Anda di halaman 1dari 53

Metode Kaji Penilaian Risiko

Ergonomi
di Tempat Kerja

kelompok 5
• Ade Gustiawan 2018710013
• Dandi Surya Wardhana 2018710051
• Latifah Khumairah 2018710097
• Thalza Pramesty 2018710167
a) Penilaian Risiko Ergonomi
Penggunaan informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan
manusia pada perancangan sistem dan prosedur kerja.

Metode yang digunakan:


• Survei Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF)
• Daftar Periksa Eksposur Cepat (QEC)
• Sistem Analisis Postur Kerja Ovako (OWAS)
• Penilaian Tungkai Atas Cepat (RULA)
• Penilaian Seluruh Tubuh Cepat (REBA)
Survey Baseline Risk Identification of
Ergonomic Factor (BRIEF)
Survey Baseline Risk Identification of
Ergonomic Factor (BRIEF) adalah metode
yang digunakan untuk menilai faktor resiko
ergonomi di tempat kerja yang dapat
menyebabkan terjadinya Cummulative
Trauma Disorders (CTD).
Faktor resiko yang dinilai dalam metode
Survey BRIEF

● Postur Tangan dan ● Leher


Pergelangan tangan ● Punggung
● Bahu ● kaki
● Siku
Postur Tangan dan Pergelangan Tangan
a. Pinch Grip
Posisi menggenggam menggunakan jari-jari tangan dengan penekanan yang kuat pada jari-jari tangan
ketika melakukan posisi ini. Posisi ini dilakukan pekerja seperti menjepit benda-benda seperti jarum, kertas,
obeng dan sebagainya.

b. Finger Press
Posisi jari tangan menekan barang/objek

Pinch Grip pada jari- Postur janggal


jar Finger Press
c. Deviasi Ulnar dan Radiasi
Deviasi ulnar yaitu posisi tangan yang miring menjauhi ibu jari dan deviasi radial adalah posisi
tangan yang miring mendekati ibu jari.

d. Fleksi dan Ekstensi


Fleksi yaitu posisi pergelangan tangan yang menekuk kearah dalam dan membentuk ≥ 45°. Sedangkan
Deviasi Ulnar Deviasi
ekstensi berlawanan dari fleksi yaituRadial
posisi pergelangan tangan yang menekuk kearah luar/punggung

Posisi Fleksi Posisi Ekstensi


e. Power Grip
Posisi tangan menggenggam benda dengan melingnarkan seluruh jari-jari pada
benda yang dipegang. Posisi ini termasuk janggal apabila benda memiliki beban
≥ 10 lbs (4,5 kg)

Posisi Power Grip


Postur Bahu
Bahu termasuk posisi berisiko apabila posisi mengangkat pada bahu memebentuk sudut sebesar ≥ 45° dari
arah vertikal sumbu tubuh, baik ke samping tubuh maupun ke arah depan tubuh. Posisi ini biasanya dilakukan
pekerja jika obyek pekerjaannya berada jauh di depan atau samping dari tubuh pekerja. Selain itu, postur bahu yang
janggal apabila bahu melewati garis vertical sumbu tubuh. Pekerja melakukan posisi ini apabila obyek berada di
belakang tubuhnya seperti menarik.

Bahu diangkat ≥ 45°


Bahu kearah
belakang
Postur Siku
Postur janggal pada siku tangan terjadi jika bagian bawah (dari siku sampai jari)
melakukan gerakan memutar/rotasi. Pergerakan ini dapat ditemukan pada pekerja yang
menggunakan obenh (screwdriver) untuk memutar mur atau benda lainnya. Gerakan
lainnya pada siku adalah gerakan ekstensi penuh (full extension) dimana siku
digerakkan secara berulang kali ke arah atas dan bawah

Lengan Bawah Siku Ekstensi


Rotasi Penuh
Postur Leher
a. Menunduk, postur janggal pada leher jika leher menunduk
membentuk sudut ≥20° dari garis vertikal dengan ruas tulang leher.

b. Miring (sideways), setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke


kanan maupun ke kiri, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk
oleh garis vertikal dengan sumbu dari ruas tulang leher.

c. Ke arah belakang/mendongak (backwards), posisi leher deviasi ke


Leher Menunduk ≥20° Leher Miring
arah belakang yang nyata pada postur leher. Setiap postur dari leher
yang tengadah (mendongak) ke atas tanpa melihat besar sudut yang
dibentuk oleh garis vertikal dengan sumbu dari ruas tulang leher.

d. Memutar (twisted), postur leher yang berputar, baik ke arah kanan


maupun kiri, tanpa menilai besarnya sudut rotasi yang dilakukan.

Leher Leher
mendongak memutar ke
ke atas samping
Postur Punggung
a. Membungkuk, merupakan gerakan atau posisi tubuh ke arah depan
sehingga antara sumbu badan bagian atas akan membentuk sudut ≥
20° dengan garis vertikal.

b. Miring (sideways), yaitu deviasi bidang median tubuh dari garis


vertikal pada punggung tanpa memperhitungkan besarnya sudut yang
dibentuk. Punggung Punggung deviasi
membungkuk ≥ ke samping
c. Memutar (twisted), yaitu postur punggung yang berputar baik ke 20° ke depan
kanan maupun ke kiri dimana garis vertikal menjadi sumbu tanpa
memperhitungkan besarnya o rotasi yang dibentuk.

d. Memutar (twisted), postur leher yang berputar, baik ke arah kanan


maupun kiri, tanpa menilai besarnya sudut rotasi yang dilakukan.

Punggung deviasi
ke samping
Postur Kaki
Postur janggal pada kaki antara lain posisi jongkok, berdiri dengan bertumpu pada
satu kaki dan kaki lainnya tidak dibebankan, dan berlutut atau salah satu atau kedua
lutut dijadikan tumpuan ketika sedang bekerja.

Posisi Jongkok Berdiri dengan Posisi Berliutut


bertumpu pada satu
kaki
Quick Exposure Checklist
(QEC)
Quick Exposure Checklist (QEC) adalah salah
satu metode pengukuran beban postur yang
pertama kali diperkenalkan oleh Li dan Buckle
pada tahun 1999. Quick Exposure Checklist
(QEC) mempunyai tingkat sensitivitas dan
kegunaan yang tinggi serta dapat diterima secara
luas realibilitasnya.
Faktor resiko yang dinilai dalam metode
Quick Exposure Checklist (QEC)

● Punggung ● Bahu
● Leher ● Pergelangan tangan
Ovako Working Posture Analysis System
(OWAS)
Merupakan salah satu metode yang memberikan output berupa kategori sikap kerja yang beresiko
terhadap kecelakaan kerja pada bagian musculoskeletal. Metode OWAS mengkodekan sikap kerja
pada bagian punggung, tangan, kaki, dan berat beban. Masing-masing bagian memiliki klasifikasi
sendiri-sendiri. Postur dasar OWAS disusun dengan kode yang terdiri empat digit, dimana
disusun secara berurutan mulai dari punggung, lengan, kaki dan berat beban yang diangkat ketika
melakukan penanganan material secara manual.
Faktor resiko yang dinilai dalam metode
1.
OWAS
Sikap Punggung
a. Lurus
b. Membungkuk
c. Memutar atau miring ke samping
d. Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan menyamping

2. Sikap Lengan
a. Kedua lengan berada dibawah bahu
b. Satu lengan berada pada atau diatas bahu
c. Kedua lengan pada atau diatas bahu
3. Sikap Kaki
a. Duduk
b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
g. Berjalan

4. Berat Badan
a. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10 Kg)
b. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W ≤ 20 Kg)
c. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W > 20 Kg)

• KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak ada masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu ada perbaikan.
• KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal, postur kerja mengakibatkan
pengaruh ketegangan yang signifikan. Perlu perbaikan dimasa yang akan datang.
• KATEGORI 3 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal, postur kerja mengakibatkan
pengaruh ketegangan yang sangat signifikan. Perlu perbaikan segera mungkin. KATEGORI 4 : Pada sikap
ini sangat berbahaya pada sistem muskuloskeletal ,postur kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas. Perlu
perbaikan secara langsung / saat ini juga.
Rula
RULA merupakan suatu metode penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada
anggota badan bagian atas. Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial
dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap
pergerakan diberi dengan skor yang telah ditetapkan.
RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja
yang merupakan faktor resiko (risk factors). Metode ini didesain untuk menilai
para pekerja dan mengetahui beban musculoskeletal yang kemungkinan dapat
dapat menimbulkan gangguan pada anggota badan atas (McAtaamney dan
Corlett, 1993).
Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan 3 tabel skor dalam
menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi
dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal, yaitu:
● Jumlah pergerakan.
● Kerja otot statik.
● Tenaga/kekuatan.
● Penentuan postur kerja oleh peralatan.
● Waktu kerja tanpa istirahat
Pengembangan dari RULA terdiri atas 3 tahapan, yaitu:
● Mengidentifikasi postur kerja.
● Sistem pemberian skor.
● Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman
pada tingkat resiko yang ada dan dibutuhkan untuk
mendorong penilaian yang lebih detail berkaitan dengan
analisis yang didapat
Untuk mempermudah penilaiannya, maka tubuh dibagi atas 2 segmen group, yaitu,
group A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist). Sedangkan group B terdiri atas leher (neck), punggung
(trunk), dan kaki (legs).
Skor bagian lengan atas (Upper arm) adalah sebagai berikut :
Lengan Bawah (Lower Arm)
Skor bagian lengan bawah (Lower arm) adalah
sebagai berikut :
Pergelangan Tangan (Wrist)
Skor bagian Pergelangan tangan (Wrist) adalah sebagai
berikut :
Untuk putaran pergelangan tangan (Wrist
Twist) pada posisi postur yang netral
diberi skor :
1 = Posisi tengah dari putaran
2 = Posisi pada atau dekat dari putaran
Leher
Skor bagian leher adalah sebagai berikut :
Batang Tubuh (Trunk)
Skor bagian batang tubuh(Trunk) adalah sebagai berikut :
Kaki (Legs)
Skor bagian kaki(Legs) adalah sebagai berikut :
Skor dari hasil kombinasi postur kerja tersebut
diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level resiko
yaitu :
Rapid Entire Body Assessment (REBA)
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan
secara cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki seorang pekerja.
Metode REBA telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangkan untuk memberikan jawaban untuk
keperluan mendapatkan peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para
pekerja.
Pengembangan dari percobaan metode REBA adalah:
1. Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh yang pantas untuk
resiko musculoskeletal pada berbagai macam tugas
2. Untuk membagi tubuh kedalam bagian-bagian untuk pemberian kode individual, menerangkan
rencana perpindahan
3. Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas otot pada posisi statis (kelompok bagian, atau bagian dari
tubuh), dinamis (aksi berulang, contohnya pengulangan yang unggul pada veces/minute, kecuali
berjalan kaki), tidak cocok dengan perubahan posisi yang cepat.
4. Untuk menggapai interaksi atau hubungan antara seorang dan beban adalah penting dalam manipulasi
manual, tetapi itu tidak selalu bisa dilakukan dengan tangan.
5. Termasuk sebuah faktor yang tidak tetap dari pengambilan untuk manipulasi beban manual
6. Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan indikasi dalam keadaan
terpaksa
Penilaian postur dalam metode REBA
Menilai Postur Leher (Locate Neck Posture)
Pada postur leher ini kita akan mengobservasi pekerja dan
menilai
berapa sudut yang dibentuk oleh leher pekerja.
Interpretasinya gini :
Menilai Postur Punggung/Badan
Sebenernya dalam bahasa inggrisnya ini adalah trunk,
karena diterjemahin ke Bahasa Indonesia agak bingung
juga menerjemahkannya, yang pasti ini adalah bagian
belakang tubuh (batang tubuh) jadi secara visual bisa kita
lihat di daerah punggung pekerja. Interpretasi tentang batang tubuh ada di tabel di bawah ini ya :
Menilai Postur Kaki (Legs)
Observasi REBA juga melibatkan observasi pada bagian
tubuh
kaki karena judulnya aja Rapid Entire Body, jadi kaki juga
termasuk dalam bagian tubuh yang diobservasi.
Berikut interpretasi dari gambar di atas :
Menilai Postur Lengan bagian atas (Bahu)

Pada saat kita melaksanakan observasi untuk menilai


postur lengan bagian atas (bahu), kita dapat menggunakan
acuan sebagai berikut:
Menilai Postur Tangan/Lengan Bagian Bawah (Siku)
Pada poin observasi ini, tidak ada tambahan skor lainnya
selain posisi lengan bagian bawah sesuai dengan gambar.
Kriteria detail dapat dilihat pada tabel berikut :
Menilai Postur Pergelangan Tangan
Poin observasi ini difokuskan pada pergelangan tangan.
Jika  pergelangan terdapat posisi berputar (twisting) maka skor
observasi ditambahkan 1. Posisi postur pergelangan tangan
dapat dilihat di kedua sisi kanan dan kiri, selanjutnya dapat
dirata-ratakan (Average) dan dibulatkan dari kedua postur
pergelangan tangan yang diobservasi.
b) HAZARD IDENTIFICATION RISK
ASSESSMENT & DETERMINING
CONTRO

Adalah proses kajian


sumber bahaya, tingkat
risiko dan cara
(HIRADC) pengendalian yang timbul
dari semua pekerjaan
/kegiatan /aktivitas /
fasilitas yang ada di
lingkungan kerja.
TAHAPAN HIRADC
Penentuan tindakan
pengendalian yang akan

Penentuan diterapkan untuk menurunkan


risiko

Tindakan Pembuatan risk register

Pengendalian
Pembuatan action plan
Tahapan HIRADC

Identifikasi Bahaya Penilaian Risiko


● Kunjungan lapangan ● Penentuan nilai peluang dan
tingkat keparahan serta hasil
● Observasi dan wawancara perkaliannya (skor risiko)

● Membuat daftar bahaya dan ● Penentuan tingkat risiko dan


konsekuensinya berdasarkan kategori penerimaan risiko
tahapan pekerjaan atau peralatan berdasarkan skor risiko
yang dipergunakan
Jenis – Jenis Bahaya di Tempat Kerja

Bahaya Mekanika Bahaya Biologi Bahaya Ergonomi

Bahaya Fisik Bahaya Kimia Bahaya psikososial


Jenis – Jenis Bahaya

Bahaya Mekanik Bahaya Fisik


Merupakan bahaya yang berasal
Merupakan bahaya yang berasal dari dari segala energi yang jumlahnya
benda-benda bergerak, benda-benda lebih besar dari kemampuan diri
tajam, benda yang berukuran lebih pekerja menerimanya. Energi
besar dan berat yang dapat berlebih ini banyak berasal dari
menimbulkan risiko pada pekerja alat-alat kerja yang ada disekitar
tempat kita bekerja
(2)

Bahaya Biologi Bahaya Kimia


Merupakan bahaya yang berasal dari
hewan-hewan atau mikroorganisme Merupakan bahaya yang berasal dari
tak kasat mata yang berada bahan-bahan kimia, baik yang
disekitaran tempat kerja dan dapat berbentuk padat, cair, maupun gas
masuk kedalam tubuh tanpa kita
ketahui sehingga banyak
penanganannya dilakukan setelah
pekerja terinfeksi.
(3)

Bahaya Ergonomi Bahaya Psikososial


Merupakan bahaya yang berasal dari Bahaya yang berasal dari konflik batin dengan
adanya ketidaksesuaian desain lingkungan yang ada di tempat kerja, baik
kerja (job, task, environtment) itu dengan rekan kerja maupun dengan
fasilitas yang ada dilingkungan kerja
dengan kapasitas tubuh pekerja
dimana krmudian dapat membuat seseorang
sehingga menimbulkan rasa tidak mengalami stress hingga efek-efek buruk
nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit lainnya dari stress
pada otot, tulang dan sendi.
Pengenalan Bahaya Dua hal yang
penting :
Pengenalan =
Pengenalan terkait dengan identifikasi
penggunaan semua indra bahaya
(penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasaan
dan sentuhan) Tidak ada satu orangpun yang memiliki
pengetahuan tentang semua bahaya
Pengendalian Bahaya
1. Mengeliminasi bahaya
2. Mengurangi tingkat bahaya
3. Menyediakan fasilitas pengaman (isolasi
mesin, barrier, alat, proses, dll)
4. Menyediakan fasilitas peringatan (alarm &
tulisan), Menyediakan prosedur keselamatan
5. APD
Analisa Bahaya & Kecelakaan Kerja
● . Penilaian Resiko Ergonomi
● Hazard Identification and Risk Analysis (HIRA)
● Failure-Mode and Effects Analysis (FMEA)
● Fault Tree Analysis (FTA) and Event Tree Analysis

(ETA)
● Accident Investigation & Analysis
Proses Penilaian

PROBABILITY KONSEKUENSI

Merupakan peluang terjadinya Setelah diketahui peluang kecelakaan


kecelakaan atau sakit akibat kerja, atau sakit yang terjadi, selanjutnya
harus mempertimbangkan tentang harus dibuat keputusan tentang
berapa sering dan berapa lama seberapa parah kecelakaan atau
seorang tenaga kerja terpapar sakit yang mungkin terjadi.
potensi bahaya

RESIKO = PROBABILITY X KONSEKUENSI


Skala 1 2 3 4 5
Kriteri Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Dampak Rendah

CONTOH MATRIKS
Dampak Dampak Dampak Dampak Dampak Ancaman
terhadap kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan
Kesehatan ringan atau minor/ sementara signifikan signifikan

PENILAIAN RISIKO Keselamatan


dan
kecelakaan
ringan
sedikit atau
kecelakaan
atau
kecelakaan
dan cacat
permanen
multipel/
mewabah

RESIKO =
Keamanan dengan dengan dengan atau cedera atau
Kerja pertolongan penanganan penanganan satu orang kematian
P3K medis rawat inap atau lebih tunggal/
PROBABILITY X (medical
treatment)
single fatality

KONSEKUENSI
hilangnya
jam kerja,
keterbatasan
tugas dan
fungsi
Skala 1 2 3 4 5 Dampak
lingkungan
Dampak
lingkungan
Dampak
lingkungan
Dampak
lingkungan
Dampak
lingkungan
Dampak
lingkungan
Kriteri Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat hanya
berdampak
terbatas
pada satu
padalokasi
tertentu
cukup
meluas di
cukup
meluas di
meluas
signifikan dan
Kemungkinan Rendah Tinggi pada area lokasi pada area beberapa beberapa memengaruhi
unit kerja tertentu publik area publik area publik UI secara
Frekuensi 1x lebih 1x dalam 1x dalam min 1x min 1x dan bukan signifikan keseluruhan
pada area
dari 36 24 - 36 13 - 24 dalam 7 - dalam 7 - 6 publik

bulan bulan bulan 12 bulan bulan


CONTOH MATRIKS PENILAIAN
RISIKO
Skala Kemungkinan Terjadi
Sangat 5 10 15 20 25

RESIKO = PROBABILITY X
Tinggi
Tinggi 4 8 12 16 20
KONSEKUENSI
Sedang 3 6 9 12 15
Rendag 2 4 6 8 10
Sangat 1 2 3 4 5
Rendah
1 2 3 4 5
Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
Skala Dampak
Menentukan Pengendalian Bahaya
ELIMINASI–memodifikasi desain untuk
menghilangkan bahaya; misalnya,
HIRARKI PENGENDALIAN memperkenalkan perangkat mengangkat
BAHAYA mekanik untuk
menghilangkanpenangananbahaya manual;
SUBTITUSI–pengganti bahan kurang
berbahaya atau mengurangi energi sistem
(misalnya, menurunkan kekuatan, ampere,
tekanan, suhu, dll);
ENGINEERING / PERANCANGAN–menginstal
sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock,
dll .;

KONTROL ADMINISTRATIF–tanda-tanda
keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda
foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki,
peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur
keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses,
sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .;
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)–kacamata
safety, perlindungan pendengaran, pelindung
wajah, respirator, dan sarung tangan.
Contoh Formulir HIRADC
Thank you

Anda mungkin juga menyukai