Antropologi Pendidikan
Antropologi Pendidikan
T PARA
REMAJA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN”
Indriana (1910114320011)
(Dariyo, 2008)
Pernikahan merupakan ikatan suci
antara pasangan dari seorang laki-laki
dan seorang wanita yang telah
menginjak atau dianggap telah (Kumalasari &Andyantoro, 2012)
memiliki umur cukup dewasa. Pernikahan adalah peristiwa yang
dialami seseorang selama masa
hidupnya. Pernikahan sebagai
lambang disepakatinya suatu perjanjian
antara seorang laki-laki dan perempuan.
(Harianto & Hamidi, 2014) Atas dasar kewajiban setara diantara
Pernikahan tidak hanya menyangkut kedua belah pihak
pribadi kedua calon suami istri, akan
tetapi menyangkut keluarga
dan masyarakat.
Faktor Penyebab Pernikahan Dini.
Faktor Hamil di
Faktor Media Faktor Adat
Luar Nikah
Massa Faktor ini sudah mulai
Kenapa saya
Faktor Orang Tua Di jaman sekarang jarang muncul, tapi
Faktor Ekonomi pisahkan dengan
sangat mudah masih tetap ada.
Dimana sang anak Dimana orang tua takut faktor biologis?
dipaksa sesuatu hal terjadi Karena mengakses segala
menikah dengan pada anaknya , seperti hamil di luar nikah sesuatu yang
kelurga yang lebih takut si anak hamil bukan hanya berhubungan
mapan karena "kecelakaan" dengan seks dan
di luar nikah.
tapi bisa juga semacamnya, hal
karena (maaf) ini membuat
diperkosa sehingga mereka jadi
terjadilah hamil di "terbiasa"
luar nikah. dengan hal-hal
berbau seks dan
tidak
menganggapnya
tabu lagi.
Menurut Maholtra, dkk (2011), beberapa program pencegahan pernikahan yang
Upaya Penanganan disampaikan:
Memberdayakan anak dengan informasi, ketrampilan,
Pernikahan Dini dan jaringan pendukung lainnya.
seperti :Latihan keterampilan hidup tentang kesehatan, nutrisi,keuangan,
komunikasi, negosiasi,dan pengambilan ke putusan.
Mendidik dan menggerakkan orangtua dan anggota
komunitas.
seperti : Pertemuan tatap muka, Edukasi terhadap kelompok dan komunitas,
Kampanye berupa penyebaran informasi tentang bahaya dari
pernikahan dini.
Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal
bagi anak.
seperti :Menyiapkan, dan mendukung anak-anak perempuan untuk mendaftar
sekolah yang lebih tinggi, pelatihan guru untuk menyampaikan materi seperti
ketrampilan hidup, kesehatan sexual dan reproduksi, HIV/AIDS, dan
kesadaran peran gender. Program pemberian uang tunai,
beasiswa, subsidi, seragam, dan suplai lainnya agar anak-anak
perempuan bersedia menjalani proses belajar mengajar.
Membuat dan mendukung kebijakan larangan terhadap pernikahan dini.
seperti: Membentuk peer support atau kelompok dukungan pada keluarga
yang rentan untuk mengikuti budaya nikah paksa, Psikedukasi
dilakukan dengan melibatkan para konselor yang berkapasitas
memberikan pemahaman seputar pernikahan dini pada masyarakat
sekitar, dan follow-up dengan metode kampanye contoh
(memanfaatkan media seperti poster, leaflet, tayangan video, yang di dalamnya
dimuat konten terkait dengan dampak pernikahan anak baik secara fisik/ psikis.
Your Text Here
Dampak Pernikahan Dini
Negatif Positif