Anda di halaman 1dari 28

Peran Pendamping Lansia

Dalam Penanganan Gagal Jantung di


Era Pandemi COVID-19
Ns. Fajar Susanti, M.Kep, Sp.Kep, Kom
Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, MS
Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif
di mana otot jantung tidak dapat memompa cukup
darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan
darah dan oksigen. Pada dasarnya, jantung tidak
dapat memenuhi beban kerjanya. (American
Heart Association [AHA], 2017)
Kelompok usia 60-79 tahun, 9% laki-laki dan 5,4% dari wanita
mengalami gagal jantung dan pada kelompok usia 80+, 11,5% pria dan Prevalensi
11.6% wanita telah didiagnosis dengan penyakit (American Heart
Association [AHA], 2012).

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Indonesia pada tahun 2018,
prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter diperkirakan sebesar 1,5%
atau diperkirakan sekitar 29.550 orang. (Riskesdas, 2018)
Meningkatnya Penyakit Tidak Menular Kronis:
2008-2030 (WHO, 2015)
Prevalensi Penyakit Kronis dan Disabilitas pada Pria dan Wanita Berusia
50 - 74 Tahun di Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa (WHO, 2013)

To modify this graph, click on it, follow the link, change


the data and paste the new graph here
Kebijakan
Pemerintah
Terkait Lansia
• UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 138, bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomi sesuai dengan martabat kemanusiaan.
• UU RI No. 13 Tahun 1993 tentang kesejahteraan lanjut usia
• Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya beserta kakek dan/atau nenek.
• Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Dasar Hukum Penanganan Lansia

● UUD 1945, ps 27 ayat 2 & ps 34


● UU No 4 tahun 1965, tentang pemberian
Bantuan penghidupan orang tua
● UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok
pemerintah di daerah
● Keputusan Presiden RI No.44 tahun 1974
● UU No.6 tahun 1974, tentang ketentuan-
ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial.
Tugas dan Fungsi Keluarga Bagi Lansia

Sahabat

Komunikator

Pendamping Fasilitator

Konselor

Praktekkan
Pengasuhan Positif
Dalam Keluarga
Dukungan Keluarga dalam menjaga kesehatan lansia

- Keluarga yang merupakan dukungan informal menjadi pihak yang


paling penting dan diandalkan ketika dukungan formal yaitu negara
kesulitan bahkan tidak dapat menjamin dengan baik kehidupan lansia
(Chan, 2005).
- Keluarga sebagai tempat untuk bertahan menghadapi berbagai krisis
akibat tekanan-tekanan yang datang
- Penguatan keluarga dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk
membangun ketahanan keluarga agar dapat melewati situasi pandemi
COVID-19 dengan lansia yang memiliki penyakit penyerta salah
satunya gagal jantung
- keluarga yang memiliki lansia atau hidup bersama lansia, hal
pertama yang harus dilakukan adalah berupaya agar lansia tidak
terpapar COVID-19.
- Anggota keluarga perlu memperhatikan protokol kesehatan agar
mencegah lansia terpapar COVID-19

(Sumber: Pusat Penelitian Kependudukan LIPI. 2020)


Peran pendamping lansia dalam penanganan
gagal jantung
harus memperhatikan hal berikut :

1. Activity Of Daily Living


Activity of daily living pada penyakit jantung dilihat dari
kemandirian penderita penyakit jantung untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Berbagai kemunduran fisik mengakibatkan kemunduran
gerak fungsional, baik kemampuan mobilitas atau perawatan diri.
Kemunduran gerak fungsional meliputi penurunan :
- Kemampuan mobilitas ditempat tidur
- Berpindah
- Jalan/ambulasi
- Kemunduran aktivitas makan, mandi, berpakaian, defekasi,
berkemih, merawat rambut, gigi, serta kuku (Pudjiastuti, 2003
dalam Ayuni 2014).
Pendampingan Lansia Berdasarkan Tingkat Kemandirian Secara Utuh

Mandiri/ Ketergantungan Ringan Ketergantungan Sedang Ketergantungn berat


ADL 12 - 20 ADL 9 - 11 ADL 5 – 8/ Total 0 -4

• Keluarga mendampingi kegiatan di • Keluarga/care giver perlu memberi bantuan kehidupan


Poksila, Posyandu Lansia, peguyuban, sehari hari bagi lansia yang sudah tidak dapat merawat
secara aktif dalam 7 dimensi dirinya sendiri baik sebagian maupun penuh
kesejahteraan lansia • Tetap memberi kesempatan lansia melakukan kegiatan 7
• Pemberdayaan Lansia agar tetap sehat dimensi kesejahteraan lansia tangguh sesuai kondisinya
dan mandiri selama mungkin , namun
tetap dimonitor kondisinya

• Keluarga,masyarakat
• Panti / Fasilitas Khusus
Di keluarga, panti,
• Puskesmas
maupun masyarakat
• RS
ADL ( Activity of Daily Living)
0-4 : Ketergantungan total
20: Mandiri 9-11
12 – 19 Ketergantungan sedang
Ketergantungan ringan 5-8: ketergantungan berat
No Fungsi Nilai Keterangan
1 Mengontrol BAB 0 Tidak teratur/Inkontinen teratur
1 Kadang-kadang inkontinen (1x seminggu)
2 Kontinen teratur
2 Mengontrol BAK 0 Inkontinen atau pakai kateter dan tidak terkontrol
1 Kadang-kadang inkontinen (max. 1x24 jam)
2 Mandiri
.3 Membersihkan diri (lap muka, sisir rambut, sikat 0 Butuh pertolongan orang lain
gigi) 1 Mandiri
4 Penggunaan toilet. Pergi ke dan dari WC 0 Tergantung pertolongan orang lain
(melepas, memakai celana, menyeka, menyiram) 1 Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas, tetapi dapat
mengerjakan sendiri beberapa aktivitas lainnya
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu seseorang memotong makanan
2 Mandiri
… Lanjutan
6 Berpindah tempat dari tidur ke 0 Tidak mampu
duduk 1 Perlu bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri

7 Mobilitas/berjalan 0 Tidak mampu


1 Bisa berjalan degan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang/walker
3 Mandiri
9 Berpakaian (memakai baju) 0 Tergantung orang lain
1 Sebagian dibantu (mis: mengancingkan
baju)
2 Mandiri
8 Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan orang lain
2 Mandiri ( naik-turun)
10 Mandi 0 Tergantung pada orang lain
1 Mandiri
Total nilai Kriteria
Perawat memberi dukungan kepada keluarga secara utuh agar lansia tetap tungguh dalam 7
dimensi kesejahteraan, sesuai dengan tingkat kemandirian / ketergantungan dan pola
penyakit termasuk Gagal Jantung. Active Ageing indicated by 7 dimensions of wellness
(ICAA, 2013)

1. Spiritual 3. Sosial 5. Intelektual 7. Lingkungan

2. Emosional 4. Fisik 6. Vokasional


1. Dimensi Spiritual 2. Dimensi Emosional
Perawat membei edukasi kepada keluarga/care Perawat membei dukungan berupa :
giver memberikan keyakinan dan dukungan :

- Gagal Jantung adalah ketetapan yang - Menjaga kondisi emosional agar


harus diterima dengan ikhlas, berfikir tetap stabil dan terhindar stress
positif, rasa syukur - Membantu mengurangi kekhawatiran,
- Berdoa memohon pertolongan dari dan bahkan kecemasan tentang risiko
Tuhan, meditasi, zikir, dll henti jantung
- Pendampingan spiritual tergantung dari - Mengungkapkan cinta kasih antar anak
kondisi lansia dan orang tua serta kerabat
- Adakalanya lansia memerlukan teman - Manfaatkan teknologi, tetap
dekat yang bukan anggota keluarga untuk berkomunikasi, melakukan kegiatan
pemenuhan kehidupan spiritualnya yang menyenangkan, hobi terkait
kesenian, dll
3. Dimensi Sosial Kemasyarakatan dan Ekonomi
Perawat dapat berperan dalam tim untuk mendukung :
Elderly
- Berkomunikasi daring, dengan teman sebaya maupun keluarga bisa
Stay
menguatkan satu sama lain, tetap terhubung, dan membagikan
Home
informasi penting, menggunakan alat komunikasi maupun langsung
- Di tengah himbauan untuk mengurangi interaksi secara langsung
dengan orang-orang, komunikasi secara digital masih sangat
mungkin dijalankan di era pandemi ini.
- Bagi yang mengalami dampak ekonomi, keluarga/care giver
menjadi fasilitator untuk memperoleh akses bantuan ekonomi
- Bagi yang masih bisa berinteraksi sosial sesuai dengan tingkat
ketergantungan dan kemandiriannya tetap diberi kesempatan
4. Dimensi Fisik
Perawat secara aktif dapat berperan dalam memantau kondisi fisik lansia, serta
memberi edukasi (lansung atau secara online) :

Tetap Aktif :
- Olahraga (senam ringan)
- Berjemur dipagi hari
- Aktif kegiatan seperti berkebun atau membuat kerajinan
Makan makanan sehat :
- Jaga pola makan dengan nutrisi seimbang
- Mengkonsumsi vitamin C,E dan Zinc, serta minum
multivitamin
Istirahat yang cukup :
- Jaga pola dengan durasi 7-8 jam sehari
- Kurangi minum banyak di malam hari, karena terbangun
di malam hari untuk ke kamar mandi dapat mengganggu
waktu tidur
Rutin cek kesehatan dan minum obat

Sumber : dr. H. Abidinyah Siregar, DHSM. M.Kes https://hellosehat.com


5. Dimensi Intelektual 6. Dimensi Profesional Vokasional
Perawat dapat berperan dalam pemberikan Perawat dalam berperan dalam tim
Edukasi untuk (langsung atau online) : untuk memberi dukungan:
- Bagi lansia bekerja bukan sekedar untuk
- Mengikuti forum-forum belajar dan seminar
pemenuhan nafkah, namun sebagai bentuk
atau diskusi online dari para ahli
aktualisasi diri dan bermanfaat bagi orang lain
- Tetap membaca, tentang keagamaan, ilmu - Berikan dukungan agar lansia tetap bisa
pengetahuan, hiburan yang sehat, menulis,
menjalankan aktifitasnya dari rumah,
menggambar /melukis, - Lansia diberi kesempatan untuk menjadi
- Olah raga, stimulasi otak, diskusi, ngobrol,
penasihat, mengajar, dsb, sesuai dengan tingkat
mengaji sesuai dengan tingkat kondisinya
ketergantungannya/kemandiriannya
7. Dimensi Lingkungan

Perawat dapat berperan dalam tim untuk


Stay Safe mewujudkan lingkungan yang kondusif :
and
Healthy 1. Lingkungan fisik yang sehat
2. Akses internet
3. Grup WA yang positif
4. Lingkungan yang terang, nyaman dan
bersih
5. Mencegah jatuh, tidak licin, tangga
dengan pegangan.
2. Kontrol Tekanan Darah

Seorang pendamping lanisa harus mengetahui normal


tekanan darah pada lansia. Tekanan darah tinggi dapat
membahayakan lapisan arteri sehingga bisa menimbulkan
stroke, gangguan ginjal atau penyakit jantung lanjutan.
3. Mengurangi Aktivitas Fisik
Tindakan ini dilakukan untuk
mengurangi beban kerja jantung,
sehingga dapat meringankan
gejala.

Aktivitas fisik berat seharusnya


dikurangi agar beban jantung
berkurang, sehingga jantung
tetap adekuat karena suplai
oksigennya cukup terpenuhi.
(Bruner & Suddarth, 2013).
4. Nutrisi

Malnutrisi merupakan salah satu


masalah dalam perjalanan gagal
jantung. Peningkatan kebutuhan
energi akibat berbagai mekanisme,
namun di sisi lain pasien dengan
gagal jantung mengalami penurunan
asupan makanan menyebabkan
penurunan berat badan.
Terapi Komplementer Penyakit Jantung
- Misalnya, meditasi, doa, yoga, terapi pijat, - Serat yang ditemukan dalam gandum, apel,
mendengarkan musik, dan terlibat dalam jeruk, dan produk biji-bijian sangat efektif
aktivitas yang memuaskan atau membuat dalam mengurangi kolesterol.
rileks bagi lansia, dapat menurunkan
produksi enzim yang meningkatkan detak - Konsumsi minyak ikan dan konsumsi asam
jantung dan tekanan darah. lemak omega-3 juga telah terbukti
mengurangi kadar kolesterol, rekomendasi
- Kedelai dan serat makanan telah terbukti dari American Heart Association adalah
menurunkan kadar LDL darah dan ikan berlemak (mackerel, sarden, tuna, dan
trigliserida sehingga menurunkan risiko salmon) dimakan setidaknya dua kali
penyakit jantung koroner. Produk kedelai seminggu (AHA, 2010). Rekomendasi
dapat dimasukkan ke dalam makanan QSEN
dengan minum susu kedelai, tahu, atau
makan produk apa pun yang dibuat dengan
kedelai.
Penanganan Gagal Jantung yang wajib diketahui oleh pendamping lansia

Olahraga Manajemen Mampertahankan


Stres dan diet BB normal

Berhenti
Merokok dan
Latihan Fisik Pantau TTV
Konsumsi
Alkohol
Diet Yang Perencanaan
Manajemen
Disukai Untuk
Pengobatan
Pasien Istirahat
J U R N A L P E N D I D I K A N K E P E R A W A T A N I N D O N E S I A e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Perawatan Diri Pada Pasien Gagal Jantung


Dwi Prihatiningsih, Tiwi Sudyasih

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku perawatan diri
yang tidak adekuat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan bahwa
pasien gagal jantung masih memiliki perawatan diri yang kurang baik (Wahyuni & Kurnia, 2014).
Kurangnya perawatan diri pada pasien gagal jantung juga ditemukan di negara lain baik di negara
maju maupun negara berkembang (Conceição, Santos, Santos, & Cruz, 2015; Riegel, Driscoll, dkk.,
2009). Perilaku perawatan diri yang tidak adekuat mencerminkan kemampuan yang rendah dalam
mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan dirinya (Lainscak dkk.,
2011).
Peran Perawat dalam perawatan lansia di Era Pandemi
- Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering memberikan kegiatan dimasyarakat
untuk masalah hipertensi
- Memonitor kesehatan Lansia yang pada umumnya masih tinggal bersama keluarga
- Mendampingi, memberi supervisi kepada keluarga untuk memperoleh sumber-sumber yang
berkaitan dengan pengelolaan penyakit kronik: Kader posbindu, kelompok posbindu
Daftar Pustaka
Tabloski, P.A. (2014). Gerontological Nursing. United Stated of America : Julie Levin Alexander

Prihatiningsih, D., Sudyasih, T. (2018). Perawatan Diri pada Pasien Gagal Jantung.. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia 4(2), hlm. 140-151

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) : Kementrian Kesehatan Indonesia 2018

American Heart Association [AHA], 2017


Take care of
your body.
it's the only Thank You
place you have
to live in
For Your Attention

Stay Safe
And
Healthy

Anda mungkin juga menyukai