Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN

PELAYANAN KESEHATAN
(RUMAH SAKIT)

Kelompok 9
1. Abas (2018710011)
2. Ahmad Adhan Mahdamy (2018710019)
3. Almairah Nurfauziah (2018710027)
4. Astri Maretta (2018710042)
5. Deviana Aninda Putri (2018710055)
6. Dewi Risqan Marfiah (2018710057)
LATAR BELAKANG
Lingkungan adalah kesatuan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri.

Kualitas lingkungan rumah sakit yang sehat ditentukan melalui pencapaian


atau pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan
kesehatan pada media air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, dan
vektor dan binatang pembawa penyakit. (MENTRI KESEHATAN RI, 2019)

Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan spesifikasi teknis atau


nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan atau
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di dalam lingkungan
rumah sakit. (Pane, Fikri and Ritonga, 2018)
TUJUAN
Menganalisis kualitas lingkungan pelayanan kesehatan (Rumah
Sakit)

Mengetahui Tujuan pengukuran kualitas lingkungan pelayanan


kesehatan (Rumah Sakit)

Mengetahui Parameter dari kualiatas lingungan pelayanan


Kesehatan (Rumah Sakit)
ANALISIS KUALITAS
LINGKUNGAN
Suatu kajian atau telaah terhadap keseluruhan kegiatan atau proses
penyelidikan terhadap suatu keadaan untuk mengawasi, mengoreksi,
menganalisis dan memperbaiki kesalahan ataupun penyimpangan yang
terjadi selama kurun waktu tertentu, sehingga bisa mengambil kesimpulan
terhadap kondisi dan keadaan unsur lingkungan baik biotik maupun abiotik
yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan atau sesuai dengan
standard mutu lingkungan. (Rizal,2017)
Lingkungan pelayanan kesehatan
Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit (SMLRS) adalah sistem pengelolaan
lingkungan bagian dari system manajemen terpadu di rumah sakit yang meliputi
pendekatan struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pembagian tanggung jawab dan
wewenang, praktik menurut standar operasional, prosedur khusus, proses berkelanjutan
dan pengembangan SDM untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji,
mengevaluasi, dan mensinergikan kebijakan lingkungan dengan tujuan rumah sakit.
(Wiku Adisasmito 2014 dalam Oktavianty, 2016).

Lingkungan rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:


1). Lingkungan berdasarkan tempatnya, meliputi: desain ruang penderita yang
memenuhi standar dan persyaratan, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan,
disinfeksi dan strerilisasi, pembuangan limbah padat dan cair, sanitasi dapur dan
laundry, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu, alur lalu lintas orang.
2). Lingkungan berdasarkan media, meliputi: kualitas air, kualitas udara, bunga dan
tanaman.
tTUJUAN PENGUKURAN KUALITAS
LINGKUNGAN PELAYANAN KESEHATAN
(Rumah Sakit)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tujuan dari pengukuran kualitas
lingkungan pelayanana rumah sakit adalah “Untuk mewujudkan kualitas
kesehatan lingkungan di rumah sakit yang menjamin kesehatan baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, radioaktivitas maupun sosial bagi sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit, serta mewujudkan rumah
sakit ramah lingkungan.”

. And this is the subtitle that makes it


comprehensible
Parameter Kualiatas Lingungan
Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44
TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
BAB V
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya
manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Bagian Kedua
Lokasi
Pasal 8
(1) Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi
ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG
KESEHATAN LINGKUNGAN
KESEHATAN RUMAH
LINGKUNGAN RUMAH SAKITSAKIT
BAB II
STANDAR BAKU MUTU KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
PERSYARATAN KESEHATAN
Standar Baku Mutu Air dan Persyaratan Kesehatan Air
Tabel 1 : Standar Baku Mutu Kualitas Biologi Air untuk
Hemodialisis
Tabel 2: Standar Baku Mutu Kimia Air untuk Hemodialisis
Tabel 3 : Standar Baku Mutu Fisik Air Untuk Kegiatan
Laboratorium

Tabel 4 : Standar Baku Mutu Kimia Air Untuk Kegiatan Laboratorium


Tabel 5 : Standar Kebutuhan Air menurut Kelas Rumah Sakit dan
Jenis Rawat
Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Udara
Tabel 6 : Standar Baku Mutu Mikrobiologi Udara

Pemeriksaan jumlah mikroba udara menggunakan alat pengumpul udara (air sampler), diperhitungkan dengan
rumus sebagai berikut:

Tabel 7 : Standar Baku Mutu Ventilasi Udara menurut Jenis


Ruangan
Tabel 11 : Standar Baku Mutu Partikulat Udara Ruang Rumah
Sakit

Tabel 12 : Standar Baku Mutu Kualitas Kimia Bahan Pencemar


Udara Ruang
PENYELENGARAAN PENGAMANAN LIMBAH DAN
RADIASI

Penyelenggaraan Pengamanan Limbah di rumah sakit meliputi :


Pengamanan terhadap limbah padat domestic, limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3), limbah cair, dan limbah gas.

Pengamanan limbah padat domestik adalah upaya penanganan limbah


padat domestik di rumah sakit yang memenuhi standar untuk
mengurangi risiko gangguan kesehatan, kenyamanan dan keindahan
yang ditimbulkan.
Tahap penangan limbah rumah tangga, dilakukan dengan cara :
a) Tahap Pewadahan
b) Tahap Pengangkutan
c) Tahap Penyimpanan di TPS

Upaya penyediaan fasilitas penanganan limbah padat domestik,


dilakukan dengan cara:
d) Fasilitas penanganan limbah padat domestik
e) Penyediaan fasilitas tong dan kereta angkut sampah
f) Penyediaan TPS limbah padat domestik memenuhi
PENGOLAHAN LIMBAH B3 MEMENUHI KETENTUAN
SEBAGAI BERIKUT

Rumah sakit yang melakukan pengolahan limbah B3 secara internal dengan


insinerator, harus memiliki spesifikasi alat pengolah yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
1) Kapasitas sesuai dengan volume limbah B3 yang akan diolah
2) Memiliki 2 (dua) ruang bakar dengan ketentuan:
• Ruang bakar 1 memiliki suhu bakar sekurang-kurangnya 800 oC
• Ruang bakar 2 memiliki suhu bakar sekurang-kurangnya 1.000 oC untuk waktu
tinggal 2 (dua) detik
Jurnal I: Kualitas Udara Dalam Ruangan Mikrobiologi
Di Rumah Sakit Selama Pandemi Covid19
Pendahuluan: Covid19 adalah penyakit pernapasan akut dengan demam, batuk, dan
kehabisan napas sebagai gejalanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mikrobiologi kualitas udara dalam ruangan
pasien Covid19 di Rumah Sakit sebelum dan selama pandemi.
Desain studi Variabel penelitian adalah jumlah mikrobiologi, suhu, dan kelembaban bangsal
pasien Covid19 yang diukur 3 titik pengukuran yang berbeda setiap kamar.
Hasil dan Diskusi: Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata jumlah mikrobiologi sebelum
pandemi adalah sekitar 46,31 CFU / m3 dengan rata-rata suhu adalah 27,64 ° C dan
kelembaban adalah 44,58%, sementara selama pandemi jumlah mikrobiologi di udara
meningkat menjadi 64 CFU/m3 dengan rata-rata suhu 27,77°C dan kelembapan udara
sekitar 42,46%. Berdasarkan analisis statistik, terdapat perbedaan antara jumlah
mikrobiologi sebelum dan selama pandemi di bangsal pasien Covid19 (nilai p 0,00).
Kesimpulan: Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah mikrobiologi meningkat dari sebelum
dan selama pandemi.
Berdasarkan penelitian mengenai Kualitas Udara Dalam Ruangan Mikrobiologi Di Rumah
Sakit seperti yang disebutkan dalam hasil dan diskusi. Dari hasil analisis rumah sakit tersebut
bahwasannya ada perbedaan antara antara jumlah mikrobiologi sebelum dan selama pandemi
di bangsal pasien Covid19.
Dilihat dari PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7
TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT bahwa Standar
Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Udara

1. Standar Baku Mutu Udara


Tabel Standar Baku Mutu Mikrobiologi Udara
Pemeriksaan jumlah mikroba udara menggunakan alat pengumpul udara (air sampler),
diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:

Dapat disimpulkan dari penelitian yang berjudul Kualitas Udara Dalam Ruangan
Mikrobiologi Di Rumah Sakit bahwa baku mutu mikrobiologi udara di dalam ruangan tersebut
belum memenuhi ketentuan angka kuman dengan indeks angka kuman untuk setiap ruangan.
Kasus II: Pengelolaan Limbah Medis Padat Di Rumah
Sakit Rujukan Covid19 di Surabaya, Jawa Timur
Pendahuluan: Meningkatnya pasien Covid19 berbanding lurus dengan jumlah produksi
limbah medis yang solid di rumah sakit.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi protokol kesehatan dalam pengelolaan limbah medis yang
solid di salah satu rumah sakit rujukan pasien Covid19 di Surabaya, Jawa Timur.
Metode: Kami menggunakan penelitian observasional deskriptif dengan data sekunder untuk
metode kompilasi data.
Hasil dan Diskusi: Hasil dan Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan
semua limbah medis padat yang dihasilkan dari Ruang Isolasi Khusus Covid19 langsung
menular, melalui proses pembakaran menggunakan insinerator dengan pembakar utama yang
ditetapkan pada 800oC dan pembakar sekunder ditetapkan pada 1.000oC. Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) oleh pembawa troli limbah medis tidak tepat. Petugas hanya
menggunakan masker bedah, tutup kepala, sarung tangan, kemeja, dan sepatu kerja, tanpa
menggunakan celemek.
Kesimpulan: Protokol kesehatan untuk pengelolaan limbah medis di salah satu rumah sakit
rujukan pasien Covid19 di Surabaya, Jawa Timur telah diterapkan, namun penggunaan APD
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengelolaan Limbah Medis Padat Di
Rumah Sakit Rujukan Covid19 di Surabaya, Jawa Timur dalam PERATURAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019
TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT bahwa
Pengolahan limbah telah memenuhi ketentuan.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang berjudul Pengelolaan Limbah


Medis Padat Di Rumah Sakit Rujukan Covid19 di Surabaya, Jawa Timur bahwa
pengelolaan semua limbah medis padat sudah sesuai standar baku mutu
pengolahan limbah medis padat didapatkan proses pembakaran menggunakan
insinerator dengan pembakar utama yang ditetapkan pada 800oC dan pembakar
sekunder ditetapkan pada 1.000oC.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis lingkungan pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit dalam
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7
TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT. Pada
kasus I kualitas lingkungan pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) belum sesuai
standar peraturan yang ada, sedangkan untuk kasus II kualitas lingkungan dalam
Pengolahan limbah telah memenuhi ketentuan yang dipakai.

Dengan dilakukannya pengukuran kualitas lingkungan pelayanan kesehatan


khususnya di Rumah Sakit maka kita dapat mengetahui baku mutu dari kualitas
lingkungan pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit.

Dengan adanya parameter dari baku mutu lingkungan pelayanan Kesehatan


rumah sakit dari PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT sehingga kami dapat membandingkan antara kasus dengan
peraturan tersebut.
SARAN
Rumah Sakit diharapkan selalu menjaga kualitas kesehatan lingkungan di
rumah sakit agar tercipta lingkungan yang bersih,indah dan sehat.

Sistem pembakaran memiliki kelemahan Salah satu kerugiannya adalah


menghasilkan residu abu dan limbah, yang masih mengandung logam
berat. Oleh karena itu, perlu untuk meningkatkan manajemen
pembakaran. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pengolahan
residu dan limbah abu.
Pertanyaan

Penanya: Arum Sri A


kenapa pada table 12 mengenai standar baku mutu kualitas kimia bahan
pencemar udara ruang untuk parameter Radon tidak memiliki rata-rata waktu
pengukurang?

Yang jawab: Deviana Aninda Putri


Karena sudah ditentukan berdasarkan PERMENKES RI NO.7 tahun 2019 tentang
kesehatan lingkungan rumah sakit. Karena memang konteksnya di rumah sakit, jadi
untuk parameter radon tidak memiliki rata2 waktu pengukurannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai