Anda di halaman 1dari 23

Krim

Pelembab
Kulit Kosmetologi ‘C
1. Putri Andriani (18330079)
2. Shofa Salsabila (18330083)
3. Khofifah Wulandari
(18330088)
4. Esa Yuni Milenia (18330098)
5. Dela Indarani (18330106)
6. Jihan Luthfiyah (18330135)
Lingkup Pembahasan

1. Pendahuluan 2. Studi Pustaka 3. Formulasi

4. Perhit 5. Pembuatan 6. Evaluasi

7. Pembahasan 8. Kemasan Kosmetik Jadi 9. Sediaan


01
Pendahuluan
Pendahuluan

Kosmetik pelembab (moisturizer) merupakan kosmetik perawatan yang


bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari trik, angina keras, umur lanjut, berbagai
penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuhyang mempercepat penguapan air
sehingga kulit menjadi kering.
Bahan utama dalam krim pelembab adalah lemak , lanion, lemak wool, fatty
alcohol, gliserol monostearat dll.campuran minyak seperti minyak tumbuhan
lebih baik daripada minyak oil karena lebih mudah bercampur dengan lemak
kulit, lebih mampu menembus sel-sel stratum corneum dan memiliki daya adhesi
yang kuat.
02
Studi Pustaka
Studi Pustaka

Minyak kelapa murni mempunyai rasa yang lembut dan bau khas
kelapa yang unik, dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening.
Minyak kelapa murni lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku
farmasi serta kosmetik.Pemanfaatan minyak kelapa murni sebagai bahan
baku farmasi dan kosmetik didasarkan pada keamanannya dan mudah
didapatkan (Setiaji, 2005). Oleh karena itu, minyak kelapa murni dapat
menjadi salah satu alternatif pemilihan komponen dalam membuat sediaan
krim.
03
Formulasi
Formulasi

Minyak kelapa 10%


Asam stearat 20%
Cetyl alkohol 0,5%
BHT 0.001%
TEA 1,2%
NaOH 0,01%
Gliserin 8%
Nipagin 0,01%
Parfum qs
Aquadest ad 100%
04
Perhitungan
Alternative Resources
Perhitungan

● Minyak kelapa = 10% x 30 gram = 3 gram


● Asam stearat = 20% x 30 gram = 6 gram
● Cetyl alkohol = 0,5% x 30 gram = 0,15 gram
● BHT = 0.001% x 30 gram =0,0003 gram
● TEA = 1,2% x 30 gram = 0,36 gram
● NaOH = 0,01% x 30 gram = 0,003 gram
● Gliserin = 8% x 30 gram = 2,4 gram
● Nipagin = 0,01% x 30 gram =0,003 gram
● Aquadest = 30 gram – ( 3 g + 6 g + 0,15 g + 0,0003 g + 0,003 g + 0,003 g + 2,4 g + 0,36 g)
= 18,0837 gram
05
Pembuatan
Alat Bahan

● Beaker glass 2 buah  Minyak kelapa


● Spatula 2 buah
●  Asam stearat
Gelas ukur 1 buah
● Timbangan digital  Cetyl alkohol
● Penangas air  BHT
● Cawan porselin
 TEA
● Pipet tetes
● Kaca arloji  NaOH
● Kaca objek  Gliserin
● Lumpang dan alu
 Nipagin
● Serbet
● Tissue  Parfum
● Sudip  Aquadest
● Termometer
Pembuatan

● Siapkan alat dan bahan.


● Timbang semua bahan-bahan.
● Panaskan air di atas penangas air.
● Fase minyak (minyak kelapa, asam stearat, cetyl alcohol, BHT) dilebur di atas
penangas pada suhu 700C (massa 1)
● Fase air (NaOH, gliserin, Nipagin, TEA) dipanaskan di atas penangas pada suhu 70 0C
(massa 2)
● Campurkan massa 1 dan massa 2 ke dalam lumpang hangat, geus sampai menjadi
massa krim. Kemudian tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, gerus ad homogen.
● Masukkan krim yang sudah jadi ke dalam wadah yang sudah disiapkan, beri etiket
pada wadah.
● Lakukan evaluasi krim (homogenitas, penampilan, stabilitas, dan uji pengolesan pada
kulit)
06
Evaluasi
Evaluasi

Homogenitas
Krim dioleskan di atas kaca objek kemudian Pemeriksaan tipe krim (tidak dilakukan)
dikatupkan dengan kaca objek lain, lalu amati Pengujian menggunakan metode warna dengan
apakah krim tersebut homogeny, apakah mencampur basis krim dengan beberapa tetes
permukaannya halus merata atau ada granul yang larutan metilen blue atau sudan III di atas kaca
masih keras. objek, kemudian amati dengan mikroskop.
Penampilan krim Viskositas (tidak dilakukan)
Penampilan krim yang diamati adalah warna dan Ukur viskositas krim dengan menggunakan
bau. Krim yang dihasilkan diamati secara visual dan viscometer Brookfield.
dilakukan penyimpanan.
Stabilitas
Simpan krim selama 7 hari. Dilihat stabilitasnya
dari hari 1 sampai hari ke-7, amati terjadi pemisahan
07
Pembahasan
Pembahasan

● Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan krim Coconut oil sebagai salah satu contoh
kosmetik pelembab. Kosmetik pelembab perlu dikenakan terutama pada kulit kering atau kulit
normal yang cenderung kering. Menurut penelitian Blank, et.al (1952), kandungan air dalam
stratum korneum sangatlah penting meskipun sedikit (10%). Kelembutan dan elastisitas stratum
korneum bergantung pada kandungan airnya, bukan pada kandungan lemaknya. Kosmetik
pelembab kulit digunakan untuk mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan
retak-retak pada kulit. Pelembab yang kami buat merupakan sediaan dengan basis vanishing
cream, dimana dalam basis ini terdapat lebih banyak fase air daripada fase minyak.
● Krim terdiri dari fase minyak dan fase air bergantung dari kelarutan zat itu sendiri dengan air,
dimana yang termasuk fase minyak yaitu minyak kelapa, asam stearat, BHT, cetyl alcohol,
sorbitan monostearat. Sedangkan fase air terdiri dari TEA, gliserin, nipagin, NaOH, borax,
propilen glikol
● Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapat, pada formula ini didapatkan krim berwarna putih,
kurang homogen dan sedikit lengket saat pengolesan pada kulit akan tetapi cepat menghilang
pada saat dioleskan, kemungkinan yang didapat hal tersebut dikarenakan konsentrasi minyak
kelapa yang tidak terlalu tinggi dan asam stearat yang sangat tinggi sehingga menghasilkan krim
yang lebih kental. Sedangkan kurang homogennya sediaan krim mungkin disebabkan karena
faktor pemanasan bahan yang kurang dari 70°C sehingga kelarutan bahan belum terlarut
sempurna dan pada saat penggerusan kurang homogen sehingga terdapat gelembung pada saat uji
homogenitas. Setelah dilakukan pengamatan, maka krim didiamkan selama 5 hari untuk melihat
perbandingan dan kestabilan dari krim yang dihasilkan. Setelah 5 hari tersebut pada krim tidak
didapatkan perubahan yang membuat krim rusak, krim yang dibuat tetap stabil akan tetapi
mengalami sedikit perubahan pada saat pengolesan pada kulit, pengolesan pada kulit masih terasa
sedikit lengket akan tetapi krim juga lebih lambat untuk menghilang dibandingkan hari-hari
sebelumnya. Perubahan tersebut tidak terlalu berdampak banyak, karena kondisi krim masih baik
hanya saja penggunaannya menjadi kurang nyaman, sehingga apabila diperbaiki formulanya
dengan penambahan minyak kelapa atau pengurangan konsentrasi asam stearat, kemungkinan
kekentalan krim akan lebih baik, karena krim yang dihasilkan sebenarnya cukup baik dan lembut,
hanya saja terlalu kental.
08
Kemasan
Kosmetik Jadi
Kemasan Kosmetik Jadi
09
Sediaan
Sediaan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai