ً ُك ُفـ ــؤا.3
Tafsir ayat 1
قُلْ ه َُو هَّللا ُ أَ َح ٌد
"Katakan, 'Dialah Allah yang Esa."
Inilah prinsip pertama dan tugas utama yang diemban Nabi saw.
Beliau pun menyingsingkan lengan baju dan mulai mengajak manusia
kepada tauhid dan beribadah kepada Allah yang Esa. Oleh karena itu
di dalam surat ini Allah memerintahkan beliau agar mengatakan,
"Katakan, 'Dialah Allah yang Esa." Katakan kepada mereka, ya
Muhammad, "Berita ini benar karena didukung oleh kejujuran dan
bukti yang jelas. Dialah Allah yang Esa. Dzat Allah satu dan tiada
berbilang. Sifat-Nya satu dan selain-Nya tidak memiliki sifat yang
sama dengan sifat-Nya. Satu perbuatan dan selain-Nya tidak memiliki
perbuatan seperti perbuatan-Nya.
Kata ( ْلkk)ق ُ –artinya katakanlah-. Perintah ini ditujukan
kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan juga umatnya.
Al Qurtubhi mengatakan bahwa ( َح ٌدkَ ْل ُه َو هَّللا ُ أkk)ق ُ maknanya
adalah:
ك َ َواَل نَ ِظ ْي َر َواَل،ُ الَّ ِذي اَل َشبِ ْيهَ لَه،ُالو ْتر
َ َواَل َولَد َواَل َش ِر ْي،َصا َحبَة ِ اح ُد
ِ ال َو
Al Wahid Al Witr (Maha Esa), tidak ada yang serupa dengan-
Nya, tidak ada yang sebanding dengan-Nya, tidak memiliki
istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu baginya.
Asal kata dari ( َح ٌدkَ ) أadalah () َوحْ ٌد, sebelumnya diawali
dengan huruf ‘waw’ kemudian diganti ‘hamzah’. (Al Jaami’
liahkamil Qur’an, Adhwaul Bayan)
Tafsir Ayat 2
َّ ُ هَّللا
الص َم ُد
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.”
Selama satu Dzat-Nya dan tidak berbilang, bukan ayah seseorang dan bukan
anaknya, maka Dia tidak menyerupai makhuk-Nya. Tiada yang menyerupai-Nya atau
sekutu-Nya. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Meskipun ringkas, surat ini membantah orang-orang musyrik Arab, Nashrani,
dan Yahudi. Menggagalkan pemahaman Manaisme (Al-Ma’nawiyah) yang
mempercayai tuhan cahaya dan kegelapan, juga terhadap Nashrani yang berpaham
trinitas, terhadap agama Shabi'ah yang menyembah bintang-bintang dan galaksi,
terhadap orang-orang musyrik Arab yang mengira selain-Nya dapat diandalkan di
saat membutuhkan, atau bahwa Allah mempunyai sekutu. Maha Tinggi Allah dari
semua itu.
Maksudnya adalah tidak ada seorang pun
sama dalam setiap sifat-sifat Allah. Jadi Allah
meniadakan dari diri-Nya memiliki anak atau
dilahirkan sehingga memiliki orang tua. Juga
Allah meniadakan adanya yang semisal
dengan-Nya. (Tafsir Juz ‘Amma 293)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
mengatakan makna ayat: ”dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia” yaitu
tidak ada yang serupa (setara) dengan Allah
dalam nama, sifat, dan perbuatan.
Penutup
Surat Al Ikhlas ini berisi penjelasan mengenai
keesaan Allah serta kesempurnaan nama dan sifat-
Nya.
Surat Al-Ikhlas menegaskan akan ketergantungan
seluruh makhluk di muka bumi ini kepada sang
Penguasa, Allah SWT, semuanya makhluk tak
terkecuali senantiasa membutuhkan Allah SWT
Dengan mengimani ayat ini berarti seorang
muslim telah mengikhlaskan diri kepada Allah.