Anda di halaman 1dari 29

BAB II

SIKLUS HIDUP & PROSES


PERANGKAT LUNAK
Antara Proses & Siklus Hidup
Beberapa buku teks atau buku referensi
seringkali melakukan proses sinonim antara
Proses Perangkat Lunak (software process)
dengan Siklus Hidup Pengembangan
Perangkat Lunak atau Software
Development Life Cycle (SDLC).

Meski secara harafiah kedua istilah tersebut


berbeda, tetapi masih banyak yang
menganggap bahwa keduanya sama.
• Dalam beberapa kajian SDLC
sesungguhnya merupakan bagian dari
Proses Perangkat Lunak itu sendiri.
(karena Proses bersentuhan langsung
dengan SDLC itu sendiri sebagai sebuah
rangkaian Proses Hidup dari sebuah
Perangkat Lunak).
• Siklus Hidup Perangkat Lunak meliputi :
Perangkat Lunak tidak terpakai lagi atau
terpakai lagi dengan versi terbaru (melalui
revisi).
Dengan mempelajari Siklus Hidup dari
Perangkat Lunak, maka secara otomatis
juga akan mempelajari Proses Hidup dari
Perangkat Lunak itu sendiri dan jika dirasa
perlu maka diputuskan apakah Perangkat
Lunak itu sudah dianggap usang dan mati
atau harus direvisi lebih lanjut menjadi
sebuah Perangkat Lunak yang baru. (versi
terbaru).
Mempelajari Siklus Hidup merupakan
langkah awal dari Pembelajran RPL secara
utuh.
Definisi Siklus Hidup :
Secara umum dapat disimpulkan bahwa
Siklus Hidup Perangkat Lunak adalah urutan
hidup sebuah Perangkat Lunak berdasarkan
perkembangan Perangkat Lunak yang
ditentukan oleh Pengembang Perangkat
Lunak itu sendiri. Sehingga dapat ditentukan
usia fungsional dari sebuah Perangkat
Lunak, apakah akan menjadi usang dan
mati atau lahir kembali dengan dalam
bentuk berbeda menggunakan model
Proses tertentu.
Definisi Proses Perangkat Lunak (Software
Process) :
Proses Perangkat Lunak adalah
sekumpulan aktivitas maupun metode yang
digunakan Pengembang Perangkat Lunak
dalam melakukan penyelesaian Perangkat
Lunak.
Jika Siklus Hidup lebih berorientasi kepada
urutan waktu maka Proses Perangkat Lunak
lebih fokus terhadap metode yang
digunakan dalam membangun sebuah
Perangkat Lunak
Siklus Hidup & Proses Perangkat Lunak
Sebagai Contoh :
Seorang Pengembang Perangkat Lunak
yang tidak memahami Siklus Hidup dan
Proses Perangkat Lunak umumnya akan
langsung melakukan Proses Pemrograman
sesaat setelah melakukan survey sejenak
mengenai Kebutuhan Pelanggan, tanpa
melakukan Perancangan ataupun Tahapan
Analisa. Akibatnya bukan Percepatan
Proses tetapi malah memperlambat waktu
Pengembang Perangkat Lunak akibat
banyaknya revisi yang harus dilakukan saat
Proses Testing terjadi.
Waterfall Model

• Siklus Hidup yang paling populer di dunia


Rekayasa Perangkat Lunak adalah
Waterfall Model (Model Air Terjun)

• Waterfall Model yaitu, sebuah proses


Hidup Perangkat Lunak memiliki sebuah
proses yang linear dan sekuensial
Waterfall Model memiliki 6 (enam) tahapan,
yaitu :
1. Definisi kebutuhan (Requirement
Definition)
2. Desain Sistem dan Perangkat Lunak
(Software Design and System)
3. Implementasi dan Testing unit
(Implementation and unit Testing)
4. Integrasi dan Testing Sistem (Integration
and System Testing)
5. Uji coba (Testing)
6. Operasional dan Pemeliharaan
(Operation and Maintenance)
Waterfall Life Cycle
Prinsip Kerja dari Waterfall Model, yaitu :
Tiap tahapan yang ada di dalam Waterfall
Model tidak akan dapat dilakukan atau
dilaksanakan jika tahapan sebelumnya
belum dilakukan.
Sehingga seorang Software Engineer
berkewajiban tetap menjaga Siklus Hidup
tetap dapat terlaksana tanpa terjadinya
sebuah overlap antara satu tahap dengan
tahap yang lain sehingga Proses
Pengembangan Perangkat Lunak dapat
berjalan efisien.
Kelemahan dari Waterfall Model :

1. Waterfall model akan sangat sulit


diterapkan apabila tidak adanya
koordinasi yang baik dari sebuah tim
Pengembang Perangkat Lunak serta
kerja sama yang baik antara pihak
Pengembang Perangkat Lunak dengan
pihak Pengguna Perangkat Lunak.
2. Waterfall Model akan sangat cocok
apabila diterapkan pada pihak Pengguna
Perangkat Lunak.
3. Pengguna sering kali mengalami kesulitan
untuk mendefinisikan kebutuhan dari
sistem yang akan digunakan. (dalam
tahap definisi kebutuhan).
4. Pihak Pengembang Perangkat Lunak
melakukan kesalahan klasik yakni
melakukan proses Pengembangan
Perangkat Lunak dengan menggunakan
“learning by doing”. (Tahapan Definisi
Kebutuhan Sistem dan Tahapan
Implementasi dikerjakan bersamaan).
Siklus Hidup menurut Gustafson terdiri dari
beberapa tahapan, yaitu :
1. Studi Kelayakan.
2. Analisa Kebutuhan Pengguna
3. Perencanaan
4. Desain
5. Implementasi
6. Testing
7. Instalasi
8. Pemeliharaan
Siklus Hidup Model Spiral :

Siklus hidup ini dibuat oleh Boehm yang


merupakan evolusi dari Waterfall Model.
Model Spiral
Tahapan dalam Model Spiral yaitu :
1. Planning atau Perencanaan dari
Perangkat Lunak. Di dalam tahap ini
berisi tentang waktu pengerjaan, sumber
daya yang dibutuhkan, serta informasi
dalam pegerjaan proyek.
2. Risk Analysis atau Analisa Resiko,
tahapan ini menyatakan resiko yang
mungkin terjadi baik secara teknis
maupun secara manajerial.
3. Engineering atau tahapan Pembuatan
Perangkat Lunak.
4. Construction and Release, tahapan ini
menyatakan bahwa Perangkat Lunak
yang telah jadi siap diinstalasikan ke
Pengguna disertai Proses Training dan
Pembuatan Dokumentasi.
5. Customer Evaluation, tahapan ini
merupakan tahapan umpan balik dari
Pengguna Perangkat Lunak. Tahapan ini
juga merupakan dasar dari
Pengembangan Perangkat Lunak
selanjutnya.
2. Proses Perangkat Lunak
Salah satu Proses Perangkat Lunak yang
dianggap “modern” saat ini adalah CMMI
(Capability Maturity Model Integration) yang
menggangap bahwa sebuah Perangkat
Lunak harus terus menerus mengalami
pematangan Proses hingga tiba saatnya
untuk melakukan optimasi Perangkat Lunak
itu sendiri.
CMMI sendiri merupakan gabungan dari
Pengembangan Proses dalam lingkup RPL.
Tujuan Utama dari CMMI adalah mencari
relasi antar proses yang saling terintegrasi
dan memiliki tahapan-tahapan tertentu
dalam pelaksanaannya.
CMMI dibuat oleh SEI (Software
Engineering Institute) yaitu lembaga yang
dibiayai oleh DoD (Departement of Defense)
yang berdiri sejak tahun 1984.
CMMI merupakan pengembangan dari CMM
(Capability Maturity Model) yang dibuat
pada tahun 1993, yg memiliki 5 (lima)
tahapan, yaitu : Initial, Repeatable, Defined,
Managed dan Optimizing.
CMM kemudian dikembangkan menjadi
CMMI pada tahun 2006 dengan
menambahkan detail area Proses dan detail
Model. Meski demikian, tahapan yang ada
dalam CMMI secara umum sama dengan
tahapan yang ada di dalam CMM.
Tiap Tahapan dalam CMMI disebut sebagai
Maturity Level (ML) yang terdiri dari praktik
yang generik dan berelasi secara spesifik
untuk sebuah kumpulan Area Proses yang
dapat meningkatkan Kinerja Organisasi.
Tahapan-Tahapan CMMI yaitu :
1. ML Inisialisasi
Pada level ini, proses yang terjadi
umumnya masih terlihat kacau, karena
organisasi masih belum dianggap stabil
dalam menjalankan Proses.
Untuk melampaui tahapan ini, maka
dibutuhkan orang-orang yang “heroik”
dalam organisasi, sehingga mereka
dapat bersikukuh untuk menjalankan
Perangkat Lunak yang sudah ada.
2. ML Pengaturan
Pada tahapan ini, organisasi telah yakin
terhadap proses yang dijalankan dan mulai
menerapkan kebijakkan baru sebagai
dampak dari implementasi Perangkat
Lunak tersebut.
3. ML Pendefinisian
Pada tahapan ini mulai disikapi secara pro
aktif oleh para pengguna di dalam
organisasi. Pengguna Perangkat Lunak
mulai mencari relasi antar satu proses
dengan proses yang lain dan mulai mencari
pengukuran terhadap efektivitas Perangkat
Lunak terhadap pekerjaan yang dilakukan.
4. ML Pengaturan secara Kuantitatif
Pada level ini, hasil dari Perangkat Lunak
sudah dapat diukur secara kuantitatif. Ini
menunjukkan bahwa hasil kerja dari
Perangkat Lunak yang digunakan sudah
dapat diandalkan dalam menyelesaikan
pekerjaan di dalam organisasi.
5. ML Optimasi
Pada level ini seluruh unsur organisasi yang
ada harus dapat memikirkan pengembangan
lebih lanjut dari Perangkat Lunak yang ada.
Sehingga ke depannya Perangkat Lunak
dapat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan organisasi.
Dilihat dari tahapan-tahapan yang ada dalam
CMMI tersebut, terlihat sangat jelas bahwa
Proses Perangkat Lunak dalam perspektif teori
yang lebih modern, melibatkan unsur SDM
(Sumber Daya Manusia) sebagai pelaku utama
dalam RPL.
Unsur manusia sering kali dilupakan dalam
Proses Perangkat Lunak, mulai dari tahapan
awal hingga akhir, hal tersebut mengakibatkan
secangih atau sebaik apapun Perangkat Lunak
yang telah dibuat, bisa jadi tidak akan banyak
bermanfaat jika SDM yang ada di dalam
organisasi tersebut tidak ikut dikembangkan
juga.
DISKUSI KELOMPOK
• Tentukan Topik SIM yang akan anda buat
• Ceritakan secara singkat sistem kerja
manualnya.

Anda mungkin juga menyukai