Anda di halaman 1dari 40

KOMPLIKASI

POST OPERASI KATARAK


Oleh:
Aina Zurohidah Mustakim (6120019028)

Dokter Pembimbing:
dr. Windi Indria Rini, Sp.M

Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Mata


Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2020
PENDAHULUAN
 Yunani (Katarrhakies), Inggris (Cataract), Latin (Cataracta), Indonesia (bular) “ air terjun”
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

 Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa.

2
 Pengobatan katarak: operasi

 Beberapa tekhnik operasi :

ICCE (Intracapsular Cataract Extraction)

ECCE (Extracapsular Cataract Extraction)

SICS (Small Incision Cataract Surgery)

Phacoemulsifikasi.

3
KLASIFIKASI
 Komplikasi awal :
1. Luka yang tidak menutup sempurna
2. Kebocoran aqueus
3. Prolaps iris
4. Striate keratopati
5. Hifema
6. Iridocyclitis
7. Pupil blok dan glaukoma maligna
8. Endoftalmitis akut bakteri

4
 komplikasi akhir :

1. Cystoid makula edema 7. Malposisi dari IOL

2. Kornea edema dan keratopati bulosa 8. Retinal detachment


9. Sindrom sunset
3. Dekompensasi kornea
10.Glaukoma
4. Penebalan atau opasifikasi kapsul lensa posterior.
11.Endoftalmitis kronik
5. Uveitis kronis

5
 Komplikasi dengan tehnik fakoemulsifikasi :

1. Luka yang tidak menutup sempurna 8. TASS (Toxic anterior segment syndrome)

2. Edema kornea 9. Sisa massa lensa / korteks


10.koroid detachment
3. Uveitis
11.ablasio retina
4. atonik pupil
12.endoftalmitis
5. pupillary captured

6. masalah yang berkaitan dengan IOL

7. kekeruhan kapsul posterior

6
ENDOFTALMITIS

7
 Endoftalmitis adalah peradangan dalam bola mata disertai terjadinya abses pada badan kaca.

 Endoftalmitis adalah peradangan dalam bola mata yang melibatkan vitreus dan segmen
depan, namun kenyataannya juga dapat melibatkan koroid maupun retina.

 Pada komplikasi pasca operasi, endoftalmitis merupakan kejadian yang cukup berat dan
jarang sekali visus penderita dapat pulih seperti sebelumnya.

 Berdasarkan penelitian Endopthalmitis Vitrectomy Study (EVS) tahun 1995 :

- endoftalmitis akut terjadi dalam waktu 6 minggu pasca operasi

- endoftalmitis kronis (delayed onset) terjadi lebih dari 6 minggu sampai beberapa bulan
pasca operasi

8
KASIFIKASI DAN JANGKA KEJADIAN
 Endoftalmitis infeksius ( sering terjadi )

1. Opost operasi ( 0,05 – 0,12 % )

2. Post trauma ( 2,4 – 8 % ) Trauma dengan benda asing intra-okuler ( 30 % )

3. Post operasi dengan bleb ( 0,2 – 9,6 5 )

4. Lain – lain : angkat jahitan, keratitis mikrobial, wound leaks, skleritis infeksius

 Endoftalmitis endogen

9
ETIOLOGI
 Endoftalmitis akut: 94% bakteri gram positif yaitu
o staphylococcus epidermidis (70%)

o staphylococcus aureus (20%)

o enterococci (2%)

 Endoftalmitis kronis yaitu


o propionibacterium species (63%)

o candida parapsilosis (16%)

o staphylococcus epidermidis (16%)

o corynebacterium species (5%).

10
ANAMNESIS
 Penurunan penglihatan

 Nyeri

 Kemerahan

 Lakrimasi

 Fotofobia

11
PEMERIKSAAN FISIK
Visus Menurun
 Visus dan refraksi Palpebra Edema, hioeremi

Konjungtiva Hiperemi, kemosis


 Tonometri
Kornea Edema
 Slitlamp biomikroskopi BMD Hipopion

Iris Edema
 Funduskopi
Pupil Yellow reflex

TIO Meningkat/menurun

Funduskopi Vitritir

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah lengkap

 Kultur darah

 USG

 Kultur dan Tes sensitivitas hasil aspirasi BMD dan vitreus

13
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Endoftalmitis tipe ringan (lambat)

- Nyeri ringan

- Visus > 3/60

- Biasanya terjadi hari ke 7-14 post operasi

- Kultur sering positif mengandung Staphylococcus epidermis, bila negative harus waspada : infeksi lain, bahan beracun atau
iritasi

2. Endoftalmitis akut tipe berat (cepat)

- 1-4 hari post operasi

- Visus < 3/60

- Nyeri (keluhan jelas)

- Kuman penyebab : Staphylococcus aureus, gram (-) Serratia, Proteus, Pseudomonas

14
3. Endoftalmitis kronis

- Onset dan tanda-tanda sangat bervariasi

- Visus baik

- Nyeri minimal

- Hipopion sangat jarang

- Kuman penyebab yang tersering :

 6 minggu post op : P.acne

 3 bulan post op : Candida albicans

 3 bulan – 2 tahun post op : Propionibacterium Acnes

 penyebabnya septicemia : misalnya pada penyakit kronis, penyakit imuno-supresif dll.

 Bersifat akut

 Nyeri

 Visus menurun

 Terdapat hipopion

 Vitritis

 Kadang-kadang terjadi bersamaan pada kedua mata 15


Akut endoftalmitis post operasi katarak (hipopion, kongesti konjungtiva dan adanya fibrin dipupil)

16
17
DIAGNOSIS BANDING
 Sulit membedakan endoftalmitis oleh karena bakteri, jamur atau oleh karena keradangan
intra-okuler yang lain.

18
TATALAKSANA
 Profilaksis

1. Dilakukan pemberian antibiotic pre-operasi pada palpebra dan konjungtiva pada


penderita dengan resiko tinggi; misalnya blefaritis, gangguan lakrimal, konjungtivitis
sikatrikalis, pemakai prostesis, diabetes mellitus dan penderita dengan imuno-supresif

2. Pemberian povidon-jodium 5%

3. Drapping yang baik (pemberian irigasi antibiotic dan subkonjungtiva memberikan hasil
yang tidak pasti)

19
 Terapi

o Terapi endoftalmitis sangat tergantung pada tipe lambat/cepat, derajat keradangan dan luasnya keradangan

o Pada kasus dengan visus LP (+): Vitrektomi dan pemberian antibiotic intra vitreal memberikan hasil yang lebih
baik

o Gram (+): Vancomycine

o Gram (-): Aminoglikosida : Gentamycine, tobramycine, amikacin (ketiga obat ini toksik untuk retina),
sefalosporin

o Fluoroquinolon oral dikenal mempunyai penetrasi yang baik intra-okuler dan mempunyai potensi yang baik
untuk bakteri (kecuali untuk Streptococcus dan bakteri gram (+) hanya mempunyai potensi terbatas)

20
 Cara Pemberian:

1. Topical

2. Sub-konjungtiva : Vancomycine / Cephalosporine

3. Intra-okuler / intravitrus : Vancomycine, Amikacin dan Amphoterisin-B

4. Pada kasus Candida : dengan oral Fluconazol dan topical Flucitocyn (buku lain mengatakan :
intravitreal amikacin / cephalosporin tidak memberikan hasil yang bermakna)

21
NB: JANGAN BERIKAN VANCOMYCINE DULU
22
 Penatalaksanaan berdasarkan beratnya keadaan dinilai dari visus saat mengalami
endoftalmitis :

Visus 1/300 atau lebih baik : vitrial tap dan antibiotika intravitreal

Visus persepsi cahaya: pars plana vitrectomy dan antibiotik intravitreal

Tidak ada pernyataan mengenai penggunaan steroid intravitreal

Pemberian antibiotik intravena belum membuktikan adanya manfaat yang baik secara
statistik

23
 Pemberian antibiotik:

Endoftalmitis akut
Intaokular:

Vancomycin 1 mg/0,1 ml

Ceftazidme 2,25 mg/0,1 ml, atau gentamicin 0,1 mg/0,1 ml, atau amikacin 0,4 mg/0,1 ml

Subkonjungtiva:

Vancomycin 25 mg

Ceftazidime 100 mg atau gentamicin 20 mg

Dexamethasone 12-24 mg

24
 Topikal (diberikan pada hari pertama diagnosis ditegakkan)

Vancomycin 50 mg/ml tiap jam

Ceftazidime 50 mg/ml tiap jam atau gentamicin 14 mg/ml atau amikacin 14 mg/ml tiap jam

Kortikosteroid topikal dan sikloplegia

Antibiotik sistemik (pemilihan tergantung keadaan)

Ciprofloxacin 750 mg per oral tiap 12 jam atau ceftizidime 1 g IV tiap 12 jam

 Vancomycin 1 g IV tiap 12 jam

25
 Endoftalmitis kronis/delayed onset endopthalmitis

- Intraokular:

Vancomycin 1 mg/0,1 m (kasus bakterial) atau

Amphotericine 0,005 mg/0,1 ml (kasus jamur) dan

Dexamethasone 0,4 mg/0,1 ml

- Subkonjungtiva:

Vancomycin 25 mg

Ceftazidime 100 mg

Dexamethasone 12-24 mg

26
 Topikal (diberikan pada hari pertama diagnosis ditegakkan)

Vancomycin 50 mg/ ml tiap jam

Kortikosteroid topikal dan sikloplegia

Antibiotik sistemik (tergantung pada organisme dan hasil kultur)

Vitrektomi

27
Contoh Kasus
 Keluhan Utama : Bengkak pada mata kanan

 Anamnesis:

Bengkak pada mata kanan dialami sejak 1 hari yang lalu. Awalnya pasien mengeluh
mata merah sejak kurang lebih 4 hari yang lalu disertai demam. Nyeri ada, air mata berlebih
ada, kotoran mata berlebih ada.. Riwayat Dm tidak ada, Riwayat Hipertensi tidak ada, riwayat
operasi katarak mata kanan 3 bulan lalu. Riwayat dirawat RS Unhas satu minggu sebelumnya
dan mendapatkan suntikan intravitreal.

28
29
IRIS PROLAPS

30
Gambaran klinis
 Pupil terdistorsi dan iris terlihat keluar melalui tepi luka

 kasus ringan iris mungkin terjebak di tepi luka ( tidak prolaps keluar dari tempatnya )

 BMD mungkin datar kalau humor aqueous bocor, (jaringan iris mungkin menutupi lubang
BMD dapat terbentuk ).

31
32
TATALAKSANA
 Hampir semua kasus: harus dioperasi.

 Tujuan operasi: menutup luka dengan baik

 Anastesi local kadang susah dilakukan.

 Kebanyakan tidak dianjurkan untuk anastesi retrobulbar dalam periode awal pasca operasi lalu
retrobulbar hemoragik dan konsekuensi yang berat.

 Pasien kooperatif: dianjurkan anastesi local dengan tetes mata dan injeksi disekeliling konjungtiva.

 Tidak kooperatif: full blok nervus fasialis, bila tidak ada: injeksi melalui sub Tenon.

 Caranya :dimobilisasi terlebih dahulu lalu memotong bagian iris yang tersangkut di pinggiran luka
dan diatur klembali.

33
LUKA YANG TIDAK
MENUTUP SEMPURNA
komplikasi ringan: bisa segera diatasi
Kebocoran pada luka

34
STRIAE KERATOPATHY
Karakteristik :
- Oedem kornea
- Terlipatnya membran descement kornea
Etio : cedera dari lapisan endotel kornea karena : Instrumen operasi, IOL, Tekanan yang berlebihan

35
HIFEMA
Hifema adalah keadaan dimana terdapatnya darah di BMD

36
IRIDOCYCLITIS AKUT
Terapi
• Steroid:
beberapa kasus: tetes mata steroid (prednisolone tiap 2jam)
beberapa kasus: harus injeksi subkonjungtiv / sistemik.
• Midriatik
• Ada tanda infeksi: antibiotic.

37
UVEITIS
Etio : sisa korteks yang tertinggal masih cukup banyak

38
ATONIC PUPIL
Pupil atonik dan tidak dapat mengecil diameter >5mm dengan cahaya akibat trauma mekanik
intraoperasi atau obat intraocular

39
“ TERIMA KASIH

40

Anda mungkin juga menyukai