Disampaikan pada
Kuliah Umum
Universitas Islam Inhil-Tembilahan
Oleh :
Gulam Muhammad, S.E., M.M.
BAB I
MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL
Definisi Manaj Keu Internasional :
Manajemen Keuangan untuk perusahaan
Multinasional
Perusahaan Multinasional mempunyai ciri
sbb :
Wilayah operasinya (lingkup beberapa
negara) dengan kondisi Perekonomian,
Politik, Sosial, dan Budaya yang berbeda.
Sehingga perlu pengelolaan yang berbeda
pula
Adam Smith : suatu negara sebagiknya melakukan
spesialisasi produk barang berdasarkan
keuntungan komparatifnya, mengeksport barang
tersebut dan mengimport barang dari negara lain
yang bisa memproduksi barang lain dengan lebih
efisien (teori keunggulan komparatif).
Masyarakat dunia semakin homogen, dalam kualitas
hidup, gaya hidup, organisasi ekonomi dan faktor
produksi. Modal mengalir dengan cepat dari satu
negara ke negara lainnya. Tenaga kerja Indonesia
kerja dinegara lain.
Motif Perusahaan Multinasional
Pertumbuhan perusahaan Multinasional
disebabkan oleh reaksi untuk
memanfaatkan sumberdaya dan
kesempatan yang muncul
Mis : Persaingan keras di dalam negeri
sehingga membuat perusahaan mencari
ekspansi ke luar (mencari tenaga kerja
murah
Alasan Perusahaan untuk ekspansi (go
internasional) :
Mencari Bahan
Belanda dengan VOC mencari bahan mentah
(rempah-rempah), dimana ini merupakan
komoditas yang sangat berharga. Contoh lain
Exxon, Caltex, mencari bahan baku minyak di luar
negeri.
Mencari Pasar.
Motivasi pasar saat ini mendominasi
pertumbuhan perusahaan multinasional. Seperti
IBM, Unilever, Toyota, Coca-cola, mendirikan anak
perusahaan di luar negeri untuk mendorong
penjualan mereka.
Meminimalkan Biaya
Perusahaan dengan motif seperti ini merupakan
fenomena baru, yaitu mencari tempat dimana
biaya produksi bisa menjadi lebih rendah. Yaitu
dengan merelokasi perusahaan ke luar negeri
dimana biaya tenaga kerjanya rendah (Sony Cina,
Indonesia)
Motif Lain
Untuk memperoleh akses ke perkembangan
teknologi dunia. Memperoleh keamanan dari
pergolakan politik. Eks : Hongkong ke Cina
Evolusi Perusahaan Multinasional
Risiko
Ad. 3 Efisiensi Pasar
Efisiensi pasar berkaitan dengan kecepatan
penyebaran informasi ke pelaku basar. Jika informasi
menyebar dengan cepat ke pelaku pasar, maka pasar
dikatakan efisien.
Manajemen Keuangan Perusahaan Multinasional
Tiga hal yang membedakan perusahaan domestik
dengan multinasional.
1. Perusahaan multinasional bertransaksi antar negara
dalam jumlah yang besar. Sehingga harus mampu
mengelola transaksi dari kurs yang berubah-ubah
2. Perusahaan multinasional melakukan
investasi ke luar negeri, dengan situasi yang
berbeda dengan situasi dalam negeri. Ketidak
pastian ini menimbulkan risiko yang cukup
tinggi. Misalnya risiko politik yang membatasi
aliran modal ke luar negeri, sampai yang
paling parah yaitu pengambil alihan
perusahaan oleh negara yang ditempati
Oleh karena itu perusahaan harus mampu
mencermati risiko politik dalam keputusan
bisnisnya.
3. Perusahaan dengan lengan (cabang) yang
mencakup beberapa negara yang
mempunyai peraturan yang berbeda-beda,
mempunyai akses yang besar terhadap
sumber daya dunia. Misalnya Perusahaan
tersebut memanfaatkan sumber dana dari
mulai dari pasar keuangan Eropa, Jepang,
Amerika, atau melakukan peminjaman dari
bank lokal. Ini akan menghasilkan nilai
tambah bagi perusahaan.
BAB II
SISTEM MONETER
INTERNASIONAL
Sejarah Sistem Moneter Internasional.
Sejak zaman dahulu emas telah digunakan sebagai
medium pertukaran (jaman Firaun 3000 SM).
Karena emas memiliki karakteristik yang
menguntungkan, tahan lama, bisa disimpan,
mudah dibawa-bawa, bisa dikenali dengan mudah,
bisa dipecah dalam satuan yang lebih kecil, dan
mudah distandardisasi. Dan daya beli emas dalam
jangka panjang sama dengan biaya produksi
jangka panjang, sehingga harga emas relatif lebih
stabil dalam jangka panjang.
1.1. Jaman Emas (1876-1913)
Pemerintah Eropa menggunakan emas sebagai
standar alat tukar (Standar Emas), diikuti oleh AS,
dan Inggris.
Inggris Pondsterling L 4,2474/ons emas (1821-1914)
artinya pemerintah Inggris bersedia bersedia
membeli/menjual emas dengan harga L 4,2474
Pemerintah AS menetapkan $20,67/ons emas (1834-
1933) dengan demikian Kurs dolar-poundsterling
adalah
$20,67/ons emas = $ 4,867/L
L 4,2474/ons emas
Tahun Belgia Inggris Perancis Jerman AS
1776 - 101 - - 84
1793 - 120 - 98 100
1800 - 186 155 135 127
1825 - 139 126 76 101
1850 83 91 96 71 82
1875 100 121 111 100 80
1900 87 86 85 90 80
1913 100 100 100 100 100
Rekening Modal :
Pembayaran dari perusahaan AS 1 jt
melalui Bank di Indonesia
JUMLAH 1 Jt 1 Jt
Karena memakai sistem buku ganda, jumlah kredit dan
debet harus sama, tapi kenyataannya sering tidak
sama. Rekening Kesalahan dan catatan (errors and
Omisssion), hal ini terjadi karena tidak tercatat. Mis :
Penyelundupan narkoba, maka transaksi tersebut
tidak tercatat, ini menyebabkan perubahan jumlah
uang.
BoP terdiri dari tiga blok besar :
a. Rekening transaksi berjalan
b. Rekening Modal
c. Rekening Cadangan resmi
a. Rekening Transaksi Berjalan=Current Account
Rekening modal meringkas transaksi barang,
jasa, pendapatan dari invetasi LN, dan transfer
unilateral.
Transaksi barang mencakup ekspor dan impor
barang dan diringkas dalam rekening neraca
perdagangan (trade balance)
Kemudian setelah jasa diperhitungkan maka
diperoleh neraca transaksi berjalan.
Jika ekspor lebih besar dari impor maka rekening
transaksi berjalan dikatakan surplus, demikian
sebaliknya (defisit)
Unilateral transfer mencakup pembayaran
seperti bantuan asing, hibah atau hadiah.
Transfer semacam ini hanya berjalan satu arah
tanpa ada aliran yang berlawanan. Untuk
memenuhi pembukuan berganda maka dika-
tegorikan sebagai Goodwill (negara pemberi
dianggap memberikan goodwill).
Biasanya neraca perdagangan relatif sensitif
terhadap perubahan kurs mata uang. Jika mata
uang suatu negara mengalami depresiasi
terhadap mata uang asing, ekspor cenderung
naik, dan impor cenderung turun. Akibatnya
neraca perdagangan akan semakin membaik.
b. Rekening Modal (Capital Account)
Rekening modal mengukur perbedaan antara penjual
aset ke luar negeri dengan pembelian aset dari luar
negeri.
Penjualan aset dicatat disebelah kredit (karena aliran
kas masuk), pembelian aset di kredit (aliran kas
keluar)
Transaksi modal mempengaruhi aliran kas di masa
mendatang dan penerimaan pendapatan investasi
(factor income)
Jika aliran kas masuk lebih besar dari aliran kas keluar
maka rekening modal mengalami surplus
Defisit transaksi berjalan akan dibiayai oleh
rekening modal (yang positif).
Untuk memperoleh dana tersebut bisa
dengan mendatangkan dana dari luar negeri
(hutang), yang berarti ada aliran kas masuk
bersih yang positif.
Rekening modal mencakup :
Investasi langsung
Investasi portofolio
Aliran modal lainnya
Investasi langsung muncul jika investor
memperoleh kepemilikan langsung
terhadap bisnis luar negeri. Jika investor
asing mendirikan perusahaan di Indonesia,
atau perusahaan asing membeli perusahaan
Indonesia maka investasi langsung terjadi.
Investasi portofolio mencakup pembelian dan
penjualan aset keuangan berupa saham
atasu obligasi, dan tidak melibatkan transfer
kepemilikan secara langsung.
Kategori terakhir dalam rekening modal adalah
modal lainnya. Modal lainnya mencakup investasi
jangka pendek seperti deposit bank, instrumen
pasar uang dan sebagainya.
Investasi tersebut biasanya cukup sensitif terhadap
perubahan tingkat suku bunga dan perubahan
kurs mata uang.
Karena tingkat bunga dan kurs berubah-ubah
dengan cepat, aliran modal untuk investasi ini
cukup fluktuatif dan mudah berubah-ubah.
c. Rekening Cadangan (Reserve Account)
Rekening dangan mencerminkan transaksi yang
melibatkan cadangan-cadangan. Untuk
membiayai impor, suatu negara akan
menggunakan (menjual) cadangannya. Cadangan
itu biasanya adalah berupa uang keras, emas, atau
cadangan di IMF.
d. Rekening Lainnya
Mencakup selain ketiga rekening tersebut. Contoh
rekening kesalahan dan tanpa catatan mencatat
ketidak seimbangan debit dan kredit
Contoh Transaksi Neraca Pembayaran
Kredit Debit
a. Rekening Transaksi berjalan a. Pembelian komponen mobil dari
b. Penjualan minyak ke Jepang jepang
c. Bantuan dari jepang b. Pembayaran kepada pekerja AS yang
bekerja di perusahaan Indonesia
Rekening Modal a. Investasi baru di Cina oleh
a. Pembelian saham di BEJ oleh perusahaan Indonesia
Investor asing b. Deposit oleh pemerintah Indonesia
b. Pembelian Obligasi yang di Citibank, di AS
dikeluarkan oleh jasa marga oleh
investor asing
Cadangan Resmi
a. Penjualan emas oleh BI a. Pembelian emas oleh Bank
b. Penjualan yen oleh BI Indonesia
b. Pembelian dolar atau yen oleh BI
2. KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN DAN
MEKANISME PENYESUAIAN
Dimana :
X-M = Eksport- Import (Keseimbangan transaksi
berjalan
CI-CO = Aliran kas masuk – Aliran kas keluar (keseimba-
ngan Modal)
FXB = Cadangan mata uang asing
BOP = Neraca Pembayaran
2.1. Sistem Kurs Tetap
Dengan sistem ini pemerintah (BI) mempunyai tugas
untuk memastikan agar neraca pembayaran menjadi
nol.
(X-M) + (CI-CO) + (FXB) = 0………………. . (2)
(X-M) + (CI-CO) = -(FXB) …………………… (3)
Jumlah jumlah neraca transaksi berjalan dengan
neraca modal tidak sama dengan nol, maka
pemerintah akan melakukan intervensi.
Jika Positif = surplus terhadap permintaan mata uang
negara tersebut.
Pemerintah bisa melakukan intervensi dengan
menjual mata uangnya, memebeli mata uang asing
dan emas. Dengan harapan kurs bisa turun sesuai
dengan kurs yang ditetapkan oleh sistem kurs.
2.2. Sistem Kurs Mengambang
Dibawah sistem kurs mengambang, pemerintah tidak
mempunyai kewajiban untuk menjaga kurs mata
uangnya. Karena itu cadangan dalam sistem tersebut
adalah nol.
(X – M) = - (CI – CO) ………………… (4)
dengan kata lain, rekening transaksi berjalan akan
sama dengan rekening modal, dengan tanda yang
berbeda. Rekening berjalan akan diimbangi oleh
rekening modal.
Jika jumlah neraca transaksi berjalan dengan neraca
modal tidak sama dengan nol, maka kurs akan
berubah, sampai neraca pembayaran = 0
2.3. Kurs Mengambang
Dalam sistem ini pemerintah sekali-kali melaku-kan
intervensi di pasar uang.Persamaan (4) di atas masih
berlaku tetapi tidak begitu kaku. Pemerintah lebih
berusaha mengubah penghara-pan atau penilaian
pasar terhadap kurs dengan mempengaruhi motivasi
aktivitas pasar dibanding dengan intervensi langsung.
Tindakan pokok yang bisa dilakukan adalah dengan
mengubah tingkat bunga relatif (yaitu berusaha
mengubah rekening modal (CI-C0) dalam persamaan
diatas, terutama komponen aliran modal jangka
pendek (karena aliran ini sensitif terhadap perubahan
tingkat suku bunga)
3. ALIRAN BARANG, JASA DAN MODAL
3.1.Persamaan Pendapatan dan Pengeluaran Nasional
Untuk membicarakan aliran barang, jasa dan modal,
berikut ini beberapa persamaan pendapatan nasional
Pendapatan nasional bisa diukur berdasarkan
penghasilan dan pengeluaran.
Penghasilan :
Pendapatan Nasional = Konsumsi + Tabungan ….. (5)
Pengeluaran :
Pengeluaran Nasional = Konsumsi + Investasi ….. (6)
Dengan mengurangkan pengeluaran nasional
terhadap pendapatan nasional, kita akan
memperoleh :
Pend – Pengl = Konsumsi + S – (C + I) ……… (7)
Nas Nas
Pend- Pengl = S – I …………………………………… (8)
Nas Nas
Invetasi adalah Investasi luar negeri bersih.
Catatan :
S = Tabungan, C = Konsumsi, I = Invetasi
3.2. Hubungan antara Rekening Transaksi Berjalan
Rekening Modal
Kembali ke persamaan pendapatan nasional di atas.
Jika pengeluaran nasional dikurangkan dari
pendapatan nasional, sisa barang dan jasa akan sama
dengan ekspor.
Pend nas – Pengl Nas = ekspor – Impor ……… (9)
Transaksi berjalan akan defisit jika pengelua-ran
nasional melebihi melebihi pendapatan nasional Pers
(8) dan (9) diperoleh
Tabungan – Investasi = Eksport – Import …….. (10)
Jika tabungan suatu negara melebihi investasi-nya maka
negara tersebut mengalami surplus transaksi berjalan
(demikian sebaliknya).
Bila tabungan - invetasi = Investasi asing (keLN)
bersih. Maka
Investasi Asing bersih = Ekspor – Impor …. (11)
Surplus transaksi berjalan = Investasi asing bersih. Jadi
negara yang mempunyai surplus transaksi berjalan
akan menjadi pengekspor modal bersih (dan
sebaliknya).
Persamaan (11) dapat diinterpretasikan, dinegara dengan
sistem kurs mengambang, tidak ada cadangan, maka
defisit transaksi berjalan akan = surplus neraca modal,
dan sebaliknya.
3.3. Defisit Anggaran dan Surplus Tabungan Swasta
Pengl = Peng + I Swasta + Pengeluaran (G)
Nas RT Swasta
= Pend – S Swasta- TX + I Swasta + Pengl (G)…. (12)
Nas Swasta
Persamaan (12) dapat ditulis sbb :
Pengl – Pend = I Swasta – S Swasta + Defisiti Angg
Nas Nas Pemerintah
………………………………… (13)
Dimana defisit anggaran pemerintah sama dengan
pengeluaran pemerintah dikurangi pajak
4. Strategi Menghadapi Defisit Transaksi Berjalan
Untuk mengatasi transaksi berjalan yang negatif suatu
negara biasanya melaukan beberapa langkah berikut :
4.1. Depresiasi Mata Uang
Mata uang yang terlalu tinggi akan bertindak sebagai
pajak terhadap eksport dan subsidi terhadap impor,
dan akan mengakibatkan turunnya ekspor dan
turunnya impor.
Negara dengan mata uang yang terlalu tinggi maka akan
mengalami defisit neraca transaksi berjalan. Untuk
mengatasinya banyak negara melakukan depresiasi
atau devaluasi mata uang.
Jika perubahan nilai mata uang secara nominal tersebut
tidak langsung diikuti dengan perubahan inflasi, maka
nilai mata uang riil akan berubah (harga menjadi
lebih murah), yang mengakibatkan naiknya daya saing
barang dari negara tersebut.
Harga yang lebih murah mendorong ekspor dan
menurunkan impor, yang mengakibatkan transaksi
berjalan akan semakin membaik.
Jika kemudian inflasi di negara tersebut mengalami
kenaikan (sebagai akibat depresiasi mata uang
tersebut), maka nilai mata uang secara rill tidak akan
berubah, yang menghapuskan daya saing mata uang
tersebut.
Sayangnya kaitan antara nilai (kurs) suatu mata
uang denga transaksi berjalan tidak sesederhana
yang dibayangkan. Kurs ditentukan oleh kekuatan
pasokan dan permintaan mata uang yang
bersangkutan.
Pasokan dan permintaan mata uang tersebut sangat
ditentukan oleh kondisi fundamental ekonomi
atau pengharapan kondisi ekonomi dimasa
mendatang. Buktu empiris menunjukkan
bahwahubungan antara kurs dengan transaksi
berjalan tidak sederhana.
4.2. Proteksionisme
Respon lain adalah meningkatkan proteksi pasar dalam
negeri, dengan membatasi impor melalui tarif atau
kuota. Tarif pada dasarnya merupakan pajak terhadap
barang asing yang masuk ke pasar domestik. Dengan
adanya tarif harga barang tersebut akan naik dan akan
menurunkan daya saing produk itu relatif terhadap
produk domestik.
Kuota akan membatasi impor barang tertentu, dengan
pembatasan terhdap pasokan barang tersebut, harga
barang impor akan cenderung naik. Efek dari
keduanya adalah kenaikan harga yang akan dibeli
masyarakat, yang akan mengakibatkan turunnya
standar hidup masyarakat tersebut.
4.3 Pembatasan Kepemilikan Asing
Investor asing dilarang memiliki aset domestik. Dengan
larang-an tersebut, aliran modal masuk bersih ke suatu
negara menjadi berkurang. Berkurangnya aliran dana
masuk akan mengurangi pasokan modal, yang
kemudian akan menaikkan tingkat bunga.
Tingkat bunga yang tinggi, mendorong tabungan lebih
tinggi, dan menurunkan investasi.
Tetapi pembatasan kepemilikan asing tidak akan efektif
jika pengeluaran domestik tetap lebih tinggi
dibandingkan pro-duksi nasional. Sementara
kepemilikan asing juga memiliki sisi positif.Modal
asing membantu pertumbuhan domestik.
Seringkali investor asing masuk dengan dengan
teknologi dan manajemen yang lebih baik/efisien
(harga, kualitas lebih baik, produktifitas pekerja
meningkat, menaikkan income)
4.4. Defisit Transaksi Berjalan dan Tingkat
Pengangguran.
Argumen mengatakan defisit transaksi berjalan akan
mengakibatkan pengangguran yang lebih tinggi,
semakin banyak barang impor yang masuk
menyaingi barang domestik.
Dengan semakin berkurangnya barang domestik
maka tingkat pengangguran juga semakin tinggi.
Dengan membatasi impor maka tingkat
pengangguran diharapkan bisa berkurang.
4.5. Ringkasan Mengenai Aliran Barang, Jasa, dan
Modal.
Jika suatu negara mempunyai tabungan yang tinggi
dibandingkan investasinya, maka negara tersebut akan
mengekspor dananya ke luar negeri. Aliran dana akan
keluar, maka barang dan jasa juga akan keluar dari
negara tersebut.
Sebaliknya negara yang mempunyai investasi yang lebih
tinggi dibandingkan tabungan akan mengimpor dana.
Aliran dana akan masuk ke negara tersebut, sementara
barang dan jasa juga akan masuk kenegara tersebut.
Negara tersebut akan mengalami surplus rekening
dana dan negatif rekening transaksi berjalan
Dalam situasi semacam itu, surplus/defisit
transaksi berjalan merupakan hasil
penyesuaian terhadap perbedaan perilaku
menabung dan investasi dari beberapa
negara
BAB IV
PENETUAN KURS
MATA UANG ASING
1. KESEIMBANGAN DALAM
PENENTUAN KURS
Apresiasi berarti meningkatnya nilai mata uang
suatu negara relatif terhadap mata uang lainnya
Depresiasi berarti sebaliknya, yaitu menurunnya
nilai mata uang suatu negara relatif terhadap
mata uang lainnya.
Jika pada awal tahun kurs Rp3.000/US$ dan pada
akhir tahun menjadi Rp 4.000/US$ maka dolar
mengalami apresiasi terhadap rupiah,
sebaliknya rupiah mengalami depresiasi
terhadap dolar AS.
Apresiasi dan Depresiasi berbeda dengan
revalusi dan devaluasi.
Devaluasi berarti menurunnya nilai atau
kurs mata uang terhadap mata uang
lainnya secara resmi. Revaluasi sebaliknya
meningkatnya nilai atau kurs mata uang
terhadap mata uang lainnya secara resmi.
Situasi semacam ini biasanya terjadi di
negara yang menganut sistem kurs tetap.
Jika kita menggunakan kaca mata
Indonesia maka kita akan
membicarakan dolar. Kurs
rupiah/dolar akan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran dolar
dipasar valuta asing. Dalam kondisi
keseimbangan (equilibrium), kurva
permintaan dan penawaran seperti
pada bagan berikut :
Nilai Rupiah
Per 1$ (e)
Penawaran (S)
Rp 3000
(e0) Equilibrium
Permintaan (D)
Kuantitas $ AS
Bagan 4.1 Kondisi keseimbangan D dan S
Digambar tersebut, kondisi keseimbangan
kurs yang terjadi adalah Rp 3.000/US$
Misalnya sekarang barang Indobesia menjadi
lebih murah relaif dibanding dengan barang
AS, makan banyak orang AS menginginkan
barang Indonesia, karena lebih murah.
Situasi seperti ini menyebabkan permintaan
permintaan terhadap rupiah naik, sehingga
kurva penawaran bergeser ke sebelah kanan
(S1) seperti bagan :
Bagan 4.2.
Kurva Penawaran dolar AS bergeser ke sebelah kanan
Nilai Rp/1$ (e)
S
S1
Rp 3.000 (e0)
(e1)
D
Q0 Q1 Kuantitas US$
Karena barang di Indonesia lebih murah
terhadap barang si AS, orang Indonesia
lebih suka membeli barang Indonesia,
permintaan tehadap barang AS
semakin berkurang, dengan perkataan
lain permintaan terhadap dolar
semakin berkurang. Akibatnya kurva
permintaan terhdap dolar AS bergeser
ke sebelah kiri seperti terlihat pada
bagan ini
Bagan 4.3 Kurva Permintaan Dolar Bergeser ke
Sebelah Kiri
Nilai Rp
Per 1$ (e) S
Rp 3000 (e0)
(e2) D
D1
Rp 3.000 (e0)
Rp 2.500 (e3)
D
D1
Q0 Q3 Q US $
Bagan 4.3
Kurva Permintaan Dolar bergeser ke sebelah Kiri
Biasanya apresiasi atau depresiasi bisa dihitung sebagai
berikut, misalnya dua mata uang yang terlibat adalah
rupiah dengan dolar
= e0 – e1 = (e0/e1) -1
e
= tanda minus meunjukkan depresiasi
Dalam contoh di atas, apresiasi rupiah
terhadap dolar adalah 20%, atau apresiasi
rupiah = (e1-e0)e0 = 20%,
atau (e1/e0) -1 = 0,2 atau (e1/e0) = 1,2
dengan demikian e0/e1 = 1/1,2 = 0,833.
Depresiasi dolar terhadap rupiah adalah
(e0-e1)/e1
Depresiasi US$ = (e0/e1) – 1= (1/1,2) – 1
= 0,8333 – 1
= - 0,176
Tanda (-) menunjukkan depresiasi
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS
a. Permintaan terhadap uang.
Permintaan terhadap rupiah meningkat
mengakibatkan kurs rupiah menguat
relatif terhadap terhadap dolar,
sedangkan permintaan terhadap barang
AS menurun (harga barang-barang AS
mahal) mengakibatkan permintaan
terhadap dolar turun. Permintaan dolar
yang semakin kecil mengakibatkan kurs
dolar melemah
b. Perbedaan Tingkat Bunga Antar Negara
Kenaikan tingkat bunga di AS relatif
terhadap tingkat bunga di Indonesia akan
menyebabkan banyak investor mengalih-
kan investasinya dari instrumen keuangan
dengan denominasi dolar. Investor berusaha
memanfaatkan tingkat bunga yang lebih
tinggi, sebagai akibatnya dolar akan
menguat (apresiasi) terhadap rupiah, atau
rupiah mengalami depresiasi terhadap
dolar.
c. Menguatnya perekonomian suatu negara
Perekonomian yang semakin baik, diiringi dengan
stabilitas keamanan, politik membuat akan
semakin banyak investor membeli mata uang
negara tersebut untuk memasuki negara tersebut.
Kondisi ini akan mempengauhi kurs mata uang
negara tersebut.
d. Pengharapan (ekspektasi)
Kondisi ini dipengaruhi berbagai faktor yang
berkaitan dengan kondisi ekonomi, politik, sosial.
Penilaian seperti ini sama seperti penilaian surat
berharga (saham/obligasi)
3.PERANAN BANK SENTRAL
Bank Sentral merupakan otoritas
moneter tertinggi suatu negara, yang
mempunyai tugas antara lain :
a. Menjaga stabilitas harga
b. Menjaga tingkat bung yang cukup
rendah
c. Menjaga nilai mata uang agar berada
dalam zona target tertentu
Stabiltas harga berarti inflasi yang rendah.
Tingkat bunga yang rendah diharapkan bisa
mendorong iklim invetasi.
Bila tingkat bunga rendah pertumbuhan
ekonomi bisa meningkat, tetapi inflasi
cenderung meningkat juga.
Dengan demikian tingkat bunga dijaga
sedemikian rupa sehingga pertumbuhan
ekonomi tidak mengakibatkan inflasi yang
tidak terkendali.
Bank Sentral mempunyai perkiraan nilai
mata uang yang ideal.
Nilai mata uang yang terlalu tinggi meng-
akibatkan harga semakin mahal
dibandingkan barang dalam dalam negeri.
Akibatnya ekspor suatu negara akan
terhambat dan Produk domestik negara
tersebut juga menjadi berkurang daya
saingnya dibandingkan produk yang sejenis
dari negara lain. Penggangguran semakin
tinggi.
Mata uang yang terlalu murah juga tidak efektif,
mengakibatkan produk-produk impor menjadi
lebih mahal dibandingkan dengan produk dalam
negeri.
Bila produk impor tersebut merupakan input
produksi (faktor produksi) maka kenaikan harga
faktor produksi akan mendorong inflasi dan
biaya produksi akan tinggi.
Dan produk domestik juga akan ikut naik
menyesuaikan dengan kenaikan harga-harga,
dan mengakibatkan daya beli masyarakat
menjadi turun
Stabiltas kurs mata uang juga harus diperhatikan.
Kurs yang berubah-ubah tidak menguntungkan
bagi kegiatan ekonomi. Kegiatan bisnis akan
terdorong oleh kurs yang stabil, sehingga
perhitungan bisnis dapat dilakukan dengan lebih
akurat.
Untuk menjaga stabilitas kurs, Bank Sentral dapat
melakukan intervensi di pasar uang. Misalnya
mata uang dolar melemah terhadap rupiah, Bank
Sentral AS merasa kurs US $ dibawah idel, maka
Bank Sentral AS dapat membeli dolar dan menjual
Rp dipasar terbuka. Dengan cara ini maka
permintaan dolar akan semakin meningkat
BAB V
PASAR VALUTA ASING
1. Organisasi Pasar Valuta Asing
Pasar Valuta asing tersebar di dunia (London US$
303 Triliun, New York US$ 192 triliun, Tokyo US$
128 triliun, Singapura US$ 75 Triliun, dstnya)
Pasar valuta asing ditandai dengan jaringan
elektronik bank, broker valuta asing, dealer valuta
asing yang menembus batas negara.
Pelaku pasar dihubungkan melalui/faks.
Pedagang valuta asing di bank berkosentrasi di
departemen dealing dan disebut sebagai dealer.
Dealer dalam melakukan aktivitasnya dikelilingi
oleh monitor yang menampilkan informasi kurs
uang asing dan berita terbaru dunia.
Transaksi dilakukan secara elektronik (jaringan
elektronik)
Karier dealer dimulai pada saat usia muda dan
berakhir pada usia 35 th (intensitas yang tinggi)
Kebanyakan transaksi dilakukan secara verbal
(bukti menyusul)
Kode informasi dan aturan informal tertentu
berkembang mengatur dan mengikat dealer dalam
melakukan transaksi
Kode dan aturan digunakan untuk mengatur
transaksi valas yang dilakukan dengan cepat
1.1. Pelaku
Pasar valas ada karena perbedaan mata uang dunia dan ada
kebutuhan akan valas
Pasar valas memungkinkan transaksi valas dilakukan
dengan efisien
Transaksi yang terjadi dipasar keuangan pada dasarnya
adalah transfer daya beli dengan dominasi mata uang
tertentu ke daya beli dengan dominasi mata uang lain
Contoh : Eksportir Indonesia mengeksor kayu ke Jepang
(transaksi valas akan terjadi), pembayaran transaksi dengan
mata uang masing-masing.
Pasar valas bermanfaat karena bisa menjembatani kedua
pihak (Pihak Importi dan eksportir).
Perantara (yang menjembatani Importir dan eksportir)
1.2. Institusi Yang Membutuhkan Valuta Asing
Pihak yang termasuk dalam kategori ini adalah :
perusahaan multinasional, importir, eksportir
membutuhkan valas untuk transaksi perdagangan
pelaku individual biasanya untuk konsumsi mereka (eks :
Wisatawan AS yang datang ke Indonesia)
Spekulan membeli valas dengan tujuan memperoleh
keuntungan
Arbitraser memasuki pasar valas untuk memanfaatkan
yang dalam kondisi tidak seimbang
Lembaga keuangan memasuki pasar valas karena : merela
melayani individu yang membutuhkan valas
Bank Sentral masuk ke pasar valas untuk melakukan
intervensi agar kurs berada dalam range tertentu
1.3. Pelaku Perantara