Anda di halaman 1dari 23

BAHAN

TAMBA
HAN
CITRA NUR RINATRI
1904045
DIII FARMASI/ 2B
EXCIPIE
NTS
BAHAN EKSIPIEN
DEFINISI
Eksipien atau bahan penolong adalah materi yang terdapat dalam
obat namun tidak memiliki efek farmakologi, fungsinya sebagai
bahan pembawa atau pelarut zat aktif sehingga obat
tersampaikan. Eksipien meningkatkan kualitas obat, mencegah
kerusakan, meningkatkan kelarutan dan bioaavaibilitas stabilitas
obat, menjaga pH, osmolaritas, menstabilkan emulsi, mencegah
disosiasi zat aktif dan memperbaiki penampilan (Ansel, 1989)
EXCIPIENTS
Tujuan Penggunaan Eksipien

1. Bahan pembantu selama proses pembuatan sedang berlangsung

2. Mencegah, mendukung, atau meningkatkan stabilitas dan bioavaibilitas

3. Membantu identifikasi produk

4. Meningkatkan atribut lainnya seperti keamanan, efektifitas produk obat

selama penyimpanan atau penggunaan


Persyaratan Eksipien
1. Inert

2. Stabil secara fisika dan kimia

3. Bebas mikroba perusak dan patogen

4. Mendukung bioavaibilitas

5. Tersedia dalam perdagangan

6. Harga relatif murah


Kriteria Eksipien

(Ansel, 1989)

1. Harus netral secara fisiologis

2. Stabil dan tidak mempengaruhi bioavaibilitas obat

3. Sesuai peraturan perundang - undangan


Fungsi Eksipien
1. Pelarut
2. Pengental
3. Pembawa
4. Pengawet
5. Emulgator
6. Suspending agent
7. Humektan
8. Enhancer
9. Antioksidan
If you can’t explain
it simply, YOU
don’t
UNDERSTAND it
well ENOUGH
Albert Einstein
PELARUT
Merupakan bahan pembawa untuk melarutkan suatu
obat yang lalu untuk obat dalam, obat luar atau
dimasukkan dalam rongga tubuh (Departemen
Kesehatan RI, 1978)
Contoh: alkohol, aquades,
PENGENTAL

Bahan ini difungsikan untuk meningkatkan viskositas sehingga

daya lekatnya baik

Bahan yang digunakan biasanya polimer hidrifilik, natural

polimer seperti agar, selulosa, tragakan, pektin (Ansel, 2005)


Pembawa

1) Basis hidrokarbon seperti vaselin putih, vaselin flavum, cerra alba, cerra flavum

2) Basis absorbsi seperti vaselin putih, 3 bagian kolesterol, 3 bagian steril alkohol, 8

bagian cerra alba

3) Basis yang dapat dicuci dengan air, misalnya emulsi minyak dalam air (m/a)
Pengawet

Bahan ini berfungsi sebagai pelindung dari sediaan semi solid

khususnya yang mengandung sediaan yang terdiri dari air terhadap

serangan mikroba (Syamsuni, 2006)

Contoh: nipagin, nipasol.


Emulgator
Merupakan bahan yang strukturnya memiliki bagian yang lyofilik yang mampu mengakomodasi

droplet – droplet cairan yang tidak saling campur, untuk dapat terdispersi dengan stabil

Contoh: Pulvis Gummi Arabicum (PGA), tween 80, dan span, polietilenglikol (Lachman, 1994)

Emulgator atau surfuktan dapat berfungsi sebagai penurun tegangan muka, lapisan pelindung

antar muka dan membentuk lapisan ganda listrik (Johaner, 1973)


Suspending Agent
Bahan ini digunakan untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan

partikel, dan mencegah perkumpulan resin dan bahan berlemak. Cara kerjanya yaitu

meningkatkan kekentalan, kekentalan yang berlebihan akan mempersulit

rekonstitusi dengan pengocokan. Suspensi yang baik memiliki kekentalan sedang

dan pertikel bebas gumpalan. Hal ini dapat dicapai dengan mencegah muatan

partikel di media air atau sediaan hidrofil.

Contoh: Gom arab, starch, karagen, NaCMC, Na. Alginat (Lachman, 1994)
Humektan
Humektan yang ditambahkan dalam suatu produk berfungsi

sebagai pengikat air yang mampu meningkatkan kekompakan

ikatan jaringan matriks (ikatan hidrogen) sehingga akan

meningkatkan kadar air dari produk (Arvanitoyannis et al.,

1997)

contoh : gliserin, sorbitol,


Enhancer
Bahan ini digunakan untuk meningkatkan permeabilitas kulit dengan cara

mengubah sifat fisika kimia stratumm komeum sehingga mengurangi daya

tahan difusi

Contoh: DMSO, urea, DMA, DMF (Ansel, 2005


Antioksidan
Antioksidan ditambahkan ke dalam salep bila diperkirakan terjadi kerusakan

basis karena terjadinya oksidasi. Sistem antioksidan ditentukan olleh komponen

formulasi dan pemilihannya tergantung pada beberapa faktor seperti toksisitas,

potensi, kompatibel, bau, kelarutan, stabilitas, dan iritasi. Seringkali digunakan 2

antioksidan untuk mendapatkan efek sinergis

Contoh: Butylated Hydroxynisole (BHA), Butylated Hydroxytoluene (BHT),

Propylgallate, dan Nordihydroguaiareticacid (NGGA).(Sulaiman, T.N.S dan

Rina Kuswahyuning, 2008)


PUSTAKA
 Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat Jakarta: UI Press

 Arvanitoyannis, Psomiadou E., Nakayama A., Alba S. and Yamamoto N. 1997. Edible Film from

Gelatin, Solute Starch and Polyol. Journal Food Chemistry, 60(4)

 Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional Edisi Kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI

 Johanes, H. 1973. Pengantar Kimia Koloid dan Kimia Permukaan. Yogyakarta: UGM Press

 Liebermen et al., 1990, Pharmaceutical Dosage Form. New York: Marcel Dekker Inc.

 Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran

 Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Thanks!
Do you have any questions?
rcitranur@gmail.com
0859152894369

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics
& images by Freepik and illustrations by Stories

Please keep this slide for attribution


Resources
● House halloween decorations Icons
● Dancing skeletons ● Ghost
● Cat rising from a pumpkin ● Grim reaper
● Vampires ● Mummy
● Haunted forest ● Pumpkin
● Ghosts ● Skull
● People buying halloween stuff ● Witch hat
● Zombies ● Wizard hat
● Devices
● Coven
● Pumpkin stand for halloween
Photos
● Preparing halloween candies basket ● Spooky carved pumpkins halloween
● Trick or treat ● Spooky hands halloween concept

Find more illustrations like these on Stories by Freepik

Anda mungkin juga menyukai