Anda di halaman 1dari 57

FISIKA

MATEMATIKA

IKIP PGRI MADIUN


2012
MANFAAT PERKULIAHAN
 Memahami dan mampu menyederhanakan
fenomena fisis menjadi model matematis
yang lebih mudah.

TUJUAN INSTRUKSIONAL
 Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa
diharapkan dapat menyelesaikan
permasalah dalam fisika yang rumit secara
matematis.
ORGANISASI MATERI
PENDAHULUAN

TURUNAN
BILANGAN DAN
DERET MATRIKS
KOMPLEKS DIFERENSIASI
PARSIAL

1. Barisan 1. Bil. Kompleks 1. Matriks 1. Turunan dan


2. Persamaan
2. Deret 2. Aljabar Matriks DP Fungsi
Kompleks dan
3. Uji Kurva pada bidang 3. Determinan Banyak
Konvergensi Kompleks 4. Persamaan Variabel
Deret 3. Deret Pangkat Linier 2. Aturan Rantai
4. Deret Pangkat Kompleks dan 5. Matriks Invers dan Turunan
Lingkaran
dan Uraian Konvergensi
6. Matriks- Implisit
Taylor 4. Fungsi matriks Khusus 3. Nilai Max dan
5. Contoh Eksponensial 7. Contoh Min Fungsi
Penerapan Kompleks Penerapan 4. Penerapan
5. Pangkat dan Akar
dalam Fisika dalam Fisika dalam Fisika
Kompleks
6. Contoh Penerapan
dalam Fisika
Referensi
 Boas, M, L, 1983 . Mathematical Methode in The
Physical Sciences, edisi 2, John Willey and Sons
 Spiegel, M.R., 1987. Mathematical Handbook of

Formula and Tables, McGraw-Hill, Inc., Seri Buku


Schaum: Penuntun Matematika diterjemahkan oleh
Tjia M.O, Penerbit Erlangga, Jakarta.
 Ruwanto, B., 2003. Matematika untuk Fisika dan

Teknik, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.


 Arfken, G., 1983.
Kriteria Rencana Penilaian
 Mata Uji
◦ Quis 50%
◦ Aktif 15 %
◦ Tugas 15%
◦ Absensi 20%

Nilai Akhir Huruf Mutu


NA  85 A
85 > NA  70 B
70 > NA  55 C
55 > NA  40 D
40 > NA E
Barisan
 Barisan adalah susunan bilangan yang
memiliki aturan tertentu
 Contoh :

◦ 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, …( suku berikutnya


ditambah 2 dari suku sebelumnya )
◦ 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, … ( suku
berikutnya dikali 2 dari suku sebelumnya )
◦ 9, 3, 1/3, 1/9, 1/27, … ( suku berikutnya
merupakan kelipatan 1/3 dari suku
sebelumnya )
Barisan Tak Hingga

Definisi
Barisan tak hingga didefinisikan sebagai suatu
fungsi real di mana daerah asalnya adalah
bilangan asli. Notasi barisan tak hingga
adalah
Contoh Barisan tak hingga

Barisan
Bisa dituliskan dengan rumus

Barisan

Bisa dituliskan dengan rumus


DERET

 Dalam banyak fenomena fisis, penggunaan deret


diperlukan untuk memperoleh hasil kuantitatif yang
bersifat hampiran ketika memecahkan persoalan
yang cukup rumit secara matematis.

 Deret pada dasarnya adalah penjumlahan suatu


barisan bilangan yang memiliki keteraturan
tertentu
DERET
 Contoh dalam fenomena fisis :
gerak periodik ketika dilepaskan akibat gaya
gravitasi yang bertindak sebagai gaya
pemulih

 Hampiran terhadap fungsi sinusiodal tersebut


melalui uraian deret pangkat sebagai berikut:
DERET
Secara simbolik deret dapat ditulis sebagai :

∑an
Σ menyatakan penjumlahan
an adalah barisan yang terkait

Contoh deret :
DERET TAK HINGGA

Deret tak hingga merupakan jumlahan dari :

Notasi deret tak hingga :


DERET POSITIF
 Sebuah deret disebut deret positif, bila semua
suku-sukunya positif (bertanda positif untuk semua
barisannya).

 Berikut ini adalah deret-deret suku positif yang


sering digunakan :
1.Deret geometri
2.Deret harmonis
DERET POSITIF
 DeretGeometri
Bentuk umum :

 Deretharmonis
Bentuk umum :
DERET BOLAK-BALIK
Adalah deret yang suku-sukunya berganti-ganti tanda,
yaitu berbentuk
Dengan an> 0

Notasi deret bolak-balik :

atau
DERET PANGKAT
Bentuk umum :

Contoh deret pangkat :


UJI KONVERGENSI DERET

Jumlah Barisan atau Deret


Konvergen menuju suatu jumlah tertentu
(berhingga)

Jumlah Barisan atau Deret


Divergen menuju tak-hingga
UJI KONVERGENSI DERET
 Uji yang paling sederhana pada uji konvergensi
deret adalah uji awal.

Konvergen

Divergen
UJI KONVERGENSI DERET

 Uji awal terpenuhi kondisi :

Konvergen

 maka diperlukan uji atau perangkat selanjutnya


untuk mengetahui konvergensi deret tersebut.
 Uji lanjut terbagi dalam 2 kasus yaitu kasus deret
positif dan kasus deret bolak-balik.
UJI KONVERGENSI DERET

Periksa apakah

konvergen ???
Uji Deret Tak-hingga

 Bila dalam perhitungan limit an–nya


diperoleh nol, maka deret belum tentu
konvergen, sehingga perlu dilakukan
pengujian deret dengan uji-uji deret
positif.
Uji Deret Positif

1.Uji integral

2.Uji Banding

3.Uji Banding limit

4.Uji Rasio
Uji Deret Positif
 Uji Integral
Dalam uji integral ini, yang dilakukan adalah dengan
melakukan integrasi secara kontinu terhadap n ,
dimana

Jika hasil integrasi deret adl terbatas atau menuju


nilai tertentu, maka deret tersebut konvergen.
Sebaliknya jika hasilnya tak-hingga atau tidak ada
maka deret tersebut divergen
Uji Deret Positif
 Contoh Uji Integral

Tinjau deret d dengan 0 > p (secara khusus deret ini

disebut juga deret p-harmonik). Integrasikan deret


tersebut terhadap n:
Untuk menentukan pada nilai p berapa deret konvergen
atau divergen, digunakan integral tak wajar yaitu

Selanjutnya nilai f(x) tersebut di integralkan dengan batas


1 sampai ∞
Uji Deret Positif

Kekonvergenan deret–p ini akan tergantung


dari nilai integral tak wajar tersebut.
 Bila integralnya konvergen maka deretnya juga
konvergen.
 Sebaliknya bila integralnya tak hingga atau
tidak ada maka deretnya juga akan divergen.
Uji Deret Positif
Nilai integral tak wajar tersebut bergantung pada
nilai p berikut :
1.Bila p = 1, maka deretnya harmonis, sehingga
deret divergen
2.Bila 0≤ p<1, maka ,sehingga
deret divergen
3.Bila p>1,

maka sehingga deret konvergen


Uji Deret Positif
 Uji Banding
Dibutuhkan suatu deret lain yang sudah diketahui
konvergensinya dan juga deret lain yang sudah
diketahui divergensinya, dan kemudian dilakukan
perbandingan dengan deret yang kita tinjau.
Misalkan,
∑ an : deret yang kita uji
∑ bn : deret yang telah kita ketahui konvergensinya

jika memenuhi kondisi an < bn untuk semua n ≥ N,


maka deret tersebut konvergen.
Uji Deret Positif

Sedangkan untuk deret lainnya yang telah


diketahui divergen misalnya :
∑ dn : deret divergen
Dilakukan uji banding, jika memenuhi
kondisi an > dn untuk semua n ≥ N , maka
deret ∑ an tersebut divergen.
Uji Deret Positif
 Contoh Uji Banding
Tinjau konvergensi deret berikut:

Deret sebagai pembandingnya adalah deret

Konvergen.
Uji Deret Positif
 Hasil perbandingan dari masing-masing deret adalah
sebagai berikut:
untuk deret (i) selalu berlaku

untuk seluruh n sehingga dengan


demikian deret tersebut divergen
berdasarkan uji ini.
Sedangkan untuk deret (ii) terlihat
bahwa untuk n ≥ 4 selalu terpenuhi
kondisi

sehingga dengan demikian deret (ii)


adalah deret konvergen
Uji Deret Positif

 Perlu dicatat bahwa pemeriksaan dengan


menggunakan uji banding ini tidak selalu
memberikan hasil yang sebenarnya
mengenai konvergensi suatu deret, hal ini
dikarenakan pada uji ini hasil yang
diperoleh bergantung pada pemilihan deret
pembanding yang konvergen.
Uji Deret Positif

 Uji Banding Limit


Seperti halnya uji banding, pada uji ini juga terbagi atas
uji konvergensi dan uji divergensi, Misalkan,
∑ an : deret yang kita uji
∑ bn : yang telah diketahui konvergen

Jika
Uji Deret Positif
Berlaku :
1.Bila 0<C<∞, maka kedua deret bersama-sama
konvergen/divergen.

2.Bila C=0, dan adalah deret konvergen,

Maka . juga konvergen.

3.Bila C=∞ dan adalah deret divergen, maka

juga divergen.
Uji Deret Positif
 Contoh Uji Banding Limit
Tinjau konvergensi dari deret :

Sebagai pembandingnya adalah :

Yang diketahui adalah deret divergen.


Uji Deret Positif
Deret pembanding yang digunakan adalah
deret divergen.

Karena dan deret

pembanding adalah deret divergen, maka deret

adalah deret divergen.


Uji Deret Positif
 Uji Rasio

Misal merupakan deret suku positif dan

maka berlaku,

1.Bila ρ<1, maka deret konvergen


2.Bila ρ>1, maka deret divergen
3.Bila ρ=1, maka uji gagal
Uji Deret Positif
 Contoh Uji Rasio

Tinjau dengan dan

Diperoleh

Sehingga dengan demikian berdasarkan uji rasio ini deret


tersebut adalah deret konvergen.
Uji Deret Positif
Sebagai catatan akhir dalam pengujian konvergensi suatu
deret sering kali dibutuhkan pengujian dengan
menggunakan lebih dari satu perangkat pemeriksaan.
Misalkan dengan cara uji banding kita memperoleh bahwa
deret yang ditinjau divergen sedangkan dengan
menggunakan uji awal mengindikasikan kemungkinan
konvergen, maka kita patut curiga bahwa perangkat
tersebut tidak memberikan jawaban yang tepat, sehingga
harus dilakukan pengujian dengan menggunakan perangkat
lainnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa uji integral dan uji rasio
memberikan hasil yang lebih dapat dipercaya ketimbang uji
banding, mengingat pemilihan deret pembanding sangat
menentukan dalam proses pengujian.
Deret Bolak-balik

 Adalah deret yang suku-sukunya berganti-ganti


tanda, yaitu berbentuk
dengan a n> 0 untuk semua n dilakukan uji
tersendiri.
 Notasi deret bolak-balik :
Deret Bolak-balik

 Deret bolak-balik dikatakan konvergen, bila :


Deret Bolak-balik

 Contoh:
Tentukan kekonvergenan deret berikut :
Deret Bolak-balik

 Deret tersebut merupakan deret bolak-balik


dengan :

 Deret akan konvergen bila memenuhi dua syarat


berikut :
Deret Bolak-balik

Kedua syarat dipenuhi maka deretnya konvergen


Konvergen Mutlak dan
Konvergen Bersyarat

Konvergen mutlak:

Suku an bisa berupa suku positif atau tidak.

Kovergen bersyarat : KONVERGEN

DIVERGEN
Konvergen Mutlak dan
Konvergen Bersyarat

Contoh:
Tentukan apakah deret berikut termasuk
dalam konvergen mutlak atau bersyarat ???
Konvergen Mutlak dan
Konvergen Bersyarat
Deret mutlaknya adalah:

DIVERGEN

Pengujian konvergensi deret adl:

KONVERGEN

Jadi deret tersebut adalah deret dengan


konvergensi bersyarat
Uji Rasio untuk Konvergenan Mutlak

Misal suku tak nol dan

tiga kondisi yang mungkin terjadi :

Konvergen bersyarat tidak bisa ditentukan oleh uji rasio


Uji Rasio untuk Konvergenan Mutlak

Contoh :
Tentukan apakah deret di bawah berikut konvergen
mutlak atau divergen?

Dengan uji rasio mutlak diperoleh :

Karena r > 1,maka Divergen.


DERET PANGKAT
Bentuk umum :

Contoh deret pangkat :


DERET PANGKAT

Interval Kekonvergenan

 Interval nilai x yang memenuhi kekonvergenan dari deret.


 Bentuk interval kekonvergenan dari deret pangkat ini
memiliki ciri khusus dan hanya memiliki 2 variasi bentuk
untuk masing –masing deret.


dan
DERET PANGKAT

Interval Kekonvergenan
Tiga kemungkinan untuk interval kekonvergenan
deret adalah :

Selang konvergensi untuk deret :

 Deret konvergen hanya di x = 0


 Deret konvergen mutlak di x ∈ R
 Deret konvergen mutlak pada interval buka (–r,r)
atau ditambah pada ujung –ujung intervalnya.


DERET PANGKAT

Interval Kekonvergenan
Tiga kemungkinan untuk interval kekonvergenan
deret adalah :

Selang konvergensi untuk deret :

 Deret konvergen hanya di x = b


 Deret konvergen mutlak di x ∈ R
 Deret konvergen mutlak pada interval buka (b–r,b+r)
atau ditambah pada ujung –ujung intervalnya.

DERET PANGKAT

Contoh :
Tentukan interval kekonvergenan deret berikut :

Pengujian dengan uji rasio mutlak :

Dari pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai r yang


memenuhi adalah –3 < x < 3.
DERET PANGKAT

Pada ujung –ujung interval, pengujian dilakukan secara


terpisah.
Pengujian deret pada saat x = 3 dan x = -3 adalah sebagai
berikut :

Jadi interval kekonvergenan deret adalah −3<x≤3


Deret Taylor dan Deret Maclaurin
Suatu fungsi yang terdifferensial sampai orde n di x = b
dapat digambarkan sebagai suatu deret pangkat dari (x–b)
yaitu ,

dimana nilai-nilai a0,a1,a2,…diperoleh dari penurunan f(x)


di x = b sampai turunan ke-n, yaitu
Deret Taylor dan Deret Maclaurin
Atau f(x) bisa dituliskan sebagai:

 Bentuk yang diperoleh di atas dikenal dengan bentuk


polinomial taylor.
 Fungsi yang dapat diperderetkan dalam bentuk polinomial
taylor, dinamakan deret taylor.
 Bila b=0, maka fungsi diperderetkan dalam deret Maclaurin
Deret Taylor dan Deret Maclaurin
Contoh:
Uraiankan fungsi f(x) = sin x dalam uraian Taylor !

Uraian di atas dapat diartikan sebagai uraian Taylor untuk f(x)=sin x


di sekitar titik 0

Anda mungkin juga menyukai