Anda di halaman 1dari 123

Thalassemia

UKK HEMATOLOGI-ONKOLOGI
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Sel darah
 Darah terdiri dari:

• Cairan (plasma)

• Sel darah:
 Sel darah merah (eritrosit)
 Sel darah putih (leukosit)
 Keping darah (trombosit)
 Sel darah merah

Berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh


 Sel darah putih

Melindungi tubuh dari infeksi


 Keping darah

Berguna untuk menghentikan perdarahan


Sel darah merah

 ANEMIA: suatu gejala akibat sel


darah merah/hemoglobin (Hb)
kurang, disebabkan :
1. Kekurangan faktor nutrisi
2. Gangguan pembentukan  mudah
pecah, a.l. Thalassemia
3. Gangguan produksi sumsum
tulang: An. Aplastik
4. Akibat desakan sel ganas:
Leukemia
5. Kehilangan darah akibat trauma:
perdarahan akut
Definisi
Hemoglobin normal dibentuk oleh sepasang Thalassemia: kelainan sel darah merah
rantai protein (globin) yaitu rantai-α dan dimana rantai globin α atau β tidak terbentuk
rantai-β: sebagian/semuanya
• HbF
• HbA Hb pati: hemoglobin abnormal yang muncul
• HbA2 selain ketiga hb normal

mengakibatkan

sel darah merah mudah pecah


Sejarah
 Thalassemia berasal dari bahasa Yunani:

 Thalassa : laut
 Haema : darah

 Disebut juga penyakit Mediterranian atau Cooley’s

anemia
 Ditemukan :

 Anak dengan muka serupa, pembesaran hati dan limpa,


kulit kehitaman, mata kekuningan
 Sel darah merah kecil dan mudah pecah
 Ternyata gambaran sel darah tersebut juga ditemukan
pada kedua orang tua dan saudara sekandung 
penyakit keturunan
Pembagian thalassemia
Secara klinis: Secara genetik:

 Thalassemia mayor: membutuhkan  Thalassemia–: kelainan pada


transfusi rutin rantai protein 
 Thalassemia intermedia: gejala ringan,  Thalassemia–: kelainan pada
membutuhkan transfusi tetapi tidak rutin rantai protein 
 Thalassemia minor/trait/pembawa sifat:
 Thalassemia – : kelainan
asymptomatic (tidak bergejala), tidak
pada rantai protein  dan 
membutuhkan transfusi
aimana penurunan penyakit thalassem
 Anak dengan thalassemia mayor Berdasarkan Hukum Mendel:

lahir dari perkawinan antara kedua


orangtua yang dua-duanya pembawa
sifat

 Seorang pembawa sifat thalassemia

secara kasat mata tampak sehat


(tidak bergejala), hanya bisa
diketahui melalui pemeriksaan
darah dan analisis Hb
…Mendel
Kenapa thalassemia menjadi
masalah ?
 Secara epidemiologi, jumlah pasien

thalassemia terus bertambah

 WHO (tahun 2001):

 7% dari total penduduk dunia 


pembawa sifat thalassemia

 300-400 ribu kelahiran baru


thalassemia/ tahun
…masalah

Di Indonesia:

Pembawa sifat :
 Thalassemia –: 3 - 5%, di
beberapa daerah mencapai10%
 Thalassemia –: 2,6 - 11%
 Hemoglobin E: 1,5 - 36%
(jenis thalassemia–)

Lanni, 2008

Jumlah pasien tercatat di Indonesia s/d Tahun 2012 sekitar 5.000 orang
Bagaimana gejala klinisnya ?
Pada thalassemia mayor, gejala muncul
beberapa bulan setelah lahir, antara lain:
• Pucat

• Limpa membesar
…gejala klinis

Selain itu:
• Perubahan bentuk muka

• Kulit kehitaman

• Gangguan pertumbuhan

• Gizi kurang/buruk

• Riwayat keluarga (+)


Diagnosis
 Gambaran darah tepi

Sel darah merah normal Thalassemia Mayor

 Analisis hemoglobin: diagnosis pasti thalassemia beta/alpha dan Hb abnormal (Hb E, Hb O, Hb


Lepore, dll.)

 Pemeriksaan molekular/DNA dilakukan untuk memastikan atau mendapatkan informasi


diagnostik yang lebih spesifik
Bagaimana pengobatan
thalassemia mayor ?
Sampai saat ini, thalassemia belum
dapat disembuhkan

1. Transfusi darah rata-rata 1x/bulan


secara teratur untuk seumur hidupnya
 Beberapa risiko transfusi darah, antara lain:
• Penumpukan zat besi di berbagai organ tubuh
terutama di jantung (1 liter darah ~ 750 mg besi,
dikeluarkan hanya 1 mg/hari
• Penularan penyakit infeksi seperti: hepatitis B, C,

HIV, dll.
…pengobatan
2. Mengeluarkan zat besi yang berlebihan
• Cara
 Suntikan: di bawah kulit Deferioksamin/Desferal ®

 Oral/diminum:
Deferiprone/Ferriprox® Pompa Kelasi Besi
8-12 jam/hari,
Deferasirox/Exjade® 5-7x seminggu

MAHAL !
!

Jika terapi kelasi besi tidak optimal, penumpukan besi terjadi pada seluruh organ, terutama di
hati, jantung, dan kelenjar hormon
…pengobatan
3. Hindari makanan kaya akan zat besi terutama daging merah dan hati;
Perbanyak makanan kaya kalsium : susu, keju, makanan jenis gandum, dan minum
teh(menghambat penyerapan besi)

X √
4. Lengkapi imunisasi: Hepatitis B, dll.

5. Terapi psikososial: rasa inferior akibat perubahan bentuk tubuh dan penyakit kronis
6. Transplantasi / terapi gen: pengobatan masa depan
Biaya penanganan

 Dunia : USD 30.000/tahun/anak


 Indonesia : Rp 200-300 juta/thn/anak,

di luar biaya jika terjadi komplikasi

Bagaimana dengan keluarga yang mempunyai


> 1 anak thalassemia ?
Masalah psikososial

 Pasien merasa rendah diri dan inferior

 Aktivitas pasien terbatas

 Pasien sulit mendapat teman, pekerjaan, dan pasangan

 Pasien merasa bosan dengan pengobatan seumur hidupnya

 Pasien dan keluarga merasa malu


Apakah penyakit ini dapat
dicegah ?
Thalassemia dapat dicegah

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk melakukan skrining thalassemia


pada :
 Semua pasangan yang akan menikah: pembawa sifat atau normal

 Pasangan risiko tinggi: (suami-istri pembawa sifat: 25% kemungkinan janin dengan

thalassemia mayor). Periksa cairan ketuban pada usia kehamilan 10-12 minggu 
aborsi jika janin ternyata thalassemia mayor?
Hasil program pencegahan thalassemia
di negara maju
Iron Chelation
Therapy in 25

TDT and NTDT

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Pokok bahasan
26

Thalassemia Dependent Transfussion (TDT)


Thalassemia Non-Dependent Transfussion (NTDT)
Komplikasi TDT dan NTDT
Terapi kelasi besi TDT dan NTDT

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Latar belakang
27

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Distribusi Thalassemia di Indonesia
( 6750 pasien )
28

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Talasemia (Thalassemia) 29

 Penyakit genetik yang diturunkan secara


“ressesive autosomal “
1.heterozygot :gejala klinis ringan
2.homozygot :gejala klinis berat,perlu transfusi
darah
 Tidak menular

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Eritropoiesis tidak efektif
31

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Klasifikasi fenotip sindrom
talasemia 32

Berdasarkan “ berat gejala klinis dan kebutuhan


transfusi “ :
1. Transfusion Dependent Thalassaemia (TDT)
2. Non-Transfusion Dependent Thalassaemia
(NTDT)

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


33

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Thalassemia Academy -3-4/12/2016 34
Transfusion Dependent Thalassemia
( TDT
35 )

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Non Transfusion Dependent
Thalassemia
36 ( NTDT )
Tidak membutuhkan transfusi sel darah
merah reguler :

- β thalassemia intermedia
- Mild/moderate Hb E/β thalassemia
- Hb H Disease ( α thalassemia )
- Hb S β thalassemia
- Hb C thalassemia

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Perbedaan klinis
37 TDT dan NTDT

Gejala klinis TDT NTDT

Umur saat muncul < 2 tahun > 2 tahun

Perubahan muka Ada perubahan Tidak ada perubahan

Kecepatan Gagal tumbuh / FTT Normal


pertumbuhan
Splenomegali Bertambah secara Tidak progresif
progresif
QOL Terganggu Normal

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Diagnosis
38

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Diagnosis TDT
39

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Langkah Diagnostik TDT
40

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Diagnosis
41 NTDT

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Langkah Diagnostik NTDT
42

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Parameter laboratorium
43 NTDT

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Tatalaksana
44

- Transfusi darah
- Terapi pengikat besi ( Kelasi besi )
- Suportif : nutrisi , vaksinasi
- Tunjangan psikososial
- Transplantasi sumsum tulang (HSCT)
- Terapi gen

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Transfusi dan terapi kelasi meningkatkan
harapan hidup (“survival”)
-thalassemia major
45

20
18
1977
16 1997

14 1987
12
Number

10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
Age (years)
● Without transfusions: <5 years
● Regular transfusions with red blood cells: <20 years
● Chelation therapy in addition to transfusions: >20 years
Thalassemia Academy -3-4/12/2016 Courtesy of Antonio Piga, MD, University of Torino, Italy
Iron overload 46

(Kelebihan besi)

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Penyebab kelebihan
47 besi
Primer (herediter)
• Akibat defek primer dalam regulasi keseimbangan besi
(Hereditary hemochromatosis)
Sekunder ( Didapat )
- Akibat transfusi berulang :
(talasemia, Sickle cell disease and Myelodysplastic
syndromes )
- Eritropoiesis tidak efektif
- Bahan yang toksik

Feder JN et al. Nat Genet 1996;13:399–408


Thalassemia Academy -3-4/12/2016
Porter JB. Br J Haematol 2001;115:239–252
Penyebab kelebihan besi
48

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Patofisiologi kelebihan besi
pada NTDT 49

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Mekanisme toksisitas
kelebihan besi
50

 Normal, besi ‘’keep safe”


berikatan Transferrin
 Kelebihan besi :” free
iron “  merusak
jaringan dalam tubuh
 Bentuk tidak terikat ,besi
sangat reaktif dan mudah
berubah
3+
dari Fe 2+ dan Fe

 Transformasi  radikal
bebas sangat toksik Labile plasma iron
merusak lapisan lemak , (LPI) atau Labile
protein , organela , Cell Iron (LCI) 
DNA cell death , Reactive Oxygen
fibrosis Species (ROS) 
Farmaki K. Iron overload workshop
.Thal.Kinabalu ,2010
TIF ,2007 Organ dan sel
rusak
Thalassemia Academy -3-4/12/2016
Komplikasi klinis
51 TDT and NTDT

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Kelebihan besi, diketahui :

1. Serum ferritin
2. Magnetic resonance T2*: evaluasi besi di
jantung dan hati : M T2*
3. Myocardial T2*
4. Liver biopsi: Liver Iron Concentration
5. Ferritometer
6. SQUID:Superconducting Quantum Interference
Device

Thalassemia Academy -3-4/12/2016 52


Terapi Kelasi besi
53

Toxic

Chelator Metal Chelator Metal Excretion

Chelate

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Tujuan terapi kelasi
54

1.Prevention therapy: mencegah kelebihan besi


2.Rescue therapy: membuang besi yang berlebih , sebelum
toksik  besi yang “aman”
3. Emergency therapy : jika terjadi gagal jantung ,perlu
terapi intensif
4. Dose adjustment of therapy :
monitoring kekurangan/kelebihan /toksik kelasi besi dan
penyesuaian dosis /regimen secara periodik
5. Adherence to therapy

TIF 2014

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Karakteristik kelasi besi
55

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Obat kelasi besi 56

Iron Overload and Monitoring


Standards for the Clinical Care of Children and Adults with Thalassaemia in the UK
Thalassemia Academy -3-4/12/2016
Kapan mulai kelasi besi ?

Rekomendasi terapi kelasi berdasar


pertimbangan :

Status transfusion atau 10–20 transfusi

Kadar Serum ferritin ≥ 1000 ng/mL


atau

≥ 55%
Saturasi Transferrin

Rund & Rachmilewitz. NEJM 2005;353:1135-46


Managemen kelasi besi
58

I.Standard: - Monoterapi
- Alternate : DFP + DFX
- Kombinasi parsial: DFP + sc DFO
DFX + sc DFO
II. Intensive : 1. Monoterapi : iv DFO
2. Kombinasi (sequential or simulataneous)
- iv or sc DFO + DFP
- iv or sc DFO + DFX
- DFP + DFX

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Efek samping kelasi besi
Deferoxamine Deferiprone Deferasirox
Local side effect YES no no

Growth arrest YES no no

Bone changes YES no no

Yersinia infections YES no no

Retinal toxicity YES no no

Hearing loss YES no Rare


Osteoporosis YES no no

G.I. symptoms Rare YES YES


Neutropenia Rare YES rare
Arthropathy Rare YES no

Lens opacity Rare no no

Renal changes High doses no YES


Liver enzymes no YES YES
changes
Weight gain no YES no

Agranulocytosis no YES no
Thalassemia Academy -3-4/12/2016
no
59 no
Skin rashes YES
Rekomendasi kelasi pada NTDT
(TIF 2013)
60

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Evaluasi efikasi kelasi
61

 Ferritin : < 500 ng/mL - level normal


 Cardiac function : normal (LVEF>60%, MRI T2*H > 20
ms), mencegah komplikasi pada jantung
 LIC ( Liver Iron Concentration) : deteksi dengan metode
non invasif untuk menentukan kadar normal ( 1mg Fe/g
dry weight)
 Low levels of free toxic iron ( metode yang lebih canggih
dengan mengukur LPI or LCI)
 Tidak ada komplikasi endokrin atau lainnya

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


Kesimpulan
62

Keberhasilan kelasi besi ( TDT dan NTDT):


- Metode pengukuran kelebihan besi
- Tujuan kelasi besi
- Ketersediaan /pemilihan obat kelasi
- Monitoring pasien: dosis, efek samping
- Kepatuhan
- Dokter: mempunyai pengetahuan dan pengalaman
klinis khusus talasemia dan kelasi besi

Thalassemia Academy -3-4/12/2016


63

Iron Toxicity And


Complication
In Thalassemia
IRON TOXICITY 64

Blood transfusion contains 200-250 mg of elemental


iron
Body has not developed adequate mechanisms to
exrete such quantities of iron
Development of iron overload in patients receiving
chronic blood transfusion is inevitable .
Iron overload
65

Acute overdose
 Accidental overdose

 Toxicity directly related to the dose ingested

 Doses> 60 mg/kg.....toxicity

 > 180 mg/kg ... fatal


Chronic iron overload
Chronic iron overload
66

Increased dietary iron absorpsion


Receiving regular transfusion
67

Tissue damage is related to:


Total amount of iron absorbed
The speed of iron accumulation
The distribution of iron in the body tissue
Simplified Iron Turnover and Storage

68

Erythron
2g
20–30 mg/day

Other 20–30 mg/day


parenchyma
0.3 g Red
Transferrin
Macrophages
Hepatocytes 2–3 mg/day 20–30 mg/day 0.6 g
1g
1–2 mg/day

Gut

Porter J. Hematol/Oncol Clinics. 2005;19(suppl 1):7.


Transfusion iron overload
69
Iron deposition occurs more quickly
Each unit of blood contain 200-250 mg of iron
Most patiens required > 200 mL/kg of blood
annually ~ 200 mg/kg of iron /year
Clinical symptoms ussualy appear when > 15 g
of excess iron has been transfused
Iron is stored in the marrow and
reticuloendothelial macrophages
Storage capacity of 10-15 g
70

If storage capacity has been exceeded,


parenchymal iron deposition occurs and tissue
damage followed
Transfusion iron toxicity occurs relative quikly .
Iron Distribution in
Transfusional
71 Overload
Transfusional overload distribution differs from
absorption distribution at early stages
Why great variability in iron distribution in
different tissues?
 Liver, endocrine glands, anterior pituitary
 Very little in brain, skeletal muscle

 Liver iron correlates with units transfused

.
Labile toxic72 iron pools
NTBI in plasma
 Corelates with antioxidant depletion
Labile iron pools (LIP) in cells
Transfusional Iron Overload

73

Transfusion
Erythron

Parenchyma
20–40 mg/day
(0.3–0.7 mg/kg/day)
Parenchyma NTBI
Hepatocytes Macrophages
Transferrin
Hepatocytes

Gut

NTBI = non–transferrin-bound iron.


Adapted from Porter JB. Hematol/Oncol Clinics 2005;19(suppl 1):7.
Intracellular Iron-Mediated Toxicity
from Labile Intracellular
74
Iron

Non- Ferritin
transferrin
LVDCC

iron

Labile Lysosomal
iron pool degradation
Transferrin (LIP)
iron

Free-radical generation Iron


proteins
Organelle damage
LVDCC = L-type voltage-dependent calcium channel.
Porter JB. Am J Hematol. 2007;82:1136.
Consequences of Iron-Mediated Toxicity
75
Increased free iron

Hydroxyl radical generation

Lipid peroxidation

Organelle damage TGF-b1

Lysosomal fragility Collagen


Enzyme leakage synthesis

Cell death Fibrosis


Gutteridge JMC, Halliwell B. Bailleres Clin Haematol. 1989;2:195-256. Bacon BR, et al, J Clin Invest. 1983;71:429-439.
Myers BM, et al. J Clin Invest. 1991;88:1207-1215. Tsakamota H, et al. J Clin Invest. 1995;96:620-630.
Houglum K, et al. Hepatology.1997;26:605-610.
Functional Consequences
of Transfusional
76 Iron Overload

 Liver
 Heart
 Endocrine system
 Cancer
 Other potential sequelae
 Arthropathy
 Hyperpigmentation

1. Porter JB. Hematol/Oncol Clinics. 2005;19(suppl 1):S7.


2. Brittenham G. In Hoffman R, et al, ed. Hematology: Basic Principles and Practice, 4th ed.
Philadelphia, PA: Churchill Livingstone, 2004.
77
Clinical78 effects
Firstly children developed normally as long as
adequat amount of blood tansfused
Second decade, patient often presented with growth
failure and delayed or absent pubertal development
Heart 79
When total body iron is > 1 g/kg ~ begin to be deposited
in myocardium and conducting system the heart
In transfusion iron overload
ECG changes of left ventricular hypertrophy and
condution defect may be detected by 10-12 years of age
Echocardiographic changes occur late in the disease
process
In inadequately chelated patiens, cardiac disease is the
commonest cause of death and may occur in the late
teens
Liver
80

Iron primary deposited in the parenchymal cells


Liver cell damage is initiated early
Becomes clinically significant when the liver contains
iron concentrations of about 5000ug/g dry weight of
liver
Hepatomegaly is detectable early followed by
abnormal liver function test
Endocrine
81 system
Transfused patients develop growth failure and
hipogonadism in the second decade of life
Poor pubertal growth in unchelated patiens is
probably caused by combination of central
hypogonadism and reduced production of
insulin-like growth factor (IGF)-1
Failure or delay of sexual development remains
a problemt remains a problem for patient who do
not fully comply with chelating
Endocrine complication
82

Growth retardation 70 %
Hypogonadisme 69 %
Hypothyroidisme 8%
DM 8%
Hypoparathyroidism 7%
Organ systems affected by Iron overload
Organ 83
Consequences

Pituitary Hypogonadotrophic hypogonadism1


Thyroid Hypothyroidism1
Parathyroid Hypoparathyoidism1
Heart Cardiomyopathy1
Liver Cirrhosis, carcinoma1
Pancreas Diabetes1
Skin Pigmentation2
Gonads Hypogonadotrophic hypogonadism1
Joints Arthropathy2

1. Taher A, et al. Semin Hematol. 2007;44:S2.


2. Brittenham G. In Hoffman R, et al, ed. Hematology: Basic Principles and Practice, 4th ed.
Philadelphia, PA: Churchill Livingstone, 2004.
Newer complications
84

 Hypercoagulable state
 Prothrombotic hemostatic abnormalities leading to
a chronic hypercoagulable state

 Osteoporosis and osteopeni


 Loss of bone mineral density (osteoclast activities)

 Hepatocelular carcinoma (2%- 4%)


 Liver cirrhosis, iron overload and viral infection

 Psychosocial problems
 Mostpatient achieving adolescent, family
management. No formal programme
Pemantauan Jangka Panjang Pasien
Thalasemia
Pemantauan yang penting pada pasien thalassemia
adalah:

 Pemantauan terapi pasien thalassemia mayor


 Pemantauan terhadap transfusi darah

 Pemantauan terapi kelasi besi


 Pemantauan terhadap komplikasi pada pasien thalassemia yang
terjadi akibat penyakitnya sendiri (anemia kronis)

 Komplikasi umumnya terjadi sejak usia 10 th


Komplikasi langsung dari tranfusi:

 blood-borne infections (hepatitis C, HIV)


 perkembangan anti-RBC antibodies (auto dan
alloimmunization)
 allergi
 demam atau
 reaksi transfusi hemolitik tipe lambat
Transfusi yang dilakukan dapat menyebabkan
kelebihan besi (iron overload) dan dapat
menyebabkan fatal pada dekade kehidupan kedua
bila tidak dilakukan tata laksana
Penting untuk melakukan pemantauan kadar besi
pada pasien thalassemia
Pemberian kelasi besi jika kadar feritin > 1000 ng/L
atau jika sudah mendapatkan transfusi 10-20 kali atau
jika saturasi transferin >75%
 Purpose of chelation therapy
◦ Negative iron balance
◦ Maintenance of “safe” iron levels
◦ Prevention of iron overload
◦ Reduction of iron load and reversal of clinical
complications
◦ Organ damage prevention
Bridges KS, Pearson HA. Thalasemia ini Anemia and Red Cell disorder. Mc Grawhill,
Newyork:2008
Pemeriksaan rutin yang dilakukan pada penderita
thalassemia
Setiap bulan:
Darah lengkap
Darah kimia lengkap(fungsi hati, blood urea nitrogen,
creatinin)

Lanzkwosky P. Thalassemia. In: Manual of pediatric hematology and


oncology, fifth edition. United states of America. Elsevier.2011; 231-4
Tiap 3 bulan
Tinggi badan dan berat badan
Kadar ferritin dan fungsi hati
Tiap 6 bulan
Tanner staging
Monitor pertumbuhan dan perkembangan (tinggi
badan dan tinggi duduk)
Pemeriksaan gigi
Setiap tahun ECG dan monitor
Fungsi jantung: echocardiografi,
Holter (sesuai indikasi)
Fungsi endokrin (fungsi tiroid, PTH, LH/FSH,
gula darah puasa, testosteron/estradiol, FSH, LH,
IGF-1, kadar vitmin D.
Pemeriksaan oftalmologi
Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan serologis virus (HAV, panel HBV,
HCV (bila HCV+, quantitatif HCV RNA PCR), HIV
Pemeriksaan densitometri
Setiap 1-2 tahun
Evaluasi penumpukan besi di jaringan
Pengukuran kadar besi di hati (R2 MRI, SQUID,
atau biopsi)

 Sumber: Philip Lanzkwosky. Manual of pediatric hematology and


oncology, edisi kelima. United states of America.1
Patofisiologi
1 unit packed red blood cell 250 cc terdapat sekitar
175-200 mg besi

 Penumpukan besi (iron overload)


 kerusakan organ, morbiditas, dan
mortalitas.2
penumpukan besi persisten transferin serum
(protein transport besi utama) tersaturasi 
nontransferin-bound iron (NTBI) dalam plasma
reaksi katalisasi radikal hidroksi bebas (free
hydroxyl-radicals) kerusakan sel.

Manifestasi klinis penumpukan besi di organ:


disfungsi progresif pada jantung, hati, dan organ-
organ endokrin yang terjadi pada dekade ke dua
kehidupan
komplikasi penumpukan besi pada pasien
thalassemiaEndokrinopati
Penumpukan besi dapat terjadi di kelenjar
pituitari anterior, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, sel pancreas, dan sel adrenal
morbiditas.
Keterlambatan pertumbuhan (growth delay) &
perawakan pendek
Anemia kronik & ekspansi sumsum tulang 
keterlambatan pertumbuhan
Cardiac and Liver Effects

Deposit iron  toksik terhadap organ endokrin, hati


& jantung.
Pada pasien yang tergantung tranfusi, iron overload
terjadi setelah 1-2 tahun tranfusi yang teratur.
In birth cohorts of patients with thalassemia prior to
1980, cardiac iron deposition was associated with
death in the second or third decade of life [12–14].
Liver
Liver
 Untuk menentukan iron overload di hati adalah dengan
biopsi hepar sebagai gold standar
namun harus dipertimbangkan hepatic fibrosis yang sering
terjadi pada pasien iron overload dan infeksi HCV serta
distribusi iron liver yang heterogen sehingga bisa
menyebabkan negatif palsu.

 MRI nuclear dengan parameter R2 dan T2 valid untuk


menilai iron over concentration
CARDIAC
PERTUMBUHAN
Pasien yang dilakukan transfusi darah dengan
teratur juga dapat menyebabkan masalah
pertumbuhan, toksisitas besi pada hipotalamus &
pituitari anterior  abnormalitas pelepasan
hormone pertumbuhan (GH), resistensi GH 
penurunan sintesis insulin-like growth factor ( IGF-
1)
Penumpukan besi di kelenjar pituitari anterior 
gangguan sekresi growth hormone (GH) 
mengurangi responsifitas GH terhadap growth
hormone releasing hormone (GHRH) 
hipogonadotropic hypogonadism  pematangan
seksual yang abnormal
Hipogonadisme yang tidak diobati meningkatkan
risiko osteoporosis dan infertilitas
Terapi kelasi besi dapat mencegah dan memperbaiki
komplikasi
Bbrp hal lain yang terjadi pada pasien thalassemia:
 Nyeri
 Ggn pendengaran
 Genetik konseling
 Risiko infeksi
Pain
Gangguan Pendengaran
Konseling genetik
Kualitas Hidup
Risiko Infeksi
34% penyebab kematian kedua setelah gagal jantung
 Penyebab al; tertular darah transfusi, penimbunan besi dan
hipersplenisme
Risiko Infeksi
Daftar Pustaka
 Lanzkwosky P. Thalassemia. In: Manual of pediatric hematology and oncology, fifth
edition. United states of America. Elsevier.2011; 231-4
 Malik , Syed , Ahmed N. in transfusion dependant patient of β thalassemia major :
pak . J. Med Sci. 2009;678 –82
 Louise L, Titi Sylvia. Thalassemia: current approach to an old disease. Pediatr Clin N
Am 49. 2002; 1165– 91.
 Li CK, Luk CW, Ling SC, et al. Morbidity and mortality patterns of thalassemia
major patients in Hong Kong: retrospective study. HongKong Med J. 2002;8:255–
60.
 Cunningham MJ, Macklin EA, Neufeld EJ, Cohen AR. Complications of beta –
thalassemia major in north America. In: Blood. 2004; 34 - 39.
 Oliveri NF. The thalassemia. N Engl J Med. 1999;341:99-107.1.
 Pulungan AB. Pubertas dan gangguannya. Dalam: Buku Ajar Endokrinologi Anak.
Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.h. 85-123.
 Bridges KS, Pearson HA. Thalasemia ini Anemia and Red Cell disorder. Mc Grawhill,
Newyork:2008
 Galanello R, Origa R. Beta Thalasemia in Orphanet Journal of Rare Disease: 2010
THANK YOU..

Anda mungkin juga menyukai