Anda di halaman 1dari 122

KONTRASEPSI

Titin Dewi SS, S.Tr.Keb, M.Keb


1. KB SUNTIK..
 A. Suntik Progestin

 long-acting progestin: Noretisteron enantat (NETEN)


Noristrat
 Depomedroksi progesterone acetat (DMPA) Depoprovera
INDIKASI
 Hari ke 3-5 hari pasca persalinan,
 segera stlh keguguran,

 Pd masa interval sebelum hari ke-5 haid.


TEKNIK

 M. gluteus maksimus
 M. Deltoideus

 M. vastuslateral

 Sias ke tulang ekor,


1/3 luar
 Bag.otot gluteus medius, kuadran bag.Atas bag. Luar.

 Saraf sciatic : pergerakan kaki : kebas, dan tdk jln sehari


EFEK SAMPING

 gangguan haid : amenorea, menoragia, dan spotting.


KELEBIHAN
 Sgt efektif, Aman.
 Dpt dipakai olh semua perempuan dlm usia reproduksi.

 Kembalinya kesuburan lbh lambat, > 4 bulan.

 Cocok utk masa laktasi krn tdk menekan produksi ASI.


JENIS SUNTIKAN : PROGESTIN
1. Depo medroksiprogesteron asetat (depo proveta) : 150 mg
DMPA, yg diberikan setiap 3 bln IM
2. Depo noretisteron enantat (depo noristerat), : 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap 2 IM.
1. Mencegah ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks shgg kan
Cara Kerja: kemampuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan
atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Keunt
ungan
:

 Sgt efektif, Pencegahan kehamilan jangka pjg.


 Tdk berpengaruh pd hub. suami istri.

 Tdk mengandung estrogen shgg tdk berdampak serius


thdp pny. jantung dan gangguan pembekuan darah.
 Tdk memiliki pengaruh terhadap ASI.
 Sedikit efek samping.

 Dpt digunakan olh perempuan usia > 35 tahun -


perimenopause.
 Membantu mencegah kanker endometrium dan
kehamilan ektopik.
KETERBATASAN:

 gangguan haid
 Tdk haid sama sekali.

 Klien sgt bergantung pd tempat sarana pely. Kshtn.

 Tdk dpt dihentikan sewaktu-waktu sblm suntikan brktnya.

 BB

 Tdk menjamin perlindungan thdp penlrn IMS, Hep B Virus,


infeksi virus HIV
YG DPT MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIKAN
PROGESTIN..

Usia reproduksi.

Nulipara yg tlh memiliki anak.

Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi.

Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yg sesuai.

Stlh melahirkan dan tdk menyusui.

Stlh abortus atau keguguran.

Telah byk anak, ttp blm menghendaki tubektomi.

Perokok..
Tdk dpt memakai kontrasepsi yg mengandung estrogen.

Sering lupa mggnkn pil kontrasepsi.

Anemia defesiensi besi.

Mendekati usia menopause yg tdk mau atau tdk boleh mggkn pil
kontrasepsi kombinasi.
YG TDK BOLEH MGGNKN KONTRASEPSI SUNTIKAN
PROGESTIN

Hamil atau dicurigai hamil : cacat 7/100.000.


Perdarahan pervaginam yg blm jls sebabnya.

Tdk dpt menerima terjadinya gggn haid.

Ca.mamae atau rwyt ca.mamae.

Diab.mellitus disertai komplikasi.


WAKTU MULAI MENGGUNAKAN
KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN
 Setiap saat slm siklus haid, asal ibu tsb tdk hamil.
 ke-1 - ke-7 siklus haid.

 Pd ibu yg tdk haid, injeksi pertama dpt diberikan setiap


saat, asalkan ibu tsb tdk hamil.
 Selama 7 hari stlh suntikan tdk blh melakukan hub.
seksual.
 Ibu yg mggnkn kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mggt dgn kontrasepsi suntikan. Bl ibu tlh mggunkn
kontrasepsi hormonal sblumny scr benar, dan ibu tsb tdk
hamil, suntikan pertama dpt segera diberikan tdk perlu
menunggu-haid berikutnya dtg.
PEMAKAI KONTRASEPSI
SUNTIKAN PROGESTIN

 Setiap tlbt haid hrs dipikirkan adanya kemungkinan


kehamilan.
 Nyeri abdomen yg berat kehamilan ektopik
terganggu.
 Timbulnya abses/perdarahan tmpt injeksi.

 Skt kepala migrain, skt kepala berulang yg berat,


atau kaburnya penglihatan.
 Perdarahan berat yg 2x lebih panjang dr masa haid
atau 2x lebih byk dlm 1periode masa haid.
SUNTIK KOMBINASI
 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol sipionat yg I.M (Cyclofem),
 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat
yg diberikan injeksi I.M sebulan sekali.
CARA KERJA

 Menekan ovulasi
 Membuat lendir serviks mjd kental shgg penetrasi
sperma terganggu
 Perubahan pd endometrium (atrofi) shgg implantasi
terganggu.
 Menghambat transportasi gamet olh tuba
YANG BOLEH MENGGUNAKAN
SUNTIKAN KOMBINASI

 Usia reproduksi
 Tlh memiliki anak, ataupun yg blm memiliki anak
 Ingin mdptkn kontrasepsi dgn efektivitas yg tinggi
 Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
 Pascapersalinan dan tdk menyusui
 Anemia
 Nyeri haid hebat
 Haid teratur
 Riw. kehamilan ektopik
 Sering lp mggnkn pil kontrasepsi.
KONTRAINDIKASI SUNTIK
KOMBINASI:

 Hamil atau diduga hamil.


 Menyusui di <6 minggu pasca persalinan.

 Pendarahan pervaginam yg blm jls penyebabnya.

 Virus hepatitis

 Usia>35 thn yg merokok.

 Riw.peny.jantung, stroke, atau dgn tekanan >180/110 mmHg

 Riw.kelainan tromboemboli atau dgn kencing manis>20 tahun.

