Anda di halaman 1dari 55

AKUT ABDOMEN

DOKTER PENGAMPU
dr. Agung Budi Lamuel, Sp.B-KBD
Anggota Kelompok B :
1. PUTRI NAULA ABBAS (20204881023)
2. ALSHAFIERA AZAYYANA M.S (20204881004)
3. MOCH. FRANDO GHIFFARI E (20204881018)
4. ESA WIDHANAR (20204881036)
5. AYU RAHAJENG DIANING N (20204881049)
6. ANANDYA FATIKHAWATI (20204881006)
7. KHOIRIYA ARDIANI (20204881015)
8. ZIDA SHOFY HUSNAYAIN (20204881048)
9. ANANDA FRIFIYANT MOCH. I (20204881005)
10. SISKA MAWADATUNNADILA (20204881026)
DEFINISI dan ETIOLOGI
M. FRANDO GHIFFARI EKWANDA
Definisi
Suatu kondisi abdomen yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24
jam, dapat menimbulkan gejala nyeri yang dapat terjadi karena masalah bedah dan n
on bedah (Sabiston et al., 2011)

Keadaan klinis akut abdomen memerlukan pemeriksaan yang seksama dan cepat untu
k memutuskan perlunya tindakan operasi dan dimulainya terapi yang tepat. Oleh kare
na itu, diagnosis awal yang tepat dapat menentukan terapi yang dipilih seperti perlun
ya tindakan laparoskopi atau laporotomi segera. (Chen L CJ. ,2015)
Etiologi
Penyebab non bedah dibagi menjadi 3 kategori, yaitu

1. Gangguan metabolik dan endokrin : uremia, krisis diabetic, krisis penyakit Addison.
2. Gangguan hematologi : krisis anemia sel sabit, leukemia akut, dan penyakit darah lainnya.

3. Obat-obatan dan racun : keracunan logam berat, ketergantungan obat narkotik.

Potter PA, Perry AG. Buku Ajar Ilmu Bedah. 7th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.
Etiologi
Penyebab bedah dapat dibagi menjadi 5, yaitu :

1. Perdarahan : Trauma organ viscera, ruptur aneurisma arteri, kehamilan ektopik terganggu,
ulkus intestinal, perdarahan pankreas.

2. Infeksi : appendicitis, kolesistitis, abses hati, abses diverticular.

3.Perforasi : perforasi ulkus gastrointestinal, perforasi kanker gastrointestinal, perforasi divertic


ulum.

4. Obstruksi : adhesi yang berhubungan dengan obstruksi usus besar, hernia incarserata, kan
ker gastrointestinal.

5. Iskemia : thrombosis atau emboli arteri mesenterika, colitis iskemik, torsi ovarium, hernia st
rangulata.
Etiologi
Akut abdomen dapat dibagi menjadi 6 bagian besar kategori :
1. Inflamasi

2. Obstruksi mekanik

3. Neoplasma

4.Vaskular

5. Defek

6. Kongenital

7. Trauma

Frederick. Acute abdominal pain. In Feldman M, Lawrence SF, Lawrence JB. Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disesase. 10th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015. 168 p
Etiologi

Tabel Etiologi Nyeri Abdomen Berdasarkan Lokasi

Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.
EPIDEMIOLOGI

SISKA MAWADATUNNADILA (20204881026)


Epidemiologi
Kasus abdominal pain tercatat  5 - 10% dari semua kunjungan gawat darurat atau
5 - 10 juta pasien di Amerika Serikat.

Jenis Kelamin : total 348 dari Jenis Kelamin : total 348 dari
populasi penelitian adalah populasi penelitian adalah
laki-laki dan 176 adalah laki-laki dan 176 adalah
perempuan. perempuan.
Umur : Umur :
21-40 tahun (278 orang) 21-40 tahun (278 orang)
41-60 tahun (41 orang) 41-60 tahun (41 orang)
> 65 tahun (34 orang) > 65 tahun (34 orang)
Takhur et Takhur et
al.,2019 al.,2019

Appendisitis kasus tersering.


Di Asia Tenggara, Indonesia urutan pertama sebagai angka kejadian Appendisitis akut tertinggi dengan prevalensi 0.05%, diikuti
oleh Filipina sebesar 0.022% dan Vietnam sebesar 0.02%. Prevalensi appendisitis akut di Indonesia berkisar 24,9 kasus per 10.000
populasi (Wijaya W et al.,2020).
Daftar Pustaka

Abdullah M, Firmansyah MA. Diagnostic Approach and Management of Acute Abdominal Pain. The Indonesian Jo
urnal of Internal Medicine.2012
 
Amalina A. Hubungan Leukosit Pre Operasi Dengan Kejadian Komplikasi Pasca Operasi Apendiktomi Pada Pasien
Apendisitis Perforasi Di RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018. 7(4): 491-497

Takhur JW, Kumar R. Epidemiology of Acute Abdominal Pain: a Cross-Sectional Study in a Tertiary Care Hospital of
Eastern India. International Surgery Journal. 2019
 
 
Wijaya W, Eranto M, Alfarisi M. Perbandingan Jumlah Leukosit Darah Pada Pasien Appendisitis Akut Dengan Appe
ndisitis Perforasi. Jiksh.2020
KLASIFIKASI

ANANDYA FATIKHAWATI (20204881006)


Klasifikasi
9 Regio Abdomen

Pembagian abdomen berdasarkan 9 regio, yaitu:


1.Regio hipokondria kanan
2.Regio epigastrika
3.Regio hipokondria kiri
4.Regio lumbal kanan
5.Regio umbilikus
6.Regio lumbal kiri
7.Regio iliaka kanan
8.Regio hipogastrika
9.Regio iliaka kiri
Klasifikasi
4 Kuadran Abdomen

Pembagian abdomen berdasarkan


4 kuadran, yaitu:
1.Kuadran kanan atas
2.Kuadran kiri atas
3.Kuadran kanan bawah
4.Kuadran kiri bawah
Klasifikasi Nyeri

ORGAN LOKASI NYERI

Esofagus, lambung, duodenum, saluran empedu/ Epigastrium


pancreas.

Jejunum kolon transversum preumbilikal

Kolon distal intraumbilikal

Ginjal,ureter Pinggang, lipatan paha

Adneksa Pinggang, subrapubik

(Sjamsuhidajat R, 2017).
Nyeri Somatik
Letak Organ
Abdomen kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum, pancreas,
kolon, paru, miokard

epigastrium Lambung, pancreas, duodenum, paru kolon


Abdomen kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pancreas,paru

Abdomen kanan bawah Appendiks, adneksa, sekum, ileum, ureter


Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter

suprapubik Buli-buli, uretus, usus halus


periumbilikal Usus halus

Pinggang/punggung Pankreas, aorta, ginjal


bahu diafragma
(Sjamsuhidajat R, 2017).
Daftar Pustaka

1. Pearce, E. C. (2016). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama.
2. Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Sistem
Organ dan Tindak Bedahnya (1).2017. 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
PATOFISIOLOGI

ZIDA SHOFY HUSNAYAIN (20204881048)


Patofisiologi
Nyeri perut

Visceral Parietal (somatik)

Dari rangsangan langsung (biasanya peradangan)


Berada di permukaan serosa, dimesenteri, dalam otot
dari peritoneum parietal yang bersebelahan
halus, dan mukosa organ perut (berongga)

Dihantarkan melalui serat A-delta ke akar ganglia


Dirangsang oleh kontraksi yang berlebihan,
dorsalis tertentu
peregangan, atau iskemia dinding organ perut, kapsul
organ padat atau mesentery

Nyeri tajam
Serabut afferen yang terlibat dalam proses nyeri visceral
adalah serat C yang tidak bermyelin dan memasuki
sumsum tulang belakang secara bilateral Diperburuk oleh
Gerakan atau batuk
Nyeri tekan di atas lokasi iritasi
Lateralisasi ke salah satu dari empat kuadran.
Rasa Nyeri
Gambar 1 "Visceral" sakit perut: dalam, tumpul, difus (tersebar). Tiga lokalisasi umum nyeri perut "visceral" garis
tengah adalah epigastrika (1), periumbilical (2), dan hipogastrika (3). 1, Nyeri epigastrik biasanya menunjukkan
penyakit thorax, lambung, duodenum, pankreas, hati, atau kantong empedu. 2, Nyeri periumbilical biasanya
menyiratkan penyakit usus kecil, cecum, atau keduanya. 3, Nyeri hipogastrik biasanya berimplikasi pada usus
besar, organ panggul, atau sistem kemih. (From Reilly BM. Abdominal pain. In: Practical Strategies in Outpatient
Medicine. 2nd ed. Philadelphia: WB Saunders; 1991:702.)
Gambar 2. Kondisi umum dan tidak umum yang dapat menyebabkan nyeri "parietal" dan peritonitis lokal di
berbagai kuadran perut. A, Kuadran kanan-atas. B, Kuadran kiri-atas. C, Kuadran kanan-bawah. D, Kuadran
kiri-bawah. (From Reilly BM. Abdominal pain. In: Practical Strategies in Outpatient Medicine. 2nd ed.
Philadelphia: WB Saunders; 1991:703.)
MANIFESTASI KLINIS

KHOIRIYA ARDIANI (20204881015)


Manifestasi Klinis Akut Abdomen
JENIS NYERI
Nyeri visceral Nyeri somatik
Rangsangan pada peritoneum visceral (meliputi organ intraperitoneal) yang Rangsangan pada peritoneum parietal yang dipersarafi oleh saraf tepi
dipersarafi oleh saraf otonom

Timbul jika terdapat tarikan, regangan organ. Kontraksi otot yang Rangsangan dapat berupa : rabaan, tekanan, perubahan suhu, rangsang kimia,
meningkat atau proses radang

Nyeri dirasakan tumpul Nyeri tajam seperti ditusuk

Letak nyeri tidak bias ditunjukkan secara tepat Dapat menunjukkan lokasi nyeri secara tepat dengan jari

Nyeri tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi Gerakan menambah rasa sakit

Setiati S, Idrus A, Aru W, Marcellus S, Bambang S, Ari F. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta : Interna Publishing, hlm 1898-1899.

Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2017. Gawat Abdomen Dalam Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 4 Jakarta: EGC
Sifat nyeri Gejala lain

 Nyeri proyeksi Nyeri abdomen pasien juga dapat mengeluhkan


keluhan lain antara lain mual, muntah, anoreksia
 Hiperestesia
 Nyeri Kolik
 Nyeri Iskemik
 Onset dan Progresifitas
Nyeri

Setiati S, Idrus A, Aru W, Marcellus S, Bambang S, Ari F. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta : Interna Publishing, hlm 1898-1899.

Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. 2017. Gawat Abdomen Dalam Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 4 Jakarta: EGC
PENEGAKAN DIAGNOSIS

AYU RAHAJENG DIANING NEGARI (20204881049)


ANAMNESIS

Lokasi nyeri
– nyeri dapat bersifat nyeri alih, dan nyeri yang diproyeksikan
– Nyeri bilier khas menjalar ke pinggang dan ke arah belikat, nyeri
pankreatitis dirasakan menembus ke bagian pinggang. Nyeri pada bahu
kemungkinan terdapat rangsangan pada diafragma. Ini merupakan
bermulanya nyeri pada akut abdomen dapat menggambarkan sumber
nyeri.
Kuantitas dan kualitas nyeri:
– Karakteristik nyeri dapat digambarkan sebagai "rasa terbakar“ yang mung
kin terjadi karena perforasi ulkus peptikum, sementara "rasa terobek-robe
k" biasanya mewakili rasa sakit akibat diseksi aorta.
– Nyeri dapat tiba-tiba hebat atau secara cepat berubah menjadi hebat,
tetapi dapat pula bertahap menjadi semakin nyeri.
Posisi tubuh
– Posisi pasien dalam mengurangi nyeri dapat menjadi petunjuk
– Akut abdomen yang menyebabkan diafragma teritasi akan menyebabkan pasien lebih
nyaman pada posisi setengah duduk yang memudahkan bernafas

Riwayat gejala sistemik


– Gejala sistemik lain seperti anoreksia, mual, muntah merupakan gejala penyerta yang
sering pada akut abdomen terutama apendisitis akut dan kolesistitis akut. Konstipasi di
dapatkan pada obstruksi usus besar dan pada peritonitis umum. Pertanyaan mengenai
defekasi, miksi daur haid, dan gejala lain seperti keadaan sebelum serangan akut abdo
men harus dimasukkan dalam anamnesis.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
– kontur abdomen
– bekas luka operasi sebelumnya
– distensi abdomen dan gerakan peristaltik usus yang terlihat Darm-steifung
– eritema atau edema kulit
– caput medusa dapat menunjukan penyakit hati.

Auskultasi
– ada atau menghilangnya suara bising usus, serta karakteristik dari bising usus

Perkusi
– menilai distensi usus yang berisi gas, udara bebas intraabdominal, tingkat asites, atau adanya per
adangan peritoneum, serta adanya setiap massa yang tumpul
– Pekak hati yang menghilang merupakan tanda khas terjadinya perforasi (tanda pneumoperitoneu
m. udara menutupi pekak hati
Palpasi
– Palpasi menunjukkan 2 gejala yaitu nyeri dan defense musculaire
– Perasaan nyeri dapat berupa nyeri tekan dan nyeri lepas.
– Defense musculaire timbul karena rasa nyeri pada peritonitis diffusa

Rectal Toucher
– pemeriksaan colok dubur dapat membedakan antara obstruksi usus dengan
paralisis usus
Daftar Pustaka

Graff LG, Robinson D. 2001. Abdominal pain and emergency department evaluation. Emerg Med
Clin North Am 19:123-136..
PEMERIKSAAN PENUNJANG

ANANDA FRIFIYANT MOCH. ILHAM (20204881005)


Pemeriksaan Laboratorium

• Darah lengkap  Leukosit, trombosit, eritrosit


• Serum elektrolit, BUN, kreatinin  mengevaluasi kehilangan cairan
• Fungsi hati (bilirubin, transaminase)  menilai adanya kelainan hep
atobilier
• Kadar amilase dan lipase  kecurigaan pankreatitis
• Feses
Pemeriksaan Radiografi
• Foto polos abdomen  tanda perforasi, ileus, obstruksi usus, fraktur tulang
belakang dan adanya batu pada ginjal
• USG  kelainan sistim hepatobilier, traktus urinarius dan traktus ginekologis
serta kemungkinan apendisitis akut
• CT-Scan  kelainan pada pancreas, aneurisma aorta abdominal, adanya c
airan di intraabdominal, diverticulitis, obstruksi usus, apendisitis dan kegana
san
• Pemeriksaan lain (colon in loop, endoskopi saluran cerna)
Pemeriksaan Radiografi
Indikasi foto polos abdomen (Hampson et.al., 2010)
Indikasi umum Indikasi dengan keadaan khusus
 Nyeri abdomen akut dengan suspect perforasi/obstruksi  Teraba massa
 Obstruksi usus halus akut  Konstipasi
 Obstruksi usus besar akut  Suspect batu ureter
 Penyakit radang usus dengan eksaserbasi akut  Benda asing yang halus dan kecil (missal ; koin)
 Nyeri abdomen akut yang memerlukan perawatan di rumah
sakit untuk pertimbangan operasi
 Pankreatitis akut
 Pankreatitis kronis
 Gagal ginjal
 Hematuria
 Benda asing
 Trauma tumpul atau tajam pada abdomen
Pemeriksaan Radiografi
Rekomendasi pencitraan kasus akut abdomen pada dewasa (Cartwright et.al., 2015)

Kemungkinan diagnosis klinis Rekomendasi pencitraan


Abses CT-scan abdomen dan pelvis dengan kontras

Pankreatitis akut USG abdomen


Appendisitis CT-scan abdomen dan pelvis dengan kontras

Kolesistitis USG abdomen


Crohn disease CT-scan enterography
Divertikulitis CT-scan abdomen dan pelvis dengan kontras

Kehamilan ektopik USG pelvis


Kehamilan intrauterin USG pelvis
Iskemia mesentrika CT-scan angiography abdomen dengan kontras

Nefrolitiasis CT-scan abdomen dan pelvis tanpa kontras

Torsio ovarium USG pelvis


Obstruksi usus halus CT-scan abdomen dan pelvis dengan kontras
Daftar Pustaka

• Setiati, S., Idrus A., Aru WS., Marcellus SK., Bambang S., Ari FS. Buku Ajar Il
mu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi VI. Jakarta; Interna Publishing. 2014. Hlm 1
898-1900
• Gans, S. L., Pols, M. A., Stoker, J., Boermeester, M. A., & Expert Steering Gr
oup. Guideline for the diagnostic pathway in patients with acute abdomina
l pain. Digestive surgery, 32(1). 2015. 23-31.
• Hampson, Frances A., and Ashley S. Shaw. "Assessment of the acute abdo
men: role of the plain abdominal radiograph." Reports in Medical Imaging 
(3) .2010. 93-105.
• Cartwright SL, Knudson MP. Diagnostic imaging of acute abdominal pain i
n adults. Am Fam Physician. 2015 Apr 1;91(7):452-9. PMID: 25884745
DIAGNOSIS BANDING

PUTRI NAULA ABBAS (20204881023)


1. INFEKSI
No.     Appendisitis akut Pankretitis akut Cholecystitis Peritonitis

akut

1. Etiologi,   Bakteri dan parasite; Batu empedu, alcohol,  kolelitiasis; kelamin wanita, Eschericia coli atau Bacteroides;  
prevalensi, FR umur tua, obesitas, obat-
20-30 th; kurang makanan obatan, kehamilan, dan suku
berserat bangsa tertentu
2. Nyeri  Onset Tiba-tiba, Hari-<2 minggu  Tiba-tiba, kurang dari 6 menetap lebih dari 6 jam  Nyeri subjektif berupa nyeri waktu
bulan  penderita bergerak seperti jalan, bernafas,
  batuk, atau mengejan 
    Lokasi Sekitar umbilikus  epigastrium atau di perut kanan bagian atas  Nyeri pd semua arah atau nyeri yang difus
kuadran kiri atas  pada lipatan peritoneum di kavum doglas 

  Sifat  samar-samar dan tumpul  konstan   nyeri tekan dan defans muskular 
  Penjalaran beralih ke perut kanan bawah penyebaran ke punggung, menjalar sampai belikat kanan  - 
pada titik McBurney  dada, atau pinggang,
namun tidak spesifik 
3. Manifestasi Mual muntah  +, nafsu makan turun  - +  +- 
klinis

 
  Demam -+  -+ +  + 
    Gejala lain        

4. Pemeriksaan   Mc burney , Rovsing sign ,   Takikardi; Murphy sign + Takikardi; shifting dullness, ileus
fisik Psoas sign  , defans muscular, paralitik
obturator sign
5. Pemeriksaan    Lab: leukositosis, leukosit urin Lab: kadar serum amilase  Lab: leukositosis, Lab: leukositosis, Hct meningkat;
penunjang + dan/atau lipase, CRP dan peningkatan enzim-enzim hati, Colok dubur
BUN meningkat; USG: batu radiologi: batu empedu
empedu 
2. OBSTRUKSI
No.     Hernia Inkarserata Ca Kolon

1. Etiologi   Peningkatan tekanan intraabdomen Usia>50 th, life style 


yang berulang, kelemahan jaringan
otot 
2. Nyeri Onset  -  
 
  Lokasi  pada benjolan  nyeri di perut bagian bawah
    Sifat  - Nyeri kolik (Perut buncit) 
  Penjalaran  - - 
 
3. Manifestasi Mual muntah +   -
klinis
    Demam  -  -
  Gejala lain Benjolan timbul (mengangkat Konstipasi atau diare; BAB dg
  beban, batuk, mengejan), darah/bercak darah berwarna hitam  
masuk (berbaring); obstruksi usus
(tidak BAB dan tidak flatus)
4. Pemeriksaan   Perkusi: perut kembung dan auskultasi: Tanda nemia; pmx rektal  
fisik terdengar hiperperistaltis (obstruksi usus)
 
5. Pemeriksaan   Lab: leukositosis (stangulasi)  Tes darah okultisme 
penunjang
3. Gangguan Vaskuler
Trombosis akut pada arteri mesenterika Ruptur aneurisma aorta

Etiologi
Etiologi • Emboli yang berasal dari jantung, trauma
langsung ataupun tidak langsung
• Emboli yang berasal dari jantung,
trauma langsung ataupun tidak
langsung Gejala
• nyeri yang hebat terutama di daerah umbilikus ke
atas. Selain itu dapat pula ditemukan gejala
Gejala peritonitis
• Syok akibat perdarahan kadang tidak ditemukan
• nyeri sering pada daerah umbilikus • Perdarahan dalam rongga usus, seperti
perdarahan pada varises esofagus, tukak lambung
yang disertai atau tanpa tanda atau duodenum, kolitis ulserativa, dan
obstruksi usus, diare, meteorismus, divertikulicis kolon, dapat menyebabkan keadaan
yang kadang bisa disertai gejala gawat yang memerlukan operasi segera
syok (Sjamsuhidajat, et al, 2017). (Sjamsuhidajat, et al, 2017).
4. Perdarahan Saluran Cerna

Kehamilan Ektopik Terganggu


• kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus
• Gejala: perdarahan abnormal atau pun berupa noda darah yang biasanya
muncul pada 7-14 hari setelah keterlambatan menstruasi + disertai tanda
kehamilan normal
• nyeri panggul yang dapat bersifat tajam maupun tumpul, rasa nyeri pada
saat defekasi akibat adanya darah yang terkumpul di kavum Douglas
(Dewi dan Risilwa, 2017).

gejala simptomatik dengan gambaran


free fluid level intraperitoneal, kadar
βHCG yang sangat tinggi, tidak adanya
kontraindikasi pemberian metotreksat
Indikasi pembedahan
dan adanya kegagalan terapi medis
sebelumnya (Saranovic M., et al, 2014).
5. Trauma

Perforasi GI
• Etiologi: Cedera tembus yang mengenai dada bagian
bawah atau perut (contoh: trauma tertusuk pisau) atau
trauma tumpul (sering pada anak)
• predisposisi :ulkus peptikum, appendicitis akuta,
divertikulosis akut, dan divertikulum Meckel yang Intervensi bedah hampir selalu
terinflamasi. dibutuhkan dalam bentuk
• Gejala: Nyeri perut hebat yang makin meningkat dengan laparotomy explorasi dan
adanya pergerakan disertai nausea, vomitus, pada keadaan penutupan perforasi dengan
lanjut disertai demam dan mengigil (Davis, P., 2014). pencucian pada rongga
peritoneum
DAFTAR PUSTAKA

1. Fanny, F., Listianti D A. Hernioraphy Cyto Pada Pasien Hernia Inguinalis Dekstra Inkarserata. Majority. 2017; 6(3):119-122

2. Pratama, H. Tatalaksana Pankreatitis Akut. CDK-238. 2016; 43(3):190-194

3. Sabiston, et al. Sabiston Texbook of Surgery The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 20th Ed. Saunders: An Imprint of Elsevier.
2016.
4. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Gawat Abdomen Dalam Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2011.
5. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Gawat Abdomen Dalam Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. Jakarta: EGC. 2017.

6. Takada T, Strasberg SM, Solomkin JS, Pitt HA, Gomi H, Yoshida M, Mayumi T. TG13: Updated Tokyo Guidelines for the management of ac
ute cholangitis and cholecystitis. J Hepatobiliary Pancreat Sci. 2013; 20:1–7
7. Fu, YT. Bowel Cancer. Hong kong: Rumah Sakit Queen Elizabeth. 2017.
8. Dewi TP, Risilwa M. Kehamilan Ektopik Terganggu. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. April 2017; 17(1): 26-32.

9. Saranovic M., et al. “Ectopic Pregnancy and Laparoscopy”. Clinical and experimental obstetrics and gynecology. 2014; 41(3): 276-279.
10. Davis, P., Hayden, J., Springer, J., Bailey, J., Molinari, M., Johnson, P. Prognostic factors for morbidity and mortality in elderly patients und
ergoing acute gastrointestinal surgery: a systematic review. Can J Surg. 2014; 57(2): 44-52.
TATA LAKSANA

ESA WIDHANAR (20204881036)


Tujuan dari penanganan Akut abdomen adalah:

1. Penyelamatan jiwa penderita


2. Meminimalisasi kemungkinan terjadinya cacat
dalam fungsi fisiologis alat pencernaan atau organ
lain penderita.
1. Tindakan penanggulangan darurat

• Berupa tindakan resusitasi untuk memperbaiki sistim pernafasan dan kardi


ovaskuler yang merupakan tindakan penyelamatan jiwa penderita. Bila
sistim vital penderita sudah stabil dilakukan tindakan lanjutan.
• Restorasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
• Pencegahan infeksi dengan pemberian antibiotika
Tindakan penanggulangan definitif. Tujuan terapi di sini
adalah

• Penyelamatan jiwa penderita dengan menghentikan sumber perdarahan.


• Meminimalisasi cacad yang mungkin terjadi dengan cara:
 Menghilangkan sumber kontaminasi.
 Meminimalisasi kontaminasi yang telah terjadi dengan membersihkan
rongga peritoneum.
 Mengembalikan kontinuitas passage usus dan menyelamatkan
sebanyak mungkin usus yang sehat untuk meminimalisasi cacat
fisiologis
• Tindakan untuk mencapai tujuan ini berupa operasi dengan membuka
rongga abdomen yang dinamakan laparotomy.
Laparotomi Eksplorasi Darurat

1. Tindakan sebelum operasi


• Keadaan umum sebelum operasi setelah resusitasi sedapat mungkin harus sta
bil. Bila ini tidak mungkin tercapai karena perdarahan yang sangat besar, dilak
sanakan operasi langsung untuk menghentikan sumber perdarahan.
• Pemasangan NGT (nasogastric tube)
• Pemasangan dauer-katheter
• Pemberian antibiotika secara parenteral pads penderita dengan persangkaan
perforasi usus, shock berat atau trauma multipel.
• Pemasangan thorax-drain pads penderita dengan fraktur iga, haemothoraks
atau pneumothoraks
Langkah-langkah pada laparotomi darurat adalah:

• Segera mengadakan eksplorasi untuk menemukan sumber perdarahan.


• Usaha menghentikan perdarahan secepat mungkin. Bila perdarahan berasa
l dari organ padat penghentian perdarahan dicapai dengan tampon
abdomen untuk sementara. Perdarahan dari arteri besar hams dihentikan
dengan penggunaan klem vaskuler. Perdarahan dari vena besar dihentika
n dengan penekanan langsung
• Setelah perdarahan berhenti dengan tindakan darurat diberikan
kesempatan pads anestesi untuk memperbaiki volume darah.
• Bila terdapat perforasi atau laserasi usus diadakan penutupan lubang perforasi atau
reseksi usus dengan anastomosis.
• Diadakan pembersihan rongga peritoneum dengan irigasi larutan NaCl fisiologik.
• Sebelum rongga peritoneum ditutup harus diadakan eksplorasi sistematis dari
seluruh organ dalam abdomen mulai dari kanan atas sampai kiri bawah dengan
memperhatikan daerah retroperitoneal duodenum dan bursa omentalis.
• Bila sudah ada kontaminasi rongga peritoneum digunakan drain dan subkutis serta
kutis dibiarkan terbuka
Daftar Pustaka

• Falch C, Vicente D, Häberle H, Kirschniak A, Müller S, Nissan A, Brücher BL. 2014. Treatment of
acute abdominal pain in the emergency room: a systematic review of the literature. Eur J Pain.
Vol. 18 No. 7 Hal: 902-13.
• Grundmann RT, Petersen M, Lippert H, Meyer F. 2010. The acute (surgical) abdomen - epidemi
ology, diagnosis and general principles of management. Z Gastroenterol. Vol. 48 No. 6 Hal: 69
6-706.
• Abdullah M, Firmansyah MA. 2012. Diagnostic approach and management of acute abdominal
pain. Acta Med Indones. Vol. 44 No. 4 Hal: 344-50.
• Sjamsuhidajat R, De Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. Edisi 4. Jakarta:
EGC
KOMPLIKASI dan
PROGNOSIS
ALSHAFIERA AZAYYANA M.S. (20204881004)
Komplikasi
Pasca operasi (Priyatmoko et al, 2017):
1. Sepsis (panperitonitis dan pneumonia)
2. Syok sepsis
3. Infark miokard
4. Disritmia
5. Henti jantung
6. Reintubasi
7. Ventilasi mekanik lama
8. Pneumonia
9. Gangguan ginjal akut
10. Perdarahan banyak
11. Kematian
Prognosis
1. Prognosis sesuai dengan penyebab dari akut abdomen pada pasien (Patterson et al, 2020)
2. Prognosis ini juga ditentukan oleh lama waktu respon penanganan dan jenis komplikasi yan
g dialami terutama pada pasien geriatri (Priyatmoko et al, 2017)
3. Prognosis juga menyesuaikan waktu evaluasi dari komplikasi yang terjadi pasca operasi (Sim
one et al, 2020)

Anda mungkin juga menyukai