Anda di halaman 1dari 21

Trauma tumpul

abdomen
SUJONO

dr. RANTAPINA KURNIASARI, Sp.B


DEFINISI

Trauma abdomen 

● Penetrating abdominal trauma  clinical signs

● Blunt abdominal trauma  Trauma tidak memberikan kelainan yang

jelas pada permukaan abdomen  sering missed


epidemiology

● 75% kasus trauma tumpul abdomen disebabkan oleh

kecelakaan sepeda motor.

● Lebih sering pada usia tua karena kurangnya pertahanan

atau lemah.

● Solid organs >> hollow viscera.


Mekanisme injuri

● CRUSHING

● SHEARING

● BURSTING

● PENETRATION
etiologi

Trauma tumpul yang terdiri dari:

a. Benturan benda tumpul

b. Trauma kompresi

c. Trauma deselerasi
Tanda dan gejala

● Nyeri ● Kehr’s sign 

● Mual dan muntah tanda patognomonis untuk suatu ruptur

● Darah dan cairan lien dimana darah akan mengiritasi

● Cairan atau udara dibawah diafragma kiri sehingga terjadi nyeri di

diafragma bahu kiri akibat dermatome saraf di

● Penurunan Kesadaran sekitar diafragma adalah sama dengan

● Kerusakan organ dan jejas daerah di bahu kiri.

pada dinding abdomen


Tanda dan gejala (cont.)

● Bila yang terkena organ-organ solid (hati dan lien)  tampak gejala pendarahan 

pucat, anemis bahkan sampai dengan tanda-tanda syok hemoragik.

● Gejala perdarahan di intra peritoneal berupa nyeri, nyeri tekan dan kadang nyeri

lepas, defans muscular, bising usus menurun, dan pada yang kurus akan tampak

perut membesar, dari hasil perkusi ditemukan bunyi pekak.


Diagnosis

Initial resuscitation dan penatalaksanaan pasien trauma berdasarkan pada

protokol Advanced Trauma Life Support. Penilaian awal (Primary survey)

mengikuti pola ABCDE, yaitu Airway, Breathing, Circulation, Disability (status

neurologis), dan Exposure


anamnesis

● Jenis kecelakaan

● mekanisme injuri

● Kecepatan (kendaraan, jatuh)


Pemeriksaan Fisik

Inspeksi abdomen :

- tanda-tanda eksternal dari cedera

perlu diperhatikan : area yang

abrasi dan atau ekimosis.

- ekimosis periumbilikal (Cullen Sign)

dan flank (Gray Turner sign)

menandakan adanya pendarahan

peritoneal.

- “Seatbelt” sign
Pemeriksaan Fisik

Auskultasi abdomen :

● Bruit pada abdomen menandakan adanya penyakit vaskular atau fistula arteriovenosa

traumatik

● bising usus pada rongga thoraks menandakan adanya cedera diafragmatika


Pemeriksaan fisik

Perkusi abdomen :

● bunyi timpani bila dilatasi lambung akut di kuadran atas atau bunyi redup bila ada

hemoperitoneum.

● Balance sign  Dull percussion in LUQ  sign of splenic injury


Pemeriksaan fisik

Palpasi abdomen :

● Tenderness

● Rigidity

● Rebound tenderness - Hemoperitoneum


Pemeriksaan lainnya

- Laboratorium - DPL

- Chest x-ray - Diagnostik laparoskopi

- CT scan - Evaluasi saluran urogenital

- USG FAST
Blunt abdominal trauma algorithm
CLINICALLY
STABLE

No Yes

FAST or DPL Unreliable exam or


aspirate abnormal findings?

+ - No Yes

OR Clinical evaluate/observe; consider CT

CT or serial FAST
1. Reevaluate for other sources exams
2. Repeat FAST
+CT
3. DPL (If FAST performed +FAST -FAST
initially)
4. If pelvic Fx, consider
CT Consider D/C
angiography and stabilization
Obs/OR
Fast (focused assessment with sonography for trauma)

Pemeriksaan USG serial umtuk mengetahui (+)/(-) cairan di :

● Daerah anatomis potensial : Perikardium, pleural space, dan Morrison pouch

● Daerah anatomis tertentu : pelvis, posteroinferior thorax, recessus

splenorenal (Koller pouch)


Indikasi FAST

● Trauma tumpul abdomen

● Trauma tembus abdomen dan atau thoraks

● Hipotensi yang tidak dapat dijelaskan

● Evaluasi pasien hamil yang mengalami trauma

● Dyspnea akut dengan kecurigaan efusi pleura/perikardium


Penatalaksanaan

 Bed rest, puasa

 IVFD

 Antibiotik profilaksis

 Pasang NGT, DC

 Monitoring : KU, Tanda-tanda vital, lingkar abdomen, isi NGT, produksi urine, Hb serial tiap 1 –

2 jam
Penatalaksanaan

 Bila dalam 2 x 24 jam keadaan baik (stabil)  NGT di klem, dengan

kelanjutan diet halus, dan mobilisasi

 Bila terdapat tensi turun, nadi meningkat, suhu meningkat, RR

meningkat, muntah  kita harus memikirkan adanya perforasi atau

peritonitis

 Bila ada tanda – tanda peritonitis, atau internal bleeding maka harus

dilakukan laparotomi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai