0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan17 halaman
Perubahan fisiologis dan psikologis ibu kala I meliputi perubahan pada sistem perkemihan, endokrin, integumen, dan muskuloskeletal seiring dengan proses persalinan. Secara psikologis ibu mengalami perasaan tidak nyaman, takut, dan ragu serta fokus untuk mengatasi rasa sakit selama proses persalinan."
Perubahan fisiologis dan psikologis ibu kala I meliputi perubahan pada sistem perkemihan, endokrin, integumen, dan muskuloskeletal seiring dengan proses persalinan. Secara psikologis ibu mengalami perasaan tidak nyaman, takut, dan ragu serta fokus untuk mengatasi rasa sakit selama proses persalinan."
Perubahan fisiologis dan psikologis ibu kala I meliputi perubahan pada sistem perkemihan, endokrin, integumen, dan muskuloskeletal seiring dengan proses persalinan. Secara psikologis ibu mengalami perasaan tidak nyaman, takut, dan ragu serta fokus untuk mengatasi rasa sakit selama proses persalinan."
I PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG NAMA KELOMPOK : • Dhesta Pratama A.S. (P1337424118039) • Indri Lestari (P1337424118049) • Husna Niswatan Afifah (P1337424118016) • Izza Nihayah (P1337424118022) 1. Sistem Perkemihan PERUBAHAN FISIOLOGIS 2. Perubahan Endokrin KALA I 3. Perubahan Integumen 4. Perubahan Muskuloskeletal Sistem Perkemihan 1. Poliuri sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan karena peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuri menjadi kurang jelas pada kondisi telentang karena posisi ini membuat aliran urin berkurang selama kehamilan. 2. Kandung kemih harus sering dievaluasi (setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya distensi, juga harus dikosongkan untuk mencegah obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh. Yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin, dan trauma pada kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan hipotonia kandung kemih dan retensi urin selama periode pascapersalinan. 3. Sedikit proteinuria (+1) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah ibu bersalin. Lebih sering terjadi pada primipara, pasien yang mengalami anemia, atau yang persalinannya lama. 4. Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih adalah data yang abnormal. Hal ini mengindikasikan pre-eklampsi Perubahan Endokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain: • Hormon plasenta. • Hormon pituitary. • Hipotalamik pituitary ovarium. • Hormon oksitosin. • Hormon estrogen dan progesteron. Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar Hormon hormon anti diuretik yang dapat Estrogen dan meningkatkan volume darah. progesteron Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon Hormon plasenta (human placental lactogen) Plasenta menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum. Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat Hormon dengan cepat, pada wanita tidak Pituitary menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui Hipotalamik maupun yang tidak menyusui. Pada Pituitary wanita manyusui mendapatkan Ovarium menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu. Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap Hormon ketiga persalinan, hormon oksitosin Oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri. PERUBAHAN INTEGUMEN 1. Cloasma gravidarum tidak tampak lagi pada akhir kehamilan; 2. Hiperpigmentasi pada areola mammae dan linea nigra belum menghilang dengan sempurna; 3. Penurunan melanin umumnya terjadi setelah persalinan; 4. Rambut halus yang lebat akan menghilang. Perubahan Muskuloskeletal 1) Hormon relaxin menyebabkan pelunakan kartilago di antara tulang 2) Fleksibilitas pubis meningkat 3) Nyeri punggung 4) Tekanan kontraksi mendorong janin sehingga terjadi flexi maksimal menurut Macfarlane A (1980) dan Dixon L, et al (2013) yakni : Perubahan Psikologis kala I Pada setiap tahap persalinan, pasien akan mengalami perubahan psikologis Perubahan dan perilaku yang cukup spesifik sebagai Psikologis respon dari apa yang ia rasakan dari KALA I proses persalinannya. Berbagai perubahan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemajuan persalinan pada pasien dan bagaiaman ia mengatasituntutan terhadap dirinya yang muncul dari persalinan dan lingungan tempat ia bersalin. • a. Kala I fase laten Pada awal persalinan, kadang pasien belum cukup yakin bahwa ia akan benar-benar melahirkan meskipun tanda persalinan sudah cukup jelas. Seiring dengan kemajuan proses persalinan dan intensitas rasa sakit akibat his yang menngkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah. Ia akan selalu menanyakan apakah ini sudah hampir berakhir? Pasien akan senang setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher) dan berharap bahwa hasil pemeriksaan mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berakhir. Beberapa pasien akhirnya dapat mencapai suatu coping mechanism terhadap rasa sakit yang timbul aktibat his, misalnya dengan pengetauran nafas atau dengan posisi yang dirasa paling nyaman dan pasien dapat menerima keadaan bahwa ia harus menghadapi tahap persalinan dari awal sampai selesai. b. Kala I fase aktif Memasuki kala I fase aktif, sebagaian besar pasien akan mengalami penurunan stamina dan sudah tidak mampu lagi untuk turun dari tempat tidur, terutama pada primipara. Pada fase ini pasien sangat tidak suka jika diajak bicara atau diberi nasehat menganai apa yang seharusnya ia lakukan. Ia lebih fokuss untuk berjuang mengendalikan rasa sakit dan keinginan untuk meneran. Secara singkat berikut perubahan psikologis pada ibu bersalin kala I. a. Perasaan tidak enak b. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi c. Sering memikirkan apakah persalinan berjalan normal d. Menganggap persalinan sebagai percobaan e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya f. Apakah bayinya normal apa tidak g. Apakah ia sanggup merawat bayinya h. Ibu merasa cemas TERIMAKASIH