Anda di halaman 1dari 9

“TINGGINYA TINGKAT PERNIKAHAN USIA DINI MENGHAMBA

T PARA
REMAJA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN”

Fanny Fridayanti Simanjuntak (1910114320006)

Farida Astuti (1910114220027)

Indriana (1910114320011)

Mayang Sari (1910114320010)

Rizka Munira (1910114320018)

Saidatul Qarimah (1910114320007)

Wilda Puspita Ayu (1910114320016)


Rumusan Masalah
01 Pengertian Pendidikan

02 Pengertian Pernikahan Dini

03 Faktor Penyebab Pernikahan Dini

04 Upaya Penanganan Pernikahan Dini

05 Dampak Pernikahan Dini


pengertian pendidikan secara umum yaitu, suatu metode untuk mengembangkan
keterampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang
menjadi lebih baik. Adapun dibawah ini pengertian pendidikan menurut etimologi (bahasa),
yaitu sebagai berikut:
 Dalam Bahasa Yunani, pendidikan berasal dari kata Pedagogi, yaitu dari kata “paid”
artinya anak dan “agogos” artinya membimbing.
 Dalam Bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah,
mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak,
mengubah kepribadian sang anak.
 Dalam Bahasa Arab, pendidikan berasal dari kata Tarbiyah, dengan kata kerja
Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh. Jadi, pendidikan dalam Islam
adalah Bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal
anak
didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
pengertian pendidikan menurut para ahli yaitu,
 Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan
budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
pengertian pendidikan menurut Undang-Undang yaitu,
 UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989: Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
 UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
Pengertian Pernikahan Dini yaitu,
Secara umum pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah satu
pasangan yang memiliki usia di bawah umur yang biasanya di bawah 17 tahun.
Baik pria atau wanita jika belum cukup umur (17 Tahun) jika melangsungkan
pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan usia dini.

(Dariyo, 2008)
Pernikahan merupakan ikatan suci
antara pasangan dari seorang laki-laki
dan seorang wanita yang telah
menginjak atau dianggap telah (Kumalasari &Andyantoro, 2012)
memiliki umur cukup dewasa. Pernikahan adalah peristiwa yang
dialami seseorang selama masa
hidupnya. Pernikahan sebagai
lambang disepakatinya suatu perjanjian
antara seorang laki-laki dan perempuan.
(Harianto & Hamidi, 2014) Atas dasar kewajiban setara diantara
Pernikahan tidak hanya menyangkut kedua belah pihak
pribadi kedua calon suami istri, akan
tetapi menyangkut keluarga
dan masyarakat.
Faktor Penyebab Pernikahan Dini.

Faktor Hamil di
Faktor Media Faktor Adat
Luar Nikah
Massa Faktor ini sudah mulai
Kenapa saya
Faktor Orang Tua Di jaman sekarang jarang muncul, tapi
Faktor Ekonomi pisahkan dengan
sangat mudah masih tetap ada.
Dimana sang anak Dimana orang tua takut faktor biologis?
dipaksa sesuatu hal terjadi Karena mengakses segala
menikah dengan pada anaknya , seperti hamil di luar nikah sesuatu yang
kelurga yang lebih takut si anak hamil bukan hanya berhubungan
mapan karena "kecelakaan" dengan seks dan
di luar nikah.
tapi bisa juga semacamnya, hal
karena (maaf) ini membuat
diperkosa sehingga mereka jadi
terjadilah hamil di "terbiasa"
luar nikah. dengan hal-hal
berbau seks dan
tidak
menganggapnya
tabu lagi.
Menurut Maholtra, dkk (2011), beberapa program pencegahan pernikahan yang
Upaya Penanganan disampaikan:
 Memberdayakan anak dengan informasi, ketrampilan,
Pernikahan Dini dan jaringan pendukung lainnya.
seperti :Latihan keterampilan hidup tentang kesehatan, nutrisi,keuangan,
komunikasi, negosiasi,dan pengambilan ke putusan.
 Mendidik dan menggerakkan orangtua dan anggota
komunitas.
seperti : Pertemuan tatap muka, Edukasi terhadap kelompok dan komunitas,
Kampanye berupa penyebaran informasi tentang bahaya dari
pernikahan dini.
 Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal
bagi anak.
seperti :Menyiapkan, dan mendukung anak-anak perempuan untuk mendaftar
sekolah yang lebih tinggi, pelatihan guru untuk menyampaikan materi seperti
ketrampilan hidup, kesehatan sexual dan reproduksi, HIV/AIDS, dan
kesadaran peran gender. Program pemberian uang tunai,
beasiswa, subsidi, seragam, dan suplai lainnya agar anak-anak
perempuan bersedia menjalani proses belajar mengajar.
 Membuat dan mendukung kebijakan larangan terhadap pernikahan dini.
seperti: Membentuk peer support atau kelompok dukungan pada keluarga
yang rentan untuk mengikuti budaya nikah paksa, Psikedukasi
dilakukan dengan melibatkan para konselor yang berkapasitas
memberikan pemahaman seputar pernikahan dini pada masyarakat
sekitar, dan follow-up dengan metode kampanye contoh
(memanfaatkan media seperti poster, leaflet, tayangan video, yang di dalamnya
dimuat konten terkait dengan dampak pernikahan anak baik secara fisik/ psikis.
Your Text Here
Dampak Pernikahan Dini

Negatif Positif

memiliki orang terkasih


Kehilangan “masa remaja”
karena menikah dengan
(waktu main dan kumpul
orang yang dicintai
bareng teman)

Resiko terhadap rahim dan memiliki fisik yang enerjik


kesehatan karena hamil untuk bekerja dan
diusia remaja mengurus urusan rumah
tangga
Terjadinya perceraiian
karena mental dan pikiran
yang belum dewasa
Hasil Dan Pembahasan
Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan
keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan individu maupun masyarakat.
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah satu pasangan yang
memiliki usia di bawah umur 17 tahun. Pernikahan dini masih ditemukan di negara
berkembang termasuk Indonesia, Indonesia termasuk negara dengan persentase
pernikahan dini yang tinggi dan menduduki peringkat 37, provinsi dengan tingkat
pernikahan dini tinggi salah satunya ialah; Kalimantan Tengah (52,1%), Jawa Barat
(50,2 %), Kalimantan Selatan (48,4%), Bangka Belitung (47,9%) dan Sulawesi Tengah
(46,3%). Di Kalimantan Selatan khususnya Banjarbaru yang termasuk tinggi adalah
daerah Kecamatan Cempaka seperti yang telah tercatat di Kantor Kementrian Agama
Banjarbaru. Data pernikahan tahun 2011-2012 yang tercatat dari Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Cempaka Banjarbaru ini terdapat 225 pernikahan termasuk
pernikahan dini karena menikah pada usia dibawah 20 tahun.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai