kecelakaan pada lalu lintas jalan yang mana paling sedikit mengakibatkan satu kendaraan yang menyebabkan kerusakan atau kejadian pada pemiliknya. Secara umum, kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba- tiba yang mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka atau kerusakan harta benda dan disebabkan lalu lintas dijalan umum Batasan
Menurut Undang - Undang RI No. 14 tahun 1993
tentang kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan adalah kecelakaan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan, manusia atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kejadian kerugian harta benda. Korban kecelakaan lalu lintas dalam ayat tersebut dapat berupa korban mati, korban luka berat dan korban luka ringan. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor yang setiap
kecelakaan bermotor yang terjadi diatas jalan umum. Kecelakaan kendaraan bermotor yang bukan kecelakaan lalu lintas, yaitu setiap kecelakaan bermotor yang terjadi didaerah pertanian/perkebunan diatas jalan milik perorangan atau swasta. Kecelakaan lalu lintas bukan dari kendaraan bermotor yaitu setiap kecelakaan kendaraan yang terjadi ditempat di jalan umum selain kendaraan bermotor, dimana terlibat didalamnya adalah manusia atau kendaraan tidak bermotor yang menggunakan jalan umum tersebut. Epidemiologi
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu kejadian
sebagai akibat dan interaksi antara 3 komponen, yaitu agent (penyebab), host (penerima), serta environment (lingkungan). Kecelakaan lalu lintas dapat disamakan sebagai penyakit yang dapat menimbulkan pandemi dengan angka kematian yang cukup tinggi Di negara berkembang kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab utama kematian dibawah umur 45 tahun. Dampak Kecelakaan Lalu Lintas
Kerugian materi baik individu dan keluarga
(berhubungan pada aspek ekonomi) Kerugian waktu (mengakibatkan terjadinya penurunan produktifitas pada korban) Kerugian jiwa (berupa luka, kecacatan sampai pada kematian korban) Jenis Kecelakaan Lalu Lintas
Darat pada kendaraan bermotor pada lalu
lintas darat (jalan raya) Laut pada kapal laut Udara pada pesawat udara Faktor Risiko
Faktor manusia (pengemudi, penumpang dan
pejalan kaki) meliputi ulah/tingkah laku pengemudi seperti tindakan tidak memberi peluang, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan mendahului pada waktu belum aman, menggunakan kendaraan yang tidak layak jalan Faktor kendaraan, kurang pemeliharaan dengan penyesuaian yang tidak baik dan rusaknya beberapa komponen penting misalnya : rem, ban, dan lainnya Faktor Risiko
Faktor lingkungan, berupa cuaca dan
geografik Bagian dari faktor lingkungan : Jalan : Struktur jalan, Kondisi jalan, Luas jalan dan Status jalan Faktor Pengemudi Keterampilan mengemudi Gangguan kesehatan (mabuk, ngatunk, letih)
Beberapa Kesalahan Pengemudi
Faktor kecakapan jasmani dan rohani yang kurang baik dari si pengemudi Kurang / tidak terampil dalam melakukan pekerjaan pengemudi. Kurang / tidak terampil menguasai peraturan dan sopan santun lalu lintas Pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Penyakit yang membatasi kemampuan pengemudi seperti : Physical defect, Yaitu penyakit atau trauma yang membatasi gerak pengemudi untuk dapat mengendalikan alat-alat seperti pedal, rem, gas sehingga paralyse atau kelemahan otot harus diperiksa pada setiap pengemudi. Mental retardation, Pengemudi dengan intelegensi yang rendah akan cenderung mengalami kecelakaan lalu lintas. Psychiatric , Adanya sifat egosentris, agresif, anti sosial, depresi, reflex menurun dan kurang perhatian terhadap situasi lalu lintas ternyata juga memberi peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penyakit yang membatasi kemampuan pengemudi seperti : Kelainan neurologi, Penyakit-penyakit yang sangat mempengaruhi gerak otot dan koordinasi sampai paralysis, progressive chorea, dan multipe selerosis dan multiple solerosis. Kelainan kardiovaskuler, Kehilangan kesadaran secara mendadak juga mampu mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kelainan panca indra, Umumnya yang digunakan batas minus untuk mengemudi adalah 5/10 - 5/12,5 untuk salah satu mata. Penyakit yang membatasi kemampuan pengemudi seperti : Penggunaan Obat – obatan, Seperti obat- obatan yang tergolong sedetive depresent, anthistamin, obat-obatan, motion sickners, narkotika dan obat-obatan hipersi. Penyakit metabolisme, Utamanya penderita diabetes yang mengalami hypology. Faktor Penumpang dan Pejalan Kaki
Jumlah muatan baik penumpang maupun barang
yang berlebihan secara psiklogis, ada kemungkinan penumpang mengganggu pengemudi. Pemakai jalan di Indonesia bukan saja terjadi dari kendaraan. Disana ada pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu jalan raya dapat menjadi tempat numpang, pedagang kaki lima, peminta-minta dan semacamnya. Jalan umum juga dipakai sebagai sarana parkiran, tidak jarang terjadi, mobil terparkir mendapat tabrakan. Faktor jalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat berupa
Geometris permukaan jalan yang kurang baik
serta persimpangan jalan yang tidak memenuhi syarat seperti : Jari-jari lengkung kecil, Tanjakan curam, Perkerasan jalan, Jarak pandang terbatas Desain persimpangan dan tikungan yang kurang memadai Terbatasnya pemasangan rambu-rambu serta biasanya kurang informasi. Jalan licin, tanah longsor, rusak, dan lain-lain. Upaya Penanggulangan Kecepatan
Batas kecepatan peraturan (regulatory limits)
yang mempunyai kekuatan sanksi hukum terhadap pelanggarnya yang dapat dikelompokkan menjadi : Regulasi yang ditetapkan oleh badan legislatif dan umumnya berlaku di seluruh daerah dan Regulasi kecepatan dalam suatu daerah atau zone tertentu yang ditentukan oleh instansi yang berwenang berdasarkan suatu studi teknis. Upaya Penanggulangan Kecepatan
Kecepatan maksimum yang disarankan (advisory
maximum speed indication) yang mempunyai sangsi hukum terhadap kecepatan yang disarankan pada suatu lokasi tertentu. Dikelompokkan dalam dua jenis : Batas maksimum absolut merupakan batas maksimum dimana berjalan diatas kecepatan tersebut secara hukum merupakan pelanggaran, terlepas dari kondisi jalan, volume lalu lintas, dan lain-lain dan Batas maksimum primer facie. Faktor Lingkungan
Campur antara mobil cepat dan pejalan kaki
Interaksi antara kendaraan dan pejalan kaki Campur antara kendaraan berat dan ringan Pelayanan gawat darurat yang kurang cepat Gelap, hujan, asap kabut, dan lain-lain. Upaya Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas Primordial prevention (mempertahankan keadaan rendah dari berbagai risiko) Primary prevention (health promotion dan spesific protection) Skundery prevention (early diagnosis and prompt treatment) Tertiery prevention (Disability limitation dan Rehabilitation)