 Kelainan pembuluh darah yg menyebabkan migran.

 Keganasan pada payudara.


WAKTU MULAI MENGGUNAKAN
SUNTIKAN KOMBINASI
 Suntikan pertama dpt diberikan dlm waktu 7 hari siklus haid. Tdk
diperlukan kontrasepsi tambahan.
 Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien
tdk blh melakukan hub.seksual selama 7 hari/mggnkn kontrasepsi
lain utk 7 hari
 Bila klien tdk haid, suntikan pertama dpt diberikan setiap saat, asal
saja dpt dipastikan ibu tsb tdk hamil. Klien tidak boleh hub.seksual
utk 7 hr kondom
 Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta blm haid,
suntikan pertama dpt diberikan, asal saja dpt dipastikan tdk hamil.
 Bila pasca persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan
7.
 Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi
suntikan kombinasi.
 Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan
kombinasi dapat diberi.
 Pascakeguguran, suntikan kombinasi dpt segera diberikan atau
dlm waktu 7 hari.
 Ibu yg sedang mggnkn metode kontrasepsi hor.kombinasi.
Selama ibu tsb mggnkn kontrasepsi sebelumnya scr benar,
suntikan kombinasi dpt sgr diberikan tanpa perlu menunggu
haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih
dahulu
CARA PENGGUNAAN SUNTIKAN

 Kombinasi diberikan setiap bulan dgn suntikan


intramuskuler dalam.
 Klien diminta dtg setiap 4 minggu. Suntikan ulang dpt
diberikan 7 hari lebih awal, dgn kemungkinan tjd gggn
perdarahan. Dpt jg diberikan stlh 7 hari dr jadwal yg tlh
ditentukan, asal saja diyakini ibu tsb tdk hamil.
Berhub.seks X
2. IMPLAN

 Efektivitas 5 tahun untuk Norplant,


 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
EFEKTIFITAS

 Nyaman.
 Dpt dipakai olh semua Ibu dlm usia reproduksi.

 Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.

 Kesuburan segera kembali stlh Implan dicabut.

 Efek samping utama brp perdarahan tdk teratur, perdarahan


bercak dan amenorea.
 Aman dipakai pd masa laktasi.
JENIS

1. Indoplant.
 2 batang yg diisi dgn 75 mg levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun.

 Cara kerja :
Lendir serviks menjadi kental. Mggg proses pembentukan
endometrium shgg sulit tjd Implanasi, Mengurangi
transportasi sperma, Menekan ovulasi.
KEUNTUNGAN
 Daya guna tinggi.
 Perlindungan jangka panjang

 Pengembalian tgkt kesuburan yg cpt setelah pencabutan.

 Tdk memerlukan pemeriksaan dlm.

 Bebas dr pengaruh estrogen.

 Tdk mengganggu kegiatan senggama.

 Tdk mggggu ASI.

 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

 Dpt dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.


YG BOLEH MENGGUNAKAN IMPLAN

 Usia reproduksi.
 Tlh memiliki anak/ X

 Menghendaki kontrasepsi yg memiliki efektifitas tinggi


dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.

 Pascapersalinan dan tidak menyusui. Pascakeguguran.

 Tdk menginginkan anak lagi X tdk sterilisasi

 Riwayat kehamilan ektopik.

 TD < 180/110 mmHg

 X mggnkn kontrasepsi hormonal yg mgdg esterogen.

 Sering lupa menggunakan pil.


WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN

 Setiap saat selama siklus haid hari ke-2-ke-7, tdk diperlukan


metode kontrasepsi tambahan.
 Insersi dpt dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tdk tjd
kehamilan. Bila insersi stlh ke-7 siklus haid, klien jgn mlkkn
hub.seks kondom
 Bila klien tdk haid, insersi dpt dilakukan setiap saat, asal sj
diyakini tdk terjadi kehamilan, jgn melakukan hub.seks atau
gunakan metode kontrasepsi lain utk 7 hari saja.
 Bila menyusui antara 6 mggu-6 bulan pascapersalinan,
insersi dpt dilakukan setiap saat.
 Bila stlh 6 minggu mlahirkn dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, ttp jgn
melakukan hub.seks selama 7 hari atau mggnkn alat
kontrasepsi lain utk 7 hari saja.
 Bila klien mggnkn kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dgn Implan, insersi dpt dilakukan setiap
saat, asl sj diyakini klien tsb tdk hamil.
 Bila kontrasepsi sebelumnya kontrasepsi suntikan,
Implan dpt diberikan pd saat jadwal kontrasepsi suntikan
tsb.
TEHNIK INSERSI IMPLANT

 Pemasangan implan dilkkn pd bag.dlm lengan


atas/bawah, kira-kira 6-8cm diatas/dibawah siku,
mllui insisi tunggal. Dlm bentuk kipas dan
dimasukkan tepat di bwh kulit.
3. JENIS MINIPIL

 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel


atau 350 µg noretindron.
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel
CARA KERJA
 Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis streroid seks
di ovarium (tidak begitu kuat).
 Mengentalkan lendir serviks shgg menghambat penetrasi
sperma.
 Mengubah motilitas tuba shgg transfortasi sperma
terganggu.
EFEKTIVITAS MINIPIL

 Sgt efektif bl digunakan scr benar


 Tdk mengganggu hub.seksual

 Tdk mempengaruhi ASI

 Kesuburan cpt kembali.

 Nyaman dan mudah digunakan

 Sdkt efek samping

 Dpt dihentikan setiap saat.

 Tdk mengandung estrogen.


KEUNTUNGAN MINIPIL
 Mengurangi nyeri haid.
 Mengurangi jlh darah haid.

 kan tgk anemia.

 Mencegah kanker endometrium.

 Melindungi dr pny.radang panggul.

 Dpt diberikan pd penderita endometriosis.

 Dpt mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit


kepala, perut kembung, nyeri mamae, nyeri pd betis.
KETERBATASAN MINIPIL

 Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid


 BB

 Hrs dignkn setiap hr diwaktu yg sama.

 Bl lupa 1 pil saja, kegagalan mjd >besar.

 Payudara mjd tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat.

 Ris.kehamilan ektopik cukup (4 dari 100 kehamilan), ttp


risiko ini lebih jk dibandingkan dgn perempuan yg tdk
mggnkn minipil.
 Efektivitasnya menjadi rendah bl digunakan bersamaan dgn
obat tuberkulosis/obat epilepsy.
 Tdk melindungi diri dr IMS atau HIV/AIDS.
INDIKASI
 Usia reproduktif
 Tlh memiliki anak/atau blm memiliki anak

 Menginginkan suatu metode kontrasepsi yg sgt


efektif slm periode menyusui.
 Pascapersalinan dan tdk menyusui.

 Keguguran.

 Perokok sgl usia.

 Mempunyai td selama <180/110 mmHg

 Tdk blh mggnkn estrogen


KONTRA INDIKASI
 Hamil atau diduga hamil.
 Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

 Tdk dpt menerima terjadinya gggn haid.

 Mggnkn obat tuberkolosis (rifampisin)

 Ca.mamae/riwayat ca.mamae.

 Sering lupa menggunakan pil.

 Miom uterus.

 Riwayat stroke spasme pembuluh darah.


WAKTU MULAI MENGGUNAKAN
MINIPIL

 Mulai hari ke-1 -ke-5 siklus haid.


 Tdk diperlukan pencegahan dgn kontrasepsi lain.
 Dpt digunakan setiap saat, Bila menggunakannya stlh
hari ke-5 siklus haid, jgn melakukan hub.seks selama 2
hari
 Bl klien amenorea, minipil dpt dignkn setiap saat, asal
saja diyakini tdk hamil. Jgn melakukan hub.seks selama
2 hari/mggnkn metode kontrasepsi lain untuk 2 hari
saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan
pascapersalinan dan tdk haid, minipil dpt dimulai setiap
saat. tdk memerlukan metode kontrasepsi tambahan
(menyusui penuh)
 Bila kontrasepsi yg sebelumnya : kontrasepsi suntikan, minipil
diberikan pd jadwal suntikan berikutnya. Tdk diperlukan
penggunaan metode kontrasepsi yg lain.
 Bl kontrasepsi sebelumnya : kontrasepsi nonhormonal dan ibu tsb
ingin menggantinya dgn minipil, minipil diberikan pd hari 1-5
siklus haid dan tdk memerlukan kontrasepsi lain.
 Bl kontrasepsi sebelumnya yg digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yg mengandung hormon), minipil dpt diberikan pd hari 1-5
siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR.
PIL KOMBINASI
 estrogen maupun progestin sinetik.
 Pil diminum setiap hari slm 3 minggu, diikuti dgn 1
minggu tanpa pil atau plasebo, pd saat mana suatu
perdarahan surut akan tjd.
 Estrogennya : etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis
0.05; 0,08; atau 0,1 mg per tablet. Progestinnya
bervariasi: yg merupakan androgen, yg merupakan
progesteron, atau mempunyai pengaruh estrogen
instrinsik.
 Efektivitas secara teoritis hampir 100% (tingkat
kehamilan 0,1/100 tahun-wanita).
 Efektivitas pemakaian : 95-98% efektif (tkt
kehamilan 0,7/100 tahun-wanita).
 usia remaja hgg menopouse.

 Mdh dihentikan setiap saat.

 Kesuburan sgr kembali stlh pggnn pil dihentikan.


 Dpt dignkn sbg kontrasepsi darurat.
 Membantu mencegah: Kehamilan ektopik, ca.
ovarium; ca. endometrium, Kista ovarium, Pnykt.
radang panggul, Kelainan jinak pdpayudara,
Disminorea, Acne.
KONTRAINDIKASI PIL KOMBINASI

 Hamil atau dicurigai hamil.


 Menyusui ekslusif.

 Pendarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.

 Penyakit hati akut (Hepatitis).

 Perokok dengan usia > 35 Tahun.

 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/100


mmHg.
 Riwayat gggn faktor pembekuan darah atau kencing manis >20
tahun.
 Ca.payudara/dicurigai kanker payudara.

 Migran dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat efilepsi).

 Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.


JENIS

 Monofasik: pil yg tersedia dlm kemasan 21 tablet


mengandung hormon aktif estrogen/progesteron
(E/P) dlm dosis yg sama, dgn 7 tablet tanpa hormon
aktif.
 Bifasik: pil yg tersedia dlm kemasan 21 tablet mgdg
hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan
dua dosis yg berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
 Trifasik:pil yg tersedia dlm kemasan 21 tablet mgdg
hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dgn 3
dosis yg berbeda, dgn 7 tablet tanpa hormon aktif.
CARA KERJA PIL KOMBINASI

 Menekan ovulasi.
 Mencegah implantasi.

 Lendir serviks mengental shgg sulit dilalui olh sperma.

 Pergerakan tuba terganggu shgg transportasi telur dgn


sendirinya akn terganggu pula.
MANFAAT PIL KOMBINASI

 Memiliki efektivitas yg tinggi (hampir


menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari
 Risiko thdp kesehatan sgt kecil.

 Tdk mengganggu hub.seks

 Siklus haid mjd teratur, banyaknya darah haid


berkurang (mencegah anemia), tdk tjd nyeri
haid.
 Dpt dignkn jangka panjang selama perempuan
masih ingin menggunakannya utk mencegah
kehamilan.
KETERBATASAN

 Mahal dan membosankan karena harus


mggnkn setiap hari.
 Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

 Perdarahan bercak atau perdarahan sela,


terutama 3 bln pertama.
 Pusing.

 Nyeri payudara.

 BB sedikit, jarang pd pil kombinasi.

 X perempuan menyusui
 Dpt meningkatkan TD dan retensi cairan, shgg risiko stroke.
 Pada perempuan usia> 35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
 Tdk mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV,
HIV/AIDS
YANG DAPAT MENGGUNAKAN
KONTRASEPSI PIL KOMBINASI
 Usia Reproduksi
 Tlh memiliki anak ataupun yg belum memiliki anak.

 Gemuk atau kurus.

 Menginginkan metode kontrasepsi dgn efektivitas

 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

 Setelah melahirkan 6 bulan yg tdk memberikan ASI


ekslusif, sdgkan semua cara kontrasepsi yg dianjurkan
tdk cocok bagi ibu tersebut.
 Pascakeguguran.
 Anemia karena haid berlebihan.
 Siklus haid tidak teratur.

 Riwayat kehamilan ektofik.

 Kelainan payudara jinak.

 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh


darah, mata dan saraf.
 Peny.tiroid, peny.radang panggul, endometriosis, atau
tumor ovarium jinak.
 Menderita tuberkolosis (kecuali yg sdg menggunakan
rifampisin)
 Setelah melahirkan : Setelah 6 bulan pemberian ASI
ekslusif, Setelah 3 bulan dan tidak menyusui, Pasca
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari), Bl berhenti
mggnkn kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dpt sgr diberikan tanpa perlu
menunggu haid.
MANFAAT PIL KOMBINASI
 Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari (1
kehamilan per 100 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
 Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

 Tdk mggg hub.seks

 Siklus haid mjd teratur, byknya darah haid berkurang


(mencegah anemia), tdk tjd nyeri haid.
 Siklus haid mjd teratur, byknya darah haid berkurang
(mencegah anemia), tdk tjd nyeri haid.
 Dpt digunakan jangka panjang selama perempuan masih
ingin menggunakannya utk mencegah kehamilan.
 Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan
ingin menggantikan dgn pil kombinasi, pil dpt sgr
diberikan tanpa perlu menunggu haid.
AKDR CU T 380A

 Sgt efektif : 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1


tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
 Dpt efektif sgr stlh pemasangan.

 Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T-380A


dan tidak perlu diganti).
 Sgt efektif krn tdk perlu lg mengingat-ingat.

 Tdk berpengaruh pd hub.suami istri.

 Meningkatkan kenyamanan seksual krn tdk khawatir hamil.

 Sedikit efek samping hormonal dgn Cu T-380A.

 Tdk mempengaruhi kualitas dan volume ASI.


 Dpt dipasang stlh melahirkan atau stlh abortus (apabila tjd
infeksi).
 Dapat digunakan sampai menopause (1 thn /lebih setelah
haid terakhir.
 Tdk ada interaksi dgn obat-obat.

 Membantu mencegah kehamilan.


EFEK SAMPING
 Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan).
 Haid lebih lama dan banyak.

 Saat haid lebih sakit.


MEKANISME KERJA AKDR CUT 380A
 Menghambat kemampuan sperma utk masuk ke tuba
falopii.
 Mempengaruhi fertilisasi sblm ovum mencapai cavum
uteri.
 AKDR CuT 380A bekerja terutama mencegah sperma
dan ovum bertemu.
 Memungkinkan utk mencegah implantasi ovum dalam
uterus.
ANAMNESA RIWAYAT KESEHATAN
REPRODUKSI

 Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola pedarahan


haid.
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir.

 Riwayat kehamilan ektopik.

 Nyeri yg hebat setiap haid.

 Anemia yg berat (Hb < 9 gr% atau hematokrit < 30).

 Riwayat infeksi genital, peny. hub.seks, radang panggul.

 Berganti-ganti pasangan.

 Ca.serviks ditandai sering keputihan, erosi porsio, bila


berhubungan seksual tjd perdarahan.
PALPASI PERUT

 Mengetahui adakah pembesaran hepar, limpa, atau


benjolan lain yang dapat diraba
 Mengetahui apakah rahim ada perbesaran

 Mengetahui apakah ada rasa nyeri waktu diraba


INSPEKSI
 Mengatur posisi klien litotomi dan lakukan inspeksi pd
genitalia eksterna.
 Palpasi kelenjar skene dan bartolini adakah nyeri, ada
pembengkakan merah (bartolinitis).
 Vulvitis, ditandai adanya pembengkakan, kelihatan merah,
gatal pada sekitar labia, nyeri dan panas waktu kencing.
 Kondiloma akuminata disebabkan olh gonorrhea, ditandai
pd daerah labia ada tumor seperti kutil.
 Kondilomatalata disebabkan oleh sifilis ditandai adanya
borok sebesar uang logam, bila ditekan keluar cairan.
 Vaginitis (kolpitis) ditandai adanya secret berbau anyir,
rasa panas dan gatal.
PEMERIKSAAN SPEKULUM
 Melihat scr langsung keadaan vagina dan sekitarnya,
serta erosi porsio.
 Periksa dinding vagina normalnya warna merah jambu,
lipatan memanjang, dan melingkar.
 Inspeksi serviks normalnya warna merah jambu dengan
permukaan licin dilapisi lendir yg jernih agak keputihan,
ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuknya oval.
 Bl ada kelainan sprt adanya erosi, kanker serviks, polip
dan infeksi dalam rahim.
 Pemeriksaan bimanual Tujuannya untuk mengetahui:
 1) Kedudukan rahim antefleksi atau retrofleksi. 2)
Adanya infeksi panggul.
3) Adanya kehamilan.
PENCABUTAN AKDR CUT 380A
 Konseling prapencabutan AKDR CuT 380A Indikasi
pelepasan AKDR CuT 380A.
 Ingin hamil.

 Ingin ganti cara.

 Berdasarkan alasan medis: 1) Nyeri yang berlebihan


waktu haid. 2) Perdarahan banyak waktu haid 4-15 %
penyebab utama.
 Tindakan prapencabutan AKDR CuT 380A
 Persiapan alat-alat untuk pelepasan AKDR CuT 380A.
 Persiapan klien
 Menganjurkan klien untuk kencing dan
membersihkan alat kelamin.
 Mengatur posisi klien litothomi.

 Persiapan Lingkungan : Memasang sampiran,


Ruangan dengan penerangan yang cukup, Menjaga
privasi klien.
PROSEDUR PENCABUTAN AKDR CUT
380A
 Melakukan pemeriksaan bimanual.
 Memasang speculum vagina untuk melihat serviks.

 Mengusap vagina dan serviks dengan larutan.

 Jepit benang yang dekat serviks dengan klem.

 Menarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk


mengeluarkan AKDR CuT 380A.
 Bila benang tdk kelihatan masukkan sonde uterus sesuai dgn posisi
rahim, ukur dalamnya rahim dan putar gagang sonde scr perlahan-
lahan dlm bentuk lingkaran, benturan sonde dgn AKDR CuT 380A
akn terasa bila AKDR CuT 380A ada di dlm. Kemudian sonde
dikeluarkan dan AKDR CuT 380A dikait dgn pengait.
 Tunjukkan AKDR CuT 380A tsb pd klien, kemudian rendam dlm
klorin 0,5%.
 Keluarkan speculum scr hati-hati.
TINDAKAN PASCA PENCABUTAN AKDR
CUT 380A
 Merendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi.
 Buang bahan-bahan yg sdh tdk dipakai lagi (kassa,
sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang sudah
disediakan.
 Celupkan kedua tangan yg masih memakai sarung
tangan ke dlm larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan
dlm keadaan terbalik dan rendam dlm larutan klorin tsb.
 Cuci tangan dgn air dan sabun.

 Amati selama 5 menit sblm memperbolehkan klien


pulang.
KB KONDOM
 Selubung/sarung karet yg terbuat dr
berbagai bahan : lateks (karet), plastik
(vinil)/bahan alami (produksi hewani)
yg dipasang pd penis saat berhubungan.
 Terbuat dr karet sintetis yg tipis,
berbentuk silinder, dgn muaranya
berpinggir tebal, yg digulung berbentuk
rata. Standar kondom dilihat dari
ketebalannya : 0,02 mm.
JENIS KONDOM
 biasa
 berkontur (bergerigi)

 beraroma

 Kondom tdk beraroma.


CARA KERJA KONDOM

Sbg pelindung thdp


Mencegah sperma msk infeksi/transisi
mikroorganisme penyebab
ke saluran reproduksi Sbg alat kontrasepsi. (IMS termasuk HBV dan
wanita. HIV/AIDS) dr 1pasangan
kpd pasangan yg lain.
EFEKTIVITAS KONDOM

 Pemakaian kontrasepsi kondom akn efektif apabila dipakai


secara benar setiap kali berhub. seksual.
 Pemakaian kondom yg tdk konsisten membuat tdk efektif.

 Angka kegagalan : 2-12 kehamilan per 100/ tahun.


MANFAAT KONDOM

 Efektif bila pemakaian benar.


 Tdk mggg produksi ASI.

 Tdk mggg kshtn klien.

 Tdk mempunyai pengaruh sistemik.

 Ekonomis/Murah dan tersedia di berbagai tempat.

 Tdk memerlukan resep dan pemeriksaan khusus

 Metode kontrasepsi sementara


KETERBATASAN KONDOM

 Efektivitas tidak terlalu tinggi.


 Tgkt efektivitas tergantung pd pemakaian kondom
yg benar.
 Adanya pengurangan sensitivitas pada penis.

 Hrs sll tersedia stp kali berhub.seksual.

 Perasaan malu membeli di tpt umum.

 Masalah pembuangan kondom bekas pakai.


PENILAIAN KLIEN

 Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tdk


memerlukan anamnesis/pemeriksaan khusus, ttp
diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun
tertulis.
CARA PENGGUNAAN/INSTRUKSI BAGI
KLIEN
 Gunakan kondom setiap akan melakukan hub. seksual.
 Agr efek kontrasepsinya lbh baik, tambahkan spermisida
ke dlm kondom.
 Jgn menggunakan gigi, benda tajam : pisau, silet,
gunting
 Pemasangan kondom pd saat penis ereksi, tempelkan
ujungnya pd glans penis dan tempatkan bag.penampung
sperma pd ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya
dgn jln menggeser gulungan tsb ke arah pangkal penis.
Pemasangan ini harus dilkkn sebelum penetrasi penis ke
vagina.
 Kondom dilepas sblm penis melembek.
 Pegang bag. pangkal kondom sblm mencabut penis
shgg kondom tdk terlepas pd saat penis dicabut dan
lepaskan kondom di luar vagina agr tdk tjd tumpahan
cairan sperma di sekitar vagina.
 Gunakan kondom hny utk 1kali pakai.

 Buang kondom bekas pakai pd tempat yg aman.

 Sediakan kondom dlm jlh yg cukup di rmh dan jgn


disimpan di tpt yg panas krn hal ini dpt menyebabkan
kondom mjd rusak/robek saat digunakan.
 Jgn gunakan kondom apbl kemasannya robek atau
kondom tampak rapuh/kusut.
 Jgn gunakan minyak goreng/pelumas dr bahan
petrolatum krn akn sgr merusak kondom.
KONDOM WANITA
 Kondom perempuan berbentuk kantung, tabung silinder,
yang tergantung longgar saat terpasang di vagina,
dengan bahan yang tipis (poliuretan), transparan,
panjang 17 cm, diameter 6-7 cm. Bersifat elastis dan
fleksibel, sehingga mudah mengikuti kontur vagina.
Terdapat dua cincin di kedua ujungnya, dibagian dalam
berfungsi saat memasukkan ke dalam vagina, dan bagian
ujung luar yang berfungsi menahan bagian luar. Terdapat
lubrikan di sisi dalam dan luar kondom. Pada ujung
bagian dalam terdapat busa/spons yang berfungsi
menyerap sperma. Biasanya berwarna cerah seperti
merah muda atau bening, ada beberapa jenis kondom
perempuan yang mengandung spermatisida
 Tingkat keefektifan penggunaan kondom perempuan
mencapai 95% bila digunakan dengan benar, beberapa
alasan kegagalan fungsi kondom wanita adalah robekan
pada kondom, kondom tidak digunakan sebelum penis
menyentuh vagina, gagal pmenggunakan kondom setiap
kali berhbungan seksual, kegagalan produksi dari pabrik,
tumpahnya air mani saat melepas kondom dari vagina
 kondom perempuan bisa menjadi alternatif dengan
beberapa keuntungan, metode ini dilakukan oleh pihak
perempuan, dapat dipasang sampai 5 jam sebelum saat
berhubungan seksual serta tidak harus segera dilepas
setelah selesai berhubungan, sehingga diharapkan tidak
mengganggu kenyamanan saat berhubungan seksual. Hal
tersebut karena kondom bersifat tidak konstriktif atau
berkerut, dan juga terasa hangat (sesuai suhu tubuh),
karena bersifat konduktor.
 Cara penggunaan kondom perempuan : 4 1. Buka
bungkusan kondom dengan hati-hati 2. Cincin yang
tertutup berada di sebelah bawah dan ujung yang terbuka
dipegang menggantung 3. Pegang cincin bagian dalam
dengan ibu jari dan jari tengah dan kemudian masukkan
cincin bagian dalam beserta kantongnya kedalam vagina.
4. Letak kondom harus tetap lurus dan tidak boleh
berputar didalam vagina. 5. Cincin bagian luar tetap
berada diluar vagina. 6. Untuk mengeluarkan kondom,
putar cincin bagian luar dengan hati-hati dan kemudian
tarik kondom keluar dan sperma tetap berada di dalam.
7. Setelah pemakaian, dianjurkan kondom tersebut
jangan digunakan lagi
MOW
 Tindakan pd kedua saluran telur yg mengakibatkan
org/pasangan yg bersangkutan tdk akn mdpt keturunan
lagi.
 Kontrasepsi ini utk jangka panjang dan sering :
tubektomi atau sterilisasi
 Prosedur bedah sukarela utk menghentikan fertilitas
(kesuburan seorg perempuan dgn menyumbat/memotong
kedua saluran telur)
MEKANISME KERJA MOW
 Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat, memotong
atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat
bertemu dengan ovum
PERSYARATAN PESERTA KONTRASEPSI
MANTAP

 Syarat sukarela
 Syarat bahagia

 Syarat sehat
KEUNTUNGAN

 Sgt efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan/thn


 Tdk mempengaruhi peroses menyusui (breastfeeding).

 Tdk bergantung pd faktor senggama

 Baik bg klien apbl kehamilan akn mjd risiko yg sgt


serius.
 Pembedahan sederhana, dpt dilkkn dgn anastesi lokal.

 Tdk ada efek samping dlm jangka panjang.

 Tdk ada perubahan dlm fungsi seksual (tdk ada efek pd


produksi hormon ovarium).
 Berkurangnya resiko kangker ovarium.
KERUGIAN

 Hrs dipertimbangkan sft menetap metode kontrasepsi ini.


kecuali dgn rekanalisasi.
 Klien dapat menyesal di kemudian hari.

 Rasa skt/tdk nyaman dlm jangka pendek stlh tindakan.

 Dilakukan olh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis


genokologi utk proses laparoskopi.
 Tdk melindungi diri dr IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.
INDIKASI MOW
 Wanita pada usia >26 tahun.
 Wanita dengan paritas >2.

 Wanita yang yakin telah mempunyai besar keluarga yang


dikehendai.
 Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulkan
resiko yang sangat serius.
 Wanita pasca persalinan.Wanita pasca keguguran.

 Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan


prosedur ini
KONTRA INDIKASI
 Wanita yg hamil.
 Wanita dgn perdarahan pervaginan yg blm jls
penyebabnya.
 Wanita dgn infeksi sistemik atau pelvik yg akut.

 Wanita yg tdk boleh menjalani proses pembedahan.

 Wanita yg belum memberikan persetujuan tertulis.


PERSIAPAN PRE-OPERATIF UNTUK KONTAP
WANITA

 Informed consent.
 Riwayat medis/kesehatan yg meliputi:Penyakit-
penyakit pelvis, Adhesi/perlekatan, Pernah
mengalami operasi abdominal/operasi pelvis,
Riwayat DM, Penyakit paru-paru: asthma,
bronchitis, emphysema, Obesitas
 Pernah mengalami masalah dgn anastesi.

 Penyakit2 perdarahan.

 Alergi.
 Pemerisaan fisik.
 Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap,
Pemeriksaan urine, Pap smear.
EFEK SAMPING
 Pola haid abnormal setelah menggunakan kontap
merupakan tanda dari “post tubal ligation syndrome”.
 Problem psikologis Dinegara maju wanita (usia
WAKTU DILAKUKAN OPERASI
 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini
secara rasional klien tersebut tida hamil.
 Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase
proliferasi).
 Pasca persalinan a) Minilap : di dalam waktu 2 hari atau
setelah 6 minggu atau 12 minggu. b) Laparoskopi : tidak
tepat untuk klien-klien pasca persalinan.
 Pasca keguguran a) Triwulan pertama : dalam waktu 7
hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
atau laparoskopi). b) Triwulan kedua : dalam waktu 7
hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
saja).
MOP
 pemotongan sebagian (0,5cm-1cm) pada vasa deferensia
atau tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan
memotong vas deferen sehingga sperma tidak dapat
lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa,
sehingga tidak terjadi pembuahan, operasi berlangsung
kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat.
 Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh
tubuh, tetapi diserap dan dihancurkan oleh tubuh
JENIS-JENIS METODE OPERASI PRIA
(MOP)
 Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel
Vasectomy) Vasektomi tanpa pisau (diciptakan Key-
Hole), di mana hemostat tajam, untuk menusuk skrotum,
sehingga mampu mengurangi waktu penyembuhan serta
menurunkan kesempatan infeksi (sayatan).
 Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional) Vasektomi
dengan insisi skrotum, dimana dilakukan pembedahan
kecil pada deferensia vasa manusia yang terputus, dan
kemudian diikat / ditutup dengan cara seperti itu untuk
mencegah sperma dari memasuki aliran mani (ejakulasi).
 . Vasektomi semi permanen Vasektomi Semi Permanen
yakni vas deferen yang diikat dan bisa dibuka kembali
untuk berfungsi secara normal kembali dan tergantung
dengan lama tidaknya pengikatan vas deferen, karena
semakin lama vasektomi diikat, maka keberhasilan
semakin kecil, sebab vas deferen yang sudah lama tidak
dilewati sperma akan menganggap sperma adalah benda
asing dan akan menghancurkan benda asing
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
MENGGUNAKAN METODE OPERASI PRIA (MOP
 lebih efektif, aman bagi pengguna, sederhana, waktu
operasi cepat hanya memerlukan waktu 5-10 menit,
menggunakan anestesi lokal, biaya rendah hingga gratis,
secara budaya sangat dianjurkan untuk negara yang
penduduk wanitanya malu ditangani tenaga medis pria.
KERUGIAN KONTRASEPSI MANTAP
PRIA
 rasa nyeri dan tidak nyaman, bengkak, perdarahan atau
infeksi dan tidak memberikan perlindungan terhadap
infeksi menular seksual dan HIV (Mulyani dan Rinawati,
2013). Kontrasepsi mantap pria belum memberikan
perlindungan total sampai semua spermatozoa yang
sudah ada di dalam system reproduksi distal dari tempat
oklusi vas deferens dikeluarkan, sehingga pasien diminta
untuk memakai kondom terlebih dahulu untuk
membersihkan tabung dari sisa sperma yang ada.
Mengetahui yang steril atau tidak, pemeriksaan
mikroskopis biasanya dilakukan 16 minggu setelah
operasi dengan 24 kali ejakulasi
EFEK SAMPING METODE OPERASI PRIA
(MOP)
 sperma yang diproduksi akan kembali diserap tubuh
tanpa menyebab gangguan metabolisme, rasa nyeri atau
ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya
hanya berlangsung beberapi hari, infeksi akibat perawat
bekas operasi yang tidak bagus atau disebabkan karena
dari lingkungan luar bukan dari vasektomi dan
vasektomi tidak berpengaruh terhadap kemampuan laki-
laki untuk melakukan hubungan seksu
INDIKASI
 menunda kehamilan, mengakhiri kesuburan, membatasi
kehamilan dan setiap pria, suami dari suatu pasangan
usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan
tidak ingin menambah anak
KONTRA INDIKASI MOP Y
 infeksi kulit lokal misalnya scabies, infeksi traktus
genetalia, kelainan skrotum atau sekitarnya
(varicocele,hydrocele besar, filariasis, hernia inguinalis,
orchiopexy, luka parut bekas operasi hernia, skrotum
yang sangat tebal), penyakit sistemik (penyakit-penyakit
perdarahan, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner
yang baru) dan riwayat perkawinan, psikologi atau
seksual yang tidak stabil
KOMPLIKASI METODE OPERASI PRIA
(MOP)
 Komplikasi minor : 5% dan 10% pria mengalami
masalah lokal minor setelah prosedur. Setelah efek
anestesia lokal hilang (sekitar dua jam), pasien akan
merasa sedikit tidak nyaman yang biasanya dibantu
dengan mengkonsumsi penghilang rasa sakit ringan
(paracetamol atau aspirin). Sebagian besar pria
menyadari adanya pembengkakan dan memar ringan di
sekitar area operasi yang berlangsung selama beberapa
hari. Terkadang terjadi infeksi dan membutuhkan
antibiotik. Apabila merasakan adanya nyeri, bengkak
atau kemerahan yang menetap, segera hubungi dokter
umum
 Komplikasi mayor : hematoma (terjadi masa bekuan
darah dalam kantong skrotum yang berasal dari
pembuluh darah yang pecah), terapi untuk hematoma
kecil adalah kompres es dan istirahat beberapa hari,
untuk hematoma besar skrotum kembali dibuka, ikat
pembuluh darah dan lakukan drainase. Komplikasi
lainnya yaitu infeksi, sperm granuloma (bocornya
spermatozoa kedalam jaringan sekitarnya). Terapi untuk
granuloma yang kecil adalah kompres es, istirahat
cukup, dan pemberian NSAID, dan untuk granuloma
besar harus dilakukan eksisi menurut Hartanto dalam
Ambarawati (2012).
 hematoma dan infeksi, dengan kejadian rata-rata pada
laporan yang dipublikasikan yaitu sekitar 2% dan 3,4%.
Nyeri testis kronis atau sindrom nyeri post vasektomi
adalah salah satu komplikasi vasektomi postoperatif
yang paling sering dialami oleh pasien post vasektomi.
SYARAT MELAKUKAN METODE
OPERASI PRIA
 Syarat sukarela
 Syarat bahagia dan syarat sehat
. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE
OPERASI PRIA (MOP)
 a. Faktor predisposisi merupakan faktor-faktor pencetus terjadinya suatu penyebab.
Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan dan nila-
nilai. Menurut penelitianAditya dkk (2014) faktor predisposisi pria berpartisipasi dalam
program KB yaitu pengetahuan, sikapa norma sosial, budaya dan sosio demografi
dalam pemilihan kontrasepsi MOP. b. Faktor pendukung merupakan faktor yang ikut
mendorong timbulnya suatu sebab. MenurutAditya dkk (2014) fasilitas dan sarana
kesehatan, jenis alat kontrasepsi pria dan wanita, puskesmas dan mobil KB keliling.
Keterjangkauan akan fasilitas kesehatan, sumber informasi yang mendukung dan sarana
kesehatan yang memadai merupakan faktor pedorong seseorang untuk berperilaku.
Faktor pendorong rendahnya MOP yaitu terbatasnya sosialisasi dan promosi
kontrasepsi pria, terbatasnya akses pelayanan kontrasepsi pria, tingginya harga yang
harus dibayar untuk MOP (Pratiwi dkk, 2017). c. Faktor pendorong adalah faktor yang
berkaitan dengan referensi sikap dan perilaku secara umum. Faktor pendorong terdiri
dari dukungan keluarga, testimoni akseptor vasektomi, peranan Petugas Lapangan
Keluarga Berencana, tokoh masyarakat setempat dan keberadaan kelompok KB pria
yang menjadi referensi perilaku kesehatan masyarakat. Suatu penelitian menunjukkan
Informasi yang diberikan oleh dokter dan perawat mengenai kontrasepsi vasektomi,
dukungan istri dan dukungan teman sangat mendorong pria dalam mengambil
keputusan untuk menggunakan metode kontrasepsi vasektomi (Aditya dkk, 2014).
METODE KALENDER
 usaha untuk mengatur kehamilan dengan menghindari
hubungan badan selama masa subur seorang wanita.
Sebab pembuahan memang hanya terjadi pada saat masa
subur, atau lebih tepatnya 12-24 jam setelah puncak
masa subur (sel telur dilepas). 12-24 jam ini dari masa
hidup sel telur rata-rata.
 Metode ini efektif bila dilakukan secara baik dan benar.
Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan
dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
Berbeda dengan sistem kontrasepsi lainnya, sistem
kalender menjanjikan aneka kelebihan dan karena itu
banyak yang lebih menyukainya. Sebelum menggunakan
metode ini, tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap
wanita tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal
6 kali siklus menstruasi.
 Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada
kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya
mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan
biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari
ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup
selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam,
jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus
dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum
memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan
medik yang jelas tentang cara ini.
 Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi
wanita sehat ada tiga tahapan:
 Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum
ovulasi).
 Fertility phase (masa subur).

 Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah


ovulasi).
 Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus
menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan
jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan
minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian
hitung periode masa subur dengan melihat data yang
telah dicatat.
 Menghitung masa subur dengan siklus haid dan
melakukan pantang berkala atau lebih dikenal dengan
sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode
kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara
tidak melakukan sanggama pada masa subur.
 Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan
suami istri harus mengetahui masa subur. Siklus masa
subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu
pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara mengetahui dan menghitung masa subur
 Bila siklus haid teratur (28 hari) :
a. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
b. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12
jatuh pada tanggal 20 januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari
hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama
harus memakai kondom atau sanggama terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan sperma didalam).
 Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid
saat ini hingga hari pertama haid berikutnya, catat panjang pendeknya.
b. Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari
pertama masa subur.
c. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26 hari dan siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama
haid sampai haid berikutnya)
 Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid.
Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama
terputus.
 Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari risiko kesehatan yang berhubungan dengan
kontrasepsi. Bagi keluarga yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan metode
kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem
kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena metode ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam
menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan
hubungan pada waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan menggunakan kondom pada
saat subur.
 Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif
adalah:
 Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
 Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
 Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
 Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
 Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak
subur menjadi tidak tepat.
 Cara Menghitung Masa Subur:
 Berbagai cara dilakukan untuk mencegah kehamilan
akibat hubungan rutin suami istri. Mulai dari memasang
alat kontrasepsi, minum pil KB, sterilisasi pria
(vasektomi), sterilisasi wanita (tubektomi), hingga cara
tradisional sistem kalender. Cara kalender bisa meleset
karena tingkat ketepatannya hanya 60% sampai 70%.
 Rumus Menghitung Masa Subur Wanita / Perempuan Sistem Kelender :
 Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13

 Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3

 Contoh : Jika hari terakhir mens adalah tangal 10 maka tanggal masa subur
adalah tanggal 23, masa prasubur awal tanggal 20 dan masa prasubur akhir
tanggal 26.
 Agar lebih tepat sebaiknya melakukan pencatatan 6 siklus haid terakhir
untuk menentukan masa prasubur. Kurangi dan tambahkan 3 hari pada siklus
terpendek dan terpanjang dari catatan yang telah dibuat.
 Jadi berhati-hatilah dalam berhubungan suami isteri ketika masa subur istri
tanpa alat kontrasepsi atau teknik KB lainnnya yang dapat mencegah
kehamilan. Pelajari dengan baik sebelum menentukan metode pencegah
kehamilan yang tepat dengan ahli kadungan seperti dokter dan bidan.
 Sistem kalender dalam menentukan masa subur hanya dapat digunakan pada
wanita yang teratur mens 28 sampai 35 hari. Rokok dan gizi buruk juga
mempengaruhi rutinitas keluarnya sel telur.
 Keuntungan  KB kalender
 a) Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan
secara alami dan tanpa biaya sehingga tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk membeli alat kontrasepsi.
 b) Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh
lebih sehat karena bisa dihindari adanya efek sampingan
yang merugikan seperti halnya memakai alat kontrasepsi
lainnya (terutama yang berupa obat).
 Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak
mengurangi kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila
memakai kondom misalnya. Meski tentu saja dilain
pihak dituntut kontrol diri dari pasangan untuk ketat
berpantang selama masa subur.
 Kerugian KB kalender
 Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak
dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti
masa subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan
sebab masa suburpun terjadi secara alami, selain itu kedua pasangan
tidak bisa menikmati hubungan suami istri secara bebas karena ada
aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa berpantang yang cukup
lama dapat membuat pasangan tidak bisa menanti dan melakukan
hubungan pada waktu berpantang.
 Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari
ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari
sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada
wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau
sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan
bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya
karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya
 Indikasi
 Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya
sukar menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya
sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi
pula dapat terjadi variasi.
 fektivitas
 Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka
kegagalan berkisar antara 6 – 42. Metode kalender akan lebih
efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum
menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal
enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih
efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain.
Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney,
metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan
dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan
metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

Anda mungkin juga menyukai