Gerontik - Kel 7
Gerontik - Kel 7
KEPERAWATAN GERONTIK
ASUHANKEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATANLANSIA
LANSIADENGAN
DENGANGANGGUAN
GANGGUAN
SISTEMMUSKULOSKELETAL
SISTEM MUSKULOSKELETAL(OSTEOATHRITIS)
(OSTEOATHRITIS)&&
INTEGUMEN(DEKUBITUS)”
INTEGUMEN (DEKUBITUS)”
KonsepLanjut
Konsep LanjutUsia
Usia(Lansia)
(Lansia)
Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang sudah berada
di usia 60 tahun keatas. Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan manusia.
Manusia yang berada pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh
disebabkan perubahan atau penurunan fungsi organ-organ tubuh (Kurnianto, 2015). Lanjut
usia sering dihubungkan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan diasumsikan
menjadi beban terhadap yang berusia produktif.
KlasifikasiLanjut
Klasifikasi LanjutUsia
Usia
Berdasarkan WHO dalam Kurnianto, (2015) lanjut usia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Usia Lanjut (elderly) : usia 60-75 tahun
2. Usia tua (old) : usia 76-90 tahun
3. Usia sangat tua (very old) : usia >90 tahun
Perubahan Fisik Pada Lanjut Usia
Perubahan Sel
Perubahan Genitourinaria
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan Gastrointestinal
Perubahan Integumen
Perubahan Sistem Persarafan
Perubahan Sistem
Reproduksi
Perubahan Sensorik
Perubahan Sistem Muskuloskeletal pada
Lansia
Sistem musculoskeletal merupakan sistem yang terdiri dari tulang , sendi dan otot. Sistem
tersebut paling erat kaitannya dengan mobilitas fisik individu. Seiring bertambahnya usia
terdapat berbagai perubahan yang terjadi pada sistem musculoskeletal.
Tulang mencapai kematangan pada saat dewasa awal rtetapi terus melakukan renovasi
sepanjang kehidupan. Secara umum, perubahan fisiologis pada tulang lansia adalah
kehilangan kandungan mineral tulang. Keadaan tersebut berdampak pada lintas risiko fraktur
dan kejadian terjatuh. Selain itu, terjadi juga penurunnan massa tulang atau disebut
osteopenia. Jika tidak segera ditangani osteopenia bisa berlanjut menjadi osteoporosis yang
ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang dan meningkatkan laju kehilangan tulang.
Definisi
Definisi
Osteoarthritis
Osteoarthritis
Umur Trauma
Kegemukan
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
1. Nyeri sendi: keluhan utama dan cenderung memiliki onset yang perlahan.
2. Hambatan gerak sendi: gangguan ini biasanya semakin berat dengan pelan pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Nyeri bertambah dnegan aktifitas, membaik dengan istirahat , terasa paling nyeri pada akhir
hari, dan seiring dengan memburuknya penyakit menjadi semakin parah, sampai pada tahap
dimana pergerakan minimal saja sudah menimbulkan rasa nyeri dan bisa mengganggu tidur.
4. Kekakuan pling ringan pada pagi hari namun terjadi berulang-ulang sepanjang hari dengan
periode istirahat.
5. Krepitasi: rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
6. Pembesaran sendi (deformitas).
7. Perubahan gaya berjalan.
8. Tanda-tanda peradangan: tanda-tanda peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak,
rasa hangat yang merata dan warna kemerahan)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Terapi farmakologis
Terapi farmakologis
Patofisiologi
Patofisiologi
Penatalaksanaan
a. Observasi keadaan kulit
b. Mobilisasi
c. Status Nutrisi
d. Nyeri
e. Infeksi
Patofisiologi
a. Immobilisasi/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring (lebih dari
2 jam), tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit
mencapai 30-45 mmHg (normal : tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16
mmHg-33 mmHg), iskemik, nokrosis jaringan kulit.
b. selain faktor tegangan, ada faktor lain yaitu : faktor teragangnya kulit misalnya
gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengan berbaring
c. Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat
tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal”dari area tubuh lainnya.
Patofisiologi
a. Immobilisasi/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring (lebih dari
2 jam), tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit
mencapai 30-45 mmHg (normal : tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16
mmHg-33 mmHg), iskemik, nokrosis jaringan kulit.
b. selain faktor tegangan, ada faktor lain yaitu : faktor teragangnya kulit misalnya
gerakan meluncur ke bawah pada penderita dengan posisi dengan setengan berbaring
c. Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan alas tempat
tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal”dari area tubuh lainnya.
ASKEP TEORI
INTEGUMEN DAN ASKEP
KASUS LIHAT DI WORD
Thank
you