Anda di halaman 1dari 22

TRANFUSI DAN

TRANPLANTASI DALAM
ISLAM
Hasbullah, M.Pd.I
Dosen Mata Kuliah Etika Hukum keperawatan Islam
PENGERTIAN

• Transplantasi adalah memindahkan alat atau


jaringan tubuh dari satu organ ke orang lain.
Transplantasi organ dan jaringan tubuh
manusia merupakan tindakan medis yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan
gangguan fungsi organ tubuh yang berat
• TRANFUSI DARAH dalah memberikan darah
pendonor keorang yang membutuhkan
Hukum dan pendapan tetang trasplantasi
organ
• Kebanyakan dari para pemerhati masalah transpalnasi
ini ketika membahas hukum mereka akan
mengklasifikasikan kapan transplantasi itu dilakukan,
menurut Prof. Masyfuk Zuhdi, Apabila pencangkokan
tersebut dilakukan pada saat pendonor dalam keadaan
hidup sehat wal afiat, begitu juga sakit (koma) atau
hampir meninggal,  maka hukumnya adalah dilarang
(haram), sedangkan apabila di lakukan ketika pendonor
sudah meninggal maka hukumnya ada yang
mengharamkan, juga ada yang memperbolehkannya
dengan syarat- syarat tertentu
Adapun sarat saratnya

1. Resipien dalam keadaan darurat, yang dapat


mengancam jiwanya dan ia sudah menempuh
pengobatan secara medis dan non medis, tapi
tidak berhasil.
2. Pencangkokan tidak menimbulkan komplikasi
penyakit yang lebih berat bagi repisien
dibandingkan dengan keadaan sebelum
pencangkokan
 Firman Allah dalam surat Al-Baqaroah: 195
Hadits Rasulullah:

 
‫ال ضرر وال ضرار‬
 
Artinya: ”Tidak di perbolehkan adanya bahaya pada diri sendiri dan
tidak boleh membayakan diri orang lain.” (HR.  Ibnu Majah).
 
Dalam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau
ginjalnya kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal…
ia (mungkin) akan menghadapi resiko sewaktu-waktu mengalami
tidak berfungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal sebuah itu, di
pahami adanya unsur yang di nilai mendatangkan bahaya dan
menjatuhkan diri pada kebinasaan.
Kaidah-kaidah hukum Islam

• a)‫ل‬22‫ز ُا‬22‫ي‬
َ ُ ‫ض َر ُر‬ َّ 22‫ َ لا‬, artinya Bahaya itu harus dihilangkan
(dicegah). Misalnya bahaya kebutaan harus dihindari
dengan berobat dan sebagainya.
• b) ‫ض َر ِر‬ َّ 222‫ب‬
22‫ل ِ لا‬22‫ز ُا‬22‫ي‬ َّ 22‫ َ لا‬, artinya Bahaya itu tidak
َ ُ ‫ض َر ُر اَل‬
boleh dihilangkan dengan bahaya lain ( yang lebih
besar bahayanya). Misalnya seorang yang memerlukan
transfusi darah karena kecelakaan lalu lintas, atau
operasi, tidak boleh menerima darah orang yang
terkena AIDS, sebab bisa mendatangkan bahaya yang
lebih besar/berakibat fatal.
ِ ‫ر‬2َ ‫ر َر َو اَل ِض‬2َ ‫ اَل ّض‬, artinya Tidak boleh
• c) ‫ار‬
membuat mudarat kepada dirinya sendiri dan
tidak pula membuat mudarat kepada orang
lain. Misalnya seorang pria yang impoten atau
terkena AIDS tidak boleh kawin sebelum
sembuh. Demikian pula seorang yang masih
hidup tidak boleh menyumbangkan ginjalnya
kepada orang lain.
Transfusi darah
• Perkataan transfusi darah, adalah terjemahan dari bahasa inggris “blood
transfution” kemudian diterjemahkan dokter arab menjadi (memindahkan
darah karena kepentingan medis).
• Sedangkan Asy-Syekh Husain Muhammad Makhluuf merumuskan
definisinya sebagai berikut:

ِ ‫ْض اِل‬ِ ‫ي‬‫ر‬ِ ‫م‬


َ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ِ ‫إ‬ ‫ْح‬‫ي‬‫َّح‬
ِ ‫ص‬‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِ ‫ه‬
ِ ِ ‫ل‬‫ق‬ْ َ ‫ن‬ِ ‫ب‬ ‫ان‬
ِ ‫س‬َ ْ
‫ن‬ ِ ‫إْل‬‫ا‬ ‫م‬
ِ ‫د‬
َ ِ ‫ب‬ ُ
‫ع‬ ‫ا‬َ ‫ف‬ِ ‫ت‬‫ن‬ْ ِ ‫إْل‬‫ا‬ ‫و‬
َ ُ ‫ه‬ ‫ج‬ ‫اَل‬ ‫ع‬
ِ ْ
‫ل‬ ِ ‫ل‬ ‫م‬
ِ َّ
‫د‬ ‫ال‬ ‫ل‬
ُ ْ
‫ق‬ َ‫ن‬
ِ ِ
‫ ْنقَا ِذ َحيَاتِ ِه‬.
Artinya:
Transfusi darah adalah memanfaatkan darah manusia, dengan cara
memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang
membutuhkannya, untuk mempertahankan hidupnya.
Hubungan antara Donor dan Resipien
(QS. An Nisa 23)
Transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya
hubungan kemahraman (haram perkawinan) antara
donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh
Islam sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’a Surat An-
Nisa ayat 23, ialah:
1. Mahram karena adanya hubungan nasab. Misanya
hubungan antara anak dengan ibunya atau saudaranya
sekandung/sebapak/seibu dan sebagainya.
2. Mahram karena adanya hubungan perkawinan. Misalnya
hubungan antara seorang dengan mertuanya atau anak tiri
dari istri yang telah disetubuhi dan sebagainya.
3. Mahram karena adanya hubungan sepersusuan. Misalnya
hubungan antara seorang dengan wanita yang pernah
menyusuinya atau dengan orang yang sepersusuan dan
sebagainya.
Pandangan Islam bagi orang yang mewariskan
organya setelah meningal
Sebagaimana halnya ahli waris mempunyai hak
melakukan hukum qishash jika mereka menghendaki,
atau melakukan perdamaian dengan menuntut
pembayaran diat, sedikit atau banyak. Atau
memaafkannya secara mutlak karena Allah, pemaafan
yang bersifat menyeluruh atau sebagian, seperti yang
disinyalir oleh Allah dalam firmanNya
"... Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang
memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang dlben maaf) membayar (diat) kepada
yang memben maaf dengan cara yang baik (pula) ..."
(al-Baqarah:178)
Hukum jika wali mendonorkan organ
tanpa persetujuan sebelum meningal
•Agama Islam membolehkan untuk
meninggalkan wasiat, yang pada intinya
agar bisa menguatkan keturunannya
(anak cucu). Pada permasalah ini,
mewasiatkan organ tubuh, adalah demi
rangka untuk membantu keturannanya
maupun sanak saudaranya agar bisa
menjadi manusia secara normal secara
fisik
Pendonor non muslim
• Mencangkok (transplantasi) organ dari tubuh seorang
non muslim kepada tubuh seorang muslim pada
dasarnya tidak dilarang. Mengapa? Karena organ
tubuh manusia tidak diidentifikasi sebagai islam atau
kafir, ia hanya merupakan alat bagi manusia yang
dipergunakan sesuai dengan akidah dan pandangan
hidupnya
• Kekafiran atau keislaman seseorang tidak
berpengaruh terhadap organ tubuhnya, termasuk
terhadap hatinya (organnya) sendiri. Memang Al-
Quran sering menyebutkan istilah hati yang sering
diklasifikasikan sehat dan sakit, iman dan ragu, mati
dan hidup
Tranplantasi dari hewan yang nazis
• Majelis Ulama Port Elizabeth berpendapat
bahwa karena babi berikut seluruh bagian
tubuhnya dianggap najis berat (najasat al
ghalizhah) oleh syari’at, maka haram pula
mengambil manfaat apapun dari hewan ini
sekalipun untuk tujuan medis.
• Akademi Fikih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah,
Arab Saudi, berpendapat boleh mentransplantasi
hewan yang dagingnya haram dimakan pada
tubuh manusia atas dasar kebutuhan yang
mendesak
•Akademi Fikih Islam India juga membenarkan
pengambilan organ hewan yang dagingnya
haram dimakan atau organ hewan yang halal
dimakan tapi tidak disembelih  secara islami
untuk ditransplantasikan pada tubuh manusia.
Namun kebolehan ini dibatasi oleh dua syarat:
pertama tidak ada lagi jalan keluar yang lain,
kedua, nyawa si penerima organ dalam
bahaya atau organ tubuhnya rusak dan tidak
dapat di perbaiki lagi.
• Dr.Fayshal Ibrahim Zhahir berpandangan
bahwa boleh mentransplantasikan organ
tersebut pada tubuh manusia berdasarkan
prinsip fikih tentang keterdesakan yang
membuat hal-hal terlarang menjadi boleh.
Dengan demikian, kebolehan dalam kasus ini
bersifat kondisional, yakni boleh dilakukan
hanya apabila tidak ada organ tubuh hewan
yang halal.
Mendonorkan biji pelir
• Dalam pandangan islam hal itu dilarang karena
- Bila keduanaya didonorkan akaan menibulkan kemandulan bagi pendonor
- Bila didonorkan sebelah maka akan menibulkan pencapuran nasab karana sel
seperma yang dihasilkan berasal dari organ yang didonorkan sabda nabi
- “Wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum
padahal bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari Allah, dia
tidak akan masuk surga; dan laki-laki manapun yang menolak anaknya
padahal dia mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya) maka Allah
menghijab Diri-Nya dari laki-laki tersebut, dan Allah akan menelanjangi
(aibnya) dihadapan orang-orang yang terdahulu maupun yang kemudian’
Organ yang boleh didonorkan

• Jantung
• Hati
• Gijal
• Prankeas
• Usus
• Katup jantung
• Kulit
• Paru paru
• Kornea mata
Tranplantasi organ hewan ke manusia
Niat atau tujuan mentransplantasikan jaringan sel atau organ
hewan pada manusia adalah semata-mata untuk menyelamatkan
nyawa manusia, dan tentu saja bukan untuk merusak ciptaan
Allah SWT.
Dan Alloh berfiman “Barangsiapa menyelamatkan satu nyawa,
maka seolah-olah ia telah menyelamatkan umat manusia
seluruhnya.” (Q.S. Al Ma’idah:32).
Dari beberapa kajian saran untuk memperbolehkan hal tersebut
diatas adalah
•Organ yang akan ditransplantasikan harus berasal dari hewan
yang halal, yaitu hewan yang halal dikonsumsi oleh umat Islam.
•Hewan halal tersebut harus disembelih secara islami.
 
 
 
 
 
 
• Muktamar Tarjih Muhammadiyah Ke- 21 di Klaten yang berlangsung
pada tanggal 20 – 25 H, bertepatan dengan tanggal 6 – 11 April 1980,
telah membahas masalah transplantasi ini dan telah memutuskan
sebagai berikut :
1. Transplantasi organ adalah masalah ijtihadiyah duniawi, maka
hukumnya berputar pada Kuasa-Nya.
2. Berobat adalah wajib hukumnya.
3. Transplantasi dari segi melukai dan merusak jaringan dari organ
tubuh, hukumnya haram.
4. Ototransplantasi yang donor dan resepiennya satu individu,
hukumnya mubah
5. Homotransplantasi baik living donor maupun cadaver donor karena
darurat menurut medis, hukumnya mubah
6. Semua pencangkokan yang membahayakan baik secara ruhani
maupun jasmani, hukumnya haram.

Anda mungkin juga menyukai