Anda di halaman 1dari 31

REFERAT: TATALAKSANA TRAUMA

AURIKULA
Amanda Pramacitra - C014182146
Ade Nusraya - C014182153
Muhammad Falih Abrar - C014182154

Pembimbing: dr. Ratih


Anatomi Telinga Luar
Anatomi Telinga Luar
Anatomi Telinga Luar
Anatomi Telinga Luar
Fisiologi

1. Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan Tengah


2. Mekanisme Pendengaran Telinga Dalam
Definisi
Merupakan cedera yang terjadi pada aurikula yang disebabkan oleh trauma
tumpul, trauma tajam, maupun cedera akibat paparan suhu.
Etiologi
Kecelakaan saat
Kecelakaan kendaraan berolahraga, seperti Pemasangan anting-
bermotor bertinju, bergulat, atau anting
bela diri

Paparan lingkungan Paparan benda suhu


suhu rendah tinggi seperti air panas
Klasifikasi

Laserasi Hematoma Frosbite Burn


Laserasi
◦ Trauma benda tajam  Laserasi

◦ Pinna tdk putus  sebagian besar dapat


disambung

◦ Terbagi menjadi sbg berikut.


◦ Simple Laceration

◦ Complex Laceration

◦ Partial Avulsion

◦ Total Avulsion
Hematoma
◦ Akumulasi darah antara perikondrium dan
kartilago
Trauma
Benda tumpul Kecelakaan

Rusaknya struktur telinga


Perikondrium Vaskular

Pemisahan Perikondrium dan Kartilago


Ruang Potensial Terbentuk

Darah mengisi ruang potensial


Gangguan Vaskularisasi kartilago Neokartilago

Cauliflower ear
Frost Bite
◦ Letak diluar dan (-)Jaringan adiposa  Frostbite

Trauma
Paparan suhu dingin

Cedera
Sel Gangguan vaskular

Paparan suhu dingin


Vasokonstriksi  Dehidrasi  Cedera Endotel  Trombosis

Iskemia  Nekrosis Jaringan


Auricular Burn
◦ Cedera Thermal/Luka bakar

◦ Terbagi menjadi sbg berikut.

◦ Derajat I  Eritema

 Epidermis Superficial

◦ Derajat II  Bulla

◦ Derajat IIA  Dermis Superficial

◦ Derajat IIB  Dermis Profunda

◦ Derajat III  Eskar

 Jaringan lebih dalam


Diagnosis
Anamnesis:
◦ Riwayat trauma yang diderita oleh pasien
◦ Mekanisme trauma tersebut terjadi.
◦ Trauma aurikular laserasi  riwayat trauma telinga yang disebabkan oleh baik cedera akibat benda tajam
maupun akibat benda tumpul
◦ Trauma aurikular hematom  daun telinga terasa tebal, kadang nyeri
◦ Trauma aurikular frostbite  nyeri pada telinga yang dirasakan ketika telinga memanas kembali
◦ Trauma aurikular akibat luka bakar  nyeri yang bervariasi berdasarkan derajat luka bakar yang diderita
oleh pasien
Pemeriksaan Fisis:
◦ Trauma aurikular laserasi  manifestasi luka robekan yang kedalamannya berbeda-beda.
◦ Trauma aurikular hematoma  menifestasi berupa edema, fluktuatif, dan ekimosis dari pinna
disertai hilangnya batas dari kartilago.
◦ Trauma aurikular frostbite  awalnya dapat dijumpai pucat pada telinga dan kemudian
berwarna sianotik.
◦ Trauma aurikular thermal burn  manifestasi klinis yang berbeda untuk masing-masing
derajat dari luka bakar.
Tatalaksana
Laserasi
◦ Perbaikan, penghentian perdarahan, dan pencegahan infeksi sangat penting dilakukan pada
trauma laserasi aurikular.

◦ Laserasi aurikuler harus dibersihkan dan didebridement sebelum dilakukan perbaikan.

◦ Simple laserasi  ditutup secara primer

◦ Cedera ekstensif  undermining/tunneling, rekonstruksi flap, atau cangkok jaringan

◦ Perbaikan ditutup dengan balutan bertekanan untuk mencegah edema dan pembentukan hematoma, dan
antibiotik yang menembus tulang rawan harus diresepkan.
Hematoma
◦ Evakuasi hematoma  insisi kulit secara paralel terhadap lipatan kulit
aurikuler.

◦ Irigasi hematoma  antibiotik topikal mengurangi kemungkinan infeksi

◦ Splinting setelah drainase dilakukan  mencegah kembalinya akumulasi


hematoma
A, Hematoma dari daun telinga. B, Hematoma diinsisi dan dievakuasi. C, gulungan dental anterior diikat dengan
gulungan dental posterior pada permukaan telinga. D, tampilan pinggir, menunjukkan bagaimana bolster diamankan.
Frosbite

Fase Perawatan
Fase Perawatan di Fase Perawatan
Langsung di RS
Lapangan Pasca-Tindakan
(Penghangatan)
Frosbite
◦ Tatalaksana awal  penghangatan kembali telinga secara cepat hingga
mencapai suhu 40–42°C  15-30 menit
◦ Bulla/Blister non-hemoragik dapat dihilangkan dan pasien diberi analgetik
serta antibiotik.
◦ Aloe vera (sifat antithromboxane) + ibuprofen  membantu memulihkan
sirkulasi
◦ Debridemen yang lebih agresif harus ditunda selama beberapa minggu sampai
demarkasi selesai.
Tahapan Protokol Frostbite:
1. Rujuk pasien ke unit spesialis jika memungkinkan 
2. Hangatkan kembali area yang terluka di dalam air hangat suhu 40–42°C  selama 15 sampai 30
menit.
3. Setelah dilakukan penghangatan, rawat area yang terluka dengan cara: 
a) Lakukan debridemen pada blister-blister putih dan berikan perawatan topikal dengan Aloe vera
(Dermaide aloe) setiap 6 jam, biarkan blister yang hemoragik.
b) Elevasi area yang terkena dengan splinting yang sudah diindikasikan.  
c) Berikan profilaksis antitetanus (toxoid atau Ig).  
d) Analgetik: opioat secara IM atau IV sesuai dengan yang diindikasikan.  
e) Berikan ibuprofen 400 mg oral setiap 12 jam. 
f) Berikan benzyl penicillin 600 mg setiap 6 jam selama 48 sampai 72 jam.  
g) Lakukan terapi hidroterapi setiap hari selama 30 sampai 45 menit di suhu 40°C.  
4. Dokumentasi perawatan luka.
5. Hindari merokok. 
Auricular Burn
◦ ACUTE BURNS tujuan utama untuk mencegah kondiritis suppurative

Pasien tidak boleh baring miring dan kepala harus terangkat agar telinga tidak
menyentuh apapun

Antibiotik tipikal ( silver sulphadizine 1%, sulfamylon, dan silver nitrate 0,3%)
mengurangi kontaminasi luka dan penyembuhan luka
Auricular Burn
◦ Luka bakar derajat I  krim pelembab

◦ Luka bakar derajat II dengan bulla  salep bacitracin.

◦ Luka bakar derajat III  antibiotik topikal (biasanya berbahan dasar perak) dan antibiotik
yang menembus tulang rawan sistemik.

◦ Debridemen dan penutupan awal dengan cangkok kulit harus dipertimbangkan. Rekonstruksi
sekunder biasanya dilakukan kira-kira 1 tahun setelah cedera.
Luka bakar superfisial aurikula yang menunjukkan epidermis yang terkelupas, menunjukkan permukaan
lapisan dermis yang berwarna merah muda mengkilat.
Luka bakar mixed superfisial dan lapisan dermal.
Luka bakar aurikula full-thickness terlihat dari eskar kering dan trombosis vena.
A. Luka bakar yang dalam pada aurikula B. Luka bakar dalam yang tidak di-debridement dan tidak diberikan
penutupan awal pada kartilago sehingga menimbulkan deformitas yang berat.
A. Pasien dengan luka bakar dalam pada telinga setelah debridement B. Lapisan tebal krim antimikrobial
dioleskan pada kassa parafin C. Balutan berkontur dengan wol flavine untuk memediasi perlekatan kulit dan
kartilago.12,13
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai