Nama Kelompok :
Anisah Mardiana NIM 1911050066
Nurmaida Arum NIM 1911050074
Titin Faralinda NIM 1911050076
HARTA DAN JABATAN DALAM ISLAM
1 2 3 4
Harta dan jabatan hendaklah digu Harta misalnya hendaklah diguna Apabila harta telah dibelanjakan
nakan bahkan didayagunakan di J kan selain untuk kemaslahatan k di jalan Allah, maka kebaikan/pah
alan allah, yakni dengan sebaik-ba ehidupan duniawi, juga harus dig alanya akan mengalir terus sehin
iknya, penuh tanggung jawab dan unakan sebagai infak atau belanj gga dapat dikatakan sebagai aset
sesuai dengan tuntunan Allah SWT a untuk akhirat. yang permanen, terutama bila ya
dan Rasul-Nya. ng dibelanjakan itu bertahan lam
a zatnya atau yang disebut sebag
ai wakaf
harta sangat berguna buat manu Kepentingan di dunia maksudnya Jabatan juga harus digunakan sec
sia, bahkan bukan hanya untuk k seperti untuk makan, minum, pa ara baik dan penuh amanah, seb
ehidupannya di dunia, tetapi juga kaian, rumah tempat tinggal, biay ab di hari akhirat kelak jabatan it
untuk kepentingan di akhirat. a pengobatan, pendidikan dan se u akan dipertanggung-jawabkan,
bagainya. Sedangkan kepentinga sebagaimana firman Allah SWT d
n akhirat maksudnya seperti unt alam Surat Al-Israk ayat 13 dan 3
uk bisa kita berinfak, berzakat, be 4
rwakaf, menunaikan ibadah haji
dan sebagainya.
Dalam Al-Quran kedudukan harta disebutkan sebagai fitnah, perhiasan hidup, untuk meme
nuhi kebutuhan dan mencapai kesenangan. Sedangkan dalam hadis disebutkan kedudukann
ya adalah harta bisa mencelakakan bagi penghamba harta (orang yang gila harta) dan pengh
ambat harta adalah orang yang terkutuk.
Dalam mencari harta ada larangan-larangan yang harus kita jauhi seperti riba, suap, menip
u, mencuri dan lain-lain. Hal ini pula yang menyebabkan haramnya suatu harta .
1. Riba
Riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (padanan) yang dibenar
kan oleh syariat (Imam Sarakhsi dalam kitab al-Mabsut).
Islam sangat melarang sesorang yang ingin mencari harta melalui pengambilan riba (memperoleh hasil tanp
a harus bekerja) Allah SWT berfirman :
َ ٰ ون إِاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذى يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ْي
َ ِط ُن ِم َن ْٱل َمسِّ ۚ ٰ َذل
ك بِأَنَّهُ ْم قَالُ ٓو ۟ا إِنَّ َما ْٱلبَ ْي ُع ِم ْث ُل ٱل ِّربَ ٰو ۟ا ۗ َوأَ َح َّل ٱهَّلل ُ ْٱلبَ ْي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۟ا ۚ فَ َمن َ ون ٱل ِّربَ ٰو ۟ا اَل يَقُو ُم
َ ُين يَأْ ُكلَ ٱلَّ ِذ
ٰ َ ٰٓ ۟ ُ َ
ون دُ ل َ
خ
َ ِ َ ِ ْ ِ ا هي ف م ُ ه ۖ ار َّ نٱل ح
َُ ب ٰ ْص أ َ ِ ف َوأَ ْم ُر ٓۥهُ إِلَى ٱهَّلل ِ ۖ َو َم ْن َعا َد فأول
ك ئَ َ َظةٌ ِّمن َّربِّ ِهۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهۥُ َما َسل َ َجٓا َءهۥُ َم ْو ِع
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kema
sukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhent
i (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusa
nnya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghun
i neraka; mereka kekal di dalamnya.” { QS. Al-Baqarah : 275 }.
2. Tabzir.
Tabzir bermakna menghambur-hamburkan harta tanpa ada kemaslahatan atas tindakan tersebut.
Allah SWT meng-ibaratkan orang-orang yang melakukan tabdzir dengan saudara setan, sebagaimana terdapat pada ayat
Qur’an mengenai larangan untuk bersikap boros :
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalan
an dan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adala
h saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.” { QS. Al-Israa’ : 26-27}
3. Israf
Israf bermakna melakukan konsumsi terhadap sesuatu secara berlebihan. Misalnya, dalam hal makan, pada saat berbuka
puasa Ipul memakan seluruh hidangan berbuka sehingga perutnya sakit karena terlalu banyak makanan yang masuk dalam p
erutnya. Prilaku Ipul ini dapat dikategorikan sebagai Israf.
Allah SWT melarang seorang muslim berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi barang dan jasa, sebagaimana terdapat pada Q
ur’an ;
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid Makan dan minumlah tetapi jangan berlebiha
n; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” { QS. Al-A’raf : 31}
The Power of PowerPoint | thepopp.com 8
Penyalahgunaan harta dan jabatan yang dilarang
4. Suap
Menurut al-Fayumi, suap adalah pemberian seseorang kepada hakim atau yang lainnya supaya
memberikan keputusan yang menguntungkannya atau membuat orang yang diberi melakukan a
pa yang diinginkan oleh yang memberi.
Suap identik dengan memakan harta secara yang batil. Karena itu, “Janganlah sebahagian kam
u memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian dar
ipada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS a
l-Baqarah [2]: 188).
Any Questions?
KELOMPOK 12