Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

AIDS

KELOMPOK 8
1. THIENY H.I. MUMEKH
2. RUHAYA ASNAWI

3. WANDA A. ALULU
PENGERTIAN HIV/AIDS

HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus


pada manusia yang menyerang system kekebalan tubuh
manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat
menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu
sindroma penyakit yang muncul secara kompleks dalam
waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Kasus HIV pada anak biasanya paling sering ditemukan
akibat transmisi dari ibu yang sudah memiliki HIV ke
anaknya. Kemungkinan besar perpindahan virus ini
terjadi selama proses kehamilan dan juga persalinan.
ETIOLOGI

Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam
kelompok retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem
kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan
seksual, kontaminasi patogen di dalam darah, dan penularan masa perinatal.

Faktor resiko untuk tertular HIV pada bayi dan anak adalah :
 bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual,

 bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti,

 bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya penyalahguna obat intravena,

 bayi atau anak yang mendapat transfusi darah atau produk darah

berulang,
 anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan seksual (perlakuan

salah seksual), dan


 anak remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
Cara Penularan HIV dari ibu kepada bayinya
dapat melalui:
 Dari ibu kepada anak dalam kandungannya

(antepartum)
 Selama persalinan (intrapartum)

 Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu

yang terinfeksi
 Bayi tertular melalui pemberian ASI
PATOFISIOLOGI

 Pada neonatal HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui


penularan transplasental atau perinatal. Setelah virus HIV
masuk ke dalam target ( terutama sel limfosit T ) yang
mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD4. Ia
melepas bungkusnya kemudian mengeluarkan enzim R-tase
yang dibawanya untuk mengubah bentuk RNA-nya menjadi
DNA agar dapat bergabung menyatukan diri dengan DNA
sel target (sel limfosit T helper CD4 dan sel-sel imunologik
lain ) . Dari DNA sel target ini berlangsung seumur hidup. Sel
limfosit T ini dalam tubuh mempunyai mempunyai fungsi
yang penting sebagai daya tahan tubuh. Akibat infeksi ini
fungsi sistem imun (daya tahan tubuh) berkurang atau rusak,
maka fungsi imonologik lain juga mulai terganggu.
Lanjutan….

Empat populasi utama pada kelompok usia pediatrik yang


terkena HIV :
 Bayi yang terinfeksi melalui penularan perinatal dari

ibu yang terinfeksi (disebut juga trasmisi vertikal); hal


ini menimbulkan lebih dari 85% kasus AIDS pada anak-
anak yang berusia kurang dari 13 tahun.
 Anak-anak yang telah menerima produk darah

(terutama anak dengan hemofilia)


 Remaja yang terinfeksi setelah terlibat dalam perilaku

resiko tinggi.
 Bayi yang mendapat ASI ( terutama di negara-negara

berkembang ).
MANIFESTASI KLINIS
 Bayi dan Anak
Bayi yang terinfeksi tidak dapat dikenali secara klinis sampai terjadi penyakit berat atau sampai masalah
kronis seperti diare, gagal tumbuh, atau kandidiasis oral memberi kesan imunodefisiensi yang mendasari.
Kebanyakan anak dengan infeksi HIV-1 terdiagnosis antara umur 2 bulan dan 3 tahun.
Manifestasi klinisnya antara lain :
 Berat badan lahir rendah

 Gagal tumbuh

 Limfadenopati umum

 Hepatosplenomegali

 Sinusitis

 Infeksi saluran pernafasan atas berulang

 Parotitis

 Diare kronik atau kambuhan

 Infeksi bakteri dan virus kambuhan

 Infeksi virus Epstein-Barr persisten

 Sariawan Orofaring

 Trombositopenia

 Infeksi bakteri seperti meningitis

 Pneumonia Interstisial kronik

Lima puluh persen anak-anak dengan infeksi HIV terkena sarafnya yang memanifestasikan dirinya
sebagai ensefalopati progresif, perkembangan yang terhambat, atau hilangnya perkembangan motoris.
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Hidayat (2008) diagnosis HIV dapat


tegakkan dengan menguji HIV. Tes ini meliputi tes
Elisa, latex agglutination dan western blot. Penilaian
Elisa dan latex agglutination dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya infeksi HIV atau tidak, bila
dikatakan positif HIV harus dipastikan dengan tes
western blot. Tes lain adalah dengan cara menguji
antigen HIV, yaitu tes antigen P 24 (polymerase chain
reaction) atau PCR. Bila pemeriksaan pada kulit,
maka dideteksi dengan tes antibodi (biasanya
digunakan pada bayi lahir dengan ibu HIV.
Komplikasi

 Komplikasi
1. Oral Lesi
2. Neurologik
3. Gastrointestinal
4. Respirasi
5. Dermatologik
6. Sensorik
PENATALAKSANAAN
 Perawatan
 Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara
lain:
 Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah
kemungkinan terjadi infeksi
 Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada
 Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid,
yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA
virus, sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
 Mengatasi dampak psikososial
 Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan prosedur
yang dilakukan oleh tenaga medis
 Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu memperhatikan
perlindungan universal (universal precaution)
 Pengobatan
Pengobatan medikamentosa mencakupi pemberian obat-obat profilaksis
infeksi oportunistik yang tingkat morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Riset
yang luas telah dilakukan dan menunjukkan kesimpulan rekomendasi
pemberian kotrimoksasol pada penderita HIV yang berusia kurang dari 12
bulan dan siapapun yang memiliki kadar CD4 < 15% hingga dipastikan
CONTOH ASKEP KASUS PADA ANAK
DENGAN AIDS
Pengkajian
 Biodata

 Identitas Klien

 Nama/Nama panggilan : An.R


 Tempat tanggal lahir/usia : Bekasi ,27 Mei 2005/ 6 bulan 8 hari
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : islam
 Pendidikan : -
 Alamat : Perum Bekasi
 Tanggal masuk : 20 Mei 2011
 Tangal pengkajian : 21 Mei 2011
 Diagnosa Medik : HIV/AIDS
 Rencana therapi : Terapi Infus
Keluhan Utama/Alasan Masuk RS
Orangtua klien mengeluhkan bayinya mengalami diare disertai
dengan demam.

Riwayat Sekarang
 Riwayat Kesehatan Sekarang

Diare dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Mula-mula intensitas


BAB kurang, dan sejak 2 hari yang lalu diare semakin parah
diserta dengan demam, terdapat bercak-bercak terasa gatal
pada kulit, diare diikuti dengan batuk, sesak dan klien tidak
mau menyusu. Dengan alasan tersebut orang tua klien
membawa klien ke RS untuk di periksa.
Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
Pre Natal Care
 Pemeriksaan Kehamilan : 5 kali

 Keluhan ibu selama hamil : Perdarahan : Tidak ada , PHS : Tidak ada

 Infeksi : Tidak ada,

 Mengidam : ibu klien mengatakan pada saat mengandung An.R sering

ngidam, muntah-muntah : ibu klien mengatakan pada saat


mengandung anak An.R ibu klien mengalami muntah-muntah dan
mual
 deman :ibu klien mengatakan pada saat mengandung An.R sering

demam pada malam hari.


 Riwayat : terkena sinar : tidak ada ; terapi obat : ibu klien mengatakan

pada saat hamil sering mengkonsumsi jenis obat antibiotik seperti


amoxicilin,clindamycin.
 Kenaikan BB selama hamil : 3 Kg

 Imunisasi TT : 3 kali

 Golongan darah ibu: A ; Golongan darah ayah : O


Lanjutan…
Natal
 Tempat melahirkan : Klinik

 Lama dan jenis persalinan : Spontan

 Penolong persalinan : di bantu oleh bidan

 Cara untuk memudahkan persalinan : ibu klien mengatakan pada saat

persalian di mudahkan dengan drips


 Komplikasi waktu lahir : robek perineum

Post Natal
 Kondisi bayi : BB lahir: 2,3 gram, PB 45 cm

 Apakah anak mengalami : penyakit kuning: tidak kebiruan:tidak

 Kemerahan: tidak ; Probel menyusui : ( ); BB tidak stabil ( )

Riwayat Kesehatan Keluarga


- Penyakit anggota keluarga : ibu klien positiv HIV
I. Riwayat Imunisasi
Reaksi
N Jenis Waktu
setelah
o Imunisasi Pemberian
Pemberian
1
BCG 1 bulan Demam
.

2 DPT (I, II,


Lupa Demam
. III)

3 Polio (I, II,


- -
. III, IV)

4
Campak - -
.

5
Hepatisi Lupa Lupa
.

Lain-lain
Riwayat Psikososial
 Apakah anak tinggal di : rumah sendiri

 Lingkungan berada di : Perkotaan

 Hubungan antar anggota keluarga : baik

 Pengasuh anak : orang tua

Riwayat Spiritual
 Support system dalam keluarga : sangat baik dan mendukung
 Kegiatan keagamaan : cukup baik
 Reaksi Hospotalisasi

Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap


 Mengapa ibu membawa anaknya ke RS : karena khawatir dan cemas tentang
keadaan anaknya yang demam terus
 Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : sebagaian kecil kondisi

anaknya  dan kelihatannya orang tua  belum mengerti  hal ini dibuktikan
dengan  ekspresi wajah orang tua  dan pertanyaan  yang timbul sekitar
keadaan anaknya
 Bagaimana perasaan orang tua saat ini : cemas, dan kahwatir
I. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi

SEBELUM
KONDISI SAAT SAKIT
SAKIT
1. Selera Baik Kurang
makan
Bubur ASI
2. Menu
makan 1 kali

3. Frekuensi 3 kali -
makan
- -
4. Makanan
disukai - -
5. Makanan
pantangan
-
6. Pembatasa
n pola makan Di bantu ibunya
7. Cara
makan
8. Ritual saat
makan
Riwayat Tumbuh Kembang
 Pertumbuhan Fisik

 Berat badan : BB LAHIR:2 kg; BBmasuk rs: 5 kg


 Tinggi badan : TB LAHIR:45 cm; TB masuk rs: 50 kg
 Waktu tumbuh gigi : pertama belum

Riwayat Nutrisi
 Pemberian ASI

 Pertama kali disusui : 2 jam setelah lahir


 Cara pemberian : setiap kali menangis dan tanpa menagis
 Lama pemberian : 15-20 menit, di berikan pada saat ini

 Pemberian Susu
 Alasan pemberian : -
 Jumlah pemberian : -
 Cara pemberian : langsung dari ASI ibu
B. Cairan
SEBELUM SAAT
KONDISI
SAKIT SAKIT

1. Jenis minuman Asi Asi

2. Frekuensi minum 6 kali 2 kali


3. Kebutuhan tergantung
Tidak ketahui
cairan
4. Cara pemenuhan ASI infus

C. Eliminasi

SEBELUM SAAT
KONDISI
SAKIT SAKIT

1. Tempat Kain/sarung Popok

pembuangan sering sering


2. Frekuensi
2xsehari 4-6
(waktu)
xsehari
3. Konsisten Tidak ada
si encer
Tidak di
4. Kesulitan gunakan tidak
5. Obat ada
pencahar
D. Istirahat &
tidur
SEBELUM SAAT
KONDISI
SAKIT SAKIT

1. Jam tidur
12.00 – 14.00 Jam 14.00-
- Siang
- Malam Jam 20.00- 06.00 15.00
Jam 21.00-7.30

2. Pola tidur Tidur


Tidur dilaksanakan
dilaksanakan
pada siang dan
pada siang dan
malam
malam hari
3. Kebiasaan
sebelum tidur Menyesui Menyesui

4. Kesulitan Gelisah Sering


tidur terbangun
karena
popoknya basah
oleh feses.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum klien

 Tanda-tanda vital :

 Suhu : 38,0 oC
 Nadi : 120 kali/menit
 Respirasi : 28x/menit
 Tekanan Darah : 90/60 mmhg
  

 Antropometri :

 Tinggi badan : 50 cm
 Berat badan : 45 kg
 Lingkar lengan atas : tidak di kaji
 Lingkar kepala : tidak di kaji
 Lingkar dada : tidak di kaji
 Lingkar perut : tidak di kaji
A. DATA FOKUS
Data Subjektif
ü  Keluarga klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan sesak
ü  Keluarga klien mangatakan anaknya demam terus-menerus
ü  Keluarga klien mengatakan muncul bercak-bercak di tubuh anaknya
ü  Keluarga klien mengatakan, klien tidak mau makan/malas makan
ü  Ibu klien mengatakan anaknya susah menelan akibat luka-luka pada
mulutnya
ü  Keluarga klien mengatakan anaknya sering buang air besar dan encer
Data Objektif
ü  Klien selama di RS nampak batuk terus dan gelisah nampak sesak sesak
ü  Klien nampak teraba panas dengan suhu 39 0C,  Nadi       : 120x/m, P :
28x /m dan TD : 95/60 mmHg
ü  Nampak terlihat bercak-bercak dan klien selalu menangis menggaruk
badannya yang gatal.
ü  Klien nampak cengeng bila ingin disusui, berat badan klien turun dari 5
kg menjdi 4 kg.
ü  Klien nampak selalu mengeluh ingin BAB dan diRS terhitung 4-5/hari
ü  Kulit klien nampak kering, nampak cekung pada mata
ANALISA DATA

Data Etilogi Masalah


DS       : Kandidiasis Bersihan jalan nafas
o   Ibu klien mengatakan   tidak efektif
anaknya batuk-batuk  
dan sesak  
DO      : Menginfeksi bronkus
o   Klien selama di RS  
nampak batuk terus dan Aktivitas bronkus
gelisah nampak sesak berkurang
sesak  
o   Tanda-tanda vital:  
  Suhu   : 38,5 º  C Penumpukan sekret
  Nadi    : 120x/m  
  Pernafasan : 28x / m  
  TD    : 95/60 mmHg  
Batuk inefektif
DS       : Kuman mengeluarkan endotoksin Hipertermi
o   Ibu klien mangatakan  
anaknya demam terus-menerus Merangsang pengeluaran zat
DO      : pirogen oleh leukosit pada jaringan
o    Klien nampak teraba yg meradang
panas dengan suhu 38,5 0C,   
Nadi           : 120x/m, P : 28x /  
m dn TD : 95/60 mmHg Melepas zat IL-1,
 
 
prostaglandin E2 (pirogen
leukosi & pirogen endokrin
 
Mencapai hipotalamus (set point)
DS : kandidiasis Perubahan nutrisi
o   ibu klien mengatakan, kurang dari kebutuhan
klien tidak mau makan/malas tubuh
Lesi oral
makan
o   Ibu klien mengatakan
anaknya susah menelan akibat Ketidakmampuan menyusu
luka-luka pada mulutnya
DO :
o   Klien nampak cengeng Perubahan indra pengecap
bila inbin diberi makan dan
porsi makannya tidak habis
serta BB turun menjadi 20 kg Menurunkan keinginan
menyusu
dari 25kg.Inter
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan akumulasi sekret
 Hipertermi berhubungan dengan pelepasan
pyrogen dari hipotalamus sekunder terhadap
reaksi antigen dan antibody
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan kekambuhan
penyakit, diare, kehilangan nafsu makan,
kandidiasis oral
Intervensi
TUJUAN &
DIAGNOSA
KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
HASIL
Bersihan jalan Tujuan : 1. kaji 1. pernapasan
nafas tidak efektif menujukan frekuensi/kedala dangkal dan
berhubungan bersihan jalan man pernapasan dipergerakan dada
tak simetris sering
dengan nafas yang efektif dan gerakan dada
terjadi kerena
akumulasi sekret dgn status:    ketidaknyamanan
pernapasa,kepate 2. Auskultasi area gerakan didinding
nan jalan paru,catat area dada
nafas,serta penurunan/tak 2. penurunan aliran
ventelasi tidak ada aliran darah. udara terjadi pada
terganggu   area kosolidasi
  3. berikan cairan dengan cairan bunyi
napas bronkihaln
Kriteria Hasil : sedikit 2500 ml
dapat juga terjadi
·  menunjukan per pada area
frekuensi irama hari/tawarkan air konsolidas
peranpasan, dan hangat 3.cairan(khusus air
kedalaman hangat) mobilisasi
pernapasan, dgn mengeluarkan
sekret
Lanjutan intervensi ke dua…

Hipertermi Tujuan : 1. pantau suhu 1. suhu 38,9-41,1 c


berhubungan suhu tubuh klien tubuh klien, menunjukan
dengan pelepasan dalam rentang perhatikan proses penyskit
pyrogen dari normal mengigill infeksisus alkut
hipotalamus    
sekunder Kriteria Hasil : 2. pantau suhu 2. suhu
terhadap reaksi · keluhan panas lingkunggan ruangan/jumlah
antigen dan berkurang sesuai indikasi selimut harus di
antibody · kulit tidak teraba   ubah untuk
panas mempertahnkan
suhu mendekati
normal
3. berikan 3. dapat
kompres mandi membantu
hangat mengurangi
beban
Lanjutan intervensi ke tiga
Perubahan nutrisi Tujuan : 1. kaji kemmpuan 1. untuk mengetahui
kurang dari nutrisi adekuat dan mengunya dan kemampuan klien
kebutuhan tubuh masukan cairan menelan mengunya
terpelihara   makanna,lesi pada
berhubungan   mulut,tenggorokan
dengan Kriteria Hasil : dan esofagus dapat
kekambuhan · kemampuan menyebabkan disfagia
penyakit, diare, pemasukan nutruisi 2.auskultasi bising 2.hipermotilitas
kehilangan nafsu adekuat usus saluran intenstinal
makan, kandidiasis Menunjukan   umum terjadi yang di
oral peningkatan berat 3. timbang berat badan hubungkan dengan
badan mencapai rentan sesuai dengan muntah dan diare
yang di harapkan kebutuhan evluasi bb  
Menyiapkan pola diet yang tidak sesui 3. indikator kebutuhan
dengan masukan kalori   nutrisi pemasukan
yang adekuat 4. rencanakan diet yang adekuat
Mual munta berkurang dengan orang terdekat  
selera makn meningkat jika memungkin  
sarankan makanan dari 4. melibatkan klien
rumah dalam rencana
  memberikan perasaan
  kontrol lingkunggan
  dan mungkin
  meningkatkan
  pemasukan
 
IMPLEMENTASI & EVALUASI

Diagnosa
Tanggal/ hari Implementasi Evaluasi
keperawatan
21 Mei 2011 Bersihan jalan nafas 1. Mengatur posisi S:
Pasien mengatakan sekret
tidak efektif klien mulai berkurang
berhubungan    
dengan akumulasi 2. Lakukan teknik O:
a. Pasien tampak lemah
sekret batuk efektif b. BB :31 kg
  c. Mukosa bibir kering
3. Mengobservasi d. Denyut nadi cepat
 
TTV TTV
N : 100x/m
TD :90/60 mmHg
S : 38,6
RR 20x/i
 
e. Turgor kulit jelek
CRT 1. detik
f. Pasien terpasang NaCl
0,9%
 
A : maslah belum teratasi
 
P : intervensi dilanjutkan
Lanjutan Implementasi Ke dua

21 Mei 2011 Hipertermi 1. Melakukan S : pasien


berhubungan kompres hangat mengatakan masih
dengan pelepasan pada lipatan paha demam, haus
pyrogen dari da axila psien  
hipotalamus 2. Mengobservasi  
sekunder terhadap TTV pasien O:
reaksi antigen dan   TTV
antibody 3. Melayani TD : 90/60 mmHg,
pemberian obat Nadi:90x/menit,
parcetamol 500mg suhu: 39ºC.
tablet  
Akral teraba hangat
 
A: masalah belum
teratasi
 
P: intervensi
dilanjutkan
Lanjutan implementasi
21 Mei 2011 Perubahan nutrisi 1 Mengoservasi S:
1. Pasien mengatakan tidak
kurang dari tanda- tanda vital nafsu makan
kebutuhan tubuh   2. Porsi makanan hanya
2. Menentukan IMT dihabiskan 3 sendok
hanya dihabiskan 3 sendok
  3.Masih diare
3. Memonitor turgor  
kulit turgor kulit O:
BB 2 kg
  TB : 45 cm
4. Memonitor IMT : 14,10 (berat badan
adanya mual kurang)
> Lingkar lengan 19 cm
muntah adanya > Turgor kulit jelek
mual-muntah > Konjungtiva anemis
5. Mempertahankan > Bibir kering
 
kecepatan aliran A:
infus masalah teratasi sebagian
   
P:
6. Memonitor intake lanjutkan intervensi
dan output cairan
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai