Anda di halaman 1dari 18

Retained Placenta After vaginal Delivery;

Risk Factors and Management

Nurul Ainun. B
111 2018 2031

Pembimbing :
dr. Abadi Aman, Sp.OG(K)

1
PENDAHULUAN

Plasenta yang tertahan setelah persalinan pervaginam, terjadi pada sekita


r 1-3% persalinan, merupakan penyebab umum morbiditas obstetrik
Retensio plasenta yang tidak diobati dianggap sebagai penyebab utama p
erdarahan postpartum (PPH) kedua terbanyak. Meskipun retensio plasent
a adalah komplikasi obstetrik yang jarang ditemukan pada saat persalina
n, mengenali faktor risiko pasien dan memahami manajemen adalah lang
kah penting dalam mengurangi morbiditas ini.
2
DEFINISI

Add an image
Retensio Plasenta
Retensio plasenta (retained placenta) i
alah plasenta tidak lahir setelah 30 me
nit setelah bayi lahir.

Retensio plasenta  penyebab signifik


an dari kematian maternal di seluruh n
egara berkembang.

3
Patofisiologi

Uterus atonik
Kontraksi yang buruk dapat mencegah pemisahan normal dan pengeluaran plase
nta

Plasenta yang melekat secara abnormal atau invasif

Gangguan hipoperfusi plasenta


Plasenta
Seperti yang
pada terpisah
kasus dapat terperangkap
preeklampsia, dan infeksi,karena
ini jugapenutupan serviks sebelum
telah dikemukakan sebagaipe
ngeluaran plasenta
mekanisme terjadinya retensio plasenta, meskipun belum diketahui tentang meka
nisme spesifiknya.
4
Epidemiologi
Pada penelitian >45.000 pasien pada semua usia kehamil
an, retensi plasenta terjadi di sekitar 3% kasus persalinan,
dengan usia kehamilan <26 minggu dan <37 minggu mem
iliki risiko peningkatan retensio plasenta yang signifikan da
n memerlukan pengangkatan secara manual

5
FAKTOR RESIKO

1 Riwayat retensio plasenta sebelumnya

2 Kelahiran premature

3 operasi uterus sebelumnya atau Kuretase

4 Multiparitas

5 congenital uterine abnomalitiy

6
Morbiditas

Retensi plasenta yang membutuhkan prosedur invasif dikaitkan de


ngan morbiditas obstetri. Yang paling penting adalah risiko perdar
ahan postpartum,
Retensio plasenta merupakan penyebab utama kedua perdarahan
yang signifikan.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa semakin lama persalin
an kala ketiga, semakin besar risiko perdarahan postpartum. 7
Diagnosis

Retensi plasenta didiagnosis secara klinis ketika plasenta gagal untuk


terlepas secara spontan selama kala ketiga persalinan, dengan atau t
anpa manajemen aktif, atau terdapat perdarahan hebat tanpa adanya
pengeluaran plasenta.
The National Institute for Health and Clinical Excellence mengatakan
waktu tunggu 30 menit setelah bayi lahir sebelum melakukan pengang
katan plasenta secara manual
8
Placenta Adherens

Ultrasonografi menunjukkan plasenta di dalam rongga rahim yang melekat pada miometrium y
ang tipis dan tidak berkontraksi.
9
Trapped Placenta

Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan uterus yang berkontraksi dengan baik dengan plasen
ta dipertahankan di segmen bawah yang menonjol.
10
11
Magnetic Resonance Image (MRI)

Panah menunjukkan daerah di mana plasenta s


angat invasif ke dalam miometrium

12
Perlman, N. C., & Carusi, D. A. (2019). Retained placenta after vaginal delivery : risk factors and management, 527–534.
Penatalaksanaan
Manual Removal
Tangan kiri menahan fundus untuk men
cegah kolpaporeksis. Tangan kanan den
gan gerakan memutar-mutar menuju os
tium uteri dan terus ke lokasi plasenta; t
angan dalam ini menyusuri tali pusat ag
ar tidak terjadi false route.

14
2. MANUAL PLASENTA
HAL YANG HARUS TERSE
DIA PADA SAAT PENGELU
ARAN PLASENTA SECARA
MANUAL

16
Kesimpulan

Retensio plasenta yang terjadi setelah persalinan pervaginam dapat menjadi sumbe
r morbiditas yang signifikan bagi ibu. Dalam mempertimbangkan cara untuk memp
elajari morbiditas, dokter harus memiliki pengetahuan tentang faktor-faktor risiko d
an penanganan yang tepat pada retensio plasenta sehingga memungkinkan mereka
untuk melakukan triase pasien yang paling berisiko mengalami perdarahan. Ketika
menangani pasien dengan retensio plasenta, 30 menit dari kala ketiga yang telah be
rlalu dilakukan mengangkatan secara manual. Apapun, diagnosis dan manajemen d
apat diperlukan untuk penanganan retensio plasenta dan mengurangi morbiditas d
17
an mortalitasnya.
Jazakumullahu Khairan Ka
tsiran

Anda mungkin juga menyukai