Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3 GERONTIK

KELOMPOK 3

AULIA FRADINTA
MIA AUDINA
ZAHWA RANDA SHALSABILA
VEGA YAMAHA
TASYA AULIA FITRI
RIZKY PUTRI ARINANDA
MUHAMMAD RIFALDI
DEDI ISMATULLAH
BELIA BETARI
MUHAMMAD ADIL FARHAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk,
gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional. WHO menyebutkan bahwa usia 60
tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
KAKEK-
KAKEK
KEKAR DAN
LUWES UMUR
70 TAHUN
PERAN PERAWAT GERONTIK
Umumnya, saat memasuki usia lanjut seseorang akan mengalami perubahan seiring berjalannya
waktu. Baik secara psikologis maupun fisik. Orang yang sudah lanjut usia rentan mengalami
gangguan kesehatan. Secara alami tubuh manusia akan mengalami penurunan fungsi. Salah
satunya adalah penurunan kekuatan pada tubuh. Umumnya, masalah yang dimiliki oleh para
lansia adalah sakit punggung, pinggang, bahkan masalah pada otot. Namun, berbeda dengan para
kakek asal Hangzhou yang membuktikan lansia juga bisa memiliki tubuh yang sehat.
Peran dan fungsi Keperawatan Gerontik
1. Sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan secara langsung
2. Sebagai pendidik klien lansia
3. Sebagai motivator klien lansia
4. Sebagai advokasi klien lansia
5. Sebagai konselor atau memberi konseling pada klien lansia
TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN PADA LANSIA

Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan sosial, kesehatan, perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.
Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga
terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu penyakit atau
gangguan, masih dapat mempertahankan kemandirian yang optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang berada dalam fase
terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian dengan tenang dan bermartabat.
Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan sosial lansia, pusat informasi pelayanan
sosial lansia, dan pusat pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.
PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA
a. Pendekatan Fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan sebagaimana
yang dimaksud dalam kasus kakek kakek berotot ini. Pendekatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi 2
bagian :
1) Klien lansia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain
sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri
2) Klien lansia yang pasif, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. perawat harus mengetahui dasar perawatan
klien lansia ini. terutama yang berkaitan dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatan
b. Pendekatan Psikologis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia. perawat dapat berperan
sebagai pendukung terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab. Perawat harus
selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik, dan service. Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan, perawat biasa melakukannya secara perlahan dan bertahap.
c. Pendekatan sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial.
Ciptakan hubungan sosial, beri kesempatan seluas-luasnya pada lansia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan
rekreasi.
PERUBAHAN PROSES MENUA LANSIA
1. Perubahan Fisik 3. Perubahan Kognitif

a. Sistem Indra a. Memory (Daya ingat,


Ingatan)
b. Sistem Intergumen
b. IQ (Intellegent Quocient)
c. Sistem Muskuloskeletal
c. Kemampuan Belajar
d. Kartilago
(Learning)
e. Tulang
d. Kemampuan Pemahaman
f. Otot (Comprehension)
g. Sendi e. Pemecahan Masalah
(Problem Solving)

2. Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi f. Pengambilan Keputusan


(Decission Making)
h. Sistem kardiovaskuler
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
i. Sistem respirasi
h. Kinerja (Performance)
j. Pencernaan dan Metabolisme
i. Motivasi
k. Sistem perkemihan
l. Sistem saraf
m. Sistem reproduksi
PERUBAHAN CEPAT LANSIA

Penelitian banyak menemukan bahwa volume otak menurun seiring bertambahnya usia dan kecepatan rata2 turun
5%. Volume dan berat setelah menginjak usia 40 th.
Perubahan terjadi beberapa tingkat dari molekul sampai bentuk morfologinya membuat kejadian stroke dan
demensia terjadi semakin sering juga penurunan ingatan karena adanya perubahan hormon dan senyawa2 disebut
neurotransmitter
Diperkirakan perubahan terjadi pada penuaan otak dalam beberapa bagian
1. Berat otak, terjadi penurunan berat otak pada depan dan hipokampus yg mengatur fungsi pikir  
2. Kepadatan permukaan otak, penipisan permukaan otak karena hubungan antar sel yg menjauh menjadikan proses
pikir lambat 
3. Sistem neurotransmitter, semakin tua seseorang neurotransmitter semakin sedikit membuat kesusahan berfikir dan
meningkatkan depresi
CARA MENGATASI PERUBAHAN PSIKOSOSIAL

a. Libatkan keluarga dalam memberikan terapi kepada lansia. edukasi keluarga agar menunjukkan
rasa peduli terhadap lansia dan membuat lansia merasa masih di butuhkan dalam keluarga
tersebut.
b. Berikan lansia terapi membantu pendengaran
c. Ajak lansia untuk tetap bersosialisasi dengan keluarga maupun rekan sejawat dan rekan di
rumah sakit
d. Berikan dukungan ketika lansia malu terhadap kondisi nya karena tidak dapat berkomunikasi
dengan baik dan harus selalu menggunakan alat bantu
PENCEGAHAN COVID-19 PADA LANSIA
1. Tetap tinggal di rumah/panti wreda/senior living dan melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
2. Menjaga jarak (1 meter atau lebih) dengan orang lain, hindari bersentuhan, bersalaman atau bercium pipi, serta
jauhi orang sakit.
3. Menjaga kebersihan tangan dengan cara sering cuci tangan dengan sabun atau dengan hand sanitizer, serta
hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
4. Lansia maupun pendamping selalu memakai masker.
5. Bila batuk atau bersin, tutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu.
6. Istirahat dan tidur yang cukup, minimal 6-8 jam sehari atau lebih.
7. Menjaga lingkungan tempat tinggal agar sirkulasi udara baik dan terpapar sinar matahari.
8. Makan makanan dengan gizi seimbang (cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral). Selain itu
minum yang cukup, dan bila diperlukan minum multi vitamin serta hindari dan hentikan merokok.
9. Melakukan aktivitas fisik yang cukup di rumah, seperti olahraga ringan didalam rumah menggunakan video
tutorial, mengurus tanaman disekitar rumah sambil berjemur di pagi hari, membuat kreativitas tangan untuk
melatih motorik, membaca buku dan mengisi teka teki silang untuk mencegah penurunan kognisi, beribadah,
memasak makanan yang disukai atau aktivitas lain yang menyenangkan.
10. Jauhi keramaian, perkumpulan dan kegiatan sosial, seperti arisan, reuni, rekreasi, pergi berbelanja dan lain-
lain.
11. Menjaga kesehatan jiwa dan psikososial lansia dengan cara menghindari berita/informasi yang memancing
rasa khawatir berlebihan, dan lebih banyak mengakses berita/informasi positif yang memberi sugesti dan
keyakinan baik serta membangkitkan optimisme. Selain itu tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan
anak, cucu dan kerabat lain maupun teman melalui komunikasi jarak jauh, atau mengatur jadwal kunjungan
dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penularan.
12. Lansia yang mempunyai penyakit kronis (seperti Hipertensi, Diabetes atau penyakit menahun lainya) dapat
melakukan pemantauan kesehatan mandiri di rumah menggunakan alat kesehatan sederhana, seperti alat
tensimeter digital, thermometer digital, alat cek darah sederhana. Selain itu pastikan obat-obatan rutin yang harus
diminum setiap hari dalam jangka waktu lama tetap cukup persediaannya di rumah.
13. Lansia dianjurkan untuk tidak pergi berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit, kecuali mengalami tanda-
tanda kegawatdaruratan :
• Perubahan kesadaran (bicara meracau, tidak nyambung, lebih sering mengantuk, tiba-tiba mengompol).
• Nyeri dada yang memberat.
• Diare, muntah-muntah, tidak mau makan, lemas yang memberat, demam tinggi ≥ 38 C.
• Jatuh yang menyebabkan nyeri hebat/kecurigaan patah tulang/ pingsan.
• Nyeri yang memberat.
• Perdarahan yang sukar berhenti.
• Sesak napas yang memberat.
• Gangguan saraf mendadak (kelemahan anggota badan, sakit kepala hebat, bicara pelo, kejang).
DUKUNGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT PADA LANSIA SELAMA COVID-19
• Memberikan pemahaman kepada Lansia (dan pendamping Lansia) mengenai pandemi Covid19 dengan sabar
dan sesuai dengan kemampuan Lansia menangkap informasi: menggunakan bahasa yang dipahami Lansia,
menggunakan alat bantu seperti foto/gambar/video mengenai pandemi Covid-19, memberikan informasi yang
berimbang dan menanamkan semangat optimis dan positif. Perhatikan bila lansia mengalami masalah
pendengaran, perlu dilakukan cara khusus agar pesan diterima dengan baik.
• Apabila Lansia memiliki pendamping Lansia yang bukan anggota keluarga, pastikan jadwal jaganya tetap
berlanjut, tekankan penerapan protokol pencegahan penularan dengan ketat.
• Pastikan ketersediaan masker, sabun, alat-alat disinfektan untuk kebersihan tempat tinggal Lansia
• Pastikan ketersediaan makanan bergizi dan kalau perlu minum multivitamin bagi Lansia dan pendamping
Lansia
• Jadilah pendengar yang baik apabila Lansia membutuhkan teman bercerita. Arahkan untuk bercerita mengenai
hal-hal yang menyenangkan dan positif. Sambil tetap memperhatikan jarak fisik.
• Bila mungkin dapat mengajarkan Lansia cara menggunakan alat komunikasi jarak jauh seperti telepon selular,
serta menggunakan sarana pertemuan virtual seperti video call menggunakan aplikasi zoom, skype, cisco webex
dan lainnya.
• Ajak, temani dan dukung lansia untuk melakukan senam atau latihan fisik dengan memanfaatkan video tutorial
senam dan sejenisnya.
• Ketahui hobi Lansia dan fasilitasi Lansia agar dapat melakukan hobinya didalam rumah atau di
sekeliling/halaman rumah.
LANSIA YANG TINGGAL SENDIRI
Apabila Lansia tinggal sendiri:
a) Buatlah jadwal tetap kontak per hari menggunakan alat komunikasi jarak jauh, agar keluarga dapat tetap
memantau Lansia secara teratur,
b) Keluarga dapat mengkontak ketua RT/RW setempat untuk minta dibantu memantau,
c) Penuhilah kebutuhan dasar Lansia (sandang, pangan, papan), dan kebutuhan preventif lansia terhadap Covid-
19, dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penularan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai