Anda di halaman 1dari 6

HUKUM EKONOMI SYARIAH

SECARA DEFINITIP
Oleh
Muhammad Nur
Badrul Ma’arif
Renaldi Saputra
HUKUM EKONOMI SYARIAH
SECARA BAHASA
Kata hukum yang dikenal dalambahasa Indonesia berasal dari
bahasa Arab hukm yang berarti putusan (judgement) atau
ketetapan (Provision). Dalam ensiklopedi Hukum Islam, hukum
berarti menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya.
Yang dimaksud dengan Ekonomi Syariah adalah dalil-dalil pokok
mengenai Ekonomi yang ada dalam Al Qur’an dan Hadits.
Dengan demikian hukum ekonomi syariah dapat disimpulkan
dengan peraturan dari allah yang berupa perintah, larangan,
anjuran, kebolehan terhadap suatu transaksi perniagaan dan
memberikan dampak hukum. Seperti larangan untuk mengambil
riba dari transaksi pinjam meminjam atau jual beli. Tidak hanya
berhenti pada pembahasan hukum-hukumnya tetapi juga
membahas mengenai ketentuan-ketentuannya dalamtransaksi.
HUKUM EKONOMI SYARIAH
SECARA ISTILAH
Ketika berbicara tentang hukum ekonomi syariah dan ekonomi syariah, tentunya akan muncul
beberapa istilah dari bahasa asing.
Berikut beberapa istilah tersebut adalah:

 “Adl” adalah menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya, dan memberikan sesuatu hanya
pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
 “Tawazun” adalah meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan

publik, sector keuangandansektorriil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan
dan kelestarian.
 “Maslahah” adalah merupakan segala bentuk kebaikan yang berdimensiduniawidanukhrawi,

material dan spiritual serta individual dankolektifsertaharusmemenuhi 3 (tiga) unsure yakni


kepatuhan syariah (halal), bermanfaat dan membawa kebaikan (thoyib) dalam semua aspek
secara keseluruhan yang tidak menimbulkan kemudaratan.
 “Alamiyah” adalah dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai
dengan semangat ke rahmatan semesta (rahmatanlilalamin).
 “Gharar” adalah transaksi yang objek nya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali
diatur lain dalam syariah.
 “Maysir” adalah transaksi yang bersifat spekulatif (untung-untungan) yang tidak
terkait langsung dengan produktifitas di sektorriil.
 “Riba” adalah pemastian penambahan pendapatan secara tidak sah (bathil) antara
lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas,
dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima
melebihi pokok pinjaman karena berjalan nya waktu (nasiah).
 “Zhulm” adalah transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihaklainnya.
 “Risywah” adalahtindakansuapdalambentukuang, fasilitas, ataubentuklainnya yang
melanggar hukum sebagai upaya mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam
suatu transaksi.
HUKUM EKONOMI SYARIAH
SECARA SYARA
Pengertian hukum Hukum berdasarkan syara adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku
manusia dalam masyarakat, dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-
penguasa Negara dalam melakukan tugasnya .Hukum adalah memahami
permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”Hukum Ekonomi
Syari’ah adalah serangkaian aturan yang mengikat mengenai kegiatan
ekonomi yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, dengan
prinsip syari’ahberdasarkan al-Quran dan al-Sunnah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai