Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 2

Amalia fatharani muslih 17040152974


Dyah mayangsari 17040150986
Nurul fatma 17040152582
Nurul zuhria yolanda 17040152985
Putri nabila zulvianti 1704015058
Sekar Mufidah Indriana 17040153488
Sarah Rafify 17040152297
Reza Azhari Salim 1704015320
PENETAPAN PARAMETER NON SPESIFIK DAN SPESIFIK
EKSTRAK DAUN SALAM (Syzgium polyanthum)
Klasifikasi tanaman
Klasifikasi Tanaman Salam
Kedudukan tanaman daun Syzygium polyanthum dalam sistematika (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut:
• Kingdom : Plantae
• Super Sivisi : Spermatophyta
• Kelas : Dicotiledoneae
• Ordo : Myrtales
• Famili : Myrtaceae
• Genus : Syzygium
• Species : Syzygium polyanthum (Wight.)

(Ikhwan, 2015).
Pendahuluan
Daun salam merupakan obat tradisional yang berkhasiat sebagai antihiperlipida. Ektrak
Daun Salam terbukti dapat mengurangi kolesterol serum, trigliserida, LDL, dan
meningkatkan kadar HDL secara signifikan dalam hiperkolesterolemia tikus jantan galur
Wistar(Sutrisna, Nuswantoro and Said, 2018).

Hasil skrining fitokimia dari Ektrak Daun Salam terdapat kandungan ; karbohidrat, tannin,
alkaloid, steroid, triterpenoid, flavonoid (Kusuma et al., 2011).

Beberapa senyawa yang diidentifikasi dalam ekstrak daun S. Polyanthum dalam penelitian
ini diketahui senyawa bioaktif dengan kepentingan terapeutik termasuk sebagai
antioksidan yang berfungsi dalam reduksi asam lemak trigliserida dan LDL(Abd Rahim et
al., 2017).
Pada penelitian ini Ektrak Daun Salam perlu dilakukan standardisasi agar diperoleh ekstrak yang
terjamin mutu dan kualitas secara konsisten. Standardisasi dilakukan agar dapat diperoleh bahan
baku yang seragam yang dapat menjamin aktivitas farmakologi tanaman tersebut.

Standardisasi merupakan proses penjaminan produk akhir (simplisia, ekstrak, produk atau produk
herbal) agar mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan (Putranti, Dewi and Widiyastuti, 2018).

Standardisasi parameter non spesifik dan spesifik mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia (FHI)
seperti :
 kadar abu
 kadar air
 kadar sari larut etanol
 kadar sari larut air
 kadar abu tidak larut asam
 analisa kualitatif kuantitatif,
 analisis uji angka lempeng total
 analisis uji angka kapang khamir
 bobot jenis,
 analisa kualitatif (Depkes RI, 2009).
Prosedur penelitian
Dalam penelitian dilakukan beberapa prosedur penelitian diantaranya :
1. Indentifikasi tanaman
2. Pembuatan serbuk simplisia
3. Pembuatan ektrak daun salam
4. Penetapan kadar abu total serbuk dan ekstrak
5. Penetapan kadar abu tidak larut asam serbuk dan ekstrak
6. Penetapan kadar sari larut etanol
7. Penetapan kadar sari larut air
8. Penetapan kadar air
9. Penetapan bobot jenis
10. Penetapan kadar Flavonoid secara kualitatif dan kuantitatif
11. Penetapan angka lempeng total
12. Penetapan angka kapang khamir

Anda mungkin juga menyukai