3.efek Gaya Antaratom Dan Cacat - MT 2132 - NIK

MT-2132 MATERIAL KERAMIK
3. a. Efek Gaya Antaratom dan Struktur terhadap Sifat Fisik Keramik

b. Defek/Cacat pada Keramik
3. a. Effect of Interatomic Forces and Structures on Physical Properties of Ceramic
b. Defects in Ceramic
Lampung Selatan, 2020
Dr. Nur Istiqomah Khamidy
nur.khamidy@mt.itera.ac.id +62-859-2100-4395
Rencana Perkuliahan
(Course Outline)
1. (a) Pendahuluan Material Keramik & (b) Ikatan Antaratom pada Keramik
2. Struktur Keramik
3. (a) Efek Gaya Antaratom dan Struktur terhadap Sifat Fisik Keramik & (b) Defek/Cacat pada Keramik
4. Difusi dan Konduktivitas Listrik Keramik
5. Penyinteran dan Pertumbuhan Butiran Keramik
6. Sifat Mekanik dan Pecahan Keramik
7. Stres Termal dan Sifat Termal Keramik
8. UTS
9. Bahan Mentah Keramik dan Karakterisasinya
10. Proses Benefisiasi Keramik
11. Proses Pemberian Bentuk dan Zat Aditif Pemrosesan
12. Proses Konsolidasi dan Pembakaran Keramik
13. Sifat Dielektrik Keramik
14. Sifat Magnetik dan Dielektrik Nonlinier Keramik
15. Sifat Optik Keramik
2
16. UAS
Materi Kuliah Minggu 3
(Course Materials Week 3)
a. Efek gaya antaratom dan struktur terhadap sifat fisik keramik (The effect of
interatomic forces and structures on physical properties of ceramic)
a.1. Titik leleh keramik (Melting point of ceramic)
a.2. Ekspansi termal keramik (Thermal expansion of ceramic)
a.3. Modulus Young dan kekuatan padatan keramik sempurna (Young’s
modulus and the strength of perfect solids)
a.4. Energi permukaan keramik (Surface energy of ceramic)
b. Defek/cacat pada keramik (Defects in ceramic)
b.1. Cacat titik pada keramik (Point defects in ceramic)
b.2. Cacat garis pada keramik (Linear defects in ceramic)
b.3. Cacat bidang pada keramik (Planar defects in ceramic)
3
Pendahuluan-3a
(Introduction-3a)
Keramik refraktori
Alumina Al2O3
Mengapa keramik?
Gaya tarik-menarik antara berbagai ion dan atom di suatu padatan

menentukan banyak sifat-sifatnya
(Attraction forces between ions and atoms in a solid determine its many properties)
4
a.1. Titik Leleh
(a.1. Melting Points)
Membutuhkan energi panas

yang cukup untuk
menanggulangi energi
potensial yang mengikat
atom-atom
(Requires sufficient thermal energy to
overcome the potential energy holding
T its atoms together)
5
a.1. Titik Leleh
(a.1. Melting Points)
• Pada tekanan konstan, suatu zat murni meleleh pada temperatur

tertentu (At constant pressure, a pure substance melts at a fixed temperature)
• Proses pelelehan terjadi dengan penyerapan panas (Melting process takes
place with the absorption of heat)
𝑆𝑜𝑙𝑖𝑑 h 𝑒𝑎𝑡 (∆ 𝑞 𝑝 ) 𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
→
• Dari sudut pandang termodinamika, pada tekanan konstan:

Perubahan entalpi antara keadaan padat dan cair pada titik leleh
∆ 𝑞 𝑝 =∆ 𝐻 𝑚

(Enthalpy difference between the solid and liquid states at the melting point)
∆ 𝐻 𝑚 Derajat ke-tidak-teraturan yang muncul pada sistem selama proses pelelehan

∆ 𝑆𝑚 = (Degree of disorder that arises in the system during the melting process)
𝑇 𝑚 Selalu bernilai positif (always positive)
6
a.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Titik Leleh Keramik
(a.1. Factors Affecting Melting Points of Ceramics)
• Keramik yang ikatannya sebagian besar adalah ikatan ionik (Ceramics that
are predominantly ionically bonded)
1. Muatan ionik (Ionic charge)
2. Karakter kovalen pada ikatan ionik (Covalent character of the ionic bond)
• Keramik yang ikatannya sebagian besar adalah ikatan kovalen (Ceramics
that are predominantly covalent bonded)
• Lelehan pembentuk gelas (Glass forming liquid)
7
a.1. Sebagian Besar Ikatannya adalah Ionik
(a.1. Predominantly Ionically Bonded)
Muatan ionik
1. Muatan ionik (Ionic charge) (Ionic charge)
2
𝑧1 𝑧2 𝑒 1
Kekuatan ikatan ionik
(Strength of an ionic bond)
𝐸𝑏𝑜𝑛𝑑 =
4 𝜋 𝜖0 𝑟0
1−
𝑛 ( )
Na+ Cl- Mg2+ O2-

z=… z=… z=… z=…
Rock salt structure Ebond NaCl >=< Ebond MgO
Ex.: NaCl, MgO Tm NaCl >=< Tm MgO
800 °C 2852 °C 8
Fajans’ rules
Derajat polarisasi
menunjukkan
karakter kovalen
Ikatan ionik murni ikatan tersebut
(Pure ionic charge) (The degree of
Kation menarik elektron Anion terdistorsi polarization is a
di kulit terluar anion atau terpolarisasi measure of the covalent
(Cation attracts the electrons on (Anion is distorted or character of that bond)
the outermost shell of the anion) polarized)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Apa hubungan karakter kovalen terhadap
karakter kovalen suatu ikatan? titik leleh keramik?
(What factors affecting the covalent character of a (What is the relation between the character covalent to
9
bond?) the melting point of ceramics?)
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi karakter kovalen suatu ikatan?
(What factors affecting the covalent character of a bond?)
+¿
Potensial ionik
𝑧
𝜙= ¿
Kekuatan polarisasi (Ionic potential) 𝑟 Kemampuan anion
kation M2+ M3+ untuk terpolarisasi
(Polarizing power of

𝜙 (Polarizability of anions)
cation) + +
- -
Konfigurasi elektron
kation  d > s atau p Polarizabili
(Electron configuration of ty
cation  d > s or p) 10
Apa hubungan karakter kovalen terhadap titik leleh keramik?
(What is the relation between the character covalent to the melting point of ceramics?)
Jumlah ikatan yang harus
Karakter kovalen 
diputus selama pelelehan ∆
𝐻
𝑚  𝑇 𝑚
ion Ti > ion Cd

MX2
ion O < ion I
structure
TiO2, 1857 °C CdI2, 387 °C CO2, -57 °C Karakter

kovalen 11
a.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Titik Leleh Keramik
(a.1. Factors Affecting Melting Points of Ceramics)
• Keramik yang ikatannya sebagian besar adalah ikatan ionik (Ceramics that
are predominantly ionically bonded)
1. Muatan ionik (Ionic charge)
• Keramik yang ikatannya sebagian besar adalah ikatan kovalen (Ceramics
that are predominantly covalent bonded)
• Lelehan pembentuk gelas (Glass forming liquid)
12
a.1. Sebagian Besar Ikatannya adalah Kovalen
(a.1. Predominantly Covalent Bonded)
• Titik leleh dan stabilitas termal keramik kovalen cukup tinggi 

ikatan primer yang sangat kuat (The melting points and thermal stability of covalent
ceramics are quite high  very strong primary bonds)
• Beberapa tidak meleleh tetapi terdekomposisi pada temperatur yang
lebih tinggi (Some do not melt but rather decompose at higher temperatures)
13
a.1. Lelehan Pembentuk Gelas
(a.1. Glass Forming Liquids)
• Keramik gelas: SiO2, banyak silikat, B2O3, GeO2, and P2O5

• Karakteristik: sangat rendah  struktur padat dan leleh cukup mirip
(Characteristic: very low  the solid and liquid structures are quite similar)
14
15
a.2. Ekspansi Termal Keramik
(a.2. Thermal Expansion of Ceramic)
• Koefisien ekspansi linear (Coefficient of linear expansion)
• Mengapa ekspansi termal terjadi?
• Ekspansi termal terjadi karena adanya asimetri

𝒓 𝟎 < 𝒙 𝑻 < 𝒙𝑻 pada sumur energi (Thermal expansion arises from
𝟏 𝟐 asymmetry on the energy well)
• Semakin asimetri, maka ekspansi termal
𝑟 0 semakin besar (The more asymmetric, the higher the
thermal expansion)
• Asimetri ini meningkat dengan menurunnya
kekuatan ikatan  ekspansi termal berbanding
terbalik dengan titik leleh (The asymmetry increases
𝐸𝑏𝑜𝑛𝑑
with decreasing bond strength  thermal expansion is
repulsion attraction inversely proportional to melting point)
16
a.2. Ekspansi Termal Keramik
(a.2. Thermal Expansion of Ceramic)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspansi termal keramik (Factors

affecting the linear expansion of ceramics)
Kekuatan ikatan antaratom (Interatomic bond strength)
Struktur kristal: tumpukan atom (Crystal structure: atomic packing)
• α SiC < α NaCl 
ekspansi termal SiC <
ekspansi termal NaCl
• Tumpukan atom SiC <
tumpukan atom NaCl
• Ekspansi termal
berbanding lurus dengan
SiC, cubic close-packed NaCl, cubic close-packed tumpukan atom (Thermal
α = 4.3-4.8 x 10-6 °C-1 α = 11 x 10-6 °C-1 expansion is proportional to
Predominantly covalent bonded Predominantly ionic bonded atomic packing) 17
18
a.3. Modulus Young dan Kekuatan Padatan Keramik Sempurna
(a.3. Young’s Modulus and the Strength of Perfect Solids)
• Modulus Young/modulus elastis (Y) merupakan ukuran kekakuan dan

kekuatan teoritis suatu material (Young’s modulus/elastic modulus (Y) is a measure
of the stiffness and theoretical strength of a material) Tegangan
Regangan (strain)
(stress)
𝐹=𝑆0 (𝑟 − 𝑟 0) 𝐹
𝑆 0 (𝑟 − 𝑟 0 )
2
= 2
(attractive 𝑟0 𝑟0
force) Kekakuan ikatan
(stiffness of the
𝐹 𝑚𝑎𝑥
bond) ≈ 𝜎 ¿ 𝑆
(𝑟 − 𝑟 0 ) 𝑆 0
0
= 𝜀
𝑑𝐹 𝑟0 𝑟0 𝑟0

𝐹 (𝑟 )=
𝑑𝐸 (𝑟 ) 𝑆 0 =
𝑑𝑟
𝑑𝑟 ( ) 𝑟=𝑟 0
2
1 𝑑𝐹 1 𝑑 𝐸
(repulsive
force)
𝑌=
𝑟 0 𝑑𝑟 ( ) 𝑟 =𝑟0
=
𝑟 0 𝑑𝑟
2 ( ) 𝑟= 𝑟 0 19

of the stiffness and theoretical strength of a material)
𝑑𝐹
( )
𝑆0=
𝑑𝑟 𝑟=𝑟
0

(attractive
force)

2𝐹 𝑚𝑎𝑥 8𝐹 𝑚𝑎𝑥
𝑆0 ≈ ≈

𝐹 𝑚𝑎𝑥
1.25𝑟 0 −𝑟0 𝑟0

≈ 1.25 𝑟 0
(repulsive
force) 20

of the stiffness and theoretical strength of a material)
2
1 𝑑𝐹 1 𝑑 𝐸
𝑌=
𝑟 0 𝑑𝑟 ( ) 𝑟 =𝑟0
=
𝑟 ( )
0 𝑑𝑟
2
𝑟= 𝑟0

• Kekakuan material berhubungan langsung • Kekuatan teoritis suatu material

dengan lengkungan/bentuk dari kurva energi (Theoretical strength of a material)
vs jarak antaratom (The stiffness of a material is • Kenyataannya: hingga
directly related to the curvature/shape of the energy vs dikarenakan adanya cacat (In
interatomic distance curve) reality: to due to defects)
• Material dengan ikatan yang lebih kuat akan
mempunyai kekakuan yang lebih tinggi
(Materials with stronger bonds will be stiffer than those
with weaker bonds) 21
22
a.4. Energi Permukaan Keramik
(a.4. Surface Energy of Ceramic)
• Energi permukaan, : energi yang dibutuhkan untuk membuat

permukaan baru per unit area (Surface energy, : the amount of energy needed to create
a unit area of new surface)
𝛾 =𝑁 𝑠 𝐸𝑏𝑜𝑛𝑑

• : jumlah ikatan yang terputus per unit area (:

number of bonds broken per unit area)
• Energi permukaan berbanding lurus dengan
kekuatan ikatan (Surface energy is proportional to
the bond strength)
• Orientasi kristalografi menentukan jumlah
ikatan yang terputus (Crystallographic
orientation determines the number of bonds broken)
23
Ikhtisar Materi Minggu 3a
(Summary of Week 3a)
• Secara umum: kekuatan ikatan  titik leleh , ekspansi termal ,

kekakuan , kekuatan teoritis , energi permukaan
• Faktor-faktor lain yang berpengaruh:
- Kovalen karakter pada ikatan ionik yang menurunkan titik leleh
- Tumpukan atom mempengaruhi ekspansi termal
- Kecacatan yang menurunkan kekuatan
- Orientasi kristalografi yang mempengaruhi energi permukaan
24
25
Pendahuluan-3b
(Introduction-3b)
“One of the basic rules of the universe is that

NOTHING IS PERFECT”
~Stephen Hawking~
Kecacatan pada kristal

(Defects on crystals)
Cacat titik: titik kisi Cacat garis: distorsi kisi Cacat bidang:
(Point defect: lattice point) (Linear defect: lattice distortion) ketidaksempurnaan
permukaan (Planar
defect: surface 26
b.1. Cacat Titik pada Keramik
(b.1. Point Defects in Ceramic)
Cacat kisi (Lattice defects):

• Vakansi/kekosongan (vacancies)
Misplaced atoms • Atom interstisi (interstitial atoms)
Substitutional impurity
Cation interstitial
• Atom salah tempat (misplaced
atoms)
Ketidakmurnian (Impurity):
Interstitial impurity
• Subtitusi (substitutional impurity)
Cation vacancy
• Interstisi (interstitional impurity)
Cacat elektronik (electronic defects):
Anion vacancy • Elektron bebas (free electron)
• Lubang elektron (electron holes)
27
b.1. Notasi Kröger-Vink
(b.1. Kröger-Vink Notation)
Notasi untuk menunjukkan cacat titik pada kristal
Spesi yang terlibat Muatan elektrik efektif

(Species involved) (Effective electric charge)
• Atom  Si, Al, O, C, … = muatan asli spesies – muatan yang
• Vakansi  v 𝐶 seharusnya menempati situs tersebut
𝑀

• Interstisi  i 𝑆 di kristal sempurna
• Elektron  e Tanda:
• Lubang elektron  h untuk muatan negatif
• untuk muatan positif
Situs kisi yang ditempati oleh x untuk muatan nol
spesi (Lattice site occupied by the species)
28
b.1. Notasi Kröger-Vink
(b.1. Kröger-Vink Notation)
Mg 2+ M=S

𝐶 S=O
𝑀

O2-
𝑆 C = -2 – (-2) = 0
M = Mg

K+ Notasi:
S=i
S2- C = +2 – (0) = +2
Notasi:
M = vakansi (v)

M=v

S=O S = Mg M=K

C = 0 – (-2) = +2 C = 0 – (+2) = -2 S = Mg
Notasi: Notasi: C = +1 – (+2) = -1
Notasi:
29
b.1. Pembentukan Cacat Titik pada Keramik
(b.1. Formation of Point Defects in Ceramic)
• Perubahan
energi bebas Gibbs saat pembentukan cacat (Gibbs free energy
change associated with the formation of defects):
∆ 𝐺 𝑑 =∆ 𝐻 𝑑 −𝑇 ∆ 𝑆𝑑
• Proses pembentukan cacat merupakan proses endotermik  (The formation

of defects is an endothermic process)
• Pembentukan cacat meningkatkan entropi sistem  (The formation of defects
increases the entropy of the system)
• Energi bebas sistem tersebut akan turun dan secara termodinamika akan
lebih stabil (Consequently, the free energy of the system will decrease and it is
thermodynamically more stable)
• Konsentrasi cacat, , meningkat secara eksponensial terhadap temperatur
𝑛𝑒𝑞 − ∆ 𝐺𝑑
(The concentration of the defects increases exponentially with temperature)
𝑁
≈ 𝑒𝑥𝑝 (
𝑘𝑇 ) 30
b.1. Reaksi Cacat pada Keramik
(b.1. Defect Reactions in Ceramic)
• Pembentukan cacat titik dapat dijelaskan sebagai reaksi kimia (The formation of point
defects can be described by chemical reactions)
• Kondisi-kondisi dalam pembentukan cacat (The rules on the formation of defects):
o Keseimbangan massa: massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Vakansi
mempunyai massa sebesar nol (Mass balance: mass cannot be created or destroyed. Vacancies
have zero mass)
o Elektronetralitas/kenetralan muatan: muatan tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan (Electroneutrality/charge neutrality: charge cannot be created or destroyed)
o Menjaga rasio situs-situs kation dan anion: apabila satu situs kisi sebuah
komponen diciptakan atau dimusnahkan, maka sejumlah situs kisi komponen
lainnya juga harus diciptakan atau dimusnahkan. Misal: untuk oksida M2O, rasio
situs-situs kation dan anion harus selalu dijaga 2:1 (Preservation of cation and anion site
ratio: if a lattice site of a constituent is created or destroyed, the corresponding number of lattice sites of
the other constituents must be simultaneously created or destroyed. E.g.: for M2O oxide, the cation and
anion site ratio must be maintained at 2:1)
31
• Cacat stoikiometri (stoichiometric defect) Untuk kristal murni

• Cacat nonstoikiometri (non-stoichiometric defect) (For pure crystals)
• Cacat ekstrinsik (extrinsic defect) Untuk kristal mengandung pengotor
(For crystals with impurities)
32
b.1. Cacat Stoikiometri
(b.1. Stoichiometric Defect)
Reaksi pembentukan cacat tidak merubah komposisi kimia dari kristal

(The defect formation reaction does not change the stoichiometry of the crystal)
• Cacat Schottky: kation dan

anion meninggalkan situsnya
di bagian dalam kristal dan
berpindah ke permukaan
Schottky defect
kristal  pasangan vakansi-
kation dan vakansi-anion
(Schottky defects: cations and anions
leave their sites in the interior of the
Frenkel defect crystal and incorporated on the external
surface  cation-vacancy anion vacancy
Untuk oksida MaOb pair)
E.g. for Al2O3:
∅ ( 𝑁𝑢𝑙𝑙 𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑟𝑦𝑠𝑡𝑎𝑙 ) ⇒ 𝑎 𝑣 𝑏𝑀− +𝑏 𝑣𝑂𝑎+¿¿ 33

• Cacat Frenkel: ion berpindah

dari situs kisinya ke situs
interstisi  pasangan vakansi
interstisi (Frenkel defects: ions
Schottky defect migrate from their lattice sites to the
interstitial sites  vacancy interstitial
pair)
E.g. for oxygen:

Frenkel defect
34

• Atom salah tempat: atom menempati situs kisi atom lainnya (Misplaced
atoms: atom occupies the lattice site of another atom)
 Hanya ditemukan di keramik kovalen seperti SiC
Si C Si C
𝐶 𝐶 + 𝑆𝑖 𝑆𝑖 ⇒ 𝑆𝑖 𝐶 +𝐶 𝑆𝑖
C C C Si
Si Si Si C
35

36
b.1. Cacat Nonstoikiometri
(b.1. Non-Stoichiometric Defect)
Reaksi pembentukan cacat merubah komposisi kimia dari kristal

(The defect formation reaction changes the stoichiometry of the crystal)
• Contoh #1: reaksi nonstoikiometri pada tekanan parsial oksigen yang

rendah (Example #1: non-stoichiometric reaction at low oxygen partial pressure)
M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2-
O2- M2+ O2- M2+ O2- M2+ M2+ ½ O2
M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2-
1𝑥 •• ′
Elektron bebas
𝑂 ⇒ 𝑂 2 ( 𝑔 ) + 𝑣 𝑂 +2 𝑒
𝑂
2 (Free electrons)
37

• Contoh #2: reaksi nonstoikiometri pada tekanan parsial oksigen yang

tinggi (Example #1: non-stoichiometric reaction at high oxygen partial pressure)
M2+ O2- M2+ O2- M2+ 2-O2- M2+ O2-
½ O2 O 2+
O2- M2+ O2- M2+ O M
2- O2- M2+
M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2- M2+ O2-
1 ′′ • Lubang elektron
𝑂2 ( 𝑔 ) ⇒ 𝑂𝑖 + 2 h
2 (Electron holes)
38

• Contoh #3: salah satu ion di material memiliki elektron valensi lebih
dari satu -FeO- (Example #3: one of the ion in the material has more that one valence
states)
Satu vakansi Fe2+ untuk setiap
2 Fe3+ yang terbentuk
(One Fe2+ vacancy for every two Fe3+ ions
that are formed)
Fe1-xO
Komposisi bergantung temperatur
dan tekanan oksigen di lingkungan
39

40
b.1. Cacat Ekstrinsik
(b.1. Extrinsic Defect)
Reaksi pembentukan cacat karena keberadaan unsur pengotor (The

defect formation reaction due to the presence of impurities)
• Pengotor tidak dapat dihindari dan sering muncul di saat pemrosesan

material (Impurities cannot be avoided and often arise during the material processing)
• Sifat-sifat keramik, terutama sifat elektrik dan optik, sering
didominasi oleh kehadiran pengotor tersebut (The properties of ceramic,
especially electrical and optical, are often dominated by the presence of these impurities)
Bagaimana reaksi inkorporasi cacat oleh pengotor?

(How is the defect incorporation reaction due to impurities?)
41

Dapat berupa subtitusi
maupun interstisi
Misplaced atoms (The impurities might presence as
Substitutional impurity substitution or interstitial)
Cation interstitial
Subtitusi terjadi antara kation
Interstitial impurity dengan kation dan anion
Cation vacancy dengan anion
(Cations substitute for cations and anions
for anions)
Anion vacancy
42

Teknik pembukuan untuk memahami reaksi inkorporasi cacat karena pengotor

(Bookkeeping technique to understand defect incorporation reaction due to impurities)
Contoh #1: adanya CaCl2 di NaCl Contoh #2: adanya Contoh #3: adanya
(Example #1: the presence of CaCl2 in NaCl) Al2O3 di MgO MgO di Al2O3
(Example #2: the presence (Example #3: the presence
Kemungkinan 1 Kemungkinan 2 of Al2O3 in MgO) of MgO in Al2O3)
Host
crystal
43
44
b.2. Cacat Garis pada Keramik
(b.2. Linear Defects in Ceramic)
• Pada slide 20: kekuatan asli suatu material padat 10-100 kali lebih
kecil dibandingkan kekuatan teoritisnya karena adanya cacat (Actual
strength of a solid is 10-100 times smaller than the theoretical strength due to the presence of
defects)
• Deformasi plastis lebih mudah terjadi karena adanya pergerakan cacat
garis yang disebut dislokasi (Plastic deformation is promoted due to the motion of
linear defects known as dislocation)
Edge dislocation: extra half-plane of atoms in Screw dislocation 45

b.2. Cacat Garis pada Keramik
(b.2. Linear Defects in Ceramic)
Pada padatan ionik: dislokasi Pada padatan kovalen tetrahedral:

cukup kompleks untuk menjaga dislokasi membentuk ikatan kaku
elektronetralitas (On ionic solid:  sangat tahan terhadap tegangan
dislocation is quite complex due to the need geser (On solid with tetrahedral covalent
to maintain electroneutrality) bonding: dislocation forms rigid bonds 
highly resistant to shear stress)
Two extra half-planes are necessary 46

47
b.3. Cacat Bidang pada Keramik
(b.3. Planar Defects in Ceramic)
• Cacat bidang: batas butir dan permukaan bebas (Planar defects: grain boundaries
and free surface)
• Batas butir adalah batas antar 2 butiran  batas homofasa dan heterofasa
(A grain boundary is the interface between 2 grains  homophase and heterophase boundary)
• Struktur batas butir:
Low-angle grain boundary: arrays Special grain boundary Random grain boundary
of dislocations separated by areas of (majority)
48
strained lattice
b.3. Cacat Bidang pada Keramik
(b.3. Planar Defects in Ceramic)
• Pengotor cenderung untuk tersegregasi pada batas butir (Impurities tend to be

segregated at grain boundaries)
• Batas butir adalah daerah yang tidak teratur sehingga bisa
mengakomodasi ion dengan berbagai ukuran dibandingkan dengan area
butiran (Grain boundaries are regions of disorder, thus they can accommodate different-sized ions
as compared to the bulk)
• Semakin besar perbedaan jari-jari antara pengotor dan elemen utama,
semakin besar kecenderungan untuk segregasi (The larger the radii differences
between impurity and main element, the greater the driving force for segregation)
• Komposisi kimia pada batas butir bisa jadi cukup berbeda dengan
komposisi di tengah butiran (The chemistry on the grain boundaries can be quite different
than the chemistry in the bulk)
49
Ikhtisar Materi Minggu 3b
(Summary of Week 3b)
• Bentuk cacat titik pada keramik: vakansi, interstisi, atom salah tempat,
cacat ketidakmurnian, dan cacat elektronik
• Konsentrasi cacat meningkat secara eksponensial dengan temperatur
• Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi dalam pembentukan cacat:
keseimbangan massa, elektronetralitas, dan rasio situs-situs kation dan
anion
• Cacat stoikiometri: Schottky, Frenkel, dan atom salah tempat
• Cacat nonstoikiometri: material oksida di bawah lingkungan dengan
tekanan parsial oksigen yang rendah dan tinggi, elemen-elemen yang
mempunyai elektron valensi lebih dari satu
• Cacat ekstrinsik disebabkan oleh adanya pengotor
50
Ikhtisar Materi Minggu 3b
(Summary of Week 3b)
• Cacat garis pada material keramik lebih kompleks untuk digambarkan

dibandingkan dengan pada material logam
• Cacat bidang meliputi batas butir dan permukaan bebas
• Pengotor cenderung untuk tersegregasi ke batas butir, sehingga
mengubah komposisi kimia di batas butir
51

3.efek Gaya Antaratom Dan Cacat - MT 2132 - NIK

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

3.efek Gaya Antaratom Dan Cacat - MT 2132 - NIK

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

MT-2132 MATERIAL KERAMIK

3. a. Efek Gaya Antaratom dan Struktur terhadap Sifat Fisik Keramik

Lampung Selatan, 2020

Dr. Nur Istiqomah Khamidy

Gaya tarik-menarik antara berbagai ion dan atom di suatu padatan

Membutuhkan energi panas

• Pada tekanan konstan, suatu zat murni meleleh pada temperatur

• Dari sudut pandang termodinamika, pada tekanan konstan:

∆ 𝐻 𝑚 Derajat ke-tidak-teraturan yang muncul pada sistem selama proses pelelehan

Na+ Cl- Mg2+ O2-

ion Ti > ion Cd

TiO2, 1857 °C CdI2, 387 °C CO2, -57 °C Karakter

• Titik leleh dan stabilitas termal keramik kovalen cukup tinggi 

• Keramik gelas: SiO2, banyak silikat, B2O3, GeO2, and P2O5

• Koefisien ekspansi linear (Coefficient of linear expansion)

• Mengapa ekspansi termal terjadi?

• Ekspansi termal terjadi karena adanya asimetri

• Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspansi termal keramik (Factors

• Modulus Young/modulus elastis (Y) merupakan ukuran kekakuan dan

• Modulus Young/modulus elastis (Y) merupakan ukuran kekakuan dan

• Modulus Young/modulus elastis (Y) merupakan ukuran kekakuan dan

• Kekakuan material berhubungan langsung • Kekuatan teoritis suatu material

• Energi permukaan, : energi yang dibutuhkan untuk membuat

• : jumlah ikatan yang terputus per unit area (:

• Secara umum: kekuatan ikatan  titik leleh , ekspansi termal ,

“One of the basic rules of the universe is that

Kecacatan pada kristal

Cacat kisi (Lattice defects):

Notasi untuk menunjukkan cacat titik pada kristal

Spesi yang terlibat Muatan elektrik efektif

• Proses pembentukan cacat merupakan proses endotermik  (The formation

• Cacat stoikiometri (stoichiometric defect) Untuk kristal murni

Reaksi pembentukan cacat tidak merubah komposisi kimia dari kristal

• Cacat Schottky: kation dan

Reaksi pembentukan cacat tidak merubah komposisi kimia dari kristal

• Cacat Frenkel: ion berpindah

Reaksi pembentukan cacat tidak merubah komposisi kimia dari kristal

• Cacat stoikiometri (stoichiometric defect) Untuk kristal murni

Reaksi pembentukan cacat merubah komposisi kimia dari kristal

• Contoh #1: reaksi nonstoikiometri pada tekanan parsial oksigen yang

Reaksi pembentukan cacat merubah komposisi kimia dari kristal

• Contoh #2: reaksi nonstoikiometri pada tekanan parsial oksigen yang

Reaksi pembentukan cacat merubah komposisi kimia dari kristal

• Cacat stoikiometri (stoichiometric defect) Untuk kristal murni

Reaksi pembentukan cacat karena keberadaan unsur pengotor (The

• Pengotor tidak dapat dihindari dan sering muncul di saat pemrosesan

Bagaimana reaksi inkorporasi cacat oleh pengotor?

Reaksi pembentukan cacat karena keberadaan unsur pengotor (The

Reaksi pembentukan cacat karena keberadaan unsur pengotor (The

Teknik pembukuan untuk memahami reaksi inkorporasi cacat karena pengotor

Edge dislocation: extra half-plane of atoms in Screw dislocation 45

Pada padatan ionik: dislokasi Pada padatan kovalen tetrahedral:

Two extra half-planes are necessary 46

• Pengotor cenderung untuk tersegregasi pada batas butir (Impurities tend to be

• Cacat garis pada material keramik lebih kompleks untuk digambarkan

Anda mungkin juga menyukai