Anda di halaman 1dari 12

SIFAT-SIFAT, APLIKASI,

PERBEDAAN, DAN PEMBUATAN


KOLOID

Nama kelompok 8:
1. Ayu oktaviani
2. Melita Ninda s.
3. Salwa Ibnu Hadi
4. Silviani
5. Theresia
SIFAT KOLOID DAN APLIKASI PENGGUNAANNYA

A. Pengertian Koloid.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua
zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain
(medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara
1-100 nm.

B. Sifat-Sifat Koloid.
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan
berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel
koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran
molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall
ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893),
seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat
itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika
suatu larutan terkena sinar.
b. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).
Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat.

c. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain
pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan
partikel. Absorpsi harus dibedakan dengan adsorpsi yang artinya penyerapan
yang terjadi di dalam suatu partikel.
koloid positif dan negatif adalah muatan koloid yang dimiliki setiap
partikel koloid.
c. Muatan koloid

1. Elektroforesis

Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan


listrik. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak
dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui
elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda
negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan
dan koloid akan menggumpal.
Beberapa kegunaan dari proses elektroforesis antara lain sebagai
berikut:

1. Untuk menentukan muatan suatu partikel koloid.

2. Untuk memproduksi barang industri yang terbuat dari karet.

3. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong


asap pabrik. Metoda ini dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877-
1948) dari Amerika Serikat.
2. Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh


permukaan-permukaan partikel koloid.Adsorpsi terjadi
karena adanya kemampuan partikel koloid untuk
menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan menarik ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada
partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan
pada permukaannya.

Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan saja ion


atau muatan listrik tetapi juga zat lain yang berupa
molekul netral. Oleh karena mempunyai permukaan
yang relatif luas, maka koloid mempunyai daya adsorpsi
yangbesar pula. Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan
dalam berbagai proses, antara lain :
-Pemutihan gula tebu Norit
-Penjernihan air
d. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau
penggumpalan koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Jika
muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel
elektroforesis atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam sistem
koloid.  Beberapa contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan
sehari-hari adalah:
Pembentukan delta di muara sungai karena koloid tanah liat
dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan
elektrolit dalam air laut.Karet dalam latek digumpalkan dengan
menambahkan asam formiat
e. Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat


ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid
tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan
dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses
ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong
koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam
bejana yang berisi air mengalir . Kantong koloid terbuat
dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dpapat
melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau
molekul sederhana tetapi menahan koloid. 
f. Koloid Pelindung

Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan, tetapi


dilain pihak koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid
dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang
disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus
partikel zat terdispersi sehingga tidak dapat lagi menggelompok.

Contoh :
Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah
pembentukan kristal besar es atau gulaCat atau tinta dapat bertahan
lama karena menggunakan koloid pelindung
PERBEDAAN KOLOID LIOFOB DAN
KOLOID LIOFIL

A. KOLOID LIOFIL

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas


Koloid liofil dan koloid liofob. Dikatakan koloid liofil adalah koloid
dimana terdapat gaya tarik menarik  yang cukup besar antara fase
terdispersi dengan medium pendispersinya yang bersifat lebih stabil.

Contoh :
Koloid Hidrofil  : protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji dan gelatin
B. KOLOID LIOFOB

Koloid liofob adalah koloid dimana tidak atau sangat lemah


gaya tarik menarik antara fase terdispersi dengan medium
pendispersinya yang bersifat kurang stabil. Bila pelarut yang
digunakan air disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Contoh :
Koloid Hidrofob: susu, mayonaise, sol Fe(OH)3, sol sulfida dan
sol logam
PEMBUATAN KOLOID

Cara pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu pembuatan koloid secara
dispersi dan pembuatan koloid secara kondensasi.
Pembuatan koloid secara dispersi adalah memperkecil partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel
besar (misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid.
Sementara itu, pembuatan koloid secara kondensasi adalah memperbesar ukuran partikel. Pada umumnya, dari
larutan diubah menjadi koloid. Secara skematis, kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai proses yang
berlawanan, di mana sistem koloid berada di antara dua sistem dispersi yang lain.

1. Pembuatan Koloid Secara Dispersi 2. Pembuatan Koloid Secara Kondensasi

a. Dispersi langsung (mekanik) Pembuatan koloid secara kondensasidilakukan dengan


b. Homogenisasi mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini umumnya
c. Peptisasi melibatkan reaksi – reaksi kimia yang menghasilkan zat yang
d. Busur Bredig menjadi partikel – partikel terdispersi.

a. Reaksi hidrolisis
b. Reaksi Redoks
c. Pertukaran Ion

Anda mungkin juga menyukai