Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FILSAFAT PANCASILA

ANALISIS KASUS KEHIDUPAN SEHARI – HARI YANG ADA DI


INDONESIA

Oleh : Mailinda Topa

NIM : 31418002

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FALKUTAS MIPA

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

2018
ABSTRAK

Pancasila adalah suatu dasar negara, dimana pancasila adalah hasil dari
kesepakatan dimana hukumnya sesuai yang ada dalam uud dan hukum natura. Dalam
kasus korupsi ini Rendra,Ari dan aryk telah menyalahgunakan jabatannya mereka
melakukan sebuah kejahatan yang melangar pancasila.KPK menetapkan bupati malang
sebagai tersangka kasus korupsi sebesar Rp. 3,45 milyar yang melanggar pasal 12a atau
12b / pasal 11 UU nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20
tahun 2001 tentang pemberantasan tindakan pidana korupsi. pancasila didasarkan pada
nilai-nilai kemanusiaan,ketuhanan, kemanusiaan,keadilan dan kerakyatan.Dimana dalam
kasus ini Rendra, Ari dan Eryk telah menyalah gunakan kebijakanya sebagai seorang yang
mempunyai wewenang atau jabatan, mereka sama sekali tidak memiliki kebijakan yang
baik dalam jabatanya,tidak mempunyai pri kemanusiaan,ketuhanan keadilan terhadap
masyarakat. mereka kurang merenungi jiwa yang mendalam yang pada umumnya yang
dilakukan oleh para pendahulu nya. Dan mengabaikan cita-cita bersama terhadap seluruh
bangsa untuk kepentingan pribadi. Jelas dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh Rendra,
Ari dan Eryk telah melangar pancasila, salah satunya adalah sila ke lima keadiln bagi
seluruh rakyat indonesia. dimana korupsi adalah perbuatan yang melanggar hukum,sebuah
tindakan pidana.mereka mengerogoti kekayaan negara indonesia dan mengambil Hak-hak
masyarakat untuk kepentingan pribadi dan pada akhirnya memiskinkan negara.

Kata kunci : korupsi, pelanggaran, tersangka.


KASUS

KPK Tetapkan Bupati Malang Tersangka Dua Kasus


Korupsi
Kompas.com - 11/10/2018, 18:03 WIB Ketua DPW Nasdem Jawa Timur yang juga Bupati
Malang Rendra Kresna saat ditemui usai melantik sejumlah kepala desa di Pendopo
Kabupaten Malang, Selasa (13/6/2017)(KOMPAS.com / Andi Hartik) JAKARTA,
KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Malang Rendra
Kresna (RK) sebagai tersangka dalam dua kasus dugaan tindak pidana korupsi. Wakil Ketua
KPK Saut Situmorang mengungkapkan, dalam perkara pertama, Rendra selaku Bupati
Kabupaten Malang periode 2010-2015, diduga menerima suap terkait penyediaan sarana
Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Malang sebesar Rp 3,45 miliar. Selain Rendra,
KPK juga menetapkan seseorang dari pihak swasta bernama Ali Murtopo (AM) sebagai
pemberi suap. "Tersangka RK diduga menerima suap dari tersangka AM sekitar Rp 3,45
miliar terkait penyediaan sarana penunjang peningkatan mutu pendidikan pada Dinas
Pendidikan Pemerintah Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2011," tutur Saut saat konferensi
pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2018). Dalam kasus ini,
Rendra disangka melanggar pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sementara itu, Ali disangka
melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang
Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Kemudian, untuk perkara kedua, Rendra bersama seorang pihak swasta bernama
Eryk Armando Talla (EAT) diduga menerima gratifikasi sekitar Rp 3,55 miliar. Dalam
perkara ini, Eryk juga ditetapkan sebagai tersangka. "Tersangka RK selaku Bupati Malang 2
periode 2010-2015 dan periode 2016-2021, bersama-sama dengan EAT, diduga menerima
gratifikasi yang dianggap suap karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya sebagai Bupati Malang setidak-tidaknya sampai saat ini
sekital total Rp 3,55 miliar," tutur Saut. Untuk kasus ini, Rendra dan Eryk disangkakan
melanggar pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
TEORI

1) Teori Pancasila Febagai Filsafat

Pancasila adalah sebgai filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif ( cita-
cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para mendahulu
kita,yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.Notonagoro berpendapat
bahwa filsafat pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu
tentang hakiat Pancasila.

Pertama secara ontologis,kajian pasncasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai


upaya untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro hakikat
dasar ontologis Pancasila adalah manusia,karena manusia ini yang merupakan subjek
hukum pokok sila-sila Pancasila.

Kedua, kajian epistemologi filsafat Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk


mencari hakikat Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Kajian epistemologi
pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar ontologidnys.oleh karena iu,dasar
epistmologis Pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat
manusia.

Ketiga,kajian aksiologis filsafat pancasila pada hakikatnya membahas nilai praksis


atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila
pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatan dasar aksiologis, nilai-nilai
dasar yang terkandung didalam pancasila pada hkikatnya merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
2) Asal –Usul Negara Indonesia Yang Berpancasila

Natural Dan Konvensional

Natura merupakan pengekasan sifat alamiah,koadrati dan tetap. apa yang

natura jelas merupakan suatu yang otenik,sejadi dan iniversal. Natural secara

etmologi, alamiah bukan kesepakatan namun lahir secara alami,koadrati. Negara

natural artinya negara itu mempunyai kodratnya dan bukan lahir dari kesepakatan

bersama.

Sedangkan Konvesional menunjuk kepada kesepakatan belaka( baiknya

bagaimana, pragmatis, temporal). Konvensional secara etimologi mengarah kepada

konvensi, kesepakatan,buatan, tidak alami. Negara itu konvensional artinya bahwa

negara lahir dari hasil kesepakatan bersama ( buatan manusia).

Alur pikir Aristoteles,pertama polis adalah sustu bentuk hidup bersama.kedua,

semua bentuk bersama tidak terarah kepada pencipta kebaikan.ketiga, semua bentuk

hidup bersama trarah menjadi kebaikan. Keempat, puncak hidup bersama yang

mengejar kebaikan.

Aristoteles dan Plato berpendapat bahwa kodrat negara itu bukanlah

konvensional melainkan kodrat itu diasalkan pada natural manusia. Plato juga

mengatakan negara diasalkan pada jiwa manusia. Aristoteles mengatakan bahwa

Negara diasalkan pada kodrat manusia yang sempurna maka manusia adalah zoon

Politicon. Polis (negara) adalah tempat untuk merealisasikan kebaikan bersama.


ANALISIS KASUS DENGAN TEORI

1) Analisis Kasus Dengan Teori Pancasila Sebagai Filafat


Berdasarkan pancasila sebagai filsafat kasus korupsi yang dilakukan leh bupati
malang Rendra Kresna sebagai penenerima suap dan Ari Murtopo sebagai memberi
suap sebanyak Rp. 3,45 M dan Eryk Armando Tena menerima gratifikasi uangseesar
Rp. 3,55. yang mereka lakukan ini sangatlah tidaak mengetahui dan mengerti tentang
apa itu filsafat pancasila. Didalam kasus Rendra kresna,Ari Murtopo dan Eryk
Armando Tena dengan mengorupsi uang Negara sangat lah disayangkan karena
seharusnya ia harus berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.
Korupsi yang mengandung arti yang buruk jadi apa yang dilakukan Rendra,
Ari dan Eryk adalah melakukan perbuatan yang buruk,yang merupakan perbuatan
yang dapat merugikan, dengan berbagai cara licik dan berbagai macam modus.
Korupsi tergolong dalam suatu tindakan kejahatan dan merusak dasar Pancasila dan
tata kelola hidup bersama, atas perbuatan Rendra, Ari dan Eryk semua masyarakat
terpuruk atas adanya korupsi ini mau tidak mau dampaknya yang dialami atau
dirasakan masyarakat yang tidak berdosa.
pancasila didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan,ketuhanan,
kemanusiaan,keadilan dan kerakyatan.Dimana dalam kasus ini Rendra, Ari dan Eryk
telah menyalah gunakan kebijakanya sebagai seorang yang mempunyai wewenang
atau jabatan, mereka sama sekali tidak memiliki kebijakan yang baik dalam
jabatanya,tidak mempunyai pri kemanusiaan,ketuhanan keadilan terhadap
masyarakat. mereka kurang merenungi jiwa yang mendalam yang pada umumnya
yang dilakukan oleh para pendahulu nya. Dan mengabaikan cita-cita bersama
terhadap seluruh bangsa untuk kepentingan pribadi. Jelas dalam kasus korupsi yang
dilakukan oleh Rendra, Ari dan Eryk telah melangar pancasila, salah satunya adalah
sila ke lima keadiln bagi seluruh rakyat indonesia. dimana korupsi adalah perbuatan
yang melanggar hukum,sebuah tindakan pidana.mereka mengerogoti kekayaan negara
indonesia dan mengambil Hak-hak masyarakat untuk kepentingan pribadi dan pada
akhirnya memiskinkan negara.

2) Asal-Usul Negara Indonesia Yang Berpancasila


Natural atau Konvensional
Ditinjau dari teori ini bahwa kasus korupsi yang dilakukan Rendra, Ari and
Eryk adalah suatu tindakan yang menyimpang dari tantanan negara indonesia yang
ber-pancasila. dimana tindakan buruk dan curang yang mereka lakukan hanya untuk
sebuah kepuasan tersendiri lupa akan tujuan kadrati yang seharusnya.
negara indonesia merupakan negara yang merdeka dengan dasar pancasila,
namun mereka dengan se’enaknya menyalah gunakan jabatanya, mengambil
kekayaan negara dan hak-hak masyarakat, dimana perbuatan yang tidak memiliki
prikemanusiaan,keadilan dan kejujuran dengan kasus korupsi yang mereka lakukan
telah melangar sila-sila dimana dengan kasus ini mereka telah menghancurkan arti
dari gotong royong mereka mengkedepankan kepentingan pribadi dalam negara.
Mereka telah melingkari kesepakatan bersama,dimana sebuah negara itu
konvensional yang lahir dari hasil kesepakatan dalam suatu hidup bersama unuk
kesejatraan,keadilan,mengejar kebaikan dan mengarah kepada kebaikan, yang
dilakukanya malah sebaliknya dalam jabatanya yang mereka punya malah tidak
mengunakan akal budi untuk mengarah kepada kebaikan,mereka melakukan
perbuatan yang tidak adil dalam hidup bersama mereka memiliki alur pikir yang
berbeda dengan Aristoteles tentang polis.
Jika apa yang mereka lakukan itu adalah sebuah kejahatan yang merugikan
negara dan msyarakat, maka pada dasarnya dan pada saatnya mereka tidak bisa lari
dari yang namanya hukum alam, dimana suatu hukum alam adalah suatu hukum
yang natura hukum hukum yang lahir secara alami berati tidak dibuat dari hasil
kesepakatan manusia, hukum ini mempunyai sifat yang almiah,kodrati dan tetap.
Dimana hukum natura ini berlaku semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/11/18032261/kpk-tetapkan-bupati-

malang-tersangka-dua-kasus-korupsi

Dr. Agustinus W.Dewantara, S.S., M.HU (FILSAFAT PANCASILA )

Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.

(Diaskes pada tanggakl 25 Novembr 2018)

Anda mungkin juga menyukai