Anda di halaman 1dari 6

INDAH SEPTY RAHMAWATI

NIDAUL HASANAH
VERA RIZKIYAH FARADILA

Profesi Ners UMY


Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM
A. Analisa data
No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
  24/ 04 Data Subjektif : Gangguan status kesehatan fisik Resiko Ketidakseimbangan Kadar
   Pasien mengatakan lima tahun yang lalu pasien pernah mengeluh sering lapar dan Glukosa Darah
  2020 haus, sering kencing malam hari, dan sering mengantuk siang hari yang mengganggu  
    pekerjaannya sebagai seorang supir  
   Pasien mengatakan pernah periksa ke puskesmas dan oleh dokter dikatakan sakit  
kencing manis (Diabetes Mellitus)  
 Pasien mengatakan pada lima tahun lalu hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
puasa didapatkan 230 mg/dL dan kadar GD2JPP 425 mg/dL  
 Pasien mengatakan langsung diberikan terapi obat hipoglikemik oral namun lupa
nama obatnya.
 Pasien mengatakan merokok 1 bungkus per hari
 Pasien mengatakan Riwayat penyakit keluarga yaitu Ayah dan ibu pasien adalah
penderita diabetes namun tidak pernah kontrol teratur, Ayah riwayat sakit hipertensi
dan stroke. Kedua orangtua nya sudah meninggal
 Pasien mengatakan kesemutan pada kedua telapak tangan, namun kadang-kadang
saja.
 
 
Data Objektif :
 Vital sign : TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/mnt, RR 16x/mnt, Suhu : 36,5oC
 BB : 92 kg
 TB : 163 cm
 IMT = 34, 71 (Obesitas)
 GDS: 194 mg/dL
 HbA1C: 11
 Kadar Trigliserid: 286 mg/dL
 Kadar Kolesterol Total: 220 mg/dL
Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM
Tangal Jam No Diagonsa Keperawatan

24/ 04 11.00 1 Resiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah dengan faktor resiko Gangguan status kesehatan fisik
2020
 

•Rumusan Diagnosa Keperawatan


•Prioritas Diagnosa Keperawatan
•Resiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah dengan faktor resiko Gangguan status kesehatan fisik
Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM
Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah Pengetahuan Manajemen Diabetes : Pengajaran : Peresepan Diet 1. Mengidentikasi kebiasan diet pasien
dengan faktor resiko gangguan status kesehatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Kaji tingkat pengetauan pasien mengenai diet yang
fisik selama 3 x 24 jam, pengetahuan manajemen disarankan 2. Memotivasi pasien untuk melakukan
diabetes dapat meningkat dapat teratasi 2. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan kepatuhan diet yang sesuai
  dengan kriteria hasil: terhadap diet yang disarankan terkait dengan kesehatan
    3. Mempercepat penyembuhan
 
1. Pasien dapat menjalankan strategi untuk penyakit
Manajemen Hiperglikemia
  mengontrol kadar glukosa darah (olahraga, diet,
kontrol dm) 3. Instuksikan pada pasien dan keluarga mengenai 4. Menambah pengetahuan pasien dan
2. Pasien dapat mengetahui pentingnya menjaga manajemen diabetes (pengganti karbohidrat, regimen keluarga dalam melakukan
kadar glukosa darah dalam kisaran latihan, dan kapan mencari petugas kesehatan yang sesuai pengobatan diabetes yang tepat
kebutuhan
Pengetahuan: diet yang disarankan 4. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai pencegahan, 5. Mencegah terjadinya komplikasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 30 pengenalan, tanda tanda hiperglikemi dan manajemen penyakit diabetes melitus
menit diharapkan pengetahuan terhadap diet yang hiperglikemia (senam kaki diabetes)
disarankan meningkat dengan kriteria hasil : 5. Kolaborasi pemberian obat hiperglikemi sesuai resep 6. Mentukan status gizi pasien
  kemampuan pasien dalam
3. Pasien mengetahui manfaat diet Manajenen nutrisi memenuhi nutrisi
4. Pasien mengetahui tujuan diet 6. Tentukan status gizi pasien kemampuan pasien dalam
5. Pasien mengetahui makanan yang memenuhi nutrisi 7. Membantu pasien untuk memilih
diperbolehkan dalam diet makanan sesuai dengan diet
7. Bantu pasien untuk memilih makanan sesuai dengan diet
6. Pasien mengetahui makana yang tidak
8. Tentukan jumlah kalori dan jumlah nutrisi yang
diperbolehkan dalam diet 8. Menentukan jumlah kalori dan
7. Pasien mengetahui porsi makan yang yang dibutuhkan
jumlah nutrisi yang dibutuhkan
direkomendasikan 9. Kurangi garam dan gula di masakan dalam 3 j (jumlah,
jenis, jam 9. Mengurangi garam dan gula di
masakan dalam 3 j (jumlah, jenis,
jam

 
Complementary Therapy

JURNAL IPTEKS TERAPAN 2016


SENAM KAKI DIABETIK EFEKTIF MENINGKATKAN ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
Aria Wahyuni, Nina Arisfa
 
Kaki diabetes merupakan salah satu infeksi kronik DM yang paling ditakuti, berakhir dengan kecacatan (amputasi) dan kematian. Terjadinya kaki diabetik
dimulai dari glukosa yang tinggi akan merusak pembuluh darah perifer kaki yang awal mulanya terjadinya iskemia yang dapat juga menyebabkan Peripheral Artery
Disease (PAD). Komplikasi kaki adalah hal yang bisa terjadi pada pasien diabetes yang dapat meningkatkan angka amputasi serta mengancam kehidupan. Dalam
hal menurunkan hal yang mengancam kehidupan maka perawatan kaki dengan baik. Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
pencegahan primer dan skunder. Pencegahan primer yaitu mencegah agar tidak terjadinya luka dan pencegahan skunder yaitu mencegah kecacatan akibat luka.
Apabila seseorang terdiagnosa diabetes mellitus maka sangat diperlukan yaitu pencegahan primer yaitu dengan perawatan kaki seperti membersihkan kaki,
memakai kaus kaki dan tidak berjalan menggunakan alas kaki. Perawatan kaki wajib dilakukan oleh setiap orang khususnya pada pasien DM karena sangat rentan
dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyembuhan apabila sudah terkena neuropati yang mengakibatkan ulkus pada kaki. Melakukan perawatan kaki
secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50-60%. Untuk meningkatkan vaskularisasi perawatan kaki dapat juga dilakukan dengan gerakan-
gerakan kaki yang dikenal sebagai senam kaki diabetes.
Senam kaki diabetes dapat membantu sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, mengatasi
keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembuluh darah, saraf dan
struktur. Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki. Latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola pasien yang mengalami DM, pasien DM setelah
latihan kaki merasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki. Sirkulasi
darah pada daerah kaki dapat diukur melalui pemeriksaan non invasive salah satunya adalah dengan pemeriksaan ankle brachial index.Nilai ABI pada pasien ABI
> 1.0 dan apabila < 0.9 beresiko terjadi gangguan perifer oleh karena itu skrening yang tepat untuk pasien DM adalah dengan mengukur ABI.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil uji lebih lanjut menggunakan Wilcoxon test didapatkan hasil bahwa senam kaki diabetik efektif meningkatkan
nilai ABI. Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini untuk pasien DM tipe 2 disarankan untuk senantiasa melakukan senam ini setiap hari selama 30
menit selain untuk mencegah luka diabetes juga dapat mengontrol gula darah
Holistic care
Pemberian Edukasi Tentang DM Pada Pasien
◦ Strategi dalam salf care manajement merupakan kombinasi kekuatan antara energi spiritual dan energi psikologi yang
diharapkan dapat memperbaiki kondisi pikiran emosi dan perilaku penderita DM yang pada akhirnya glukosa darah dapat
teregulasi dengan baik sehingga self care behaviour meningkat yang pada akhirnya penderita mampu merawat dirinya sendiri
secara mandiri
◦ Dengan membaiknya pengetahuan penderita maka sikap penderita juga menjadi lebih positif dalam merespons setiap
permasalahan maupun perubahan yang terjadi pada dirinya, penderita lebih mampu mengontrol diri untuk tidak melakukan
hal-hal yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah, seperti pada saat ada undangan hajatan maka penderita memilih tidak
makan makanan yang berkalori dan mengandung gula (manis) tetapi penderita hanya minum air mineral. Perubahan
psikomotor terkait penyediaan diet/makanan di rumah, pemilihan jenis makanan penetapan waktu makan menjadi lebih baik,
penderita juga melakukan aktivitas olah raga rutin setiap hari berupa jalan kaki 15–20 menit perhari serta melakukan aktivitas
rutin di posyandu lansia berupa kegiatan senam seminggu sekali selama 30 menit, dan keteraturan minum obat menjadi lebih
baik. Hal ini sangat penting bagi penderita karena keberhasilan dalam pengontrolan gula darah untuk penderita DM tidak
tergantung pada petugas kesehatan atau orang lain, namun tergantung pada pasien itu sendiri. penderita mengetahui bahwa
DM adalah penyakit yang tidak berbahaya asal tidak diremehkan dan terkendali, penderita

Anda mungkin juga menyukai