguan pernapasan.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Dalam pengkajian merupakan riwayat penyakit
yang pernah diderita pasien sebelum diagnosis
osteoporosis muncul seperti reumatik, Diabetes
Mellitus, hiperparatiroid, hipoparatiroid,
hipogonade, gagal ginjal dan lain sebagainya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Merupakan keluhan-keluhan yang dirasakan
pasien sehingga dibawa ke Rumah Sakit, seperti
nyeri pada punggung, nyeri abdomen.
Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat
perlu mengidentifikasi :
1) Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah),
leher, dan pinggang
2) Berat badan menurun
3) Biasanya diatas 45 tahun
4) Jenis kelamin sering pada wanita
5) Pola latihan dan aktivitas
PENGKAJIAN BIO-PSIKO-SOSISAL DAN
SPIRITUAL
1. Pola aktifitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan
olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian,
makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk
pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik.
2. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a) Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit

b) Kebiasaan minum alkohol, kafein

c) Riwayat keluarga dengan osteoporosis

d) Riwayat anoreksia nervosa, bulimia

e) Penggunaan steroid
3. Pola nutrisi metabolic
a) Inadekuat intake kalsium
4. Pola aktivitas dan latihan
b) Fraktur
c) Badan bungkuk
d) Jarang berolah raga
5. Pola tidur dan istirahat
a. Tidur terganggu karena nyeri
6. Pola persepsi kognitif
a. Nyeri punggung
7. Pola reproduksi seksualitas
a. Menopause
8. Pola mekanisme koping terhadap stress
a. Stres, cemas karena penyakitnya
Aspek penunjang
1. Radiologi
Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa
tulang yang menurun yang dapat dilihat pada vertebra
spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya
merupakan lokasi yang paling berat.
2. CT-Scan
Dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang
mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi
follow up. Mineral vertebra diatas 110 mg/cm3 biasanya
tidak menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan,
sedangkan mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3 ada pada
hampir semua klien yang mengalami fraktur.
Pemeriksaan Fisik

a. B1 (breathing)
Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan
tulang belakang akibat kifosis. Taktil fremitus
seimbang kanan dan kiri. Suara resonan pada
seluruh lapang paru.
b. B2 ( BLOOD )
Pengisian kapiler (CRT) kurang dari 1 detik,
sering terjadi keringat dingin/basah dan pusing.
Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi
gangguan pembuluh darah atau edema yang
berkaitan dengan efek penggunan obat.
C. B3( brain)
Kesadaran biasanya komposmentis/sadar penuh.
Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh
pusing dan gelisah. Nyeri punggung yang disertai
pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan
halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau
lebih, fraktur kompresi vertebra
d. B4 (BLADDER)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan
tidak ada keluhan pada sistem perkemihan
e. B5 (BOWEL)
Untuk kasus osteoporosis, apabila menyerang
struktur tulang dan fungsi dari tulang belakang maka
perlu di kaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses
karena pasien dengan kompresi saraf pencernaan
vertebrae akibat osteoporosis dapat mengalami
konstipasi.
F. B6 (BONE)

Pada Inspeksi dan palpasi daerah kolumna


vertebralis, klien osteoporosis sering menunjukkan
kifosis atau ngibbus (dowager’s hump) Dan penurunan
tinggi badan dan berat badan. Ada gaya berjalan,
deformitas tulang, leg-length inequality, dan nyeri spinal.
Lokasi fraktur sering terjadi adalah antara vertebra
torakalis 8 dan lumbalis 3.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
.
DS : Penurunan massa Nyeri
 Klien mengeluh nyeri di tulang /
bagian sendi sejak beberapa osteoporosis
tahun lalu. Sejak kurang lebih  
tiga bulan yang lalu, nyeri di Fraktur vertebra
tubuhnya tak kunjung hilang  
 Klien mengeluh banyak Deformitas
beraktifitas duduk karena Vertebra
dulu dirinya bekerja sebagai  
staf administrasi
 Klien mengatakan tidak suka Teregangnya
olahraga karena tidak sempat. ligamentum dan
 Klien mengeluh terasa sakit otot/ spasme otot
pada sendi ketika berjalan  
 Klien mengeluh aktivitas
sehari-hari terhambat Nyeri
 Skala nyeri 7
No Data Etiologi Masalah
DO :
Klien mengalami menopause sejak
6 tahun yang lalu.
Riwayat penggunaan KB hormonal
dengan metode pil.
Wajah klien terlihat meringis.
Sering terlihat memegang area
yang sakit
No Data Etiologi Masalah
DS : Penurunan massa Hambatan
• Klien mengatakan ngilu di bagian tulang / mobilitas fisik
sendi sejak beberapa tahun lalu. osteoporosis
Sejak kurang lebih tiga bulan  
yang lalu, ngilu di tubuhnya tak
kunjung hilang. Fraktur vertebra
• Klien mengatakan banyak  
beraktifitas duduk karena dulu
dirinya bekerja sebagai staf Deformitas
administrasi dan tidak suka Vertebra
olahraga karena tidak sempat.  
• Klien mengatakan terasa sakit
pada sendi ketika berjalan. Bungkuk
• Klien mengatakan aktivitas  
sehari-hari terhambat Hambatan
  mobilitas fisik
DO
• Ny. S umur 58 tahun
• Hasil rongent  menunjukkan
bahwa klien menderita
osteoporosis.
• Hasil BMD T-score -3.
• Hasil darah lengkap dalam.
No Data Etiologi Masalah
DS Penurunan massa Resiko cedera
Klien mengatakan merasakan ngilu tulang/osteoporosi
saat beraktivitas yang berat s
   
DO Resiko cedera
• Klien terlihat sangat berhati-hati
berjalan.
• Klien terlihat kifosis (bungkuk)
• Hasil rongent  menunjukkan
bahwa klien menderita
osteoporosis
• Hasil BMD T-score -3.
No Data Etiologi masalah
Ds: Post Kurang
• Klien mengatakan ngilu di bagian menopause,usia pengetahuan
lanjut
sendi sejak beberapa tahun lalu.
Sejak kurang lebih tiga bulan
yang lalu, ngilu di tubuhnya tak Penurunan hormon
kunjung hilang inhibitor osteoclast
• Klien mengatakan dirinya tidak (estrogen
suka minum susu sejak usia muda kalsitonin)
dan tidak menyukai makanan laut.
• Klien beranggapan bahwa Peningkatan
keluhan yang dirasakannya osteoclast
karena usianya yang bertambah
tua.
• Klien mengatakan banyak Penurunan masa
tulang
beraktifitas duduk karena dulu
/osteoporosis
dirinya bekerja sebagai staf
administrasi dan tidak suka
olahraga karena tidak sempat. Kurang
pengetahuan
DO
• Klien sudah usia lanjut
50 keatas dan
mempunyai Riwayat
kesehatan sebelumnya,
seperti klien tidak
pernah mengalami
penyakit seperti DM dan
hipertensi dan tidak
pernah dirawat di RS.
• Riwayat penggunaan KB
hormonal dengan
metode pil.
Diagnosa keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur,
spasme otot, deformitas tulang.
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi
sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder
atau fraktur baru.
 Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder
perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.
 Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan
program terapi yang berhubungan dengan kurang informasi,
salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang
,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah.
  
Intervensi keperawatan
Dx keperawatan Intervensi Rasional
1. Nyeri • Pantau tingkat nyeri pada • Tulang dalam
punggung, nyeri peningkatan jumlah
berhubungan terlokalisasi atau trabekular, pembatasan
dengan dampak menyebar pada abdomen gerak spinal.
sekunder dari atau pinggang. • Alternatif lain untuk
• Ajarkan pada klien mengatasi nyeri,
fraktur, spasme tentang alternative lain pengaturan posisi,
otot, deformitas untuk mengatasi dan kompres hangat dan
tulang mengurangi rasa sebagainya.
nyerinya. • Keyakinan klien tidak
• Kaji obat-obatan untuk dapat menoleransi obat
mengatasi nyeri. yang adekuat atau tidak
• Rencanakan pada klien adekuat untuk
tentang periode istirahat mengatasi nyerinya.
adekuat dengan • Kelelahan dan keletihan
berbaring dalam posisi dapat menurunkan
telentang selama kurang minat untuk aktivitas
lebih 15 menit sehari-hari
2. • Kaji tingkat kemampuan klien
yang masih ada.
• Dasar untuk
memberikan
Hambatan • Rencanakan tentang pemberian alternative dan latihan
program latihan: gerak yang sesuai
mobilitas a. Bantu klien jika diperlukan dengan
fisik latihan kemampuannya.
b. Ajarkan klien tentang aktivitas • Latihan akan
berhubunga hidup sehari hari yang dapat meningkatkan
n dengan dikerjakan pergerakan otot dan
c. Ajarkan pentingnya latihan. stimulasi sirkulasi
disfungsi • Bantu kebutuhan untuk darah
sekunder beradaptasi dan melakukan • Aktifitas hidup sehari-
aktivitas hidup sehari hari, hari secara mandiri
akibat rencana okupasi • Dengan latihan fisik:
perubahan • Peningkatan latihan fisik secara
adekuat:
• Masa otot lebih besar
sehingga memberikan
skeletal • Dorong latihan dan hindari perlindungan pada
tekanan pada tulang seperti osteoporosis
(kifosis), berjalan • Program latihan
nyeri • Instruksikan klien untuk latihan merangsang
selama kurang lebih 30menit dan pembentukan tulang
sekunder selingi dengan istirahat dengan • Gerakan menimbulkan
atau fraktur berbaring selama 15 menit kompresi vertical dan
3. Risiko cedera • Ciptakan lingkungan yang • Menciptakan lingkungan
berhubungan bebas dari bahaya: yang aman dan
dengan dampak • Tempatkan klien pada mengurangi risiko
tempat tidur rendah. terjadinya kecelakaan.
sekunder
• Amati lantai yang • Ambulasi yang dilakukan
perubahan
membahayakan klien. tergesa-gesa dapat
skeletal dan • Berikan penerangan yang menyebabkan mudah
ketidakseimban cukup jatuh.
gan tubuh. • Tempatkan klien pada • Penarikan yang terlalu
ruangan yang tertutup dan keras akan menyebabkan
mudah untuk diobservasi. terjadinya fraktur.
• Ajarkan klien tentang • Pergerakan yang cepat
pentingnya menggunakan akan lebih memudahkan
alat pengaman di ruangan. terjadinya fraktur kompresi
• Berikan dukungan ambulasi vertebra pada klien
sesuai dengan kebutuhan: osteoporosis.
• Kaji kebutuhan untuk • Diet kalsium dibutuhkan
berjalan. untuk mempertahankan
• Konsultasi dengan ahli kalsium serum, mencegah
therapist. bertambahnya kehilangan
• Ajarkan klien untuk tulang. Kelebihan kafein
meminta bantuan bila akan meningkatkan
diperlukan. kalsium dalam urine.
• Ajarkan klien untuk berjalan Alcohol akan
Lanjutan
• Bantu klien untuk melakukan • Rokok dapat
aktivitas hidup sehari-hari
meningkatkan
secara hati-hati.
• Ajarkan pada klien untuk terjadinya asidosis
berhenti secara perlahan, tidak • Obat-obatan seperti
naik tanggga, dan mengangkat diuretic, fenotiazin
beban berat.
dapat menyebabkan
• Ajarkan pentingnya diet untuk
mencegah osteoporosis: pusing, megantuk, dan
• Rujuk klien pada ahli gizi lemah yang merupakan
• Ajarkan diet yang mengandung predisposisi klien untuk
banyak kalsium
jatuh.
• Ajarkan klien untuk
mengurangi atau berhenti
menggunakan rokok atau kopi
• Ajarkan tentang efek rokok
terhadap pemulihan tulang.
• Observasi efek samping obat-
obatan yang digunakan
4. Kurang • Kaji ulang proses • Memberikan dasar
pengetahuan penyakit dan harapan pengetahuan dimana klien
mengenai proses yang akan datang dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
osteoporosis dan •  
• Informasi yang diberikan
program terapi • Ajarkan pada klien akan membuat klien lebih
yang berhubungan tentang faktor-faktor memahami tentang
dengan kurang yang mempengaruhi penyakitnya.
informasi, salah terjadinya • Suplemen kalsium ssering
persepsi ditandai osteoporosis mengakibatkan nyeri
dengan klien • Berikan pendidikan lambung dan distensi
mengatakan kepada klien abdomen maka klien
kurang ,mengerti mengenai efek sebaiknya mengkonsumsi
tentang samping penggunaan kalsium bersama makanan
untuk mengurangi
penyakitnya, klien obat
terjadinya efek samping
tampak gelisah tersebut dan memperhatikan
asupan cairan yang
memadai untuk
menurunkan resiko
pembentukan batu ginjal
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai