Anda di halaman 1dari 59

KONSEP GENDER

DALAM KESPRO
Widya Lusi Arisona, S.S.T., MPH
Seks adalah kategori biologis;
Gender dan orientasi seksual
adalah kategori sosial maupun
psikologis.
Seksualitas berkaitan dengan
genitalis dan organ seks sekunder.
Seksualitas
4 Komponen
– Jenis Kelamin
(Biological Sex)
– Identitas Gender
– Peran Gender
– Orientasi Seksual
(American Psychological
Association, 2008)
Identitas Gender
• Perasaan seseorang secara
subjektif untuk
mengidentifikasikan
gendernya sendiri
• Perasaan menjadi laki-laki
atau perempuan tanpa
memperhatikan jenis
kelaminnya ketika lahir
Peran Gender
• Harapan dari orang lain
bagi seseorang untuk
bertindak, berpikir dan
berperilaku seseuai
dengan gender yang
berlaku
– Perempuan diharapkan
menjadi...
– Laki-laki diharapkan
menjadi. . .
Perbedaan Budaya
3 Peran Gender
Perbedaan peran dan tanggung jawab perempuan
dan laki-laki yang ditentukan secara sosial .
Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran
serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan
dan laki-laki yang dibentuk masyarakat,bukan karena
biolologis.
Definisi Seksualitas
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin/seksualitas
Jenis kelamin Gender
Tidak dapat berubah Dapat berubah
Ex : laki-laki dan perempuan Ex: di rumah perempuan jadi juru
masak lebih banyak, tapi di restoran
lelaki lebih banyak
Tidak dapat ditukar Dapat ditukar
Ex: jakun tidak bisa diganti payudara
Berlaku dimana saja Situasional
Ex: di kantor atau mana saja laki-laki Ex: pembatasan kesempatan kerja di
tetap jadi laki-laki dan perempuan tetap daerah tertentu, seperti guru TK,
jadi perempuan perawat, baby sitter
Merupakan kodrat Tuhan Bukan merupakan budaya setempat
Ex: laki-laki mempunyai cirri-ciri utama Ex: pengaturan jumlah anak dalam satu
yang berbeda dengan cirri-ciri utama keluarga
perempuan yaitu jakun
Ciptaan Tuhan Buatan manusia
Ex: perempuan bisa haid, hamil, Ex: laki-laki dan perempuan berhak
melahirkan dan menyusui sedang laki- menjadi calon ketua RT, RW, dan kepala
laki tidak desa bahkan presiden
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan
antara Gender dan Jenis Kelamin/seksualitas
Jenis Kelamin Gender

Tidak dapat berubah, Dapat berubah,


contohnya alat kelamin laki-laki dan contohnya peran dalam kegiatan sehari-hari,
perempuan seperti banyak perempuan menjadi juru
masak jika dirumah, tetapi jika di restoran
juru masak lebih banyak laki-laki.
Tidak dapat dipertukarkan, contohnya jakun Dapat dipertukarkan
pada laki-laki dan payudara pada perempuan

Berlaku dimana saja, contohnya di rumah, Tergantung budaya setempat, contohnya


dikantor dan dimanapun berada, seorang pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan
laki-laki/perempuan tetap laki-laki dan terhadap perempuan dikarenakan budaya
perempuan setempat antara lain diutamakan untuk
menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak

Merupakan kodrat Tuhan, contohnya laki-laki Bukan merupakan budaya setempat,


mempunyai cirri-ciri utama yang berbeda contohnya pengaturan jumlah a nak dalam
dengan cirri-ciri utama perempuan yaitu satu keluarga
jakun.

Ciptaan Tuhan, contohnya perempuan bisa Buatan manusia, contohnya laki-laki dan
haid, hamil, melahirkan dan menyusui sedang perempuan berhak menjadi calon ketua RT,
laki-laki tidak. RW, dan kepala desa bahkan presiden.
O
ri e
Se n
k s ta s
ua i
l
Orientasi Seksual
Kinsey Report

Berdasarkan skala Kinsey, skala orientasi seksual itu bergradasi sebagai


berikut:
0 = heteroseksual eksklusif
1 = heteroseksual lebih menonjol (predominan), homoseksualnya cuma
kadang-kadang.
2 = heteroseksual predominan, homoseksual lebih dan kadang-kadang.,
3 = heteroseksual dan homoseksual seimbang (biseksual)
4 = homoseksual predominan, hetaroseksual lebih dari kadang-kadang.
5 = homoseksual predominan, heteroseksual cuma kadang-kadang.
6 = homoseksual eksklusif
Perilaku Seksual
Ekspresi Gender

Ekspresi Gender menunjuk pada ekspresi seseorang untuk


menunjukkan identitas gendernya melalui cara berpenampilan,
karakteristik fisik, berinteraksi sosial atau cara berbicara,
tetapi tidak harus ditunjukkan dengan berpakaian semata
Mengapa seseorang bisa menjadi
homoseksual, heteroseksual atau biseksual?
Keterkaitan Antara Gender dengan
Kesehatan Reproduksi
1. Jenis Kelamin, Gender, dan
Kesehatan
2. Pengaruh Gender Terhadap
Kesehatan Reproduksi Laki-Laki
3. Pengaruh Gender Terhadap
Kesehatan Reproduksi Perempuan
Contoh kasus yang terkait dengan
masalah gender yaitu :
• Seorang gadis umur 17 tahun, mengalami perdarahan.
Setelah dirawat disebuah rumah sakit selama dua jam, dia
meninggal dunia. Gadis tersebut merupakan korban aborsi
yang dilakukan oleh seorang dukun tapi gagal. Usaha lain
sebelum melakukan aborsi adalah minum jamu peluntur,
pil kina, dan pil lainnya yang dibeli di apotek. Kemudian
dia datang ke seorang dokter kandungan. Dokter menolak
melakukan aborsi karena terikat sumpah dan hukum yang
mengkriminalisasi aborsi. Ia masih sempat
menyembunyikan ini semua kepada kedua orang tuanya,
selama 4 hari berdiam di kamar dengan alasan sedang
datang bulan. Ia tidak berani bercerita pada siapa-siapa
apalagi pada ibu dan bapaknya. Cerita itu berakhir dengan
amat tragis, gadis itu tidak tertolong.
SIAP MENJADI GENERASI
BERENCANA
Pendahuluan
Undang - Undang
nomor 52 tahun
2009, tentang
Perkembangan
Kependudukan
dan
Pembangunan
Keluarga, pasal
48 ayat 1 (b)
“Peningkatan
kualitas remaja
dengan
pemberian akses
informasi,
pendidikan,
konseling dan
Apabila dibiarkan terus menerus pelayanan
tentang
maka akan mempengaruhi kehidupan
kualitas bangsa Indonesia berkeluarga”

10 – 20 tahun yang akan datang


Program GenRe adalah suatu program untuk
memfasilitasi terwujudnya “Tegar Remaja”, yaitu
Ar
ah
Pr
Ge ogr
nR a m
e
untuk
menyiap
kan Tuju
kehidup
an an
berkelua progr
rga bagi am
para
remaja
Genr
dalam e
hal :
Arah Program GenRe:
Tujuan Program
GenRe
8 Fungsi Keluarga
Remaja merencanakan keluarga,
Tujuan dapat mempertimbangkan dalam
berbagai aspek berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga, kesiapan
fisik, mental, emosional, pendidikan,
social, ekonomi, serta menentukan
jumlah dan jarak kelahiran
Ciri dan langkah-langkah yang
diperlukan bagi
remaja apabila memasuki ketiga
masa reproduksi
Risiko pada Proses
Kehamilan
Risiko pada Proses Persalinan
Fase Menunda Fase Fase Tidak
Kehamilan Menjarangkan Hamil lagi
< 20 tahun Kehamilan >35 tahun
20-35 tahun
Kondom IUD Steril
Pil Suntikan IUD
IUD Pil Implan
Sederhana Implan Suntikan
Implan Sederhana Sederhana
Suntikan Pil

Anda mungkin juga menyukai