EPILEPSI
EPILEPSI
DM Diana Bupu
DEFINISI EPILEPSI (ILAE, 2014)
Minimal terdapat dua bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan reflex dengan
jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua lebih dari 24 jam
Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan
terjadi bangkitan berulang dalam 10 tahun ke depan sama dengan (minimal 60%)
bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks
Sudah ditegakkan sindrom epilepsi
Definisi Bangkitan
Lepas muatan listrik pada otak yang abnormal, mendadak, dan berlebihan
Mengakibatkan perubahan fungsi motorik / sensorik / otonom kesadaran
Klasifikasi
Klasifikasi ILAE 1981 untuk tipe bangkitan 1.2.1 Bangkitan parsial sederhana yang
epilepsi : diikuti dengan penurunan kesadaran
1. Bangkitan partial/fokal 1.2.2 Bangkitan parsial yang disertai
1.1 Bangkitan partial sederhana gangguan kesadaran sejak awal bangkitan
1.1.1 Dengan gejala motorik 1.3 Bangkitan parsial yang menjadi umum
sekunder
1.1.2 Dengan gejala somatosensorik
1.3.1 parsial sederhana yang menjadi
1.1.3 Dengan gejala otonom
umum
1.1.4 Dengan gejala psikis
1.3.2 parsial kompleks menjadi umum
1.2 Bangkitan partial kompleks
1.3.3 parsial sederhana menjadi parsial
kompleks, lalu menjadi umum
2. Bangkitan umum
2.1 Lena (absence)
2.1.1 Tipikal lena
2.1.2 Atipikal lena
2.2 Mioklonik
2.3 Klonik
2.4 Tonik
2.5 Tonik klonik
2.6 Atonik/ astatik
3. Bangkitan tak tergolongkan
Klasifikasi
Klasifikasi ILAE 1989 untuk epilepsi dan sindrom epilepsi
1. Fokal/parsial
1.1 Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan
1.1.1 Epilepsi benign dengan gelombang paku di cenrtotemporal ( childhood epilepsy with
centrotemporal spike)
1.1.2 epilepsi benigna dengan gelombang paroksismal pada daerah oksipital
1.1.3 epilepsi primer saat membaca (primary reading epilepsy)
1.2 simtomatik
1.2.1 epilepsi parsial kontinua yang kronik progresif pada anak-anak (Kojenikow’s Syndrome)
1.2.2 sindrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suatu rangsangan (kurang tidur,
alkohol,obat2an, hiperventilasi, refleks epilepsi, stimulasi fungsi kortikal tinggi, membaca)
1.2.3 Epilepsi lobus temporalis
1.2.4 Epilepsi lobus frontalis
1.2.5 Epilepsi lobus parietal
1.2.6 Epilepsi lobus oksipital
1.3 Kriptogenik
2. Epilepsi umum
2.1 Idiopatik (sindrom epilepsi berurutan sesuai dgn usia awitan)
2.1.1 kejang neonatus familial benigna
2.1.2 kejang neonatus benigna
2.1.3 kejang epilepsi mioklonik pada bayi
2.1.4 kejang lena pada anak
2.1.5 kejang lena pada remaja
2.1.6 Kejang mioklonik pada remaja
2.1.7 epilepsi umum bangkitan tonik klonik saat terjaga
2.1.8 Epilepsi umum idiopatik lain yang tidak termasuk salah satu di atas
2.1.9 epilepsi tonik klonik yg dipresipitasi dgn aktifitas spesifik
2.2 Kriptogenik atau simtomatik (berurutan sesuai peningkatan
usia)
2.2.1 Sindrome West (spasma infantile dan spasma salam)
2.2.2 Sindrom Lennox Gastaut
2.2.3 Epilepsi mioklonok astatik
2.2.4 Epilepsi mioklonik lena
2.3 Simtomatik
2.3.1 Etiologi non spesifik
- Ensefalopati mioklonik dini
- ensefalopati pada infantil dini dengan Burst supresi
- epilepsi simtomatik lainnya yg tdk termasuk di atas
2.3.2 sindrom spesifik
2.3.3 bangkitan epilepsi sebagai komplikasi penyakit lain
3. Epilepsi dan sindrom yang tidak dapat ditentukan fokal atau umum
3.1 Bangkitan umum dan fokal
3.1.1 Bangkitan neonatal
3.1.2 Epilepsi mioklonik berat pada bayi
3.1.3 Epilepsi dengan gelombang paku kontinyu selama tidur dalam
3.1.4 Epilelsi afasia yang didapat (sindrom Landau-Kleffner)
3.1.5 Epilepsi yang tidak termasuk dalam klasifikasi di atas
3.2 Tanpa gambaran tegas fokal atau umum
4. Sindrom khusus
4.1 Bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu
4.1.1 Kejang demam
4.1.2 Bangkitan kejang atau status epileptikus yang terjadi hanya sekali
(isolated)
4.1.3 Bangkitan yang hanya terjadi bila terdapat kejadian metabolik akut
atau toksik, alkohol, obat-obatan, eklamsia, hiperglikemia non ketotik
4.1.4 Bangkitan berkaitan dengan pencetus spesifik (epilepsi reflektorik)
Fase Klinis
Partial
Letupan muatan listrik pada salah satu area otak
1. Sederhana – kesadaran baik
2. Kompleks – diikuti dengan gangguan kesadaran
Automatism: ritual / rutinitas / perilaku ganjil yang tidak disadari (komat-kamit, gerakan
mengunyah, membuka tutup kancing baju, senyum tanpa pencetus)
Generalized
Melibatkan seluruh bagian otak
1. Absence/petit mal (non convulsive)
2. Tonic-clonic/grand mal (convulsive)
Convulsive Seizures
Pada fase Postictal: pasien tampak tenang diikuti tonus otot flaksid
Diikuti hipersalivasi bahkan kadang menyebabkan sumbatan jalan nafas
Tampak kelelahan (Exhaustion): pasien akan tertidur sampai beberapa jam
Pasien tidak ingat kejadian / peristiwa tsb
Kadang dapat diikuti sakit kepala, nyeri otot seluruh tubuh, cedera sendi / tulang
Etiologi
Idiopatik: tidak terdapat lesi structural di otak atau defisit
neurologis
Simptomatis: berkaitan dengan epilepsi yang disebabkan oleh
kelainan/lesi structural pada otak seperti cedera kepala, infeksi
SSP, gangguan vaskularisasi otak dan toksik (alkohol,obat)
Kriptogenik: dianggap simptomatis tapi penyebabnya belum
diketahui termasuk disini Lennox – Gastaut dan epilepsi
mioklonik
Patologi
Lazimnya pelepasan muatan listrik ini terjadi secara teratur dan
terbatas pd kelompok-kelompok kecil yg memberikan ritme normal
pd elektroencefalogram (EEG)
Inhibisi
Pengeluaran energi listrik oleh sel-sel saraf motorik dpt meningkat sampai
1000 mV/detik
Patofisiologi
1. EPILEPSI PARSIAL (FOKAL)
• Kesadaran NORMAL/ Impaired
• Seizure Sebagian Tubuh
• Fokus pada Korteks
A. EPILEPSI PARSIAL
Fokus epileptik di area terbatas
Lobus temporal dan frontal >>>, Lobus Oksipitalis
dan Lobus Parietalis
Penyebab: (-)
Cedera Kepala, Infeksi, CVA, Heriditer,
Tumor Penyebab jarang
Durasi: Detik Menit
Kesadaran: N /impaired
I. PARSIAL SEDERHANA
1. Manifestasi Motorik (Jackson Motor)
- Jerking/klonus, spasme, stiffnes salah satu
anggota tubuh separuh tubuh
- Letak: daerah frontal atau sentral
2. Manifestasi Somato-sensorik (Halusinasi Sederhana)
-Halusinasi sensasi; rasa tidak enak, mati rasa,
sengatan listrik,terbakar, nyeri, panas fokus epileptiknya di sentral atau
parietal
- Fenomena visual fokus di korteks kalkarina
- Rasa tidak enak di epigastrik fokus di lobus temporalis bagian mesial
- Ilusi (Distorsi dari sensasi yang sebenarnya)
3. Manifestasi Autonom
- Perubahan; warna kulit, tekanan darah, detak jantung,
berkeringat, frekwensi nafas, pupil
- Rasa aneh dan tak enak di perut, dada dan kepala
II. BANGKITAN PARSIAL YG BERKEMBANG MENJADI KEJANG
UMUM (SECONDARILY GENERALIZED SEIZURE)
3. MYOCLONIC SEIZURE
5. TONIC SEIZURE
• Kontraksi otot tonik (kaku), mendadak, kesadaran turun, lama 20-60 detik,
sering saat tidur
• Dimulai ekstensi leher, kontraksi otot wajah, dan pernafasan serta otot
ekstremitas (abduksi bahu dan elevasi lengan)
• Jeritan dan Apneu
• Kerusakan otak difuse dan Learning Disability
6. TONIC-CLONIC SEIZURE (GRANDMAL SEIZURE)
• Bangkitan dengan konvulsive
• Kehilangan kesadaran (jatuh) dengan “epileptic cry” fleksi tonik ekstremitas (singkat)
fase rigiditas & ekstensi aksial, bola mata ke atas, rahang mengatup kuat, badan kaku
(adduksi dan ekstensi), tangan mengepal, sianosis (10 - 30 detik) Fase klonik pada
keempat ekstremitas, otot rahang & wajah, saliva banyak, mengumpul di sudut mulut
dengan darah. Gerakan klonik makin menurun dalam frekuensi
• Gejala autonom, muka merah, tensi, nadi, hipersalivasi, ngompol
• Mengenai semua umur, kelaianan patologis tidak ada
7. ATONIC SEIZURE
Ada tidaknya penyakit lain Stroke, trauma kepala, infeksi SSP, degeneratif
1. ANAMNESIS yang diderita sekarang atau
penyakit dahulu
Riwayat bangkitan Usia awitan, durasi, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antar bangkitan
Riwayat kehamilan, Prematur, asfiksia, kelainan kongenital, riwayat infeksi selama masa tumbuh kembang,
persalinan, tumbuh kembang riwayat trauma, kelambatan tumbuh kembang
Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Neurologis
• Sinkop
Dilakukan sesuai indikasi: • Transient iskemik attack
EEG (Electroencephalography)
• Vertigo
CT Scan
• Transient global amnesia
MRI
• Narkolepsi dan berbagai
Pemeriksaan laboratorium :
gangguan tidur
pemeriksaan hematologi rutin, • Psikogenik
elektrolit, kadar gula darah,
fungsi hati dan fungsi ginjal
• Tics dan gerakan involunter
Pemeriksaan kadar obat anti • Bangkitan panik
epilepsi • Gejala gejala visual saat migren
Terapi
Terapi di mulai dengan monoterapi, menggunakan OAE pilihan sesuai dengan jenis
bangkitan
Mulai dosis terendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau
muncul efek samping, pemeriksaan kadar obat dalam plasma rutin dilakukan setiap
tahun pada penggunaan penitoin.
Bila dosis maksimal OAE tidak dapat mengontrol bangkitan, ditambahkan OAE
kedua. Bila OAE kedua telah mencapai kadar terapi, mka OAE pertama diturunkan
bertahap (tapering off)
Terapi
OAE ketiga ditambahkan jika terbukti bangkitan tidak dapat diatasi dengan
penggunaan dosis maksimal kedua OAE pertama
Penyandang dengan bangkitan tunggal direkomendasikan untuk mulai terapi
bila kemungkinan kekambuhan tinggi yaitu:
- Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EEG
- Pemeriksaan CT Scan atau MRI dijumpai lesi yang
berkorelasi dengan bangkitan
- Pemeriksaan neurologik dijumpai kelaianan yang
mengarah pada adanya kerusakan otak
Terapi
- Terdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung
(bukan orang tua)
- Riwayat bangkitan simtomatik
- Terdapat sindrom epilepsi yang beresiko tinggi seperti
JME (Juvenil Myoclonoc Epilepsy)
- Riwayat trauma kepala terutama yang disertai
penurunan kesadaran, stroke, infeksi SSP.
- Bangkitan pertama berupa status epilepsikus
Terapi
Pemilihan OAE berdasarkan bentuk bangkitan
OAE parsial Umum sekunder Tonik klonik lena Mioklonik
Phenytoin + + + - -
Carbamazepine + + + - -
Valproic acid + + + + +
Phenobarbital + + + 0 ?+
Gabapentin + + ?+ 0 ?-
Lamotrigine + + + + +-
Topiramate + + + ? ?+
Zonisamide + + ?+ ?+ ?+
Levetiracetam + + ?+ ?+ ?+
Oxczrbazepine + + + - -
Titrasi
Dosis OAE untuk orang dewasa
OAE Dosis awal Dosis rumatan Jumlah dosis
(mg/hari) (mg/hr) perhari
Carbamazepin 400-600 400-1600 2-3 X
Phenitoin 200-300 200-400 1-2 X
Valproic acid 500-1000 500-2500 2-3 X
Phenobarbital 50-100 50-200 1X
Clonazepam 1 4 1 or 2
Clobazam 10 10-30 1-2 X
Oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3 X
Levitiracetam 1000-2000 1000-3000 2X
Topiramate 100 100-400 2X
Gabapentine 900-1800 900-3600 2-3 X
Lamotrigine 50-100 50-200 1-2 X
Pregabaline 50-75 50-600 2-3 X
DRUG Partial Generalized Absence Atypical
Seizure Tonic- Clonic/ Absence
Grand Mal
Phenytoin Nistagmus, ataksia, mual, muntah, hipertrofi Jerawat, coarse facies, hirsutisme, lupus like syndrome,
gingiva, depresi, mengantuk, paradoxical ruam, sindrom setevn johnson, dupuytren’s contracture,
increase in seizure, anemia megaloblastik efek hepatotoksik, efek teratogenik
Asam valproat Tremor, berat badan bertambah, dispepsia, Pankreatitis akut, efek hepatotoksik, trombositopenia,
mual, muntah, kebotakan, teratogenik ensefalopati, edema perifer
Phenobarbital Kelelahan, restlegless, depresi, insomnia (pada Ruam makulopapular, eksfoliasi, nekrosis epidermal toksik,
anak), distractability (pada anak), hiperkinesia efek hepatotoksik, arthritic changes, dupuytren’s contracture,
(pada anak), iritability (pada anak) efek teratogenik
atau
Terdapat 2 bangkitan / lebih & diantara bangkitan tidak sadar
Metabolik (encephalopati):
Hipo / hiper glikemik
Elektrolit imbalans
Uremic
Obat-obatan:
Theophilline, Imipenem, INH, clozapine, ciclosporine, fentanyl, meperidine, propoxyphene,
buproprion, β-lactam antibiotics dosis tinggi (chepalosporines)
Coccaine
Substance withdrawal:
Alkohol
Benzodiazepines
Barbiturates
Neurotoksisitas
Penanganan segera
Makin cepat, makin mudah terkontrol
Supportif umum:
Demam, asidosis, dehidrasi, hipotensi, hipoksia, hipo / hiper-glikemik segera dikoreksi
Management SE
Terima kasih